Sie sind auf Seite 1von 32

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FISIOLOGI REPRODUKSI

Disusun Oleh:

NAMA NIM
Fitria Kherotunnisa 1307025091

JURUSAN BIOLOGI
LABORATORIUM FISIOLOGI PERKEMBANGAN DAN MOLEKULER HEWAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2016
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIOLOGI REPRODUKSI
Disusun Oleh:

NAMA NIM
Fitria Khoerotunnisa 1307025091

Laporan akhir praktikum Perkembangan Hewan ini telah diserahkan di Samarinda pada
tanggal 10 Desember 2015, dan telah memenuhi syarat.

Mengetahui,

Asisten I, Asisten II, Asisten III, Asisten IV,

ISLAHUL ELISTA M. F. NURFADILAH DAHLIA


UMMAH A.P.
NIM. NIM.
NIM. 12070250 NIM. 1207025014
12070250 12070250

Pembimbing Mata Kuliah, Pembimbing Mata Kuliah,

Rudy Agung N., M.Si Ph. D Ayu Setyawati, S.Si, M.Si


NIP. 19730725 200012 1 001

Pranata Laboratorium Pendidikan

Muhammad Firman Nur, S.Si

Kepala Laboratorium Fisiologi Perkembangan dan Molekuler Hewan

2
Rudy Agung Nugroho, M.Si Ph. D
NIP. 19730725 200012 1

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam karena
atas limpahan rahmat, hidayah serta pertolongan-Nya sehingga dapat menyelesaikan Laporan Resmi
Perkembangan Hewan tepat pada waktunya.
Laporan Resmi Perkembangan Hewan ini disusun berdasarkan dari praktikum yang telah
dilakukan. Adapun materi yang terkandung di dalamnya antara lain: Organogenesis; Regenerasi;
Metamorfosis; Siklus Estrus dan Gametogenesis, dimana dalam setiap percobaan yang telah
dilakukan diharapkan nantinya dapat menjadi pengetahuan tambahan untuk mempelajari tentang
Perkembangan Hewan secara mendetail.
Terima kasih kepada Kepala Laboratorium Fisiologi Perkembangan dan Molekuler Hewan
yang telah memberikan izin untuk melaksanakan praktikum ini. Dan juga kepada dosen-dosen
pembimbing serta seluruh asisten-asisten praktikum yang telah banyak meluangkan waktunya untuk
membimbing dalam melakukan setiap percobaan yang ada.
Kami akan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Laporan
Resmi Perkembangan Hewan untuk pengetahuan bersama. Akhirnya, semoga laporan ini membawa
berkah dan manfaat bagi kita semua.

Samarinda, 16 Mei 2016

Penulis

3
DAFTAR ISI

LAPORAN RESMI............................................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................... iv
PRAKTIKUM 1. PENGAMATAN SPERMATOZOA PADA KELINCI (Oryctolagus coniculus).......1
PRAKTIKUM 2. FEKUNDITAS IKAN MAS (Cyprinus carpio)........................................................4
PRAKTIKUM 3. KELENJAR HIPOFISA PADA IKAN LELE (Clarias sp.).....................................15
PRAKTIKUM 4. SPERMATOZOA IKAN PATIN (Pangasius sp.)..................................................21
Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
01 April 2016, Samarinda, Indonesia

PENGAMATAN SPERMATOZOA KELINCI (Orctolagus cuniculus)


FMIPA UNMUL 2016

Fitria Khoerotunnisa1, Nurfadilah A. Patang2*


1
Laboratorium Fisiologi, Perkembangan dan Molekuler Hewan Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Mulawarman
2
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Mulawarman
*Corresponding Author: nurfadilah.apatang@yahoo.com

Abstrak Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa (tunggal: spermatozoon)


yang terjadi di organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus. spermatozoa
kelompok vertebrata terdiri atas bagian kepala, leher, bagian tengah dan ekor yang berupa flagel
panjang. Sperma hewan-hewan yang berbeda akan mempengaruhi ukuran, bentuk dan mobilitasnya.
Adapun abnormalitas sperma dapat terjadi karena banyak hal seperti suhu, ph, kondisi lingkungan,
hormon dan lain hal, terbagi atas abnormalitas primer, sekunder dan tersier. Tujuan dari praktikum ini
yaitu untuk mengetahui bentuk morfologi dari sperma, viabilitas spermatozoa pada kelinci jantan serta
motilitas yang terjadi pada sperma kelinci jantan. Metode yang dilakukan dengan membedah anatomi
kelinci lalu diambil sperma pada testis dan diletakkan cawan petri untuk ditambahkan Nacl 0,9%,
dipotong-potong, diberikan zat warna preparat (giemsa, eosin dan nigrosin) kemudian diletakkan pada
gelas objek untuk diamati bentuk morfologi dari sperma, viabilitas spermatozoa pada kelinci jantan
serta motilitas yang terjadi pada sperma kelinci jantan dengan mikroskop pada perbesaran yang
sesuai, diambil hasil pengamatan dan digambar hasil tersebut sebagai laporan sementara.
Berdasarkan hasil pengamatan spermatozoa kelinci jantan, bentuk sperma kepala bulat dan memiliki
ekor yang tipis dan panjang, dimana sperma ini terbagi atas bagian akrosom, kepala, leher dan ekor.
Pada viabilitas spermatozoa kelinci yaitu yang hidup hanya ada satu, yang mati ada 15 sehingga
spermatozoa yang teramati dalam praktikum ini berjumlah 16 spermatozoa, dengan perkiraan
viabilitas 93, 75%. Sedangkan pada pengamatn motilitas umumnya spermatozoa ini banyak yang
diam pada tempatnya dan yang berjalan maju hanya ada satu yang teramati.

Kata Kunci : Spermatozoa, Oryctalagus, viabilitas, motilitas dan morfologi spermatozoa

Pendahuluan terdapat berbagai zat yang penting untuk


Spermatozoa berbeda dari telur yang kehidupan sperma dan daya tahan sperma[3].
merupakan sel terbesar didalam tubuh Semen yang normal biasanya berwarna
organisme adalah gamet jantan yang sangat agak putih keruh dan jika dibiarkan selama 30
kecil ukurannya. Secara terstruktur menit akan mengental dan menjadi lebih
spermatozoa telah teradaptasi untuk jernih. Baunya seperti klorin, rasanya agak
melaksanakan dua fungsi utamanya yaitu manis akibat fruktosa yang dikandungnya.
menghantarkan satu set gen haploidnya ke sel Rasa ini dapat berbeda-beda untuk setiap
telur dan mengaktifkan program spesies. Menurut WHO kriteria semen yang
perkembangan dalam sel telur[4]. normal dan mampu untuk fertilisasi yaitu:Total
Analisis sperma yang dimaksud meliputi volume semen sekuran-kurangnya 2 ml,
pemeriksaan jumlah milt yang dapat distriping konsentrasi spermatozoa sedikitnya 20 juta
dari seekor ikan jantan yang masak kelamin, per ml, kurang dari 75% dari spermatozoa
kekentalan sperma, warna, bau, jumlah tersebut harus dalam keadaan hidup,
spermatozoa mati, motilitas dan morfologi ada sekurang-kurangnya 30% persen dari
tidaknya akrosoma[4]. spermatozoa tersebut dalam keadan normal,
Sperma yang bergerak mempunyai ekor dan minimal 25% sperma dapat berenag
yang panjang dan berujung lancip. Tenaga dengan cepat[3].
yang menggerakkan ekor sperma ini diperoleh Ekor sperma terbagi atas 3 bagian yaitu
dari lehernya karena mempunyai sumber middle piece, principal piece dan end piece.
energi yang diolah dibagian mitokondrianya. Ekor ini berfungsi untuk pergerakkan menuju
Bahan-bahan baku diperoleh dari air mani sel telur pada saat fertilisasi. Ekor yang motil
yang susunan kimiawinya agak kompleks itu pada pusatnya sama seperti flagellum yang

5
Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
01 April 2016, Samarinda, Indonesia

memiliki struktur axoneme yang terdiri atas ditambahkan pewarnaan neutral red,
mikrotubulpusat dikelilingi oleh 9 doblet kemudian diamati dengan menggunakan
mikrotubul yang berjarak sama satu dengan mikroskop pada perbesaran 400x. sperma
yang lainnya. Daya yang dihasilkan mesin ini yang hidup ditandai dengan warna terang
memutar ekor bagaikan baling-baling dan karena spermatozoa tidak menyerap warna.
memungkinkan sperma meluncur dengan Sebaliknya spermatozoa yang mati ditandai
cepat[2]. dengan adanya penyerapan warna merah
Sperma bukan hanya harus ada pada air dibagian kepala spermatozoa. Kemudian
mani, akan tetapi juga harus memenuhi kriteria dihitung jumlah sperma yang hidup dan mati.
air mani subur dan kriteria ini menurut WHO Pengamatan motilitas spermatozoa
adalah sebagai berikut: jumlah sperma yang kelinci jantan. Adapun untuk pengamatan
cukup banyak (diatas 10 juta per ml), motilitas, sperma tidak dilakukan pewarnaan.
gerakannya cukup cepat dan lurus, bentuknya Namun sperma ini diamati dengan
relatif normal, kemampuan hidupnya menggunakan homositometer neubeur untuk
(viabilitas) cukup baik, dan tidak terdapat dihitung jarak sperma yang bergerak pada
bakteri dan leukospermia yang banyak[2]. mikroskop perbesaran 400x lalu dimasukkan
Oleh karena itu dilakukan praktikum pada hasil tersebut pada rumus kecepatan V= s / t
pengamatan histopatologi usus normal
(duodenum) dan usus abnormal Hasil dan Pembahasan
(adenokarsinoma) agar dapat diketahui Berdasarkan Pengamatan Spermatozoa
perbedaan antara bagian-bagian usus normal Kelinci (Oryctolagus cuniculus) yang telah
dan abnormal, fungsi usus dan penyakit pada dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:
usus.
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk
mengetahui bentuk morfologi dari sperma,
viabilitas spermatozoa pada kelinci jantan
serta motilitas yang terjadi pada sperma kelinci
jantan.

Metode
Praktikum Fisiologi Reproduksi tentang
Pengamatan Spermatozoa Kelinci 1
(Oryctolagus cuniculus) ini dilaksanakan pada 2
tanggal 01 April 2016, di Laboratorium
Fisiologi, Perkembangan dan Molekuler 3
Hewan, gedung baru lantai 3, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Mulawarman.
Alat yang digunakan adalah mikroskop,
cover glass, pipet tetes, object glass, cawan
petri, hot plate, alat tulis dan kamera Gambar 1.1 Spermatozoa Kelinci
sedangkan bahan yang digunakan yaitu (Oryctolagus cuniculus)
spermatozoa kelinci (Oryctolagus cuniculus) Keterangan: 1. Kepala; 2. Leher; 3. Ekor
dan Nacl 0,9%.
Pengamatan morfologi spermatozoa
kelinci jantan. Disiapkan larutan Nacl 0,9%, zat
pewarna preparat dan bahan-bahan lainnya,
kemudian dilakukan pembedahan pada kelinci
untuk pengambilan sperma dari bagian cauda
epididimis, sperma diletakkan cawan petri
yang berisi larutan Nacl 0.9% yang telah
disesuaikan suhunya seperti pada internal
tubuh kelinci, dipotong-potong sperma tersebut
dan diambil 1 tetes sperma diatas gelas objek
untuk diamati bagian morfologi sperma kelinci
menggunakan mikroskop
Pengamatan viabilitas spermatozoa Gambar 2. Preparat Sperma kelinci
kelinci jantan. Langkah yang dilakukan sama (Oryctalagus sp.) abnormal
seperti pengamatan morfologi spermatozoa, Pada pengamatan morfologi Spermatozoa
kemudian setelah pada cawan petri Kelinci (Oryctolagus cuniculus) ini didapatkan

6
Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
01 April 2016, Samarinda, Indonesia

bentuk spermatozoa kelinci pada bagian spermatozoa primer merupakan abnormalitas


kepala bulat, memiliki ekor serta leher yang yang terjadi pada bagian kepala spermatozoa
tipis dan panjang. Dimana sperma ini terbagi karena adanya kelainan saat proses
atas bagian akrosom, kepala, leher dan ekor. spermatogenesis di dalam tubuli seminiferi.
Hal ini sesuai menurut1] bahwa kriteria sperma Abnormalitas spermatozoa sekunder terjadi
normal, meliputi pada jumlah sperma yang pada bagian ekor akibat kerusakan selama
normal umumnya sekitar 10-20 juta per mililiter perjalanan spermatozoa melalui epididimis dan
ejakulat mani dengan jumlah sekitar 2-6 selama fase ejakulasi atau setelah ejakulasi.
mililiter. Minimal 60% nya harus merupakan Abnormalitas dianggap serius apabila
sperma sehat serta mampu bergerak (motil) abnormalitas sperma primer yang ditemukan
dan 15% bergerak lurus dan cepat. Bentuk sebanyak 18-20% karena dapat menurunkan
kepala sperma normal dalah bulat lonjong fertilitas.
(oval) apabila dilihat dari arah depan dan akan Viabilitas adalah kemampuan hidup dari
terlihat pipih jika dilihat dari arah samping [1]. suatu individu. Viabilitas sangat tergantung
Pada viabilitas spermatozoa kelinci yaitu yang pula dari perjuangan untuk mempertahankan
hidup hanya ada satu, yang mati ada 15 hidupnya dalam persaingan antar individu
sehingga spermatozoa yang teramati dalam maupun terhadap alam. Pada pengamatan
praktikum ini berjumlah 16 spermatozoa, viabilitas spermatozoa kelinci (Oryctolagus
dengan perkiraan viabilitas 93,75%. cuniculus) didapatkan hasil sejumlah 93,75%
Sedangkan pada pengamatan motilitas dengan rumus perhitungan sebagai berikut:
umumnya spermatozoa ini banyak yang diam
pada tempatnya dan yang berjalan maju hanya
ada satu yang teramati. Selain itu, terdapat
= 15 x 100%
spermatozoa yang banyak tidak teramati, hal
16
ini disebabkan oleh banyak faktor diantaranya:
= 93, 75%
suhu yang tidak sesuai sehingga sperma tidak
mampu bertahan hidup, tidak bergerak dan
Hal ini diperoleh dari adanya 15
hilang tak terlihat. Selain itu, pada sperma
spermatozoa yang mati dan spermatozoa yang
abnormal pada praktikum ini memiliki bentuk
teramati sebanyak 16 ekor sehingga
ekor yang ganda dan ukuran kepala sperma
didapatkan hasil persentase viabilitas
yang terlalu besar dan terlalu kecil. Hal ini
spermatozoa kelinci (Oryctolagus cuniculus)
sesuai menurut[5] terdapat macam-macam
sejumlah tersebut.
bentuk sperma abnormal diantaranya:
Sedangkan untuk pengamatan motilitas
Makro memiliki ukuran kepalanya lebih
spermatozoa kelinci (Oryctolagus cuniculus)
besar dari ukuran kepala normal.
merupakan daya gerak spermatozoa pada
Mikro memiliki ukuran kepala lebih kecil
bagian ekor atau flagellum untuk memudahkan
dari ukuran kepala normal.
pergerakannya menuju ovum. Spermatozoa
Taper, memiliki sperma tampak kurus, lebar
yang motil dan bergerak aktif akan dapat
kepalanya setengah dari kepala normal,
bertemu dengan ovum dan memungkinkan
dan tidak memiliki batas yang jelas antara
terjadinya fertilisasi[1].
akrosom dengan kepala.
Penyebab ini sesuai dengan literatur
Piri, memiliki kepala tidak jelas, hanya
berikut: menurut[5] Kondisi yang meningkatkan
tampak leher dan ekor saja.
suhu pada testis dapat mengurangi jumlah
Amorf, mempunyai bentuk kepala ganjil,
sperma yang tidak normal. Suhu kemungkinan
permukaan tidak rata, dan tidak terdapat
meningkat dengan berhubungan dengan
batas yang jelas antara akrosom dan
panas yang berlebihan, gangguan yang
kepala.
menyebabkan demam jangka panjang, dan
Round, terdapat bentuk kepala seperti
testis yang tidak turun serta kelainan genetik.
lingkaran dan tidak menunjukkan akrosom.
Gangguan hormon tertentu atau genetik bisa
Cytoplasmic droplet, memiliki menempel
menghalangi produksi sperma. Gangguan
pada kepala, warna lebih erah.
sperma termasuk hyperprolactinemia,
Ekor abnormal, mempunyai ekor pendek
hypothyroidusm, hypogonadism dan gangguan
atau spiral [6].
pada kelenjar adrenalin atau pituitari.
Selain itu, sperma yang abnormal memiliki
Sedangkan pada gangguan genetik meliputi
ekor yang bercabang dua dan kepala yang
kelainan pada kromosom seks yang terjadi
tidak normal seperti pada (gambar 2.).
pada sindrom tetentu[5].
Menurut [1] abnormalitas spermatozoa terbagi
Faktor yang mempengaruhi viabilitas
menjadi dua kelompok, yaitu abnormalitas
spermatozoa adalah lingkungan, faktor usia
spermatozoa primer dan abnormalitas
dan penyakit medis. Viabilitas sperma adalah
spermatozoa sekunder. Abnormalitas
jumlah dari sel yang hidup dan mati[2].
7
Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
01 April 2016, Samarinda, Indonesia

Adapun faktor kesalahan pada praktikum ini


yaitu terlalu lama ketika mengambil cauda
epididimis sehingga sperma mati sebelum
diamati.

Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan,
pengamatan morfologi bentuk spermatozoa
kelinci (Oryctolagus cuniculus) pada bagian
kepala berbentuk bulat melonjong dan memiliki
ekor serta leher yang tipis dan panjang. Pada
pengamatan viabilitas spermatozoa kelinci
yaitu yang hidup hanya ada satu, yang mati
ada 15 sehingga spermatozoa yang teramati
dalam praktikum ini berjumlah 16
spermatozoa, dengan perkiraan viabilitas 93,
75%. Sedangkan pada pengamatan motilitas
umumnya spermatozoa ini banyak yang diam
pada tempatnya dan yang berjalan maju hanya
ada satu yang teramati, karena motilitas
spermatozoa terlalu lama diamati sampai tidak
lagi terlihat pergerakannya. Sehingga motilitas
spermatozoa tidak dapat terhitung valid.

Ucapan Penulis
Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Penanggung Jawab dan Asisten
Praktikum Fisiologi Reproduksi atas
bimbingan, dukungan dan arahan yang
diberikan. Selanjutnya, penulis berterima kasih
pada Laboratorium Fisiologi, Perkembangan
dan Molekuler Hewan atas fasilitas yang
diberikan untuk melakukan praktikum ini.

Referensi
[1] Bachtiar, imam. 2003. Reproduksi
seksual karang scleractinia: Telaah
pustaka, jurnal biota. Vol VIII. No 3 Hal
131-134. Mataram
[2] Guyton, C. A. 2006. Fisiologi Kedokteran.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
[3] Manasik. 2004. Reproduksi karang
acropora aspera di pulau panjang, jawa
tengah: I. Gametogenesis. Journal of
marine sciences. No 9. Vol. 4 Hal: 211-
216: Semarang
[4] Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi
Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi Kedua.
Jakarta: EGC Buku Kedokteran
[5] Toelihere, Mozes. 1981. Fisiologi
Reproduksi pada ternak. Bandung:
penerbit angkasa
[6] Yatim, W. 1976. Reproduksi dan
Embriologi. Bandung: Tarsito.

8
Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
01 April 2016, Samarinda, Indonesia

9
Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
15 April 2016, Samarinda, Indonesia

LAMPIRAN

Gambar 1. Pemotongan leher kelinci

Gambar 2. Pembedahan

Gambar 3. Diletakkan epididimis pada larutan NaCl

Gambar 4. Dipotong-potong bagian testis


Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
15 April 2016, Samarinda, Indonesia

Gambar 5. Diteteskan pada object glass dan ditutup dengan cover glass

Gambar 6. Diamati dengan menggunakan mikrosokop

Gambar 7. Spermatozoa Kelinci (Oryctolagus cuniculus)


Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
15 April 2016, Samarinda, Indonesia

FEKUNDITAS PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio L.)


FMIPA UNMUL 2016

Fitria Khoerotunnisa1, Nurfadilah A. Patang2*


1
Laboratorium Fisiologi, Perkembangan dan Molekuler Hewan Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Mulawarman
2
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Mulawarman
*Corresponding Author: nurfadilah.apatang@yahoo.com

Abstrak Fekunditas menunjukkan potensi telur yang dihasilkan untuk satu pemijahan,
pada ovari secara morfologi dapat dideteksi pada telur yang telah matang gonad IV.
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan fekunditas dengan menggunakan metode
gravimetrik, metode volumetrik, metode jumlah dan menentukan diameter telur ikan.
Metode yang digunakan yaitu metode gravimetrik dengan menimbang satu persatu dari
4 bagian gonad (bagian I, II, II, IV) menggunakan neraca analitik, selanjutnya dilakukan
metode volumetrik dengan memasukkan aquades masing-masing 10 ml kedalam 4
tabung ukur yang kemudian dimasukan ke masing-masing 4 bagian gonad kemudian
metode jumlah dengan menghitung jumlah telur ikan pada 4 bagian gonad yang telah di
bagi selanjutnya di ukur diameter telur ikan. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah
dilakukan didapatkan berat badan keseluruhan ikan mas (Cyprinus carpio) yaitu 360 gr,
berat gonad 30,23 gr dan berat ikan tanpa gonad 310 gr. Diameter rata-rata telur adalah
145,431 m serta nilai fekunditas dengan metode volumetrik dan gravimetrik berturut-
turut adalah 22218,7248 dan 22315,7143

Kata Kunci: Fekunditas, metode gravimetrik, metode volumetrik, metode jumlah

Pendahuluan tubuhnya tidak tertutup sisik. Sisik ikan


Pada gamet betina: ovum (ova) mas berukuran relatif besar dan
dihasilkan didalam gonad betina disebut digolongkan dalam tipe sisik sikloid.
ovarium. Hewan hermaprodit atau Letak permukaan sirip punggung
monociuos memiliki sebuah gonad berseberangan dengan permukaan sirip
gabungan disebut ovo-testis yang perut (ventral). Sirip dubur (anal) yang
menghasilkan kedua jenis gamet. terakhir bergerigi. Gurat sisi (linea
Kematangan gonad adalah tahapan lateralis) terletak di pertengahan tubuh,
tertentu perkembangan gonad sebelum melintang dari tutup insang sampai ke
dan sesudah memijah. Selama proses ujung belakang pangkal ekor. Gigi
reproduksi, sebagian energi dipakai kerongkongan (pharyngeal teeth) terdiri
untuk perkembangan gonad. Bobot dari tiga baris yang berbentuk gigi
gonad ikan akan mencapai maksimum geraham[2].
sesaat ikan akan memijah kemudian Indukan Ikan Mas yang digunakan
akan menurun dengan cepat selama memerlukan waktu untuk beradaptasi di
proses pemijahan berlangsung sampai lingkungan yang terkontrol sehingga
selesai[3]. kesesuaian lingkungan dan pakan yang
Fekunditas merupakan salah satu diberikan juga akan mempengaruhi
aspek yang memegang peranan penting diameter telur dan fekunditasnya.
dalam biologi perikanan. Fekunditas ikan Ditinjau berdasarkan tingkat
telah dipelajari bukan saja merupakan kesempurnaannya, ada empat tingkatan
salah satu aspek dari natural history, domestikasi, yaitu : 1) Domestikasi
tetapi sebenarnya ada hubugannya sempurna yaitu apabila seluruh siklus
dengan studi dinamika populasi, sifat- hidup ikan sudah dapat dipelihara di
sifat rasial, produksi dan persoalan stok- dalam sistem budidaya, 2) Domestikasi
rekruitmen[1]. hampir sempurna apabila seluruh siklus
Tubuh ikan mas agak memanjang hidupnya sudah dapat dipelihara di
dan memipih tegak (compressed). Di dalam sistem budidaya tetapi
bagian anterior mulut terdapat dua keberhasilannya masih rendah, 3)
pasang sungut. Secara umum, hampir Domestikasi belum sempurna apabila
seluruh tubuh ikan mas ditutupi dengan baru sebagian siklus hidupnya yang
sisik. Hanya sebagian kecil saja dapat dipelihara di dalam sistem
Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
15 April 2016, Samarinda, Indonesia

budidaya dan 4) Belum terdomestikasi Pengamatan metode volumetrik yang


apabila seluruh siklus hidupnya belum digunakan yaitu Disiapkan alat dan
dapat dipelihara di dalam sistem bahan yang akan digunakan. Ditimbang
budidaya[5]. ikan menggunakan timbangan dan
Spermatozoa ikan biasanya dicatat berat ikan keseluruhan. Dibedah
immotile dan tidak aktif ketika berada bagian perut ikan dan diambil telurnya,
didalam testis. Motilitas dari sperma kemudian potong telur menjadi 4 bagian.
dimulai setelah spermiasi didalam Kemudian, diambil salah satu bagian
lingkungan air didalam sistem reproduksi telur kemudian dimasukkan kedalam
betina dengan demikian aktifitas dari gelas ukur dengan volume yang telah
sperma mungkin terjadi ketika faktor ditentukan. Diulangi perlakuan pada
tekanan dicairkan, pH menjadi alkanin potongan lainnya, kemudian dicatat
dan osmolalitas menjadi hipotonik secara perubahan volumenya.
berturut-turut. Rata-rata panjang total Dilakukan perhitungan dengan rumus:
spermatozoa ikan teleostei adalah 40-60
mikron dengan panjang kepala 2-3
mikron. Walaupun ukuran dan bentuk
spermatozoa berada pada jenis ikan
hewan, namun struktur morfologinya Pada pengamatan grafimetrik,
adalah sama. Permukaan sperma disiapkan alat dan bahan yang akan
dibungkus oleh suatu membrane digunakan. Ditimbang ikan
lipoprotein. Apabila sela tersebut mati, menggunakan timbangan dan dicatat
permeabilitas semen yang membedakan berat ikan keseluruhan. Dibedah bagian
sperma yang hidup dan yang mati[1]. perut ikan dan diambil telurnya,
Oleh karena itu yang kemudian potong telur menjadi 4 bagian.
melatarbelakangi praktikum ini yaitu Kemudian, diambil salah satu bagian
untuk untuk menentukan fekunditas telur dan ditimbang kembali dengan
dengan menggunakan metode menggunakan neraca analitik. Diulangi
gravimetrik, metode volumetrik, metode perlakuan pada potongan lainnya,
jumlah dan menentukan diameter telur kemudian catat beratnya. Dilakukan
ikan. perhitungan dengan rumus:

Metode
Praktikum Fisiologi Reproduksi
tentang Fekunditas Pada Ikan Mas
(Cyprinus carpio L.) dilaksanakan pada Dalam pengamatan dan pengukuran
tanggal 15 April 2016 15.30-17.00 WITA diameter telur pada Ikan Mas (Cyprinus
di Laboratorium Fisiologi, Perkembangan carpio L.) yaitu dengan diambil 5 telur
dan Molekuler Hewan, Fakultas pada masing-masing potongan gonad.
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Diukur diameternya dengan
Universitas Mulawarman. menggunakan mikroskop kemudian
Alat yang digunakan adalah alat dicatat. Diulangi perlakuan pada
tulis, mikroskop, cawan petri, timbangan, potongan gonad lainnya.
alat bedah, tabung ukur, gelas objek,
kaca penutup, baki, sarung tangan,
masker. Sedangkan bahan yang
digunakan yaitu ikan mas betina (gonad) Pengamatan Indeks Kematangan
dan tisu. Gonad, dilakukan dengan ditimbang
Pengamatan metode jumlah yaitu berat ikan dan berat gonad dengan
disiapkan alat dan bahan yang akan menggunakan timbangan. Dicatat dan
digunakan. Dibedah bagian perut ikan dilakukan perhitungan dengan rumus:
dan diambil telurnya, kemudian letakkan Indeks kematangan Gonad (IKG) IKG=
telur di dalam cawan petri dan diberi Berat gonad atau berat tubuh x 100%
sedikit air. Dihitung satu persatu telur atau disebut Gonado somatic Index
dengan bantuan scapel dan jarum. (GSI).
Kemudian dicatat jumlah telur yang
terhitung.

Hasil dan Pembahasan


Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
15 April 2016, Samarinda, Indonesia

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum yang telah dilakukan, didapatkan


data pengamatan sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Pengukuran dengan Meode Jumlah telur, Metode Gravimetrik dan Metode
Volumetrik
Bagian
I II III IV Total
Gonad ke-
Metode 21.005
5.207 telur 4.876 telur 4.931 telur 5.991 telur
Jumlah Telur telur
Metode
7,4133 gr 9,6845 gr 6,7577 gr 7,7797 gr 31,6332 gr
Gravimetrik
Metode
Volumetrik
7 ml 10 ml 6 ml 7 ml 30 gr
(Pertambaha
n Volume)

Tabel 2. Hasil Pengukuran Diameter Telur


Telur I Telur II Telur III Telur IV Telur V
Telur ke-
(m) (m) (m) (m) (m)
Gonad I 161,575 162,679 177,095 178,715 164,540
Gonad II 129,504 153,922 144,312 160,36 122,864
Gonad III 144,105 165,364 141,803 122,825 151,197
Gonad IV 145,773 159,775 166,417 160,166 155,997
Rata-rata 145,239 160,435 157,406 115,426 148,649
Klasifikasi Ikan Mas hidupnya hanya satu kali memijah dan
kingdom : Animalia kemudian mati. Semua telur yang akan
phylum : Chordata dikeluarkan pada waktu pemijahan itulah
class : Osteichthyes yang dimaksud dengan fekunditas.
ordo : Cypriniformes Tetapi karena spesies ikan yang ada itu
family : Cyprinidae bermacam-macam dengan sifatnya
genus : Cyprinus masing-masing, maka beberapa peneliti
spesies : Cyprinus carpio L. berdasarkan kepada definisi yang umum
Berdasarkan hasil penimbangan, tadi lebih mengembangkan lagi definisi
diketahui berat ikan keseluruhan adalah fekunditas sehubungan dengan aspek-
360 gram. Kemudian, setelah dilakukan aspek yang ditelitinya.
pembedahan dan diambil gonadnya, Sedangkan Menurut [1]
berat ikan tersebut menjadi 310 gram, mengemukakan bahwa fekunditas dapat
sedangkan berat gonadnya adalah dipengaruhi oleh diameter telur.
30,23 gram. Sehingga dalam hal Selanjutnya[3] menyatakan bahwa
tersebut, terdapat perbedaan berat perubahan level ketinggian air juga
sebanyak 19,77 gram. Hal tersebut mempengaruhi diameter telur sehingga
mungkin disebabkan oleh terbuangnya secara umum bertindak sebagai pemicu
jaringan lain seperti otot atau sisik saat perkembangan tingkat kematangan
pembedahan dan pengambilan gonad. gonad pada ikan gabus.
Adapun untuk perhitungan jumlah telur, Berdasarkan[3] besar kecilnya
didapatkan total 21.005 telur. fekunditas dipengaruhi oleh makanan,
Perhitungan pada Indeks Kematangan ukuran ikan dan kondisi lingkungan,
Gonad (IKG) adalah sebagai berikut: serta dapat juga dipengaruhi oleh
diameter telur. Fekunditas ikan mas
berkisar antara 100-200 per gram berat
badan. Setiap kilogram induk betina ikan
mas yang berpinjah mampu
menmghasilkan telur sebanyak 100.000-
200.000 butir. Dengan demikian induk
Definisi Menurut[4] tentang betinanya ukuran sedang yang
fekunditas yang paling dekat dengan dipijahkan mampu mengeluarkan telur
kebenarannya adalah seperti apa yang sebanyak 200.000-300.000 butir.
terdapat pada ikan Salmon Diameter telur ikan mas dalam keadaan
(Onchorynchus sp). Ikan ini selama kering (normal) adalah 1mm-1,5mm
Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
15 April 2016, Samarinda, Indonesia

beratnya adalah 0,0010-0,0014 gr/butir. ukuran gelas ukur yang digunakan pada
Sedangkan diameter telur ikan mas metode volumetrik terlalu kecil, sehingga
dalam keadaan menggembung atau telur tersangkut dan susah dikeluarkan.
membengkak 1,5mm-2,5mm beratnya
setelah dibuahi mencapai 0,0033 gr Kesimpulan
-0.01a 25 gr/butir. Berdasarkan hasil pengamatan
Menurut[5] bahwa semakin yang telah dilakukan didapatkan berat
berkembang gonad maka semakin besar badan pada ikan mas (Cyprinus carpio)
pula garis tengah telurnya sebagai hasil keseluruhan ikan mas yaitu 360 gr, berat
daripada pengendapan butir-butir gonad 30,23 gr dan berat ikan tanpa
minyak yang berjalan seiring dengan gonad 310 gr. Total jumlah telur yang
perkembangan tingkat kematangan terhitung adalah sebanyak 21.005 telur.
gonad. Sedangkan menggunakan tanda Diameter rata-rata telur adalah 145,431
utama untuk membedakan kematangan m. Nilai fekunditas dengan metode
gonad berdasarkan berat gonad. Secara volumetrik dan gravimetrik berturut-
alamiah[6] hal ini berhubungan dengan turut adalah 22218,7248 dan
ukuran dan berat tubuh ikan 22315,7143 dan nilai IKG (Indeks
keseluruhannya atau tanpa berat gonad. Kemaangan Gonad) nya sebesar 8,397%.
Perbandingan antara berat gonad
dengan berat tubuh dan menamakannya Ucapan Terima Kasih
coeficient kematangan yang dinyatakan Penulis mengucapkan terima kasih
dalam persen. kepada Penanggung Jawab dan Asisten
Hubungan linier antara fekunditas Praktikum Fisiologi Reproduksi atas
dengan bobot tubuh serta bobot gonad bimbingan, dukungan dan arahan yang
mengindikasikan bahwa jumlah telur di diberikan. Selanjutnya, penulis berterima
dalam ovarium mengikut secara kasih pada Laboratorium Fisiologi,
proporsional terhadap kedua variabel Perkembangan dan Molekuler Hewan
tersebut. Hal ini didukung oleh atas fasilitas yang diberikan untuk
pernyataan yang menyatakan bahwa melakukan praktikum ini.
jumlah telur yang dihasilkan oleh ikan
akan meningkat sejalan dengan semakin Referensi
besarnya gonad[5]. [1] Djuhanda, T. 1981. Dunia Ikan.
Pada umumnya fekunditas Armico. Bandung Press. 190 hal.
meningkat dengan meningkatnya ukuran [2] Effendie, M.I. 2002. Biologi
ikan betina. Semakin banyak makanan Perikanan. Yayasan Pustaka
maka pertumbuhan ikan semakin cepat Nusantara. Bogor. 112 hal.
dan fekunditasnya semakin besar [1]. Pola [3] Indira F. 2005. Pembesaran larva ikan
bobot tubuh, bobot gonad dan bobot gabus, Channa striata dan efektifitas
hati dari hasil pengamatan adalah induksi hormon gonadotropin untuk
mempunyai pola yang sama tetapi ikan pemijahan induk. [tesis]. Sekolah
gabus dalam wadah budidaya belum Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
sepenuhnya dapat merespon pakan [4] Tang MU dan R Affandi. 2000. Biologi
dengan optimal dan atau komposisi reproduksi ikan. Pusat Penelitian dan
pilihan pakan yang terbatas. Pengawasan Perairan. Bogor. 110 hal.
Perkembangan bobot gonad dan bobot [5] Zairin M.Jr. 2003. Endokrinologi dan
hati ikan gabus dalam wadah budidaya peranannya bagi masa depan
tidak jauh berbeda tetapi terjadi perikanan Indonesia. Orasi Ilmiah
penurunan bobot tubuh. Selama proses Guru Besar Tetap Ilmu Fisiologi
reproduksi sebagian besar hasil Reproduksi dan Endokrinologi Hewan
metabolisme tertuju pada perkembangan Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu
gonad. Hal ini menyebabkan terjadinya Kelautan IPB. 70 hal.
perubahan dalam gonad itu sendiri. [6] Nikolsky, G. V. 1963. The Ecology of
Umumnya pertambahan gonad pada Fishes. Academic Press.London. 352
ikan betina berkisar antara 10 sampai 25 p.
% dari bobot tubuh[4].
Faktor kesalahan pada praktikum
ini yaitu pada penimbangan telur
digunakan kertas, sehigga banyak telur
yang tertinggal/melekat pada kertas
sehingga tidak terhitung. Selain itu
Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
15 April 2016, Samarinda, Indonesia
Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
15 April 2016, Samarinda, Indonesia

LAPORAN SEMENTARA

LAMPIRAN DIAMETER TELUR IKAN

Gambar Pengukuran Diameter Telur Gonad 1


Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
15 April 2016, Samarinda, Indonesia

Telur 1 Telur 2

Telur 3 Telur 4

Telur 5

Gambar Pengukuran Diameter Telur Gonad 2


Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
15 April 2016, Samarinda, Indonesia

Telur 1 Telur 2

Telur 3 Telur 4

Telur 5

Gambar Pengukuran Diameter Telur Gonad 3


Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
15 April 2016, Samarinda, Indonesia

Telur 1 Telur 2

Telur 3 Telur 4

Telur 5
Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
15 April 2016, Samarinda, Indonesia

Gambar Pengukuran Diamater Gonad 4

Telur 1 Telur 2

Telur 3 Telur 4
Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
15 April 2016, Samarinda, Indonesia

Telur 5

LAMPIRAN
Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
15 April 2016, Samarinda, Indonesia

Pengukuran secara grafimetrik Pengambilan gonad pada ikan

Pengukuran secara volumetrik Pemotongan gonad

PEMBUATAN KELENJAR HIPOFISA IKAN MAS (Cyprinus


carpio L.) TERHADAP IKAN LELE (Pangasius pangasius)
Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
15 April 2016, Samarinda, Indonesia

FMIPA UNMUL 2016

Fitria Khoerotunnisa1, Nurfadilah Patang2*


1
Laboratorium Fisiologi, Perkembangan dan Molekuler Hewan
2
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Mulawarman
*Corresponding Author: nurfadilah.apatang@yahoo.com

Abstrak Pemijahan adalah proses pertemuan antara ikan jantan dan betina untuk
melakukan pembuahan telur oleh spermatozoa yang terjadi diluar tubuh (eksternal).
Untuk meningkatkan kualitas pemijahan pada ikan budidaya, dugunakan teknik
penyuntikan kelenjar hipofisa ikan kedalam tubuhnya untuk mempercepat proses
kematangan gonad. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara pengambilan kelenjar
hipofisa, untuk mengetahui teknik penyuntikan kelenjar hipofisa dan untuk mengetahui pembuatan
ekstrak kelenjar hipofisa. Metode yang digunakan yaitu pada pengambilan kelenjar hipofisa dipotong
bagian kepala ikan secara vertikal mulai dari permukaan sedikit diatas mulut sehingga tampak organ
otak yang dilingkupi lendir atau lemak selanjutnya diangkat otak dan lendir dibersihkan dengan tissue
atau kapas, bila sudah bersih tampak butiran putih itulah kelenjar hipofisa kemudian pada pembuatan
ekstrak, dihancurkan kelenjar hipofisa dengan menggunakan gelas penggerus hingga halus sambil
dicampurkan atau dilarutkan dengan aquadest sebanyak 2,5 ml, agar larutan lebih homogen
digunakan alat sentrifuge. Pada penyuntikan kelenjar hipofisa, penyuntikan pada ikan betina dilakukan
secara intramuskular dibelakang pangkal sirip punggung. Berdasarkan hasil praktikum yang
dilakukan, teknik pembuatan ekstrak hipofisa dari ikan mas dilakukan dengan cara
membedah bagian kepala untuk mengambil hipofisa tersebut lalu dihancurkan dicawan
petri dengan ditambahkan aquadest 2 ml. Setelah hipofisa hancur dimasukkan kedalam
ependorf dan di sentrifuse selama 10 menit, diambil bagian supernatant dan ependorf
untuk disuntikkan ke ikan lele. Sehingga larutan ini berfungsi mempercepat proses
kematangan gonad dalam reproduksi dengan membentuk hormone FSH dan LH.

Kata Kunci: Kelenjar hipofisa, Cyprinus carpio L., Pangasius pangasius

Pendahuluan alami. Pemijahan ikan lele diawali dengan


Dalam dunia budidaya perikanan terlihatnya sepasang induk berkejar-kejaran.
ketersediaan benih memegang peranan Namun demikian banyak orang yang suka
yang sangat penting. Di habitat asli ikan memijahkan dengan cara buatan (disuntik)
di alam akan memijah secara alami karena penjadualan produksi dapat dilakukan
apabila mendapat rangsangan lebih cepat dan tepat[6].
lingkungan yang tepat, sayangnya dalam Proses pemijahan adalah proses
lingkungan budidaya rangsangan yang ditujukan kepada suatu spesies
lingkungan itu sulit diwujudkan. dalam bentuk tingkah laku melakukan
Sehingga perlu diadakan rekayasa untuk perkawinan atau pembuahan ovum oleh
memijahkan ikan. Rekayasa yang sperma. Secara umum pemijahan biota
dimaksud merupakan teknologi tepat akuatik dibagi dalam beberapa tahapan
guna dalam memijahkan ikan, yaitu yaitu proses matting, proses spawning,
dengan metode penyuntikan kelenjar proses pasca spawning[5].
hipofisa dari ikan donor ke ikan resipien. Berdasarkan tehniknya, pemijahan
Hal tersebut dilakukan untuk ikan dapat dilakukan dengan 3 macam
merangsang ikan agar proses pemijahan cara yaitu :
lebih cepat. Metode hipofisasi adalah a) Pemijahan ikan secara alami, yaitu
usaha untuk memproduksi benih dengan pemijahan ikan tanpa campur tangan
menggunakan bantuan kelenjar manusia. Terjadi secara alamiah
hipofisasi dari ikan donor yang (tanpa pemberian rangsangan
menghasilkan hormon yang merangsang hormon).
pemijahan seperti gonadotropin[4]. b) Pemijahan secara semi intensif, yaitu
Secara alamiah ikan lele memijah pada pemijahan ikan yang terjadi dengan
musim hujan. Banyak jenis ikan yang memberikan rangsangan hormon
terangsang untuk memijah setelah turun hujan. untuk mempercepat kematangan
Dengan pemeliharaan yang baik ternyata ikan gonad, tapi proses ovulasinya terjadi
lele dapat dipijahkan sepanjang tahun. Saat ini secara alamiah di kolam.
lele dumbo sudah dapat dipijahkan secara
Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
15 April 2016, Samarinda, Indonesia

c) Pemijahan ikan secara intensif, yaitu Pengambilan kelenjar hipofisa dipotong


memberikan rangsangan hormon bagian kepala ikan secara vertikal mulai dari
untuk mempercepat kematangan permukaan sedikit diatas mulut sehingga
gonad serta ovulasinya dilakukan tampak organ otak yang dilingkupi lendir atau
secara buatan dengan tehnik lemak selanjutnya diangkat otak dan lendir
stripping/pengurutan[5]. dibersihkan dengan tissue atau kapas, bila
Permasalahan tersebut dapat diatasi sudah bersih tampak butiran putih itulah
dengan menemukan teknologi kelenjar hipofisa kemudian pada pembuatan
pembenihan melalui pemijahan buatan ekstrak, dihancurkan kelenjar hipofisa dengan
dalam rangka menghasilkan benih yang menggunakan gelas penggerus atau pun
berkualitas dan teknologi budidaya atau dengan mencincangnya dengan gunting
pembesaran baik di kolam maupun hingga halus sambil dicampurkan atau
keramba. Dalam melakukan pemijahan dilarutkan dengan aquadest sebanyak 2,5 ml,
buatan dapat dilakukan dengan agar larutan lebih homogen digunakan alat
rangsangan hormonal yang pada sentrifuge. Pada penyuntikan kelenjar hipofisa,
beberapa jenis ikan air tawar telah penyuntikan pada ikan betina dilakukan secara
berhasil dilakukan melalui kombinasi intramuskular dibelakang pangkal sirip
hCG dan ekstrak kelenjar hipofisa ikan punggung ikan lele.
mas atau analognya. Pemijahan buatan
pada umumnya ditunjukkan pada Hasil dan Pembahasan
spesies ikan yang mengalami kesulitan Dari hasil pengamatan yang dilakukan
untuk berkembang biak dengan maka didapatkan hasil pengamatan sebagai
sempurna pada lingkungan buatan. berikut:
Selain itu juga bertujuan untuk
memperoleh benih ikan di luar musim
pemijahan, hibridisasi, peningkatan
efisiensi produksi, mengurangi
kehilangan telur ikan terjadi pada
pemijahan secara alami, meningkatkan
kelulushidupan larva ikan untuk praktek
ginogenesis[3].
Oleh karena itu yang
melatarbelakangi praktikum ini untuk
untuk mengetahui proses pembuatan Gambar 1. Hipofisa ikan lele (Clarias sp.)
ekstrak kelenjar hipofisa ikan mas
(Cyprinus carpio) dan mengetahui
pengaruh dari teknik penyuntikan
kelenjar hipofisa pada ikan lele
(Pangasius pangasius),

Metode
Waktu dan Tempat
Praktikum yang berjudul Teknik
Pemijahan pada Ikan Lele (Clarias sp)'
dilaksanakan pada hari Jum`at tanggal 22 April
2016 pada pukul 16.00-selesai WITA Gambar 2. Hipofisa yang dicampur dengan
bertempat di Laboratorium Fisiologi, aquadest dan dihaluskan
Perkembangan dan Molekuler Hewan,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Unversitas Mulawarman, Samarinda.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakann pisau, baki, scapel,
gelas penggerus, gunting, cawan petri,
sentrifuge, alat suntik dan gelas ukur. Bahan
yang digunakan pada pengamatan ini adalah
ikan lele (Clarias sp.), tissue, kapas dan
aquadest.

Cara Kerja
Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
15 April 2016, Samarinda, Indonesia

(Pangasius pangasius) resipient dibagian


Gambar 3. Supernatan diambil sirip dorsal bagian depan.
menggunakkan suntikan Kelenjar hipofisa adalah kelenjar
yang dapat mengendalikan beberapa
Pada hasil praktikum yang dilakukan hormon antara lain hormon pada kelamin
maka didapatkan hasil pengamatan jantan (testis) maupun kelamin betina.
sebagai berikut: kelenjar hipofisa pada ikan Hipofisa berukuran sangat kecil, terletak
mas Cyprinus carpio L terletak dibawah otak, di sebelah bawah bagian depan otak
dengan bentuk butiran warna putih seperti besar (diencephalon) sehingga jika otak
jerawat. Pembuatan ekstrak dari kelenjar kiri diangkat, maka kelenjar ini akan
hipofisa dilakukan penggerusan yang tertinggal. Kelenjar hipofisa terdiri atas 4
berfungsi untuk menghancurkan butiran bagian masing-masing berurutan dari
kelenjar sehingga mudah untuk dilarutkan dan depan ke belakang adalah pars tubelaris,
dihomogenkan dengan aquades. Kemudian pars anterior, pars intermedius dan
dilakukan sentrifuse untuk dihomogenkan neurophisis[2].
ekstraknya. Hasil dari ekstrak kelenjar hipofisa Menurut[5] teknik penyuntikan dapat
berupa supernatant dan ependorf. Selanjutnya mempengaruhi pemijahan. Penyuntikan
dilakukan teknik penyuntikan kelenjar hipofisa yang umum adalah penyuntikan secara
dilakukan pada ikan betina dewasa, dengan intra muscular. Penyuntikan dilakukan
menyuntikan dibagian belakang pangkal sirip pada bagian pinggang dari ikan, yaitu
punggung. penyuntikan pada 3-4 sisik ke bawah.
Berikut adalah klasifikasi Ikan Mas: Ada terdapat 3 cara penyuntikan
kingdom : Animalia hipofisasi pada ikan yaitu:
phylum : Chordata a) Secara muskuler, dengan cara
class : Osteichthyes menyuntik lewat punggung atau otot
ordo : Cypriniformes batang ekor.
family : Cyprinidae b) Secara intra peritoneal, dengan cara
genus : Cyprinus menyuntikkan ke dalam rongga
spesies : Cyprinus carpio L[2]. perut, lokasinya antara kedua sirip
Pemijahan merupakan proses perut sebelah depan atau antara
pertemuan anatara ikan jantan dan sirip dada sebelah depan. Suntikan
betina untuk melakukan pembuahan ini disejajarkan dengan dinding
telur oleh spermatozoa yang terjadi perut.
diluar tubuh (eksternal). Sedmangkan c) Secara intra cranial,dengan cara
menurut[3] menyatakan bahwa menyuntikkan lewat kepala. Suntikan
pemijahan adalah merupakan salah satu ini dengan memasukkan jarum
fakor penentu keberhasilan suatu ikan injeksi ke dalam rongga otak melalui
dalam upaya mempertahankan tulang occipitial pada bagian yang
kelangsungan hidup. pemijahan ikan tipis. Luka atau hilangnya sisik dapat
patin biasanya dilakukan dengan teknik mengakibatkan ikan resipien tidak
kawin suntik karena induk patin sulit dapat memijah walaupun telah
terangsang untuk memijah bila dengan diberikan suntikan ekstrak hipofisa,
secara alami. Teknik pemijahan induksi karena gangguan secara fisiologis
ini dilakukan dengan menyuntikan pada ikan. Tanda-tanda ikan yang
larutan hipofisa dicampur dengan sudah mengalami ovulasi dan siap
ovaprim. Biasanya teknik ini diikuti dikeluarkan telurnya yaitu ikan
dengan teknik pengurutan agar telur terlihat gelisah, sering muncul di
tidak berceceran dan bisa ditetaskan permukaan air dan ikan jantan sering
didalam akuarium[3]. berpasangan dengan ikan betina[2].
Pemijahan sistem hipofisasi Menurut[4] ciri-ciri betina yang sudah
menurut[2] ialah merangsang pemijahan masak kelamin diantaranya perut
induk ikan dengan menyuntikkan mengembung, lubang genital
kelenjar hipofisa. Praktikum ini kemerahan, perut lembek.
menggunakan ikan mas atau Cyprinus Sedangkan pada ikan jantan yang
carpio donor dan resipient, dimana ikan telah masak kelamin adalah bila
Mas donor dibedah dan diambil kelenjar perut di stripping akan keluar cairan
hipofisanya. Kelenjar hipofisa yang di putih seperti susu (Milt).
dapat di homogenkan dengan sentrifuge,
dan hasilnya disuntikkan pada ikan lele Kesimpulan
Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
15 April 2016, Samarinda, Indonesia

Berdasarkan hasil pengamatan yang


telah dilakukan didapatkan bahwa ikan
mas Cyprinus carpio betina dijadikan
ikan donor karena berat tubuhnya lebih
berat daripada ikan Cyprinus carpio
jantan menjadi ikan resipient.
Penyuntikkan ikan Cyprinus carpio jantan
dengan kelenjar hipofisa yang berasal
dari ikan Cyprinus carpio betina
digunakan untuk mempercepat proses
pemijahan. Ekstrak kelenjar hipofisa ikan
mas (Cyprinus carpio L.) yang dihasilkan
terdiri atas supranetan dan ektrak padat
yang mengendap didasar gelas ukur.
Dilakukan penyuntikan pada ikan lele di
bagian dorsal sedikit ke belakang.
Namun tidak dilakukan pengamatan
lebih lanjut terhadap ikan yang telah
dihipofisasi tersebut. Sehingga tidak
dapat diamati pengaruh dari pemberian
hipofisa terhadap pemijahan ikan,
namun pengaruh dari pemberian hipofisa
sendiri adalah dapat memacu
pematangan gonad pada ikan jantan,
sehingga siap untuk kawin.

Ucapan Terima Kasih


Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Penanggung Jawab dan Asisten
Praktikum Fisiologi Reproduksi atas
bimbingan, dukungan dan arahan yang
diberikan. Selanjutnya, penulis berterima
kasih pada Laboratorium Fisiologi,
Perkembangan dan Molekuler Hewan
atas fasilitas yang diberikan untuk
melakukan praktikum ini.

Referensi
[1] Djuhanda, T. 1981. Dunia Ikan.
Armico. Bandung Press. 190 hal
[2] Fujaya, Y. 2010. Materi Kuliah
Genetika Dan Pemuliabiakan Ikan.
Fakultas Ilmu kelautan dan
perikanan. Makasar: Universitas
Hasanuddin.
[3] Kakufu, T. dan Ikonwe, H. 1983.
Hormon Injection for Artifical
Spawning Modern Methods of
Aquaculture. In Japan Konshasha Ltd:
Japan.
[4] Sudrajat, Maman. 2010. Manajemen
Pemijahan Ikan. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
[5] Woynarovich, E. & L. Horvath. 1980.
The artificial propagation of warm-
water finfishes, a manual for
extension. FAO Fish. Tech. pap., No.
201, Roma. 183p.
Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
15 April 2016, Samarinda, Indonesia

Lampiran

Gambar 3. Kelenjar hipofisa disentrifuse


Gambar 1. Pengambilan kelenjar hipofisa

Gambar 4. Pengambilan kelenjar hipofisa


Gambar 2. Penghalusan kelenjar hipofisa

Gambar 5. Penyuntikan kelenjar hipofisa


Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
April 2016, Samarinda, Indonesia

SPERMATOZOA IKAN PATIN (Pangasius sp.)


FMIPA UNMUL 2016

Tunik Khoiriyah1, Islahul Ummah2*


1
Laboratorium Fisiologi Perkembangan dan Molekuler Hewan Program Studi Biologi FMIPA
Universitas Mulawarman
2
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Mulawarman
*Corresponding Author: islahummah93@gmail.com

Abstrak Spermatogenesis adalah proses pembentukan spermatozoa yang terjadi di dalam tubulus
seminiferus testis. Tujuan praktikum kali ini ialah untuk mengetahui viabilitas spermatozoa, untuk
mengetahui motilitas dan kecepatan gerak maju spermatozoa serta untuk mengetahui konsentrasi
spermatozoa pada ikan patin (Pangasius sp.). Praktikum dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 29
April 2016, pukul 15.30-17.30 WITA bertempat di Laboratorium Fisiologi Perkembangan dan Molekuler
Hewan, FMIPA, Universitas Mulawarman. Pengamatan sperma pada ikan patin dilakukan dengan
metode stripping kemudian spema diencerkan dengan aquadest dan diletakkan pada double improve
neubauer untuk diamati di bawah mikroskop serta dihitung jumlahnya lalu dicatat hasil pengamatan.
Pengamatan pada sperma ikan patin didapatkan hasil bahwa sperma berbentuk elips. Pada praktikum
kali ini tidak dapat dihitung jumlah sperma karena sperma terlalu kental dan bertumpuk pada object
glass sehingga tidak memungkinkan untuk dihitung jumlahnya.

Kata-kata kunci spermatozoa, Pangasius sp., stripping

Pendahuluan primitif. Testis dibungkus oleh kapsula fibrosa


Spermatogenesis adalah proses tebal yang disebut tunika albugenia. Pada
pembentukan spermatozoa yang terjadi di bagian posterior jaringan ikat ini mengalami
dalam tubulus seminiferus testis. penebalan yang disebut mediastinum testis.
Spermatogenesis dibagi menjadi 3 fase yaitu Dari mediastenum testis terbentuk sekat-sekat
spermatositogenesis, meiosis dan yang membagi lobus secara radier (melingkar)
spermiogenesis. menjadi lobuli testis. Sekat ini disebut septula
a.Spermatositogenesis, terjadi di dalam tubulus testis. Di dalam lobuli testis terdapat banyak
seminiferus terdapat sel-sel spermatogonium saluran yang berliku-liku, disebut tubulus
(jamak: spermatogonia) yang selama seminiferus, tempat berlangsungnya proses
hidupnya aktif membelah secara mitosis. spermatogenesis. Saluran ini kemudian
b.Meiosis, pada fase meiosis terjadi pembelahan bergabung di bagian mediastinum testis
sekunder dari spermatosit primer menjadi tempat terdapatnya rete testis. Rete testis ini
spermatosit sekunder dan diikuti dengan berhubungan langsung dengan duktus eferen
terjadinya reduksi jumlah kromosom. yang akan membentuk bagian kaput epididimis
[2]
c. Spermiogenesis, pada fase spermiogenesis ini .
akan terjadi perubahan morfologi dari Oleh karena itu dilakukanlah praktikum ini
spermatid menjadi spermatozoa [3]. untuk mengetahui viabilitas spermatozoa,
Saluran sperma pada ikan terdiri dari dua untuk mengetahui motilitas dan kecepatan
bagian: pertama berbatasan dengan testis, gerak maju spermatozoa serta untuk
berguna untuk membuka lobul (juxta-testicular mengetahui konsentrasi spermatozoa pada
part) dan bagian lainnya adalah saluran ikan patin (Pangasius sp.).
sederhana yang menghubungkan bagian
posterior testis ke genital papilla. Pada Metode
beberapa ikan, misalnya pada salmon, tidak Waktu dan Tempat
memiliki kantung seminal, tetapi bagian luar Praktikum dilaksanakan pada hari Jumat
saluran sperma terdapat sel-sel yang berfungsi Jumat 01 April 2016, pukul 15.30-17.30 WITA
mengatur komposisi ion-ion cairan seminal bertempat di Laboratorium Fisiologi
dan mensekresi hormon [1]. Perkembangan dan Molekuler Hewan,
Testis berjumlah dua buah, terdapat di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
dalam kantong luar yang disebut skrotum. Alam, Universitas Mulawarman, Samarinda.
Pada semua spesies testis berkembang di
dekat ginjal, yakni di daerah krista genitalis Alat dan Bahan
29
Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
April 2016, Samarinda, Indonesia

Alat-alat yang digunakan pada praktikum spermiogenesis. Spermatogenesis adalah


kali ini ialah disceting set, scapple, mikroskop, tahap perkembangan spermatonium menjadi
petridish, object glass, cover glass, pipet tetes, spermatid disebut spermatogenesis,
double immprove neubauer, hand counter dan sedangkan spermiogenesis adalah
baki. metamorfosa spermatid menjadii spermatozoa
[6]
Sedangkan bahan yang digunakan ialah .
testis dan epididimis kelinci, NaCl 0.9% dan Perbedaan sperma manusia, mencit dan
tissue. ikan adalah sperma manusia memiliki bentuk
kepala sperma yang oval dan memiliki ekor
Cara Kerja yang panjang, sperma mencit mempunyai
Pengamatan sperma pada ikan patin bentuk kepala oval dan memiliki kait diujung
dilakukan dengan cara diambil sperma kepalanya sehingga terlihat seperti bulan sabit
langsung melalui organ kelaminnya dengan serta memiliki ekor yang panjang, sperma ikan
metode stripping yaitu dengan cara mengurut mempunyai bentuk yang lonjong dan tidak
abdomen ventral hingga keluar cairan mempunyai ekor [8].
berwarna putih kental. Kemudian cairan Proses spermatogenesis dikendalikan oleh
tersebut diletakkan pada tabung ukur sistem hormonal, yaitu:
kemudian diambil 1 pipet dan diteteskan pada - Gonadotropic releasing hormone (GnRH)
cawan petri untuk diencerkan dengan berfungsi merangsang sintesis dan sekresi
aquadest dan dihomogenkan. Lalu diletakkan FSH dan LH oleh sel-sel gonadotrof.
pada double improve neubauer dan diamati di - LH dan FSH berfungsi merangsang sel Leydig
bawah mikroskop serta dihitung jumlahnya lalu untuk menghasilkan testoteron. FSH juga
dicatat hasil pengamatan. berfungsi merangsang sel sertoli untuk
mensekresikan ABP (Androgen Binding
Hasil dan Pembahasan Protein) dan inhibin ABP.
Berdasarkan praktikum yang telah - Testoteron dan FSH merangsang sel-sel
dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut: spermatogenik untuk melakukan
spermatogenesis untuk melakukan meiosis
dan berdiferensiasi menjadi sperma[7].
Inhibin berfungsi menghambat
pembentukan FSH. Menurut [5] injeksi inhibin
terhadap hewan jantan dapat menghambat
produksi GnRH dan pelepasan LH. Selain
menghasilkan inhibin ABP, sel sertoli juga
berfungsi sebagai penyedia makanan bagi sel-
sel spermatogenik yang sedang tumbuh.

Gambar 1. Spermatozoa ikan patin Kesimpulan


Pengamatan pada sperma ikan patin Pengamatan pada sperma ikan patin
didapatkan hasil bahwa sperma berbentuk didapatkan hasil bahwa sperma berbentuk
elips. Bila diwarnai (staining), sperma yang elips. Pada praktikum kali ini tidak dapat
hidup tidak dapat menyerap warna, sedangkan dihitung jumlah sperma karena sperma terlalu
sperma yang telah mati menyerap warna kental dan bertumpuk pada object glass
menjadi keunguan. sehingga tidak memungkinkan untuk dihitung
Pada praktikum kali ini tidak dapat dihitung jumlahnya.
jumlah sperma karena sperma terlalu kental
dan bertumpuk pada object glass sehingga Ucapan Terima Kasih
tidak memungkinkan untuk dihitung jumlahnya. Ucapan terima kasih saya haturkan kepada
Alat kelamin jantan pada ikan meliputi Bapak Rudy Agung Nugroho, M.Si, Ph.D
kelenjar kelamin dan saluran kelamin. Kelenjar selaku dosen pengampu mata kuliah Fisiologi
kelamin jantan disebut testis. Pembungkusan Reproduksi, Seluruh Asisten Fisiologi
testikular yang mengelilingi testis, secara luas Reproduksi, Kepala Laboratorium dan Laboran
menghubungkan jaringan-jaringan testis, Laboratorium Fisiologi Perkembangan dan
membentuk batasan-batasan lobular yang Molekuler Hewan atas izin tempat praktikum.
mengelilingi germinal epitelium. Spermatozoa
dihasilkan di dalam lobul yang dikelilingi sel-sel Referensi
sertoli yang mempunyai fungsi nutritif [4]. [1] Budhi Akbar, Pengaruh Mangostin
Perkembangan gamet jantan ikan dari Terhadap Fertilitas Tikus Wistar Betina,
spermatogonium menjadi spermatozoa melalui Tesis Magister, Program Pasca Sarjana
dua tahap, yakni spermatogenesis dan

30
Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
April 2016, Samarinda, Indonesia

Institut Teknologi Bandung, Indonesia,


1998, p. 25
[2] J. T. Bognara, T. C. Donnel,
Endokrinologi Umum, Airlangga
University Press, Yogyakarta, Indonesia,
1988, p. 135
[3] W. F. Ganong, Review of medical
phisiology, 15thed, Lange Maruzen,
2000, p. 243
[4] Yushinta Fujaya, Fisiologi Ikan, Dasar
Perkembangan dan Teknologi Perikanan,
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta,
Indonesia, 2004, p 152-155)
[5] R. H. F. Hunter, Fisiologi dan Teknologi
Reproduksi Hewan Betina Domestik,
Institut Teknologi Bandung, Bandung,
Indonesia, 1995, p. 23
[6] E. C. Pearce, Anatomi dan Fisiologi
untuk Paramedis, Penerbit Gramedia,
Jakarta, Indonesia, 1997, p. 264
[7] Wildan Yatim, Embryologi, Penerbit
Tarsito, Bandung, Indonesia, 1994
[8] Scanlon and Sanders, Essential of
Anatomy ang Physiology, F. A. Davis
Company, Philadelphia, 2003.

31
Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
April 2016, Samarinda, Indonesia

LAMPIRAN

Strippping Pengenceran sperma

Sperma ikan patin (Pangasius sp.) teramati

Milt sperma

32

Das könnte Ihnen auch gefallen