Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1dari 20 27 Februari 2017
BAHAN AJAR/DIKTAT
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 2dari 20 27 Februari 2017
Pada hari ini Senin. tanggal 6. bulan Februari tahun 2017 Bahan Ajar Mata
Kuliah Kimia Anorganik Fisik Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam telah diverifikasi oleh Ketua Jurusan/
Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 3dari 20 27 Februari 2017
PRAKATA
Buku ajar yang relatif singkat ini diterbitkan untuk membantu mahasiswa
yang mengambil mata kuliah Kimia Anorganik Fisik dalam melaksanakan
kegiatan belajar dan pembelajaran. Mengingat cakupan dari setiap topik materi
sangat luas maka sajian dalam buku ini diupayakan dapat membekali para
mahasiswa. Buku ajar ini disusun oleh Tim Penulis sesuai dengan bidang ilmu
Kimia Anorganik. Dengan memperhatikan kedalaman, cakupan materi dan
dengan keterbatasan yang ada maka dari waktu ke waktu bahan ajar akan diikaji
dan dicermati oleh pakar yang relevan. Hasil kajian itu selanjutnya dapat
digunakan sebagai bahan perbaikan demi semakin sempurnanya buku ajar ini.
Bahan ajar ini memuat materi Kimia Anorganik Fisik yang meliputi:
Prinsip-prinsip Reaksi Kimia, Padatan Ionik, Pelarut Air dan Non Air, Teori Asam
Basa, Reaksi Redoks, dan Mekanisme Reaksi Anorganik. Buku ajar ini dapat
diakses oleh mahasiswa yang mengambil mata kuliah Kimia Anorganik Fisik,
Akhirnya kepada peserta mata kuliah Kimia Anorganik Fisik kami
sampaikan selamat membaca dan mempelajari buku ajar ini meskipun harus
disertai juga mempelajari buku referensi yang disarankan. Kepada semua pihak
yang telah membantu kelancaran pelaksanaan pembuatan buku ajar ini kami
menyampaikan banyak terima kasih.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 4dari 20 27 Februari 2017
DESKRIPSI MATAKULIAH
Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL): :
Sikap
1. menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang
keahliannya secara mandiri;
2. menginternalisasi sikap apresiatif dan peduli dalam pelestarian
lingkungan hidup, seni, dan nilai-nilai sosial budaya yang berkembang
di masyarakat.
Keterampilan Umum:
3. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur;
CP Keterampilan Khusus
4. Mampu mengaplikasikan penggunaan Teknologi Informasi
Komunikasi (TIK) untuk mendukung pelaksanaan tugas/ peranannya
CP Pengetahuan
Menguasai pengetahuan tentang struktur, sifat molekul, identifikasi,
pemisahan, karakterisasi, transformasi, sintesis senyawa organik dan
anorganik beserta aplikasinya
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK):
Menguasai prinsip-prinsip reaksi kimia dan faktor-faktor yang
mempengaruhi prinsip-prinsip kekuatan ikatan kovalen, ionik dan ikatan
logam, sifat-sifat padatan ionik, pelarut anorganik yang meliputi pelarut air
dan non air, rekasi redoks dan menyetarakan reaksi redoks, sejarah teori
asam-basa dimulai dari teori asam-basa Arrhenius sampai ke teori asam-
basa keras lunak (HSAB), kekuatan asam-basa, mempelajari mekanisme
reaksi anorganik (mekanisme SN1 dan SN2).
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 5dari 20 27 Februari 2017
DAFTAR ISI
Prakata ii
Daftar Isi ii
Daftar Gambar vii
Daftar Tabel viii
Bab I Prinsip-prinsip Reaksi Kimia 1
Deskripsi Singkat 1
Capaian pembelajaran pertemuan 1
Isi Materi Perkuliahan 2
A. Kespontanan Reaksi 2
B. Prinsip-prinsip Entropi 3
C. Prinsip Kekuatan Ikatan 10
D. Koordinasi 11
E. Kekuatan Ikatan Logam 12
F. Memprediksi Reaksi Kimia 13
G. Rangkuman 13
Pertanyaan 14
Daftar Pustaka 14
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 6dari 20 27 Februari 2017
BAB I
PRINSIP-PRINSIP REAKSI KIMIA
Deskripsi singkat
Pertanyaan yang penting dalam mempelajari prinsip-prinsip reaksi
kimia adalah: Mengapa reaksi kimia dapat berlangsung? Untuk
mengetahui apa yang terjadi dan mengapa reaksi dapat berlangsung
maka diperlukan suatu kajian yang intensif tentang reaksi kimia. Secara
umum tujuan mempelajari reaksi kimia adalah agar seseorang dapat
mengendalikan reaksi kimia. Dengan mempelajari reaksi kimia
diharapkan dapat menjadikan suatu reaksi kimia berlangsung, apabila
reaksi kimia dikehendaki berlangsung. Sebaliknya reaksi kimia tidak
dapat berlangsung, apabila reaksi kimia dikehendaki tidak berlangsung.
Secara singkat reaksi kimia dapat dinyatakan sebagai perubahan
reaktan menjadi produk. Partikel atom atau molekul tidak dapat diamati,
yang dapat dilakukan adalah mengestimasikan akibat-akibat yang
ditimbulkan misalnya perubahan temperatur, warna, dan fase yang ada
dalam suatu sistem reaksi. Pada saat terjadinya reaksi kimia, atom-atom
yang pada mulanya saling terikat dengan atom lainnya dengan cara
tertentu dalam reaktan menjadi terpisah dan mengalami penyusunan
kembali untuk mengalami penataan ulang untuk menghasilkan produk.
Pada keadaan awal atom-atom dalam reaktan saling tarik menarik maka
agar berlangsung suatu reaksi kimia harus dikeluarkan energi (reaksi
eksoterm). Oleh karena itu reaksi kimia kan berlangsung jika kekuatan
ikatan produk lebih besar daripada kekuatan ikatan reaktan. Namun tidak
selalu terjadi demikian, ada suatu reaksi kimia daat berlangsung
walaupun tidak disertai pelepasan energi. Energi (kekuatan ikatan) dapat
dikatakan sebagai gaya dorong (driving force) suatu reaksi kimia. Faktor
lainnya yang menentukan arah reaksi adalah struktur dan keadaan zat
(entropi). Dengan demikian ada dua aspek yang harus ditinjau dalam
pembahasan reaksi kimia, yaitu (1) ikatan kimia yang tercermin sebagai
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 7dari 20 27 Februari 2017
energi ikat (entalpi) dan (2) struktur/keadaan zat yang dinyatakan dalam
entropi.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 8dari 20 27 Februari 2017
a). Bila energi ikat total produk melebihi energi ikat total reaktan dan
entropi total produk lebih tinggi (H < 0 dan S > 0)
b). Bila ikat total produk melebihi energi ikat total reaktan dan entropi total
produk lebih rendah tetapi tidak cukup rendah untuk membuat T S > H
[(H < 0 dan |T S | < H| ]
c). Bila energi total produk lebih rendah daripada reaktan, tetapi selama
reaksi berlangsung disertai kenaikan entropi yang cukup untuk
mengkompensasi energi yang diserap. [H > 0 dan |T S| > |H| ]
Dari ketiga hal tersebut terdapat dua pengaruh kekuatan ikatan dan
entropi yang kontradiktif, hasil akhir dua pengaruh tersebut akan
bergantung pada kontribusi relatifnya dalam reaksi kimia. Faktor-faktor
yang menentukan besarnya kontribusi relatif tersebut dijelaskan dalam
beberapa hal.
B. Prinsip-prinsip Entropi
2). Keadaan gas lebih acak daripada keadaan cair dan keadaan
cair lebih acak daripada keadaan padat. Atom atau molekul gas
lebih saling bergerak bebas dengan yang lain daripada dalam
keadaan cairan atau padatan, oleh karena itu dapat menjadi
terdistribusi secara acak sehingga entropinya lebih tinggi. Kenaikan
entropi pada proses penguapan jauh lebih tinggi daripada kenaikan
entropi pada saat peleburan. Pada keadaan cair gerakan molekul
masih agak terbatas, sehingga entropi peleburannya relatif kecil.
Utuk cairan-cairan normal, yang memiliki gaya tarik menarik antar
molekul rendah yaitu gaya Van der Waals, entropi penguapan
hampir tidak bergantung pada komposisi, kira-kira 22 satuan
entropi (kal/). Entropi penguapan ini lebih besar jika terjadi
interaksi polar yang kuat atau adanya jembatan hidrogen dalam
cairan, karena diperlukan usaha yang lebih besar untuk kearah
disorder untuk proses penguapan. Pada kebanyakan unsur kimia,
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 9dari 20 27 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 10dari 20 27 Februari 2017
Sesuai dengan prinsip ini, adanya gas diantara produk tetapi tidak ada
dalam reaktan menyatakan bahwa entropi produk lebih besar daripada
reaktan. Kecenderungan ini ada karena perbedaan entropi diantara padatan
dan atau cairan cenderung lebih rendah pada keadaan gas atau cair. Jadi
perubahan entropi cenderung menguntungkan dekomposisi atau interaksi
padatan atau cairan membentuk gas.
3). Suatu gas monoatomik lebih acak daripada molekul gas poliatomik,
sehingga memiliki entropi yang lebih tinggi. Entropi gas monoatomik lebih
besar daripadapa gas poliatomik. Pembentukan gas poliatomik dengan
struktur tertentu meningkatkan keteraturan sehingga menurunkan entropi.
Dalam reaksi gas, perubahan entropi mempermudah dissosiasi molekul besar
menjadi molekul kecil atau metatesis (dobel dekomposisi) yang menaikkan
jumlah total molekul gas. Beberapa harga entropi gas monoatomik dan
poliatomik disajikan pada Tabel 2.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 11dari 20 27 Februari 2017
Tabel 2. Entropi gas-gas monoatomik dan poliatomik pada 25C (s.e/ g atom)
H 27 .4 H2 15 6 - -
N 36.6 N2 22.9 - -
F 37.9 F2 24.4 - -
4). Entropi suatu padatan amorf lebih besar daripada padatan kristal, dan
entropi padatan kristal sederhana lebih besar daripada padatan kristal
yang lebih kompleks. Pembentukan senyawa sederhana dari senyawa lain
yang lebih kompleks dipermudah oleh perubahan entropi.
5). Entropi suatu senyawa molekul addisi atau kompleks koordinasi lebih
rendah daripada komponen-komponen penusunnya dalam keadaan
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 12dari 20 27 Februari 2017
Tabel 3. Pengaruh massa terhadap entropi beberapa zat pada 25C (s.e)
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 13dari 20 27 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 14dari 20 27 Februari 2017
8). Semua reaksi kimia yang disertai kenaikan entropi berlansung secara
spontan pada temperatur yang cukup tinggi. Meskipun panas reaksi
maupun entropi hanya relatif lambat berubah dengan bertambahnya
temperatur, pengaruh entropi adalah hasil kali dari entropi dan temperatur.
Jadi pada temperatur yang sangat tinggi, spesi yang ada pada temperatur
rendah tidak dikenal, pada temperatur tinggi dapat terbentuk dan teramati.
Dengan demikian, meskipun perubahan entalpi mengendalikan terjadinya
reaksi pada temperatur biasa, kenaikan entropi menjadi relatif penting pada
temperatur yang cukup tinggi sehingga menjadi faktor penentu arah reaksi.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 15dari 20 27 Februari 2017
9). Energi total ikatan bergantung pada muatan parsial dan order ikatan
dan berbanding terbalik dengan panjang ikatan.
10). Ikatan kovalen antara atom-atom yang kecil cenderung lebih kuat
daripada ikatan kovalen antara atom-atom yang lebih besar.
13). Ikatan kovalen antara atom yang memiliki muatan parsial positif
cenderung tidak stabil.
14). Ikatan kovalen yang memiliki ikatan rangkap parsial sebagai akibat
adanya resonansi lebih stabil daripada ikatan tunggal tau ikatan rangkap
yang terpisah.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 16dari 20 27 Februari 2017
D. Koordinasi
15). Ikatan koordinasi cenderung lebih kuat apabila atom donor lebih
siap untuk memberikan pasangan elektronnya sedangkan atom akseptor
lebih siap menerima pasangan elektronya.
Kesiapan atom donor memberikan pasangan elektronnya dipengaruhi
oleh beberapa faktor:
1. Muatan formal, semakin negatif muatan parsial atom donor maka
semakin efektif atom donor tersebut memberikan pasangan elektronnya.
2. Keterlibatan atom donor pada pembentukan ikatan rangkap suatu atom
akan menurunkan efektivitasnya. Sebagai contoh: (CH 3)3N lebih efektif
daripada (SiH3)3N.
3. Gugus yang terikat pada atom donor. Suatu atom donor akan efektif
sebagai donor pasangan elektron apabila atom donor tersebut mengikat
gugus pendorong elektron (donating group) seperti gugus CH3. Sebaliknya
atom donor akan berkurang efektivitasnya apabila atom tersebut mengikat
gugus penarik elektron (-OH, F, Cl, dan sebagainya)
4. Polarisabilitas atom donor
Suatu atom donor akan lebih efektif apabila lebih mudah mengalami
polarisasi. Contoh: Ion Iodida merupakan donor lebih efektif daripada ion
Flourida.
5. Keterpusatan pasangan elektron pada atom donor.
Suatu atom donor akan semakin efektif apabila pasangan elektron makin
terpusatkan dan makin kurang efektif apabila pasangan elektron makin
tersebar. Contoh: Alkohol dan eter merupakan donor yang lebih baik daripada
keton dan ester.
16). Ikatan koordinasi cederung lebih kuat apabila atom akseptor lebih
efektif menerima pasangan elektron.
Faktor-faktor yang mempengaruhi atom akseptor menerima pasangan
elektron:
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 17dari 20 27 Februari 2017
17). Ikatan ionik cenderung lebih kuat antara ion-ion yang kecil dan
bermuatan tinggi.
18). Apabila terdapat perbedaan ukuran antara kation dan anion maka
ikatan ionik akan diperlemah sebagai akibat tolakan antara kation-kation
dan anion-anion.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 18dari 20 27 Februari 2017
21). Kekuatan ikatan logam pada golongan utama, dari atas ke bawah
pada suatu golongan kekuatan ikatan logam semakin menurun
23). Reaksi kimia akan terjadi apabila terdapat tumpang tindih orbital
yang memiliki elektron
24). Dua atau lebih elemen cenderung bergabung apabila ikatan yang
terbentuk lebih kuat dibandingkan rata-rata ikatan elemen dalam
keadaan bebasnya.
25). Dua molekul atau ion cenderung untuk berikatan apabila satu dari
pasangan elektron terluar dapat dibagikan pada orbital yang kosong.
26). Suatu elemen dapat menggantikan elemen yang lain dari suatu
senyawa apabila ikatan yang dihasilkan lebih polar.
G. Rangkuman
Entalpi adalah jumlah dari energi internal dan energi lainnya di
dalam sistem.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 19dari 20 27 Februari 2017
G = H - TS
H. Pertanyaan/Diskusi
a. Terangkan mengapa kesiapan atom aksetor pada pembentukan
ikatan koordinasi mengikuti urutan sebagai berikut : BI 3 > BBr3 >
BCl3 > BF3. Berikan alasannya!
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 20dari 20 27 Februari 2017
Daftar Pustaka