Sie sind auf Seite 1von 17

Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang unik. Artinya, tidak ada satu individu pun yang persis
sama dengan individu yang lain. Salah satu perbedaan yang sering kita jumpai adalah
kecepatan dan kemampuan individu dalam memecahkan suatu masalah atau persoalan yang
dihadapi. Untuk memecahkan masalah atau persoalan yang sama, ada individu yang mampu
dengan cepat memecahkannya, namun ada juga individu yang lambat bahkan tidak mampu
memecahkannya. Hal itulah yang memperkuat pendapat bahwa taraf kecerdasan atau
inteligensi itu memang ada, dan berbeda beda antara satu individu dengan individu yang
lain.
Individu yang taraf inteligensinya tinggi akan mudah memecahkan suatu persoalan,
sedangkan individu yang taraf inteligensinya rendah hanya mampu memecahkan masalah
yang mudah. Misalnya, pada beberapa mahasiswa yang menghadapi soal ujian yang sama,
ada yang mampu dengan cepat dan benar menyelesaikan soal tersebut dan ada juga yang
sebaliknya. Inteligensi disebut sebagai kecerdasan atau kecakapan atau kemampuan dasar
yang bersifat umum. Dalam diri idividu , terdapat kekuatan yang mampu menggerakan
kemajuan untuk penelusuran, penegmbangan dan penemuan baru dibidang ilmu pengetahuan
dan teknologi. Kekuatan tersebut dinamakan kreatifitas , yaitu kekuatan yang diperlukan
individu untuk melakukan pengembangan diri dan memecahkan berbagai masalah yang
dihadapi sebagai usaha mencapai kemajuan.
Sementara itu, kecerdasan atau kecakapan atau kemampuan dasar yang bersifat khusus
disebut dengan bakat (aptitude). Dalam proses belajar mengajar, prestasi belajar mahasiswa
salah satunya di tentukan oleh inteligensi.Oleh sebab itu, kami akan membahas tentang
intelegensi, bakat dan kreativitas.
Pembahasan

1. Intelegensi

Pengertian Intelegensi

Pengertian intelegensi menurut Wechsler, merupakan pembangkit atau kapasitas


global oleh individu untuk bertindak dengan tujuan, berpikir secara rasional, dan berhubungan
secara adptatif terhadap lingkungan.

Namun, menurut Rudolf menyatakan hal yang sedikit berbeda yaitu intelegensi adalah
keseluruhan struktur yang bersifat khusus dalam kepribadian seseorang, suatu keutuhan yang
berstruktur terdiri atas kemampuan jiwa mental dan diungkapkan melalui prestasi, serta
memiliki kemampuan individu untuk bertindak.

Secara garis besar intelegensi merupakan suatu kemampuan yang dimiliki individu
baik bersifat genetik maupun melalui proses adaptasi yang didalamnya terdapat kemampuan
berpikir rasional, ketahanan terhadap lingkungan, dan kepercayaan terhadap tuhan.

Perkembangan intelegensi pada setiap orang berbeda beda tergantung faktor-faktor


yang menyertai tingkat intelegensi seseorang. Akan tetapi, pada anak yang memiliki IQ rata-
rata puncaknya terjadi pada usia 7 sampai 8 tahun, pada anak yang memiliki IQ tertinggi
puncak perkembangannya terjadi pada usia 11 sampai 12 tahun, sementara anak-anak yang
memiliki IQ diantaranya akan mengalami puncak perkembangan di antara usia tersebut.

Macam Intelegensi

Intelegensi bukan hanya berpatokan pada perkembangan pikiran dan kecerdasan pikiran,
melainkan dalam perkembangannya intelegensi menjadi lebih beragam meliputi Kecerdasan
Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosional (EQ), dan Kecerdasan Spiritual (SQ). Ketiga hal ini
menjadi penting untuk individu agar bisa beradaptasi dan menjalankan kehidupannya dengan
baik di tengah-tengah masyarakat pada umumnya. Karena ketiga aspek ini akan
mempengaruhi pribadi seseorang dalam bertindak dan bergaul di lingkungan sosial
budayanya.

1. Kecerdasan Intelektual (IQ)


Merupakan kecerdasan yang dimiliki oleh individu karena kemampuannya dalam
berkomunikasi verbal, kefasihan dalam kata-kata, kemampuan dalam pengolahan faktor
bilangan, kepahaman terhadap relasi ruang, ketahanan faktor ingatan, ketanggapan
presepsi, serta faktor induksi.
Berikut merupakan tabel tingkat kecerdasan intelektual (IQ)

IQ KLASIFIKSAI
130 dan lebih Sangat superior
120-129 Superior
110-119 High average/ bright normal
90-109 Rata-rata(average)
80-89 Rata-rata bawah atau Dull normal
70-79 Borderline
69 dan kurang Defisiensi mental

2. Kecerdasan Emosional (EQ)


Menurut Shapiro (1997) mendefinisikan bahwa kecerdasan emosional merupakan
kemampuan kepekaan perasaan diri pribadi dan kepekaan terhadap perasaan orang lain
dan meggunakan informasi yang didapatkan untuk mengarahkan pikiran dan tindakan.
Shapiro menekankan kecerdasan emosional berpatokan pada pengelolaan emosi untuk
mengontrol perilaku diri sendiri dan emosi.
Secara garis besar kecerdasan emosional merupakan kecerdasan yang dimiliki oleh
individu akan kemampuannya dalam mengolah dan mengontrol emosi serta perasaan baik
dalam menghadapi diri sendiri maupun orang lain agar tercipta suatu keseimbangan dalam
kehidupan. Sehingga dengan adanya keseimbangan dalam kehidupan diharapkan agar
individu bisa lebih adaptatif dan menghasilkan suatu karya yang produktif.
Menurut Solovery, yang dikutip oleh Goleman 1996 kecerdasan emosional memiliki iri-
ciri dalam lima wilayah diantaranya:
1. Mengenali diri berarti mengerti dan paham akan kemauan yang diinginkan oleh individu.
2. Mengelola emosi berarti bisa mengontrol emosi kapn dikeluarkan dan kapan emosi
ditahan.
3. Memotivasi diri sendiri berarti mampu menata emosi diri sendiri aga tujuan yang
diinginkan bisa tercapai.
4. Mengenali emosi orang lain berarti mengerti dan paham akan sifat dan sikap yang akan
ditunjukkan orang terdekat saat sedang emosi.
5. Membina hbungan berarti individu mengenal dan membina hubungan dengan orang lain
sehingga sebelum mengenal dan memahami emosi orang lain maka, sebaiknya lebih
mengenal emosi dan kemauan diri sendiri terlebih dahulu.
6.
3. Kecerdasan Spiritual (SQ)
Menurut Zohar dan Marshal (2000) kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan dalam
menghadai dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk
menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya,
kecerdasan untuk menilai bahwa bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang bermakna
dibandingkan dengan yang lain.
Secara garis besar kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan yang dimiliki individu
dalam memahami dan mengenal penciptanya dan diwujudkan dalam ketakwaan
menjalankan perintahnya dan menjauhi laranganya. Tanda-tanda kecerdasan spiritual
yang tinggi menurut Zohar dan Marshall (2000) yaitu diantaranya kemampuan dalam
berskap netral, memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, mampu melampaui rasa takut,
dan kecendrungan melihat keterkaitan antara berbagai hal (pandangan holistik).

Faktor yang Mempengaruhi Intelegensi

a. Genetik/keturunan
Gen yang dimiliki oleh setiap orang pasti berbeda-beda tergantung dari gen orang tua
yang mewarisinya karena setiap orang memiliki otak dengan jumlah sel saraf atau jumlah
hubungan diantara sel saraf tersebut berbeda-beda tergantung dari volume total zat kelabu
di otak (grey matter).
b. Kurangnya perawatan dalam kandungan
Seorang wanita hamil yang yang kekurangan gizi, terserang infeksi penyakit, terpapar
polusi, mengonsumsi obat-obatan tertentu, merokok, dan minum-minuman beralkohol
pasti akan memiliki resiko kalau anaknya memiliki IQ yang rendah
c. Kurang gizi
Kesenjangan rata-rata IQ antara anak-anak yang kurang memperoleh gizi sekitar 20 poin.
(Stoch&smith,1963; Winick,Meyer, & harris,1975)
Hal ini berkaitan dengan jumlah asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh dan otak
untuk berfikir, seperti protein, mineral, vitamin, karbohidrat dan asupan ion ion yang
dibutuhkan oleh tubuh untuk proses perkembangan.

d. Kontak dengan bahan beracun


Polusi timah dapat membahayakan sistem saraf karena dapat menyebabkan masalah
atensi, dan berakibat pada penurunan IQ dan menurunnya konsentrasi pada seseorang. Ini
diakibatkan oleh kandungan zat yang didalamnya dapat menurunkan fungsi metabolisme
tubuh sehingga mengganggu proses kinerja tubuh untuk beraktivitas pada umumnya yang
lama-kelamaan akan menumpuk dan menyebabkan penurunan fisiologis pada tubuh.
e. Lingkungan keluarga yang memicu timbulnya stress
Ayah yang tidak tinggal serumah dengan keluarga, ibu yang mengalami gangguan mental,
orang tua dengan keterampilan bekerja rendah, sejarah keluarga yang dapat menyebabkan
stress seperti kekerasan keluarga, diawal kehidupan.(Sameroff dkk, 1987) dapat
mengurangi nilai poin IQ sebesar 4 poin. Sementara anak-anak yang memilki 7 faktor
resiko memiliki IQ yang lebih rendah 30 point dari anak-anak tanpa faktor resiko.
f. Lingkungan masyarakat yang tidak baik
Jika sesorang tumbuh di lingkungan masyarakat yang memiliki kebiasaan berpesta
minuman keras setiap malamnya dan memiliki kebiasaan seks di luar nikah maka, pasti
akan menyebabkan rusaknya moral anak anak di lingkungan tempat tinggal itu sehingga
kebanyakan anak-anak di lingkungan itu tidak akan memiliki kecerdasan spiritual yang
baik dalam menghadapi suatu permasalahan.

Cara Mengetahui Tingkat Intelegensi

Berikut ini beberapa alat tes intelegensi yang sering dipakai umumnya di Indonesia:

1. Stanford- Binet Intelligence Scale


Merupakan alat pengukuran tingkat intelegensi menggunakan Skala Binet-Simon. Alat ini
terdiri dari 30 pertanyaan dimulai dari yang sangat mudah sampai ke sukardimana
pertanyaan tersebut dapat mengukur kemampuan sensori, presepsi, dan kemampuan
verbal. Alat ini mengalami revisi secara besar-besaran hingga dikenal dengan nama
Stanford-Binet.
2. Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS)
Merupakan alat pemeriksaan intelegensi yang bersifat individu. Tes ini memiliki enam
subtes yang tergabung dalam skala pengukuran keterampilan verbal dan lima subtes
membentuk skala pengukuran keterampilan tindakan.
Subtes Verbal, terdiri dari:
1) General information (mengukur informasi yang telah dipelajari dari kehidupan sehari-
hari dalam lingkungan keluarga dan budayanya).
2) General Comprehension (mengukur social judgement, kemampuan untuk
menggunakan informasi sebelumnya untuk menghadapi masalaa sehari-hari, dan
kapasitas pemahaman atau abtraksi).
3) Arithmetic (mengukur kemampuan konsentrasi dan rentang perhatian aktif)
4) Similarities (mengukur memori, komprehensif, abstract reasoning, dan kapasitas
berpikir asosiatif dan concepyual judgement).
5) Vocabulary (mengukur rentang gagasan, isi pikiran, kekayaan proses kognitif dan
lingkungan).
6) Digit span (membedakan orang yang tenang dan atentif dari yang mudah terganggu,
penuh kecemasan, dan tidak memiliki perhatian).
Subtes performance, terdiri atas:

1) Digit symbol (mengukur dekstreriti visual-motor dan koordinasi motor halus, juga
digunakan untuk mengindikasikan taraf persistensi subyek dalam sticking atas tugas-
tugas tidak menarik).
2) Picture completion (mengukur diskriminasi visual,konsentrasi,dan reasoning).
3) Block design (mengukur nonverbal reasoning, kecepatan berprestasi, dan koordinasi
visual motor).
4) Picture arrangement (mengukur kemampuan subyek untuk menggunakan persepsi
visual yang akurat, melihat ke depan, merencanakan dan menafsirkan situasi sosial).
5) Object assembly (mengukur analisis visual, kemampuan menyusun secara sederhana,
kemampuan untuk menangani hubungan bagian-keseluruhan).

Gangguan Intelegensi

1. Retardasi mental merupakan keadaan dengan tingat kemampuan intelektual yang kurang
(abnormal) dimulai sejak masa perkembangan dimana keadaan ini akan mempengaruhi
aktivitas sosialnya dan cara beradaptasi dengan orang lain. Gangguan ini disebabkan oleh
berbagai faktor terutama faktor genetik dan faktor lingkungan sosial misalnya adanya
infeksi, kurangnya gizi, dan gangguan jiwa yang berat. Anak-anak yang
mengalamiganguan ini biasanya ditempatkan di Sekolah Luar Biasa (SLB).
2. Demensia merupakan kemunduran kecerdasan karena kerusakan sel-sel otak yang sifatnya
tidak bisa diperbaiki lagi. Penyebab gangguan ini disebabkan oleh faktor genetk terutama
bila mengalami keracunan, neoplasma, dan ganggun pembuluh darah. Serta faktor
lingkungan dapat berpengaruh seperti kurangnya gizi akan protein sebelum anakberusia 5
tahun.

Contoh Kasus

1. Seorang wanita yang bukan perokok tinggal di tengah kota memiliki seorang anak dengan
perkembangan kognitif yang tertunda. Berdasarkan analisis ditemukan bahwa tingkat
polusi dari bahan bakar kendaraan yang dihirup oleh sang ibu ketika mengandung bayinya
cukup tinggi, dikarenakan tinggal di tengah kota yang rawan terpapar polusi udara. Yang
bertanggung jawab tampaknya kandungan kimiawi yang terdapat dalam asap kendaraan
dan pembangkit tenaga listrik. Bahkan, setelah menghilangkan faktor resiko lain, misalnya
terpapar kandungan logam, peneliti menemukan bahwa, pada usia 3 tahun, anak dari ibu
tersebut sangat rentan terhadap polusi udara 2 kali lebih mungkin mangalami hambatan
dalam perkembangan kognitifnya dibandingkan dengan anak-anak lain. (Perera Dkk.,
2006)
2. Di Kanada secara acak menugaskan anak-anak kelas satu untuk mengikuti kegitan
sekolah, yaitu belajar berrmain piano, menyanyi, bermain drama seminggu sekali, atau
masuk kedalam kelompok kontrol yang tidak menerima pelajaran ekstrakulikuler tersebut.
pada akhir tahun pelajaran, ternyata anak-anak yang belajar piano atau menyanyi
memperlihatkan peningkatan IQ rata-rata sebesar 7 poin, sedangkan kelompok lain hanya
4,3 poin. Perbedaan ini tidak besar akan tetapi secara statistik bersifat signifikan
(Schellenberg, 2004). Dari hasil penelitian ditemukan bahwa pelajaran piano membantu
anak-anak memusatkan perhatiannya dan mengasah keterampilan motorik halusnya.
Ketiga hal ini berkontribusi terhadap perkembangan bagian-bagian otak yang akan
membentuk intelegensi nantinya.
2.Bakat
Pengertian Bakat
Definisi bakat ditemukan oleh beberapa ahli psikologi. Michel (1960) dalam Notoatmodjo
(1993) mengungkapkan bahwa bakat adalah kemampuan individu untuk melakukan sesuatu
yang sedikit sekali bergantung pada pelitahn mengenai hal terrsebut. Sementara itu, Guiford
( 1959) dalam Notoatmodjo (1993) menyatakan bahwa berhubungan dengan kecakapan
untuk melakukaan sesuatu.
Sukardi (1997) juga mengggungkapkan hal senada terkait terkait definisi bakat, yaitu suatu
kondisi atau suatu kulitas yang dimiliki individu yang memungkinkan individu tersebut untuk
berkembang pada masa mendatang. Terakhir, Woordworth dan Marquis ( 1957) dalam
Notoatmodjo (1993) mengungkapakn bahwa bakat adalah salah satu kemampuan manusia
meliputi Achievemental/Actual ability , capacity dan apttitude.
Pengertian bakat dapat dilihat sebagai:

Kondisi atau serangkaian karakteristik yang dipersepsikan sebagai indikasi


kemampuan individu dalam memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau serangkaian
respon dengan melalui latihan. Jadi bakat merup hasil interaksi antara hereditas &
pendidikan.

Sifat atau kemampuan potensial yang ada dalam diri individu dan dapat berkembang
apabila mendapatkan stimulasi yang tepat.

Dimensi Bakat
Menurut Guilford, bakat memiliki 3 dimensi, yaitu:

1. Dimensi Perseptual: kemampuan dalam melakukan persepsi atau kepekaan panca


indera yang berhubungan dengan kepekaan penglihatan, pendengaran dan kinestesi.

2. Dimensi Psikomotor: yang meliputi 6 faktor: kekuatan, impuls, kecepatan


gerak/ketepatan, ketelitian (dinamis maupun statis), koordinasi dan keluwesan/fleksibilitas

3. Dimensi Intelektual: meliputi faktor ingatan & faktor berpikir {kognisi, produksi
(divergen & kovergen), & evaluasi.
Sedangkan menurut Thurstone, kemampuan mental individu memiliki beberapa dimensi
seperti berikut ini:

1. Verbal (V): pemahaman akan hub kt, kosa kt, & penguasaan komunikasi lisan.

2. Number (N): kecermatan & keceptn dlm pengg fungsi-fungsi hitung dasar.

3. Spatial (S): kemamp mengenali berbg hub dlm bentuk visual.

4. Word Fluency (W): kemamp mencermati dengan cpt kt-kt tertentu.

5. Memory (M): kemamp mengingat gbr, pesan, angka, kt-kt, & bentuk pola-pola.

6. Reasoning (R): kemamp mengambil kesimpulan.

Tujuan Mengetahui Bakat

Pengukuran bakat tentunya memiliki tujuan, yaitu:

1. Tujuan Diagnosis
Tujuan ini tentunya memberikan informasi mengenai sejauh mana minat dan bakat
seseorang pada suatu bidang. Diagnosis dalam pengukuran psikologis tentunya akan
memiliki unsur prediktif. Hal ini memiliki arti bahwa dengan mengetahui bakat yang
dimiliki seseorang, maka dapat keberhasilan seseorang dalam bidang yang dipilih akan
dapat diprediksi tingkat keberhasilannya. Agar dapat lebih komprehensif, maka dukungan
tes lainnya untuk mendapatkan informasi pendukung akan lebih mampu melengkapi.

2. Prediksi
Untuk memprediksi kesuksesan atau kegagalan seseorang dalam bidang yang menjadi
pilihannya untuk berkarir atau lainnya.

Faktor-faktor yang dapat ditinjau dalam Tes Bakat

Dimensi Keterangan
1. Kemampuan Kemampuan memahami & menggunakan bahasa secara lisan maupun
Verbal tulisan.
2. Kemampuan Kemampuan ketepatan & ketelitian memecahkan problem yang
numerical berkaitan dengan angka dan perhitungan
3. Kemampuan
Kemampuan merancang suatu benda secara tepat.
spatial
4. Kemampuan Kemampuan mengamati & memahami gambar dua dimensi menjadi
perceptual tiga dimensi
5. Kemampuan
Kemampuan memecahkan suatu masalah
reasoning
6. Kemampuan
Kemampuan memahami konsep-konsep seputar mekanika/mesin.
mekanik
7. Kemampuan Kemampuan individu dalam menyimpan dan mengingat kembali
memory informasi.
8. Kemampuan
Kemampuan bekerja dibidang administrasi.
klerikal
Kemampuan menghasilkan hal-hal baru dan yang tidak biasa
9. Kreativitas:
(istimewa).
10. Kecepatan kerja Kemampuan bekerja secara cepat dalam pekerjaan yang bersifat rutin.
Kemampuan bekerja secara teliti dan minor kesalahan dalam pekerjaan
11. Ketelitian kerja
yang bersifat rutin.
Kemampuan bekerja secara konsisten (dalam situasi kerja yang
12. Ketahanan kerja
monoton atau semakin berat).

Keterbatasan Tes Bakat

Item tes bakat hanya mengukur sampel perilaku yang diukur oleh konsep/konstuk.

Standarisasi tes tergantung pada keadaan sampel standarisasi. Dengan demikian


budaya & kemajuan teknologi masih akan mempengaruhi validitas tes.

Reliabilitas tes jarang mempunyai koefisien reliabilitas sama. Hal ini memiliki arti
bahwa individu yang melakukan tes dengan alat yang sama, dapat saja menghasilkan skor
yang berbeda.

Pengukuran bakat bukan berarti menghasilkan profil kepribadian individu secara


komprehensif. Untuk mendapatkan profil individu secara menyeluruh, maka tetap
dibutuhkan tes lainnya untuk dapat mengukur aspek lainnya sehingga penegakan
status/diagnosis dapat menghasilkan hasil secara komprehensif.

Ragam Tes Bakat

1. Kelompok Single Tes

Tes Kraeplin

Tes Pauli, dan lainnya yang sejenis.

3. Kelompok Baterai Tes:


Rangkaian tes yang masing-masing dapat berdiri sendiri dan tidak harus digunakan
secara keseluruhan.
a. Tes IST
b. Tes DAT
c. Tes FACT
d. Tes GATB
3.Kreativitas

Dalam diri individu, terdapat kekuatan yang mampu menggerakan kemajuan untuk
penelusuran, penegmbangan dan penemuan baru dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kekuatan tersebut dinamakan kreatifitas , yaitu kekuatan yang diperlukan individu untuk
melakukan pengembangan diri dan memecahkanberbagai masalah yang dihadapi sebagai
usaha mencapai kemajuan.

Kreativitas individu pada umumnya terkait dengan prestasi untuk menciptakn atau
menemukan sesuatu yang baru, dan cara untuk menemukan pemcehan masalah yang tidak
dapt dilakukan oleh banyak orang.

Ciri suatu perilaku kreatif adalah adanya suatu hasil yang baru sebgai akibat tingkah laku
tersebut. Krativitas seseorang berhubungan dengan motivasi dan emosi, bakat bersikap,
persepsi, perasaan, dan kepribadian, kreativitas seseorang akan terjadi karena sesorang
mengalami tantangan atau kendal dalm memecah suatu masalah dalm hidupnya.

Definisi Kreativitas
Definisi kreativitas banyak sitemukan oleh para ahli. Kreativitas adalah suau kemampuan
untuk memecahkan masalah, yang memungkinkan indivdu menciptakan ide-ide asli atau
adaptif fungsi kegunaan secara penuh untuk perkembangan (Widiyatun,1999).

Sementara itu, Solso ( 1991) mengungkapkan terhadap bahwa kreativitas adalah aktiviats
kognitif yang menghasilkan cara pandang baru terhadap suatu masalah atau situasi.
Selanjutnya Khun (1970) sebagaimaan dikutip oleh Ferland (1989) menyatakan bahwa yang
disebut kreativitas adalah kemampuan untuk menemukan konsep baru, gagasan baru, metode
baru, hubungan baru, dan gaya oprasi gaya yang baru.

Munandar (1995) mengungkapkan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk membuat


kombanasi baru asosiasi baru berdasarkan bahan, informasi, data atau elemen yang sudah ada
sebelum menjadi elemen yang bermakna dan bermanfaat.

Dari keepat definisi diatas penulis merumuskan kreativitas sebagai kemampuan individu
untuk menemukan dan pengembangan ide dan karya baru dalm upaya memecahkan masalah
yang tidak banyak dilakukan Individu lain.

Ciri kreativitas

Ciri kreativitas individu dapat di tinjau dari dua aspek yaitu aspek afektif dan kognitif. Gufron
dan risnawati (2010) merumuskan pendapat munandar (1995) ciri afektif dan kognitif yaitu:

Ciri afektif kreativitas :


1. Perasaan ingin tahu, individu yang kreatif selalu masih kurang mengetahui berbagi hal
sehingga terdorong untuk lebih banyak tahu melalaui banyaknya pertanyaan, kepekaan
dalm pengamatan, serta perhatian terhadap objek dan situasi.
2. Bersifat menghayalkan. Individu yang kreatif pada ummumnya memilik daya khyal
atau fantasi yang tinggi terhadap hal-hal yang belum ada.
3. Tantangan kemajmukan individu yang kreatif merasa tantangan untuk memecahkan
masalah yang situai yang sulit, serta tertantang hal yang sulit.
4. Bersifat menghargai. Individu kraetif memilki sikap mental yang dapat mengahargai
pemberian bimbingan dan pengarahan untuk pengembangankemampua n bakat yang
ada pada dirinya.
5. Keberanian mengngambil resiko. Individu kreatif terpanggil untuk berani mengambil
resiko untuk menghadapi dan memecahkkan masalah yang dihadapi.
Ciri kognitif kreatifitas:
1. Kelancaran berfikirr ( kosa kata, asosiasi, ekspresi, dan ide ) individu yang kreatif
pada umumnya memiliki banyak gagasan, cara, jawaban, saran , pertanyaan, dan
pemecahan dlam menghadapi suatu masalh. Kelancaran berfikir meliputi kelancaran
kata atau kemampuan menghasilkan kata-kata , kelancaran menghasilkan banyak
persamaan dan kelancaran ekspresi yang menghasilkan kalimat dengan cepat dan
memenuhi syarat tat bahasa.
2. Keluwesan berfikir, individu yang kreatif memiliki kemampuan yang luwes atau
fleksibel untuk memberikan macam-macam alternatif guan untuk memecahkan
masalah.
3. Keaslian berfikir, individu kraetif memiliki memilki kemampuan untuk memilki
gagasan baru yang belumada sebelumnya.
4. Elaborasi. Individu yangkreatif memiliki kemampuan untuk mengembangkan dan
memperkaya gagasan ; menambah atu menguraikan secar detai suatu objek,
gagasan,atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.

Proses berfikir kreatif

Berfikir kreatif merupakan suatu proses yang memilik tahap tertentu. Wallas dan Solso
(1998) dalam Gufron dan Risnawati (2010) menyebutkan 4 tahap berfikr kreatif:

1. Tahap persiapan : tahap ini merupak tahap awal dalm berproses berfikir kreatif untuk
mecari dan mengumpulkan suatu informasi yang diperlika untuk memcahkan masalah.
2. Tahap inkubasi: tahap ini merupakan tahap diterimanya proses pemecahan masalah pada
alam sadar.
3. Tahap iluminasi atau pencerahan tahap ini merupakan tahap timbulnya inspirasi tau
gagasan untuk memecahkan suatu masalah.
4. Tahap verifikasi . tahap ini merupakan tahp untuk menguji ide atu gagasan dengan suatu
kenyataan atau realita

Individu yang kreatif memiliki ciri kepribadian yang khas Gufron dan Risnawati (2010)
merumuskan pendapat McKinon, et al (1974) tentang ciri pribadi yang memiliki kreativitas:

1. Cerdas : individu yang kreatif pada umumnya memiliki kecerdasan yang tinggi
2. Mandiri : mampu berfikir dan bertindak mandri
3. Terbuka: terbuka terhadap dunia luar dan muadah menerilma masukan baik dalam
maupun luar dirinya.
4. Intuitif :ciri individu yang kreatif aadalah tidak hanya tepaku pad suatu yang tampak,
tetapi juag selalu berusaha menangkap isi yang terkandung, apa maknanya,
kemungkinan akan terjadi.
5. Menjungjung tinggi teori estestika. Ciri pribadi individu yang kreatif adalh
menjungjung tinggi teori , dengan ingin mengetahui kebenaran di balik apa yang
tampak serta menjunjung tinggi esetika untuk menyelesaikn masalah sehingga
penyeleasainan menjadi luwes dan indah.
6. Berani dan teguh hati sikap yang menonjol yaitu keberanianmelawan menganggap
umum, dengan mengkhayal hal yang mustahil, berani menentang atau bersebrang
dengan pandangan masyarakat, memiliki keteguhan hati dan berprinsip , serta berani
menjadi dirinya sendiri.

Unsur-unsur cara motivasi dan karakter individu yang mendukung kreatifitas

Individu yang kreatif memiliki unsur kreativiatas dalam dirinya. Unsur yang terkandung
dalam kreativitas adalah pengetahuan, imajinasi dan evaluasi. Ada ada beberapa cara yang
dapat dilakukan individu untuk memotivasi kreativitas, yaitu dengan menguasai teori problem
solving atau pemecahan masalah, memancing seseorang ingin tahu, melakukan instropeksi
diri, dan bertanggung jawab.

Selanjutnya Ervans (1994) menggungkapkan bahwa terdapat karakteristik individu yang


mendukung kreativitas yaitu :

1. Kesadaran dan kepekaan (sensivisitas) terhadap masalah. Individu yang kreatif


memiliki kesadaran tinggi dan kepekaan yang tajam terhadap lingkungan tempat ia
berada dibandingkan individu lain.
2. Ingatan ( memorize) individu yang kreatif memiliki daya ingat yang menonjol dan
ingatan jangka panjang yang baik serta dapat menyimpan banyak informasi untuk
menghasilakn ide-ide kreatif.
3. Kelancaran individu yang kreatif memilki kemampuan untuk membangkitkan banyak
ide.
4. Disiplin dan keteguhan diri. Individu yang kreatif tidak hanya dapat mengembangkan
ide-ide baru, tetapi juga dapat berkerja keras dan berteguh hati untuk
mengembangkannya.
5. Keaslian, Individu yang kreatif memiliki kemampuan untuk menghasilkan ide-ide
luar biasa. Memecahkan masalah dengan luar biasa, dan menggunakan hal-hal atau
situasi dengan cara yang luar biasa.
6. Kemampuan penyesuaian diri (adaptasi). Individu yang kreatif terbuka untuk
pengalamannya yang baru.
7. Pemainan intektual. Individu yang kreatif memiliki kesukaan menggali ide-ide untuk
kepentingan mereka sendiri.
8. Humor. Individu yang kreatif memilki kemampuan untuk beraeaksi yang spontan
terhadap ke janggaln makna atau pelaksanaannya.
9. Nonkormatif. Individu yang kreatif memilki dorongan yang berbeda dan berani
mengambil resiko atas kegagalan dibandingkan ndividu yang konformatif.
10. Toleran terhadap ambiguitas. Individu yang kreatif secara aktif mengusahakan ketidak
pastian, komleksitas, ketidakteraturan , baik untuk tantangan yang hadir maupun demi
kepuasan yang akan dihasilakn, apa bila situasi ini dapat dipecahkan.
11. Kepercaan diri.individu yang kreatif memilki kepercayaaan diri dal dirinya yang
berharga terhadap karya mereka.
12. Skeptisme. Individu yang kreatif mengalami skiptis terhadap ideide yang diterima dan
sering memainkan devils advocat (pemebelaan yang menentang apa yang dianggap
baik ) serta mempersoalkan fakta-fakta dan dugaan.
13. Intelegensi. Individu yang memiliki IQ diatas rata-rata.

Hambatan kreativitas

Halangan untuk bertingkah laku kreatif secara umum terjadi karena faktor kebisaan. Akan
tetapi, Adam ( 1983) yang dikutip oleh Evans ( 1994) menyebutkan bahwa terdapat 4 macam
halangan terhadap kreativitas:

1. Hambatan perseptual yaitu hambatan yang mencegah individu pemecah masalah


untuk menerima secar jelas masalh itu sendiri atau informasi yang dibutuhkan untuk
mecahkan masalah.
2. Hambatan emosional yaitu hambtan karean takut membuat kesalahan atu mengambil
resiko, tidak mampu menoleransi ambiguitas dan kebutuhan akn keamanan dan
keteraturan, terdapat acuanmenilai ide-ide dibandingakan membangkitkan dan
mengembangkannya, tidak mampu bersikap santai dan melupakan masalah sementar
waktu, kurang tantanganan terlalu bermotivasi untuk berhasil dengan cepat, kurangnya
kontrol,imajinatif, tidak mampu membedakan realitas dan fantasi.
3. Hambatan budaya dan lingkungan : halangan yang diperoleh dai unsur-unsur dan pola-
pola budaya yang hidup ditengah-tengah masyarakat, yang kadang-kadang terdapat
dalam bentuk larangan atau tabu.
4. Halangan intelektual dan ekspresi yaitu halangan yang berkaitan dengan pilihan taktik
mental yang tidak efesiensi atu kurangnya bahan intektual.

Aspek kreativitas
Kreativitas dalm penerapannya memilki beberapa aspek tertentu, Suharnan (1998)
mengungkapkan bahwa aspek kreativiats menyangkut:
1. Aktivitas berfikir, individu yang kreatif salah satunya ditentukan oleh aktivitas berfikir
yang bersifat kompleks karena berhubungan dengan perhatian, persepsi, ingatan,
penalaran, imajiner, pengambilan keputusan dan pemechan masalah.
2. Menemukan atau menciptakan suatu yang baru. Individu yang kreatifselalu mampu
menhubungkan dua atu lebih gagasan, menciptak suatu kombinasi dengan konsep yang
ada dalm pikiran, atu megubah cara pandang yang ada dengan car pandang yang baru.
3. Produk yang berguna atau bernilai. Indivu yang kreatif dapat menciptakan karya baru
yang bermaanfaat dan bernilai misalnya , karya baru diguakan lebih enak, mudah pakai ,
memperlancar dan mempercepat pekerjaan mendorong meningkatkan produktifitas
kerja, meminimalkan hambatan, serta dapat menghsilkan suatu lebih banyak dan lebih
baik.

Kreativitas yang harus dimiliki perawat

Kreativitas adalah kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang baru sebagai
kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam
pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara
unsure-unsur yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas dapat dilihat dari 3 aspek yakni sebuah
kemampuan, perilaku, dan proses. Sebuah kemampuan kreativitas merupakan kemampuan
untuk memikirkan dan menemukan sesuatu yang baru dengan cara mengkombinasikan,
mengubah atau menerapkan, kembali ide-ide yang telah ada. Sebuah perilaku menerima
perubahan dan sesuatu yang baru, kemampuan bermain-main dengan berbagai gagasan dan
berbagai kemungkinan. Misalnya kreativitas mahasiswa keperawatan dalam kaitannya dengan
teori kreativitas dimana seseorang mahasiswa perawat dituntut untuk dapat intropeksi diri,
sejauh mana kreativitas atau kemampuan yang dimiliki dirinya dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien yang memiliki keunikan dari sifat maupun karakter yang berbeda-
beda, hendaknya perawat perlu memahami keunikan-keunikan yang dimiliki klien agar
asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat betul-betul dapat dilakukan secara
komprehensif.

DAFTAR PUSTAKA
Wiramihardja, Sutardjo A. 2004. Pengantar Psikologi Klinis. Bandung. PT Refika Aditama.

Carol Wade, Carol Tavris. 2007. PSIKOLOGI. Jakarta. Erlangga.

Sunaryo.2004. PSIKOLOGI UNTUK KEPERAWATAN. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran


EGC.

Saam Zulfan, Wahyuni Sri. 2012. PSIKLOGI KEPERAWATAN. Jakarta. PT


RAJAGRAFINDO PERSADA.

http://www.ilmupsikologi.com/2015/10/pengertian-tes-minat-dan-bakat-menurut-para-
ahli-dan-contoh.html#ixzz42Al1f9hH

http://www.scribd.com/doc/167796387/PSIKOLOGI-BAKAT-DAN-MINAT#scribd

Das könnte Ihnen auch gefallen