ui/ x2 = 0, Hooke's law (2.

44) 2 2
(A B ) 2p a C ( p )=0 (4.4)
becomes
Combining these equations yields the The
u1 u 3 u3
= ( + +2 =0 stress boundary conditions provide plane-
33 x 1 x3 x3
wave potential reflection coefficients
u 3 u 1
= ( + =0 B ( + 2 )2a + p2 +4 p2 a /( p22 )
13 x 1 x3 R pp= =
A [( +2 )2a + p 2 ]+4 p2 a /( p2 2 )
(4.1)
The displacement components are obtained (4.5)
4 p a
from potentials by using (2.91). For the
p22
case of an incident P wave, propagating in )[
C
R ps= =
the x3 and +x1 directions (Figure 4.1a), A
we assume plane-wave potentials of the
form
( +2 ) 2a + p2
= = A exp [ i ( px1 -
1+ R (+2 ) 2a+ p 2
+ 4 p 2 a /( p 22 )

x t)]
a 3
(4.6)
+ B exp [ i ( px1 -
ui/ x2 = 0, hukum Hooke (2.44)
x t)]
a 3 menjadi
= R = C exp [ i ( px1 - u1 u 3 u3
+ +2 =0
33 = ( x 1 x3 x3
x t)] (4.2)
a 3

At the free surface (x3 = 0), the stress u 3 u 1

= ( + =0
conditions [Eq. (4.1)] lead to equations
13 x 1 x3

relating the incident amplitude (A) to the (4.1)

reflected P (B) and reflected SV (C) Komponen perpindahan diperoleh dari

potensial dengan menggunakan (2.91).

amplitudes. Using (2.91) and (4.1), 33
Untuk kasus gelombang P, gelombang
= 0 gives
propagasi pada arah -x3 dan + x1 (Gambar
2 2
(A+B) [( + 2 ) + p a ] 4.1a), kita mengasumsikan potensi
gelombang plane dari bentuk
+ C (2 p =0
= 1+
R = A exp [ i ( px1 -
(4.3)
x t)]
a 3
And 13=0 gives
 + B exp [ i ( px1 - ax3 These are equivalent to the expressions in

t)] Table 3.1, except that (4.5) and (4.6) are

= = C exp [ i ( px1 - ax3 for potentials, not displacements. The
R

t)] (4.2) value of R ps vanishes when p = 0

Pada permukaan bebas (x3 = 0), kondisi
(normal incidence) and when a = 0=
tegangan [Persamaan (4.1)] mengarah
pada persamaan yang berkaitan dengan
2
amplitudo kejadian (A) pada pantulan P 2 2 i/a
[(1/ p 1/2
= [(1/ 2 1/2

(B) dan amplitudo SV (C) tercermin.

Menggunakan (2.91) dan (4.1), 33 = 0 i1
[( (i.e., at = 90, grazing incidence).
memberi
2 2
In general, two incident angles, i, exist at
(A+B) [( + 2 ) a + p ]
which Rpp = 0, yielding total P to SV
+ C (2 p =0 (4.3) conversion. These depend on particular

dan 13=0 values of and . Figure 4.2 shows

calculations of the energy partitioning as a

(A B ) 2p a C ( p22 )=0 (4.4)
function of incidence angle for P waves
Menggabungkan persamaan ini for various half-space velocity parameters.
menghasilkan kondisi batas tegangan The actual particle displacements at the
memberikan koefisien refleksi potensial surface consist of combined displacements
wave plane due to coexisting incident and reflected P
2 2 2 2 2
B ( + 2 ) + p +4 p a /( p )and SV motion and are obtained by
a
R pp= =
A [( +2 )2a + p 2 ]+4 p2 a /( p2 2 )
computing the derivatives indicated in

(4.5) (2.91). This gives the incident P-wave

4 p a surface response, or receiver function.
2 2
p For the case of an incident SV
)[
C wave (Figure 4.1b), we assume plane-
R ps = =
A
wave potentials of the form
= F exp [ i ( px1 + x t)]
a 3
2 2
( +2 ) + p a

(+2 ) + p 2
2
2 2 2
= D exp [ i ( px1 - x3 t)]
a
+ 4 p a / (p )

+ = E exp [ i ( px1 + x3

t)] (4.7)
potential reflection coefficients = F exp [ i ( px1 + x t)]
a 3
2 2 2 2 2
E (+ 2 ) + p +4 p a /( p )
= D exp [ i ( px1 - x3 t)]
a
Rss = =
D [( +2 ) 2a + p 2 ]+4 p2 a /( p22 )

+ = E exp [ i ( px1 + x3
(4.8)
t)] (4.7)
Ini setara dengan ungkapan pada Tabel 3.1, Potensial koefisien refleksi
kecuali bahwa (4.5) dan (4.6) untuk E ( + 2 ) 2a + p2 +4 p2 a /( p22 )
Rss = =
potensi, bukan perpindahan. Nilai Rps D [( +2 )2a + p 2 ]+4 p2 a /( p22 )

hilang bila p = 0 (kejadian normal) dan (4.8)

ketika a = 0= [(1/ 2 p 2 1/2

= [(1/
F
Rsp= = [
D
i/a2 i1
1/2
2
[( (i.e., at = 90, )
4 p
Secara umum, dua sudut kejadian, i, ada di
[( + 2 ) + p ]+4 p2 a /( p2 2)
2 2
a
mana Rpp = 0, menghasilkan konversi P ke
SV total. Ini bergantung pada nilai dan (4.9)
tertentu. Gambar 4.2 menunjukkan Note that Rpp = Rss. The corresponding
perhitungan partisi energi sebagai fungsi energy functions are also plotted in Figure
sudut kejadian gelombang P untuk 4.2. Since > , an angle of incidence,
berbagai parameter kecepatan setengah
ji = sin-1 ( / , exists such that
ruang. Perpindahan partikel aktual pada
permukaan terdiri dari perpindahan the P-wave "reflection" travels along the
gabungan akibat insiden yang terjadi
free surface (i2 = 90). For angles ji
bersamaan dan gerakan P dan SV yang
dipantulkan dan diperoleh dengan greater than this "critical" angle, we follow

menghitung turunan yang ditunjukkan the procedure introduced in Chapter 3 and

pada (2.91). Hal ini memberikan respon allow i2 to become complex and a to

permukaan gelombang P, atau fungsi become purely imaginary. Thus, the

penerima.
potential acquires a phase shift, and the
Untuk kasus gelombang SV
amplitude decays exponentially away from
(Gambar 4.1b), kita mengasumsikan
the interface, similar to the head-wave
potensi gelombang plane dari bentuk
behaviordiscussed
previously. Thus, a P wave can be
"trapped" propagating along the free
surface. This type of wave is known as an
evanescent wave because it
exponentially wit depth. The postcritical
SV reflection has unity magnitude and also
has a phase shift, but it otherwise
propagates as a plane wave. Figure 4.3a
illustrates the resulting situation. The
critically refracted P wave
simultaneously with the incident SV wave,
but no energy is transmitted back into the
medium by the P-wave motion. This
suggests that an evanescent P wave alone
cannot propagate along the boundary.
The inability to trap purely P-wave
energy near the boundary is demonstrated
by considering the P potential
F ada bersamaan dengan gelombang SV
Rsp= = [
D
4 p
[( + 2 ) + p ]+4 p2 a /( p2 2)
2 2
a
Bab 3 dan membiarkan i2 menjadi
kompleks dan a menjadi imajiner. Dengan
demikian, potensi memperoleh
decays pergeseran fasa, dan amplitudo meluruh
secara eksponensial jauh dari antarmuka,
mirip dengan perilaku gelombang kepala
yang didiskusikan sebelumnya. Dengan
demikian, gelombang P dapat "terjebak"
menyebar sepanjang permukaan bebas.
exists Jenis gelombang ini dikenal sebagai
gelombang cepat berlalu karena meluruh
secara eksponensial dengan kedalaman.
Refleksi SV postcritical memiliki besaran
yang besar dan juga memiliki pergeseran
fasa, namun sebaliknya merambat sebagai
gelombang bidang. Gambar 4.3a
mengilustrasikan situasi yang dihasilkan.
Gelombang P yang dibiaskan secara kritis
kejadian, namun tidak ada energi yang
dikirim kembali ke media dengan gerakan

(4.9) = A exp [ i ( px1 - a 3 x t)]

Perhatikan bahwa Rpp = Rss. Fungsi energi
+B exp [ i ( px1 + x3 t)]
yang sesuai juga diplot pada Gambar 4.2.
(4.10)
Karena > , sudut kejadian, j i = sin-1
For the case p > 1/ , a = i
a = i(
( / ), ada sedemikian rupa sehingga
2 2
pantulan gelombang-P bergerak sepanjang p 1/a 1/2
, which gives
permukaan bebas (i2 = 90 ). Untuk sudut ,
= A exp [ i ( px1 t)] exp [ a

ji lebih besar dari sudut "kritis" ini, kita x3

mengikuti prosedur yang diperkenalkan di
 +B exp [ i ( px1 t)] exp [ a
gelombang P. Ini menunjukkan bahwa
gelombang P memiliki kecepatan
x3 ,
tinggitidak dapat merambat sepanjang
(4.11) batas.

which diverges as x3 unless A=0. Ketidakmampuan menjebak

gelombang P, energi di dekat batas
Satisfying the boundary condition 13 =
ditunjukkan dengan mempertimbangkan

0 assuming that no SV wave is present potensi P

leads to B = 0. In other words, although a = A exp [ i ( px1 - a 3 x t)]

plane P wave may propagate along the
+B exp [ i ( px1 + x3 t)]
boundary,an evanescent P wave alone
(4.10)
cannot. A similar result is found for a
horizontally propagating SV wave; the For the case p > 1/ , a = i
a = i(
surface stress condition precludes the
p21/a2 1/2
, which gives
existence of purely P or SV evanescent
= A exp [ i ( px1 t)] exp [
waves on the boundary.However, we will a

now demonstrate that simultaneous, x3

coupled evanescent P and SV waves do
+B exp [ i ( px1 t)] exp [
satisfy the surface boundary condition, a

yielding a new form of wave solution. x3 ,

4.2 Rayleigh Waves
We now consider the situation in Figure (4.11)

4.3b, where evanescent P and SV waves yang menyimpang sebagai x3

are assumed to simultaneously propagate kecuali A = 0. Memuaskan kondisi batas

along the free surface. Assume that the 13 = 0 dengan asumsi tidak ada
potentials have the form gelombang SV yang hadir yang mengarah
ke B = 0. Dengan kata lain, meskipun
gelombang P dapat menyebar sepanjang
batas, gelombang P cepat berlalu. Hasil
yang sama ditemukan untuk gelombang
SV propagasi horizontal; Kondisi tegangan
permukaan menghalangi adanya
gelombang cepat P atau SV yang memiliki
kecepatan tinggipada batasnya. Namun,
sekarang kita akan menunjukkan bahwa
gelombang P dan SV spontan yang
digabungkan cepat dapat memenuhi
kondisi batas permukaan, menghasilkan
bentuk baru solusi gelombang.
= A exp [ i ( px1 + x 3 t)]
a

=A exp [ x3 exp [ i (
a

px1 t)]
= B exp [ i ( px1 + x3 t)]
4.2 Gelombang Rayleigh
= B exp [ x3 exp [ i (
a
Kami sekarang mempertimbangkan situasi
px1 t)] pada Gambar 4.3b, di mana gelombang P
(4.12) dan SV memiliki kecepatan tinggi
diasumsikan secara bersamaan sepanjang
permukaan bebas. Asumsikan bahwa
potensi memiliki bentuk
= A exp [ i ( px1 + x 3 t)]
a

=A exp [ x3 exp [ i (
a

px1 t)]
= B exp [ i ( px1 + x3 t)]

= B exp [ x3 exp [ i (
a

px1 t)]
(4.12)