Sie sind auf Seite 1von 5

Nama : Annissa Triehastuti

Kelas : XII IA 1

Cerita Pendek!

Aku punya teman, lebih tepatnya teman sebangku. Namanya adalah Lilies

Komala Dewi. Aku kenal dengan dia saat kami masuk di dalam kelas yang sama yaitu

kelas X -1 di SMA Negeri 3 Sumedang. Pertama kali berbicara dengan dia kalau tidak

salah saat proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pertama kalinya, yaitu saat

pelajaran Matematika. Saat itu kami sedang menulis materi yang ada di papan tulis.

Karena mataku minus, dan aku belum memakai kacamata aku meminjam bukunya.

Tidak lama kami berteman, malah menjadi teman sebangku. Dia adalah orang

yang baik. Kalau di deskripsikan secara detail dia mempunyai tubuh yang mungil,

punya suara yang besar menurutku karena suaraku kecil jadi kalau dengar suaranya dia

merupakan tipe orang yang mempunyai suara yang besar, pertama bertemu dengannya

dia tidak berjilbab, dia juga mempunyai bulu mata yang lentik.

Rumahnya tidak jauh dengan sekolah. Jadi kalau berangkat ke sekolah biasanya

dia jalan kaki. Lilies mempunyai karakter dapat bergaul dengan orang lain secara cepat.

Dia juga termasuk orang yang pintar dan rajin, selama kita sekolah di SMA Negeri 3

Sumedang dia selalu mendapat peringkat sepuluh besar.

Dia merupakan wanita yang suka sekali dengan bola, team sepak bola luar negeri

yang dia sukai itu Arsenal, kalau dalam negeri yaitu Persib. Pemain sepak bola yang dia

sukai adalah Cristiano Ronaldo. Sebenarnya waktu kelas X kami tidak terlalu dekat

juga. Mungkin baru permulaan, kami dekat saat terakhir kenaikan kelas.
Ketika kenaikan kelas, kami semua harus memilih jurusan mana nantinya.

Untungnya aku dan Lilies memilih jurusan yang sama, yaitu jurusan IPA. Saat yang

menegangkan, karena kami semua akan di pisah atau di pencar dalam berbagai kelas.

Aku khawatir karena sudah dekat dengan semuanya, karena jika kelas baru lagi pasti

akan canggung seperti pertama kali masuk. Entah bagaimana harus mendeskripsikan

keadaannya, saat pemberitahuan kelas baru tidak menyangka aku dan Lilies bisa satu

kelas lagi sungguh tidak terbayang bisa satu kelas bersama lagi.

Kami berdua masuk kelas XI IPA 1. Dari sana kami semakin dekat satu sama

lainnya. Kami berdua tidak segan untuk berbagi cerita tentang kehidupan sehari hari.

Dia selalu cerita tentang adiknya, adiknya selalu dia panggil Io. Ceritanya seperti

kebanyakan adik kakak pada umumnya. Tidak jauh jauh soal adik yang menyebalkan.

Hal itu pun sering terjadi dalam kehidupanku juga.

Selain bercerita tentang kehidupan keluarganya, dia pun bercerita tentang

seseorang yang dia sukai. Wajarlah kan namanya juga lagi masa masa pubertas. Tidak

disangka pula ternyata Lilies yang orang Ketib, tahu tentang lingkungan rumahku,

karena waktu itu dia pernah tinggal di daerah rumahku, tepatnya di Lingkungan

Empang.

Kembali lagi tentang cerita orang yang disukai Lilies, sebut saja B. Dia cerita

keluh kesalnya, karena ternyata orang yang disukainya itu tidak peka peka. Walaupun

sudah diberi kode tapi tetap saja tidak peka juga. Huum kalau menurutku sih memang

laki laki itu kebanyakan tidak peka, dan mungkin si B ini termasuk salah satunya.

Memang sulit kalau seperti itu. Hah laki laki memang sulit diprediksi. Dan lagi si B

ini banyak sekali penggemarnya.


Karena si B ini tidak peka peka dan banyak penggemarnya, Lilies temanku

ternyata mempunyai satu laki laki yang dikaguminya. Kalau yang ini dia itu adik kelas

kami, sebut saja namanya Cokes. Kata Lilies, si Cokes ini anaknya pintar, dia

selalu masuk sepuluh besar, eh atau lima besar yah pokoknya diantara dua pilihan itu

saja. Aku pun belum pernah melihat orangnya kalau si B aku pernah melihatnya.

Lewat dulu soal cerita si Cokes ini. Pada kelas XI di sekolah ini mengadakan

suatu study tour yang bertujuan sebagai salah satu syarat kelulusan. Tempatnya di bagi

menjadi dua, yaitu ada yang di dalam kota dan luar kota. Hampir di kelas kami memilih

di luar kota, tepatnya di Bali. Keberangkatan kami seteleh selesai ulangan. Tempat

dudukku berdua dengan Lilies, begitupun kamar yang kita tempati. Tetapi di sini aku

dan Lilies ditemani oleh temanku lainnya, yaitu Nur dan Ai. Hotel kami pun terpisah

dengan hotel kelas yang lainnya, serasa hotel itu milik kami sekelas saja bukan

hanya itu di hotel kamipun katanya ada air panasnya juga.

Di Bali, banyak sekali cerita yang menyenangkan tetapi yang tidak

menyenangkannya pun ada. Tak hanya di Bali, saat diperjalanannya pun seru juga.

Pokoknya benar benar menyenangkan. Oh iya, ternyata ayahku dengan ayah Lilies

juga saling mengenal saat akan pergi perjalanan mereka berdua (ayah kami berdua)

berbicara satu sama lain.

Sedikit cerita tentang kami yang berada di Bali, ceritanya yang tidak

menyenangkan. Cerita yang tidak menyenangkan ini atau bisa dibilang cerita seram

menurutku berasal dari kamar tetangga kami yaitu Bu Welda, Okta, sama Muti. Cerita

ini di ceritakan oleh Bu Welda pembimbing kami. Untungnya cerita ini diceritakan saat

kami sedang dalam perjalanan pulang dan itu masih siang.


Ceritanya bermula saat tengah malam lebih, saat semua sedang tidur, Bu Welda

terbangun karena mendengar suara air di kamar mandi hotelnya. Padahal Okta dan Muti

sedang tidur di tempat tidurnya. Haduh itu cerita membuat kami merinding. Masalahnya

aku suka bangun paling subuh dan mandi duluan. Tapi emang sih hotelnya itu terkadang

sedikit menyeramkan juga. Selain cerita Bu Welda ini, malah nambah cerita seram lagi,

kata temanku mereka juga pernah merasa ada sesuatu di kaca jendela seperti ada orang

yang mengetuknya padahal jendela itu menghadap lahan kosong dan disana tidak ada

apa apa. Selain itu pun yang membuatku shock adalah ternyata hotel yang kami

tempati baru berdiri selama satu tahun. Haduh itu benar benar membuat kami semua

shock. Pantas saja banyak hal hal aneh yang terjadi.

Lupakan soal cerita seram itu, mendingan kita kembali saja membahas yang

lainnya. Kembali lagi soal cerita tentang seseorang yang disukai oleh temanku Lilies.

Sama dengan yang sebelumnya juga, ternyata si Cokes ini tipe orang yang gak peka

juga. Haduh ini mah semuanya aja yah kayak gitu. Kasian juga temanku ini. Sudah di

kode kode juga masih saja gak peka peka banget. Si B sama si Cokes ini se tipe

juga. Aneh juga kenapa harus samaan.

Waktu itu pernah ditunjukin yang mana si Cokes itu, tapi yah suka lupa juga

malah ini ingatnya sama temannya si Cokes yang diceritain Lilies ke aku, dia anak

bola. Lilies ini suka stalk temennya si Cokes sebut aja A di ask.fm nya kenapa di

stalk si A ini, alesannya karena si Cokes jarang banget updatenya. Haduhhh bener

bener bisa jamuran deh kalau dia update tuh. Lilies suka kesel sendiri soalnya ga ada

yang bisa di stalk, maka dari itu dia stalk hal hal yang berbau si Cokes ini dari si

A yang temannya itu.


Lilies, pernah kesel juga sama si Cokes ini karena ga tau kenapa dia, Okta,

sama Muti di DC (Delete Contact) sama si Cokes gara gara entah benar atau

engganya mereka itu update pm bareng bareng. Pm nya itu kalau ga salah bener oge

sih kes. Cuman kayak gitu aja, malah di DC. Benar gak nyangka banget, ko bisa ya

kayak gitu, apa si Cokes ini tahu ya. Itu yang masih jadi misteri buat kita semua,

terutama buat Lilies.

Gara gara di DC sama si Cokes ini, beritanya malah jadi buming di kelas.

Walaupun di DC, Lilies nyoba lagi buat invite dia tapi malah gak di acc juga sama si

Cokes nya ini. Malahan jadi di cancel deh undangannya itu. Tapi entah gimana ya

kata aku sih mereka jodoh, soalnya mereka ketemu mulu, sehari itu bisa ada tiga kali

mereka ketemu.

Lilies pernah cerita ke aku, kalau dia pernah ketemu si Cokes satu kendaraan

banreng (motor) sama perempuan. Dari sana Lilies termasuk aku mulai curiga, apa

perempuan yang bareng si Cokes ini pacarnya apa bukan. Dari sini kita mulai stalk

ask.fm nya, kita nanya single/taken, dan jawabannya itu taken. Haduh beneran

shock bisa bisa kemungkinan kalau perempuan yang bareng sama dia itu pacarnya.

Kami mulai curiga dengan seseorang, tapi waktu itu kami bisa dibilang suudzon juga

karena ada berita kalau pacarnya itu bukan yang kami curigai. Tapi ternyata itu salah

besar, perempuan yang katanya adalah pacarnya Cokes ini punya nama yang sama

sama si Cokes. Jadilah kami masih mencurigai perempuan yang kami sangka

pacarnya itu, sebab banyak bukti bukti yang meguatkannya.

Tetapi mudah mudahan bukan deh, dan jawaban taken itu bohong belaka.

Sehingga Lilies masih ada harapan buat si Cokes ini. Amin.

Das könnte Ihnen auch gefallen