Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
MH
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 7 tahun 7 bulan
Agama : Islam
Alamat rumah : Cianjur
Keluhan Utama:
Sesak napas sejak 5 hari SMRS.
5 hari SMRS, badan pasien bengkak. Bengkak terjadi pada seluruh tubuh, termasuk
wajah dan mata. Sesak napas, sepanjang hari, membaik dengan posisi duduk,
ngik(-), tidak dipengaruhi oleh cuaca
PEMERIKSAAN FISIS
Antropometri
BB: 22 kg TB: 125 cm
Status Nutrisi
Weight-for-age 89,7%
Height-for-age 100%
Weight-for-height 89,7%
Kesimpulan: gizi baik, perawakan normal
Tanda vital
Kesadaran : kompos mentis
Appearance : tampak sakit sedang
Work of breathing : 57 kali/menit
Circulation : akral hangat, CRT <2 detik,
frekuensi nadi 144 kali/menit
Suhu : 36,9oC (aksila) baru diberi PCT
Status generalis
Kepala : normosefal, tidak ada deformitas
Rambut : hitam, tebal, tidak mudah dicabut
Mata : pupil isokor, konjungtiva anemis (-),
sklera tidak ikterik
THT :
Faring tidak hiperemis, uvula di tengah, tonsil T2-T2, tidak ada cairan dari telinga,
serumen (+), sekret dari hidung (+) mukopurulen, napas cuping hidung tidak ada.
Mulut :
Mukosa bibir kering, gigi lengkap-caries dentis minimal.
Leher :
KGB tidak teraba, tidak ada penggunaan otot bantu napas leher, JVP tidak meningkat
Dada :
Iga gambang tidak ada. Bentuk dada normal.
Paru :
Gerakan simetris, fokal fremitus sedikit menurun, terdapat retraksi (chest indrawing),
ronkhi (+) di kedua lapang paru kanan dan kiri, kanan lebih dominan, tidak ada
wheezing.
Jantung :
Iktus kordis teraba pada sela iga 4 garis midklavikularis kiri, S1 dan S2 reguler, tidak ada
murmur. Gallop(+)
Abdomen :
Datar, lemas, tidak ada nyeri tekan, bising usus (+) Normal. Hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi timpani. Tidak teraba massa.
Genitalia/anus :
OUE tidak kemerahan. Tidak teraba pembesaran KGB inguinal.
Ekstremitas :
Akral hangat, CRT < 2 detik, tidak sianosis, clubbing finger tidak ada, gerakan keempat
ekstrimitas aktif, edema(-)
Kulit :
Sawo matang, tidak tampak ruam (petechiae, purpura, makula, papul, dll)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil
Pemeriksaan Unit Nilai normal
Hitung jenis
Basofil 0 % 01
Eosinofil 0 % 13
Neutrofil batang 3 % 26
Neutrofil segmen 72 % 50 70
Limfosit 19 % 25 40
Monosit 6 % 28
Trombosit 761 3 150,00
10 /l 440,00
ESR 30 mm/jam 0 15
MCV 72 fL 69,00-73,00
Macroscopic
Color Yellow
pH 5,5 4,5-8,0
Cl 104 mmol/L 98 -
107
Jantung CTR<50%
Aorta dan mediastinum superior tidak melebar
Trakea di tengah. Hilus bilateral suram curiga menebal
Tampak infiltrat pada suprahiler, perihiler dan parakardial bilateral, retrosternal,
retrokardia.
Kedua sinus kostofrenikus lancip, diafragma licin
Tulang-tulang dinding dada intak
Kesan: Suspek TB paru, mohon konfirmasi lab
Aerob M.O Culture Pending
AFB direct smear
Specimen: sputum
Procedure: Z. Neelsen stain
Result:
Sputum assement: Good
Leukosit: 30/lpf
Epitel: <10/lpf
Acid fast bacillus not found
RESUME
Pasien laki-laki, 7 tahun 7 bulan datang dengan keluhan sesak napas sejak 5 hari
SMRS. Sesak sepanjang hari, membaik bila pasien duduk.
Riwayat bengkak seluruh tubuh dan didiagnosa dengan sindrom nefrotik <tetapi
proteinuria (-)> saat dibawa ke RS sudah tidak bengkak.
Sejak 4 hari SMRS Demam, Batuk grok2 + pilek sepanjang hari, dahak kuning
kental.
Kontak TB(+)
ibir pasien terkadang tampak biru saat aktivitas berat.
PF CM, sakit sedang. Takikardia, takipnea.
Tonsil T2-T2, sekret dari hidung (+) mukopurulen
fokal fremitus sedikit menurun, terdapat retraksi (chest indrawing), ronkhi (+)
di kedua lapang paru
Gallop(+)
LAB: Leukositosis, neutrofil segmen& ESR meningkat, UL normal.
Chest x-ray: Tampak infiltrat pada suprahiler, perihiler dan parakardial bilateral,
retrosternal, retrokardia. Susp. TB PARU.
Echo: Normal.
AFB smear (-), mantoux (-)
DIAGNOSIS BANDING
Pneumonia ec. Bakteri dd/ viral dd/ atipik dd/ TB paru
Susp. Edema paru ec. Heart failure (Congenital heart disease)
Sindrom nefrotik
TATALAKSANA
O2 3 lpm target O2 >95%
Cek lab lengkap, Foto thorax, Echocardiography, UL, AGD
24-27/11/2016
Cefotaxim 3x750 mg IV
Paracetamol PO 3 x 250 mg prn
Combivent+NS 3cc nebul 2x sehari
Lasix 2x20 mg IV
Omeprazole 1x20 mg IV
28/11/2016
Azithromycin 1x250 mg po
Aminofusin 5% 10 ml/jam
D51/4 NS 500 ml/ 8 jam
Pasien datang dengan keluhan sesak. Berikut ini langkah yang kita perlu lakukan pada
pasien sesak.
Langkah I:
ABC
Langkah II:
Langkah III:
o Gejala penyerta?
Hal yang pertama kita lakukan adalah menilai dan memastikan bahwa airway, breathing,
dan circulation pasien dalam keadaan aman. Airway dikatakan aman jika jalan napas
bebas dari sumbatan dan tidak terdengar stridor. Breathing dikatakan aman jika tidak
tampak kesulitan bernapas atau sesak napas berat yang dapat dilihat dari tidak
terdapatnya retraksi dinding dada, grunting, dan sianosis. O2 diberikan bila saturasi <90%
atau tanda retraksi dinding dada masih tampak. Pada pasien ini terdapat chest indrawing
minimal. Pasien diberikan terapi O2. Circulation dikatakan aman bila tidak terdapat
tanda syok, seperti akral dingin, CRT >2 detik, nadi cepat dan lemah. Pada pasien ini
tidak terdapat tanda syok, tetapi IV line dipasangkan untuk memberikan obat dan cairan
rumatan. Setelah kita memastikan bahwa ABC berada dalam kondisi yang aman, kita
melanjutkan anamnesis untuk menentukan diagnosis yang tepat. Hal yang perlu
ditanyakan pada pasien yang dapat dengan sesak adalah sebagai berikut.
Faktor pencetus
Riwayat atopi (asma, eksem, rinitis, dll) pada pasien atau keluarga.
Umum
Sianosis sentral
Dada
Napas cepat:
Umur < 2 bulan : > 60 kali
Abdomen
Pemeriksaan Penunjang
Pasien laki-laki, 7 tahun 7 bulan datang dengan keluhan sesak napas sejak 5 hari
SMRS. Sesak sepanjang hari, membaik bila pasien duduk.
Riwayat bengkak seluruh tubuh dan didiagnosa dengan sindrom nefrotik <tetapi
proteinuria (-)> saat dibawa ke RS sudah tidak bengkak.
Sejak 4 hari SMRS Demam, Batuk grok2 + pilek sepanjang hari, dahak kuning
kental.
Kontak TB(+)
ibir pasien terkadang tampak biru saat aktivitas berat.
PF CM, sakit sedang. Takikardia, takipnea.
Tonsil T2-T2, sekret dari hidung (+) mukopurulen
Fokal fremitus sedikit menurun, terdapat retraksi (chest indrawing), ronkhi (+)
di kedua lapang paru
Gallop(+)
LAB: Leukositosis, neutrofil segmen& ESR meningkat, UL normal.
Chest x-ray: Tampak infiltrat pada suprahiler, perihiler dan parakardial bilateral,
retrosternal, retrokardia. Susp. TB PARU.
Chest x ray lama menunjukkan adanya edema paru.
Echo: Normal.
AFB smear (-), mantoux (-)
Diagnosis banding anak dengan sesak napas
PJB. Pada PJB, pasien sulit makan/ menyusu, terdapat sinaosis, bising
jantung, pembesaran liver. Menurut orang tua pasien, pasien terkadang
bibirnya tampak biru bila beraktivitas berat, dan terdengar gallop pada
auskultasi.
Edema paru. Pasien tampak sesak, Pasien sering sekali mengeluh tentang
kesulitan bernapas atau perasaan tertekan atau perasaan nyeri pada dada.
Biasanya terdapat batuk yang sering menghasilkan riak berbusa dan
berwarna merah muda. Terdapat takipnue serta denyut nadi yang cepat dan
lemah, biasanya penderita tampak sangat pucat
dan muntkin sianosis. Pasien biasanya dalam posisi duduk agar dapat
mempergunakan otot-otot bantu nafas dengan lebih baik saat respirasi atau
sedikit membungkuk ke depan, akan terlihat retraksi inspirasi pada sela
interkostal dan fossa supraklavikula yang menunjukan tekanan negatif
intrapleural yang besar dibutuhkan pada saat inpsirasi, batuk dengan
sputuk yang berwarna kemerahan (pink frothy sputum) serta JVP
meningkat. Pada pemeriksaan paru akan terdengar ronki basah setengah
lapangan paru atau lebih dan terdapat wheezing. Pemeriksaan jantung
dapat ditemukan ditemukan gallop, bunyi jantung 3 dan 4. Terdapat juga
edem perifer, akral dingin dengan sianosis. Pasien memiliki riwayat sakit
jantung, riwayat gejala yang sesuai dengan gagal jantung kronik. Pasien
datang dengan kesulitan bernapas, perasaan tertekan pada dada dan
membaik bila pasien duduk. pemerjiksaan paru juga menunjukan adanya
rongki, gallop, dan pembesaran liver. Sesak pasien juga berkurang dengan
pemberian furosemide.
Pasien awalnya mengeluhkan bengkak seluruh tubuh. Pada saat pasien datang ke
RSUS, pasien sudah dalam keadaan tidak bengkak, namun orang tua
mengatakan bahwa pasien masih tampak bengkak tetapi sudah lebih
berkurang. Hal ini membingungkan karena membuat kita menjadi ragu
apakah pasien benar bengkak, atau hanya keluhan subjektif
berdasarkan perasaan orangtua. Oleh sebab itu, kita mencoba
memikirkan diagnosis banding bengkak pada seluruh tubuh supaya membantu kita
untuk menentukan apakah riwayat bengkak tersebut berkaitan dengan riwayat sesak yang
pasien alami sekarang.
Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler
o Penyakit jantung kongestif
Pada penyakit ini biasanya dijumpai anak gagal tumbuh,
disertai dengan sianosis, bising jantung, pembesaran liver, peningkatan
JVP. Menurut orang tua, pasien terkadang tampak biru saat aktivitas berat dan
pada auskultasi terdengar gallop, sehingga penyakit jantung kongestif masih
dapat kita pikirkan.
Penurunan tekanan koloid osmotik
o Sindroma nefrotik
Bengkak di kedua kelopak mata, perut, tungkai, atau
seluruh tubuh yang dapat disertai penurunan jumlah urin.
asites dan edema skrotum/labia; terkadang ditemukan
hipertensi. proteinuria masif ( 2+), rasio albumin
kreatinin urin >2 dan dapat disertai hematuria.
hipoalbuminemia (dL), hiperkolesterolemia (>200 mg/dl)
dan laju endap darah yang meningkat. Kadar ureum dan
kreatinin umumnya normal kecuali ada penurunan fungsi
ginjal. Menurut RS sebelumnya, pasien mengalami sindrom
nefrotik, namun tanda dan gejala yang dikeluhkan kurang
khas, serta menurut keluarga, pasien tidak diberikan obat
steroid, sehingga diagnosis ini diragukan.
o Sindroma hepatitis
Ikterus, hepatomegali, nyeri tekan abdomen kuadran
kanan atas. Peningkatan transaminase, terutama ALT dan
mungkin disertai adanya kadar bilirubin yang meningkat
terutama pada adanya kolestasis. Pada pasien ini tidak
dijumpai tanda dan gejala seperti di atas.
o Malnutrisi protein-energi
Pada kwashiokor didapati adanya edema, wajah membulat
dan samba, pandangan mata sayu, rambut tipis,
kemerahan spt warna rambut jagung, mudah dicabut
tanpa sakit, rontok, perubahan status mental: (apatis),
pembesaran hati, otot mengecil (hipotrofi), kelainan kulit
berupa bercak merah muda yg meluas & berubah warna
menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (crazy pavement
dermatosis), serta sering disertai peny. infeksi (umumnya
akut), seperti anemia dan diare. Pasien ini memiliki gizi
baik dan perawakan normal, sehingga diagnosis ini
disingkirkan.
o air kencing seperti susu, karena air kencing banyak mengandung lemak
dan kadang-kadang disertai darah (haematuria), sukar kencing,
kelelahan tubuh, kehilangan berat badan.
Keluhan bengkak tidak hanya pada area bawah, tetapi juga seluruh tubuh, serta
daerah ini bukan merupakan daerah endemis filariasis, sehingga diagnosis ini
dapat kita singkirkan.
Pasientidakmemilikiriwayatalergi,dantidakmengonsumsijenismakananbaru.
Gejalaeksaserbasisepertidiatasjugadisangkal.
Pneumonia Ringan:
Batuk atau kesulitan bernapas, hanya terdapat napas cepat saja. Napas cepat:
- pada anak umur 2 bulan 11 bulan: 50 kali/menit
- pada anak umur 1 tahun 5 tahun : 40 kali/menit
Pneumonia Berat:
Batuk dan atau kesulitan bernapas ditambah minimal salah satu hal berikut ini:
Kepala terangguk-angguk
Napas cepat:
o Crackles (ronki)
o Sianosis
Pada pasien ini, terdapat batuk, kesulitan bernapas, napas cepat, dan chest indrawing
sehingga dimasukan ke dalam kategori pneumonia berat. Pneumonia berat juga diduga
disertai dengan edema paru.
TATALAKSANA
Anak dirawat di RS
Ampisilin/ amoksisilin (25-50mg/kgbb/kali IV atau IM setiap 6 jam), pantau 24-72 jam
pertama. Respon baik> berikan selama 5 hari, dilanjutkan dengan terapi di
rumah amoksisilin oral (15 mg/ kgBB/kali tiga kali sehari) untuk 5 hari berikutnya.
Bila memburuk <48 jam (tidak menyusu atau makan/minum, muntah, kejang, letargi,
tidak sadar, sianosis, distres pernapasan berat):
Tambah kloramfenikol 25 mg/kgBB/kali IM/IV setiap 8 jam
Alternatif: Seftriakson (80-100mg/kgbb IM atau IV sekali sehari).
Tidak membaik dalam 48 jam: Rontgen thoraks
Terapi oksigen
Pulse oxymetry: beri O2 bila saturasi <90%, hentikan bila sudah stabil
Lanjut sampai tanda hipoksia tidak ada lagi. (tarikan dinding dada bagian bawah ke
dalam yang berat atau napas lebih atau sama dengan 70 kali/menit)
Perawatan Suportif
o Demam lebih dari sama dengan 39C> paracetamol
o Wheezing> beri bronkodilator, seperti Salbutamol. Letakkan larutan
bronkodilator dan 2-4 ml larutan NaCL steril ke dalam bagian nebuliser dan
berikan pada anak saat timbul uap sampai larutan hampir habis. Dosis salbutamol
adalah 2,5 mg (misalnya: 0,5 ml dari salbutamol 5 mg/ml larutan nebuliser) bisa
diberikan setiap 4 jam, kemudian dikurangi sampai setiap 6-8 jam bila kondisi
anak membaik. Bila diperlukan yaitu pada kasus yang berat, bisa diberikan setiap
jam untuk waktu singkat.
Sekret> suction
Cairan rumatan: pada pneumonia diberikan dari cairan maintenance untuk mencegah
overload cairan. 1125 cc/24 jam.
Tidak bisa makan-> NGT
o Anjurkan pemberian ASI dan cairan oral.
o Jika anak tidak bisa minum, pasang pipa nasogastrik dan berikan cairan
rumatan dalam jumlah sedikit tetapi sering.
o Jika asupan cairan oral mencukupi, jangan menggunakan pipa nasogastrik untuk
meningkatkan asupan, karena akan meningkatkan risiko pneumonia aspirasi. Jika
oksigen diberikan bersamaan dengan cairan nasogastrik, pasang keduanya pada
lubang hidung yang sama.
o Bujuk anak untuk makan, segera setelah anak bisa menelan makanan. Beri
makanan sesuai dengan kebutuhannya dan sesuai kemampuan anak dalam
menerimanya.
Pantau per 3 jam
Berdasarkan follow up, pasien telah diberikan antibiotik sefotaksim namun tidak
mengalami perbaikan yang signifikan. Sefotaksim merupakan antibiotik beta laktam, dan
merupakan sefalosporin generasi ketiga. Oleh sebab itu, pada pasien ini kita memikirkan
kemungkinan adanya pneumonia atipik. Pneumoniaatipikaladalahpneumoniayang
disebabkanolehmikroorganismeyangtidakdapatdiidentifikasidenganteknikdiagnostik
standarpneumoniaumumnya(pengecatangram,biakandarah,pemeriksaansputum)dan
tidakmenunjukkanresponterhadapantibiotikgolonganblaktam.
Karakteristikpneumoniaatipikaladalahpasientampaksakitringanatausedang,tidak
tampakterlalusesak,tetapigambaranradiologimenunjukkangambaranpneumoniayang
berat.Secaraumum,manifestasipneumoniatipikalmemberikangejalayanglebihberat
daripadaatipikal.Berdasarkanepidemiologi,pneumoniaatipikalseringterjadipadausia
sekolah,sepertipasienini.Mycoplasmadanchlamydiasebagaipenyebabpneumonia
atipikalpadaanakusiaprasekolahdanmerupakanpenyebabterbanyakpadausiaanak
yanglebihbesarsampairemaja.Manifestasiklinispneumoniaatipikalawalnya gejala
yang timbul adalah faringitis ringan, demam tidak setinggi pneumonia
bakteri tipikal, nyeri kepala, batuk tidak produktif dan setelah
beberapa hari menjadi produktif, dapat menetap sampai beberapa
minggu.
EDEMA
NEFROTIK
Vogt AB, Avner ED. Nephrotic syndrome. Dalam: Kliegman RM,
Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, penyunting. Nelson textbook of
pediatrics. Edisi ke-18. Philadelphia: Saunders; 2007. h. 2190-5.