Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh yang seluruh ikatannya tunggal.
Sebagai hidrokarbon jenuh, alkana memiliki jumlah atom H yang maksimum. Alkana juga dinamakan parafin (dari parum affinis), karena sukar bereaksi dengan senyawa-senyawa lainnya. Kadang-kadang alkana juga disebut sebagai hidrokarbon batas, karena batas kejenuhan atom-atom H telah tercapai. Setiap senyawa yang merupakan anggota alkana dinamakan suku. Suku alkana ditentukan oleh jumlah atom C dalam senyawa tersebut. Suku pertama alkana adalah metana, CH4. Dalam molekul metana satu atom C terikat pada 4 atom H. Metana dapat menurunkan senyawa alifatik lainnya. Jika satu atom H pada metana diganti dengan atom C, maka akan terbentuk suku kedua alkana, yaitu etana. Berdasarkan tetravalensi atom C, maka atom C kedua akan mengikat 3 atom H, sehingga rumus molekul etana adalah C2H6.
Sifat-sifat Alkana:
1. merupakan senyawa nonpolar, sehingga tidak larut dalam air
2. makin banyak atom C (rantainya makin panjang), maka titik didih makin tinggi
3. pada tekanan dan suhu biasa, CH 4 - C 4 H 10 berwujud gas, C 5 H 12 - C 17 H 36 berwujud
cair, diatas C 18 H 38 berwujud padat
4. mudah mengalami reaksi subtitusi dengan atom-atom halogen (F 2, Cl 2, Br 2 atau I 2 )
5. dapat mengalami oksidasi (reaksi pembakaran)
Hidrokarbon
Hidrokarbon dapat diklasifikasikan berdasarkan macam-macam ikatan karbon
yang dikandungnya. Hidrokarbon yang mempunyai satu ikatan dinamakan hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau lebih yang mempunyai ikatan rangkap dua atau tiga dinamakan hidrogen tak jenuh (Fessenden, 1997).