Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukan praktikum ini adalah :
1. Untuk mengetahui prinsip pembuatan brittle candy.
2. Untuk memahami tingkat warna dan kerapuhan brittle hasil pemanasan
pada suhu tertentu.
(Honig, 1963).
2.3 Karamelisasi
Karamelisasi merupakan proses pencoklatan bahan pangan yang
mengandung gula. Apabila pemanasan terhadap gula menggunakan suhu
yang sangat tinggi, maka gula akan berubah menjadi cairan bening. Dan
apabila waktu pemanasan cukup lama, maka gulapun akan berubah warna
menjadi kuning, kemudian kecokelatan, selanjutnya dengan cepat berubah
warna menjadi sangat cokelat. Proses inilah yang dinamai karamelisasi.
(Coultate, 2002). Rasa dari caramel seperti antara mentega dan susu
(diasetil), buah-buahan, manis dan sejenis rum. Produk karamel
merupakan anti oksidan yang efektif dan dapat membantu melindungi rasa
makanan dari kerusakan selama penyimpanan (McGee, 2004).
Pada proses karamelisasi, gula yang dipanaskan akan menjadi
berwarna kecoklatan. Hal ini diakibatkan ketika gula dipanaskan, molekul-
molekulnya akan membentuk molekul-molekul baru yang lebih besar lagi.
Dalam bahasa kimianya adalah molekul polimer. Molekul polimer
tersebutlah yang membuat gula yang dipanaskan menjadi berwarna
kecoklatan (McGee, 2004). Karamelisasi dimulai ketika molekul sukrosa
dipecah menjadi satu komponen glukosa dan sebuah fruktosa.
Karamelisasi terjadi apabila disertai dengan proses pemanasan dengan air.
Suhu yang tinggi mampu mengeluarkan molekul air dari setiap molekul
gula sehingga terjadilah glukosan (glukosa yang kehilangan satu molekul
air) dan fruktosan (fruktosa yang kehilangan satu molekul air) (McGee,
2004).
Pencampuran
Mentega 50 g,
kacang tanah sangrai
Pencampuran 100 g
Pengadukan
4.2 Pembahasan
4.2.1 Warna
Parameter Warna
5 4.5
4
3 2.75
Rata-rata Nilai Warna
2
1
0
Perlakuan
Parameter tekstur
5 4.5
4
3
Rata-rata Nilai Tekstur 1.75
2
0
Perlakuan
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :
1 Prinsip pembuatan brittle candy adalah pemanasan harus mencapai
tahap hard crack (149-154C) untuk mendapatkan tekstur yang rapuh
ketika dipatahkan dan terjadi karamelisasi untuk mendapatkan warna
coklat kekuningan khas permen brittle.
2 Warna yang disukai panelis karena memiliki kemiripan dengan
permen brittle adalah permen pada perlakuan 2 (pemanasan suhu
150C) yaitu rata-rata sebesar 4,5 dibandingkan perlakuan 1
(pemanasan suhu 120 C) yaitu 2, 75.
3 Warna perlakuan 2 lebih disukai karena pada perlakuakn 2 telah
mengalami proses karamelisasi yang menyebabkan warna menjadi
lebih coklat kekuningan khas brittle sedangkan perlakuan 1 hanya
dipanaskan sampai suhu (120 C), warnanya lebih kuning pucat.
4 Tekstur yang disukai panelis karena memiliki kemiripan dengan
permen brittle adalah permen pada perlakuan 2 (pemanasan suhu
150C) yaitu rata-rata sebesar 4,5 dibandingkan perlakuan 1
(pemanasan suhu 120 C) yaitu 1,75.
5 Tekstur perlakuan 2 lebih disukai karena permen brittle pada
perlakuakn 2 dipanaskan pada suhu tinggi (150C) sampai pada tahap
hard crack, tekstur rapuh ketika dipatahkan sedangkan pada perlakuan
1 hanya dipanaskan suhu 120 C sampai tahap firm ball, tingkat
kerapuhan tidak ada (lunak).
5.2 Saran
Sebaiknya bahan kacang sangrai yang akan digunakan
dipersiapkan jumlah komposisinya agat tidak kurang sehingga harus
melakukan penyangraian lagi seperti pada praktikum.