Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
ANASTIAWAN
H411 10 259
JURUSAN BIOLOGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
i
ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI PROBIOTIK YANG
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Biologi
Universitas Hasanuddin
ANASTIAWAN
H411 10 259
JURUSAN BIOLOGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
ii
HALAMAN PENGESAHAN
ANASTIAWAN
H411 10 259
Disetujui oleh :
Pembimbing Utama
iii
KATA PENGANTAR
kehadirat Allah SWT. Karena hanya dengan hidayah dan berkah-Nya yang selalu
berjudul Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Probiotik yang Berasal dari Saluran
Pencernaan Itik Pedaging Anas domesticus dapat selesai dengan baik. Skripsi ini
Makassar. Tak lupa pula kami kirimkan shalawat dan salam kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW., keluarga, dan para sahabatnya yang telah membimbing
Atas bantuan, doa dan semangat dari berbagai pihak sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Secara khusus dan istimewa skripsi ini
didedikasikan sebagai wujud rasa terima kasih penulis yang tak terhingga kepada
kedua orang tua penulis yakni, H. M. Alwi dan Hj. Nursiah yang telah merawat,
membesarkan, mendukung dan memotivasi diri penulis untuk menuntut ilmu dan
Kepada Dra. Hj. Risco G. Budji, MS. selaku Pembimbing Utama, Dr. Sartini,
M. Si., Apt. selaku Pembimbing Pertama, dan Dr. Zaraswati Dwyana, M. Si.
berupa kritik, saran, maupun motivasi yang membantu penulis selama proses
iv
penulisan skripsi ini sampai selesai. Tanpa beliau-beliau penulis tidak akan dapat
kepada :
Bapak Prof. Dr. H. Hanapi Usman, MS. selaku Dekan Fakultas Matematika
pegawainya.
Bapak Dr. Eddy Soekendarsi, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Biologi, Fakultas
Bapak Drs. Asadi Abdullah, M. Si. Selaku Penasehat Akademik (PA), yang
Kepada saudara dan saudariku tercinta Biologi Unhas Angkatan 2010, terima
Terima kasih pula kepada rekan penelitianku Aulia Insani yang telah rela
berbagi suka dan duka serta pertolongan yang diberikan selama ini.
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
v
sksripsi ini dapat berguna bagi kita semua, bagi perkembangan dunia sains dan
Penulis
vi
ABSTRAK
Kata Kunci : Probiotik, itik pedaging Anas domesticus, usus itik pedaging
vii
ABSTRACT
viii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul.................................................................................................. i
Kata Pengantar................................................................................................. iv
Abstrak.............................................................................................................. vii
Abstract............................................................................................................. viii
Daftar Isi........................................................................................................... ix
Daftar Tabel..................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
ix
II.7 Sumber Isolat.................................................................................. 14
III.1 Alat............................................................................................... 17
III.2 Bahan............................................................................................... 17
V.1 Kesimpulan..................................................................................... 47
V.2 Saran................................................................................................. 47
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 48
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
11. Skema kerja uji TSIA (Triple Sugar Iron Agar) .................................. 64
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia pada tahun 2000 berkisar 1,6 juta ton. Peningkatan kebutuhan daging
mikroflora dalam saluran pencernaan jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup.
(Kusumawati et al., 2003). Salah satu kelompok bakteri yang berperan sebagai
probiotik adalah bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat (BAL) sering digunakan
Salah satu jenis ternak yang diduga memiliki BAL pada ususnya adalah
itik Anas domesticus sehingga tingkat kesehatan itik tergolong baik. Itik Anas
ayam, tingkat kematiannya kecil, tahan terhadap penyakit, dan pada penggunaan
kualitas pakan yang rendah itik masih dapat berproduksi. Komoditas unggulan
dari itik adalah daging dan telur. Konsumsi per kapita telur itik pada tahun 2005
1
sebesar 0,73 kg/tahun, sedangkan konsumsi per kapita daging itik hanya 0,05
Namun bagi beberapa orang, itik relatif mahal dan berukuran kecil bila
dibandingkan dengan ayam. Kandungan kolesterol itik juga tinggi, maka dari itu
ayam. Untuk memperbaiki gizi dan kualitas itik, maka salah satu cara yang dapat
ditempuh adalah dengan menggunakan probiotik seperi BAL (Sari, 2012), karena
menyerap lebih banyak nutrisi pakan tanpa terbuang percuma melalui tinja. BAL
mampu mengubah karbohidrat menjadi asam laktat (Nettles dan Barefoot, 1993).
bakteri probiotik tersebut masih sangat kurang khususnya di usus halus, sehingga
jumlah bakteri probiotik seperti BAL pada usus biasanya bakteri probiotik
tersebut diisolasi dari usus ternak itu sendiri agar didapatkan bakteri probiotik
yang benar-benar cocok dan sesuai dengan sistem pencernaan ternak tersebut
2
namun tidak semua jenis bakteri usus merupakan bakteri probiotik BAL (Sari,
2012).
tentang isolasi dan karakterisasi bakteri probiotik yang berasal dari saluran
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dipandang terlalu luas oleh Fuller (1986) karena meliputi biakan, sel serta
mikroorganisme hidup dalam bentuk kering yang mengandung media biakan serta
bakteria gram positif dan gram negatif, yeast serta jamur. Mencermati adanya
perbedaan dalam definisi probiotik yang cukup luas maka definisi yang sesuai
untuk probiotik sebaiknya diarahkan pada tujuan serta manfaatnya yaitu untuk
untuk nama bahan yang dihasilkan oleh mikroba yang mendorong pertumbuhan
masuk dalam saluran pencernaan (Shitandi et al., 2007; Dommels et al., 2009;
Weichselbaum, 2009).
4
Probiotik didefinisikan sebagai kultur hidup satu macam mikroba atau
lebih yang diberikan pada manusia atau hewan untuk mikroflora pencernaan
(Havenaaret al., 1992 dalam Sari, 2012). Jenis mikroba tersebut harus sudah
dinyatakan sebagai yang aman digunakan sebagai bahan pakan atau pangan.
Penggunaan probiotik pada ternak telah dilaporkan berfungsi sebagai: (i) zat
pemacu tumbuh, (ii) meningkatkan konversi pakan, (iii) kontrol kesehatan atau
pencegahan mikroba patogen terutama untuk ternak usia muda, dan (iv) pengurai
faktor antinutrisi seperti antitripsin (Havenaaret al., 1992 dalam Sari, 2012).
Bakteri probiotik atau bakteri baik adalah bakteri asam laktat yang hidup
bakteri patogen di dalam usus, oleh karena itu pemberian probiotik dapat
ini mampu memperpanjang massa simpan produk dan secara alami melindungi
usus manusia (Saxelin, 1997). Bakteri ini sering dimanfaatkan untuk industri
makanan seperti yoghurt, keju, sauerkraut, acar, bir, anggur (minuman), cuka,
5
Karakterisasi bakteri asam laktat yang dapat digolongkan ke dalam bakteri
probiotik adalah diketahui sebagai materi yang tidak berbahaya, dapat hidup
bakteri patogen, toleran terhadap asam lambung, getah pankreas dan cairan
berkembang biak dalam saluran pencernaan, tahan terhadap cairan lambung dan
cairan empedu dalam jalur makanan yang memungkinkan untuk bertahan hidup
melintasi saluran pencernaan dan terkena paparan empedu. Selain itu probiotik
juga harus mampu menempel pada sel epitel usus, mampu membentuk kolonisasi
tidak bersifat patogen dan aman jika dikonsumsi. Strain probiotik juga harus tahan
dan tetap hidup selama proses pengolahan makanan dan penyimpanan, mudah
diaplikasikan pada produk makanan, dan tahan terhadap proses psikokimia pada
6
Probiotik umumnya dari golongan bakteri asam laktat (BAL), khususnya
sistem kekebalan (immune) tubuh (Isolauri et al., 2001) dan menurunkan kadar
kolesterol (Pereira et al., 2003; Yulinery et al., 2006; Belviso et al., 2009; Lee et
al., 2010).
menghasilkan sejumlah nutrisi penting dalam sistem imun dan metabolisme host,
7
memperhatikan konsentrasi antara 107 1011 CFU/g per hari untuk manusia dan
107-109/g per hari untuk binatang, sehingga dapat berperan untuk menurunkan
diare;
dua tipe, yaitu kultur mikrobial hidup, sebagai contoh adalah probiotik starbio
yang berasal dari lambung sapi dan produk mikrobial fermentasi, contohnya
adalah bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat (BAL) sering digunakan sebagai
mampu mengubah karbohidrat menjadi asam laktat. Genus bakteri yang tergolong
8
kepada BAL adalah Carnobacterium, Enterococcus, Lactobacillus, Lactococcus,
Barefoot, 1993).
merupakan mikroflora normal usus yang paling utama, merupakan mikroba yang
paling banyak berperan menjaga kesehatan fungsi saluran cerna, sehingga kedua
asam lambung, cairan empedu, mampu menempel pada dinding saluran cerna
sehingga melindungi mukosa saluran cerna, dan mampu menghasilkan zat yang
berpotensi sebagai antimikroba. Kedua mikroba ini sering juga disebut bakteri
asam laktat (LAB lactic acid bacteria) karena mampu melakukan proses
probiotik adalah diketahui sebagai materi yang tidak berbahaya, dapat hidup
bakteri patogen, toleran terhadap asam lambung, getah pankreas dan cairan
Cummings 2002; Begley et al., 2005; Vesterlund et al., 2005, dalam Vlez, 2007).
menghadapi keasaman lambung. Bakteri asam laktat tidak hanya tumbuh dengan
lambat pada pH rendah, tetapi kerusakan akibat asam dan hilangnya viabilitas
juga dapat terjadi pada sel bakteri yang terpapar pada pH rendah. Tiap galur
9
memiliki ketahanan yang berbeda terhadap asam atau pH rendah. Contohnya pada
penelitian yang dilakukan adalah, sebanyak 20 isolat yang berasal dari galur yang
menit. Keseluruhan isolat yang diteliti ternyata mampu hidup di pH 2,5 namun
isolat yang berasal dari galur feses bayi dan air kelapa penurunan populasinya
lebih rendah daripada isolat yang berasal dari keju, tape dan moromi kecap
(Surono, 2004).
dialirkan menuju ke usus bagian atas dimana pada usus, bakteri akan menghadapi
dalam usus). Garam empedu yang terdapat di dalam usus disintesis di dalam hati
dengan cara mengkonjugasi steroid heterosiklik yang berasal dari kolesterol dan
disalurkan ke usus melalui usus dua belas jari. Garam empedu kemudian akan
diserap kembali dari ileum bagian bawah dan kembali ke hati untuk disekresikan
lagi ke empedu. Lamanya bakteri di dalam usus sekitar 4-6 jam. Bakteri yang
telah melewati garam empedu harus mampu mengkolonisasi pada saluran usus
hidup setelah ditumbuhkan dalam MRSA yang ditambah 0,3% ox gall, dinyatakan
bersifat tahan terhadap garam empedu. Konsentrasi garam empedu sebesar 0,3%
merupakan konsentrasi yang kritikal, nilai yang cukup tinggi untuk melakukan
10
II.5 Mekanisme Kerja Probiotik
yang mampu menghambat tidak hanya bakteri hidup namun juga produksi
toksin.
perlekatan permukaan mukosa saluran cerna diduga juga merupakan salah satu
saluran cerna.
fungsional seperti kemampuan hidup dan tahan dalam saluran pencernaan, dapat
ditambahkan dalam pangan karena sifatnya tidak toksik dan tidak menghasilkan
11
toksik, maka disebut food grade microorganism atau dikenal sebagai
terhadap flora berbahaya yang bersifat patogen (Kusmiati dan Malik, 2002).
suatu peptida yang bersifat antimikroba, berbagai jenis vitamin, asam folat serta
diasetil, CO2, asetaldehid, d-isomer, asam asam amino dan bakteriosin (Surono,
2004).
pangan olahan seperti; yogurt, keju, minuman penyegar, es krim, yakult, permen
dan yogurt beku (Senok, 2009; Granato et al., 2010). Jumlah minimal strain
probiotik yang ada dalam produk makanan adalah sebesar 106 CFU/g atau jumlah
strain probiotik yang harus dikonsumsi setiap hari sekitar 108 CFU/g, dengan
jumlah bakteri yang digunakan. Oleh karena itu, dalam menilai keamanan dan
terus hidup (viability) selama proses produksi, ketika bakteri berada dalam produk
12
(carrier), ketika berada dalam saluran pencernaan dan ketika dalam penyimpanan
oksigen. Oleh karena itu, produk probiotik biasanya harus disimpan di pendingin
untuk dijaga agar bakteri tetap hidup dan aktif). Sifat bakteri lainnya yang harus
dengan kemanjuran produk probiotik bersangkutan dan juga untuk mencegah agar
tidak terjadi over dosis meskipun belum ada laporan mengenai efek samping
biasanya dapat dikeluarkan melalui tinja. Efek samping probiotik, jika terjadi,
cenderung ringan dan bersifat digestif (seperti buang angin dan kembung). Efek
yang lebih serius bisa saja terjadi. Secara teoritis probiotik dapat menyebabkan
sehat, stimulasi sistem kekebalan tubuh berlebihan, dan transfer gen (penyisipan
Di pasaran probiotik ini dijual dalam bentuk susu dan foodsupplement (Tensiska,
2008).
13
Kesimpulannya, harus dipastikan bahwa mikroorganisme probiotik tidak
meningkatkan daya serap usus yang dapat merangsang alergi pada makanan dan
menyebabkan kondisi radang lokal maupun sistemik pada sistem pencernaan. Ini
(Tensiska, 2008).
adalah menampung energi dari karbohidrat yang tidak tercerna di bagian usus, hal
dalam usus sangat responsif terhadap diet karbohidrat yang dapat difermentasi,
bahan tersebut bakteri akan tumbuh subur dan dapat mensintesis 15 gram
2008).
Pada usus besar koloni bakteri sangat tinggi tetapi pada usus halus/kecil
14
sangat terbatas. Hal tersebut menjadi alasan kenapa sebagian target infeksi virus
Daging itik Anas domesticus mengandung lemak yang cukup tinggi yaitu
17% (Samudra dan Arif, 2008) dan kolesterol itik mencapai 50 mg/dl (Setiabudi,
2011). Selain itu, permasalahan yang dihadapi pada usaha produksi daging itik
sehingga biaya produksi menjadi tinggi. Biaya produksi kira-kira 50% lebih tinggi
dibanding dengan ayam potong, yang disebabkan rasio konversi pakan yang tidak
sebaik seperti pada ayam potong (Yeong, 1994). Untuk mencapai bobot badan
antara 1100 1200 g diperlukan waktu 10 minggu dengan konversi pakan 4,19
residu antibiotic. Oleh karena itu penggunaan feed additive alami merupakan
alternative untuk mengurangi akumulasi residu feed additive dalam daging. Salah
satu feed additive alami yang mulai digunakan yakni bakteri probiotik (Tensiska,
2008).
campuran ransum atau diberikan melalui air minum, atau dalam bentuk probiotik
yang hanya mengandung satu macam strain mikroba saja atau dalam bentuk
15
campuran terdiri dari beberapa strain mikroba seperti probiolac atau protexin.
Beberapa keuntungan dari penggunaan probiotik pada hewan atau ternak antara
Daging itik juga merupakan salah satu sumber kolesterol yang apabila
sehingga dapat mengakibatkan strok dan serangan jantung. Hal ini menyebabkan
penurunan kadar kolesterol adalah pada telur ayam dengan persentase penurunan
5% pemberian 3,2 x 106 CFU/g Bacillus subtilis (Mahdavi et al., 2005). Yousefi
dan Karkoodi (2007) juga sudah telah melakukan penelitian pada ayam broiler,
dimana penurunan kadar kolesterol pada kuning telur ayam dengan pemberian
kolesterol pada kuning telur ayam dengan pemberian Lactococcus plantarum asal
blondo dalam ransum ayam petelur menurunkan kadar kolesterol kuning telur
16
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1 Alat
oven, neraca analitik, pipet tetes, tabung reaksi, cawan petri, jarum ose,
mikroskop, gelas objek, hot plate, corong, batang pengaduk, tabung durham,
lemari pendingin, penjepit tabung, rak tabung reaksi, spoit, termos, autoklaf,
III.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah usus segar itik, air
suling, alkohol 70%, medium selektif MRSA (Man Ragosa Sharpe Agar)
(ACUMEDIA), medium TSIA (Triple Sugar Iron Agar) (MERCK), reagen H2O2,
medium SIM (Sulfid Indol Motility) (MERCK), medium MR-VP (Methyl Red-
safranin), NaCl fisiologis, HCl 0,1 N, garam empedu sintetik (ox bite) dengan
konsentrasi 1% dan 5%, minyak emersi, kapas, paper disk, kertas lakmus, dan
aluminium foil.
a. Alat-alat gelas berupa tabung reaksi, cawan petri, gelas objek dan pipet tetes
disterilkan dengan sterilisasi panas kering (udara panas) pada oven. Sterilisasi
dilakukan pada temperatur 170- 180O C selama 1-2 jam (Lay dan Hastowo,
1992).
17
b. Jarum ose disterilkan dengan sterilisasi panas kering dalam nyala api bunsen
ini dilakukan selama 15 menit dalam temperatur 121OC dan tekanan 2 atm
Sampel diperoleh dari peternakan itik pedaging. Itik lalu dipotong dan
bagian anterior jejunum dan kloaka diikat terlebih dahulu kemudian usus tersebut
mL air suling dan dibuat dalam pH 6,2. Kemudian dipanaskan sambil diaduk
dengan menggunakan aluminium foil lalu disterilkan dalam autoklaf dengan suhu
Sebanyak 5,2 g medium MRSB dilarutkan ke dalam 100 mL air suling dan
18
25 mL. Lalu mulut masing-masing erlenmeyer ditutup dengan menggunakan
aluminium foil lalu disterilkan dalam autoklaf dengan suhu 121 O C dan tekanan 2
menggunakan aluminium foil lalu disterilkan dalam autoklaf dengan suhu 121 O C
menggunakan aluminium foil lalu disterilkan dalam autoklaf dengan suhu 121 O C
menggunakan aluminium foil lalu disterilkan dalam autoklaf dengan suhu 121 O C
19
f. Medium NA (Nutrien Agar)
menggunakan aluminium foil lalu disterilkan dengan autoklaf dengan suhu 121 C
Usus itik dikeluarkan dari freezer dan dibiarkan sampai lunak, kemudian
secara aseptis, bagian dalam (isi) usus itik dikerok dengan menggunakan scalpel.
pastel lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer steril dan diencerkan dengan larutan
kemudian diinkubasikan pada suhu 37OC selama 2-3x24 jam. Koloni yang
20
CaCO3 1% dengan metode gores untuk mendapatkan koloni yang terpisah.
Diinkubasikan pada suhu 37OC selama 2x24 jam. Tahap pemurnian dapat
dilakukan 2-3 kali, untuk lebih menyakinkan bahwa koloni yang terbentuk benar-
bentuk tepi (edge), warna (colour), permukaan koloni (elevation), dan bau (odor).
a. Pengecatan Gram
Pertama-tama ulasan bakteri dibuat pada gelas objek dan dilakukan fiksasi.
Sebanyak 2-3 tetes gram A (kristal violet) diteteskan pada koloni bakteri, diamkan
selama 60 detik. Kemudian preparat dicuci dengan menggunakan air mengalir lalu
preparat dan dibiarkan selama 60 detik. Preparat dicuci dengan air mengalir lalu
preparat ditetesi dengan larutan safranin sebanyak 2-3 tetes dan didiamkan selama
mikroskop.
21
III.3.8 Uji Probiotik
(ose bulat) masing-masing isolat bakteri yang diambil dari stok kultur kemudian
diinokulasikan pada medium MRSB-HCl. Diinkubasi selama 2x24 jam pada suhu
37OC. Hasil positif apabila terjadi pertumbuhan bakteri pada medium MRSB-HCl,
dan hasil negatif apabila tidak terjadi pertumbuhan bakteri pada medium MRSB-
HCl.
dengan konsentrasi 1% dan 5%. Sebanyak 1 ose (ose bulat), masing-masing isolat
bakteri yang diambil dari stok kultur diinokulasikan pada medium MRSB-garam
empedu, lalu inkubasi selama 2-3 x24 jam pada suhu 37OC (Djide dan
Wahyuddin, 2008). Hasil diperoleh dari perbandingan jumlah koloni bakteri yang
dari stok kultur diinokulasikan pada medium MRSB dalam tabung reaksi.
Selanjutnya diinkubasi pada suhu 15OC, 37OC, dan 45OC selama 2 x 24 jam. Hasil
positif apabila terjadi pertumbuhan bakteri pada medium dan hasil negatif apabila
22
III.3.10 Uji Biokimia
Sebanyak 1 ose (ose bulat) isolat bakteri diambil dari stok kultur dan
diinkubasi selama 5x24 jam pada suhu 37OC. Sebanyak 5 tetes methyl-red
kompleks berwarna merah muda sampai merah yang menandakan bahwa mikroba
Sebanyak 1 ose (ose bulat) isolat bakteri diambil dari stok kultur dan
diinkubasi selama 3x24 jam pada suhu 37OC. Medium kemudian ditambahkan 0,2
mL KOH 40% dan 0,6 mL alfanaftol lalu dikocok selama 30 detik. Hasil positif
c. Uji Motilitas
Sebanyak 1 ose (ose lurus) isolat dari stok kultur lalu diinokulasikan
dengan cara ditusuk pada medium SIM tegak, lalu diinkubasi pada suhu 37OC
sekitar bekas tusukan jarum pada medium dan hasil negatif (non motil) bila tidak
d. Uji Katalase
Isolat bakteri diambil sebanyak 1 ose (ose bulat) dari masing-masing stok
kultur kemudian dicelupkan ke dalam reagen H2O2 yang telah diisi ke dalam
23
tabung reaksi. Hasil positif apabila terbentuk gelembung gas pada ose, dan hasil
Isolat bakteri diambil sebanyak 1 ose (ose lurus) dari masing-masing stok
Kemudian diambil lagi 1 ose (ose bulat) isolat bakteri dari masing-masing stok
3x24 jam pada suhu 37OC. Perubahan yang diamati setelah inkubasi adalah warna
medium menjadi kuning menandakan asam, warna medium menjadi lebih merah
sebagai bakteri probiotik maka perlu dilakukan uji daya hambat terhadap bakteri
bulat) isolat dari stok kultur pada medium MRSA (Man Ragosa Sharpe Agar)
miring dan diinkubasi selama 1x24 jam pada suhu 37C. Hal yang sama dilakukan
1x24 jam pada suhu 37C. Setelah diinkubasi, 5 ml aquades steril ditambahkan ke
dalam inokulum kemudian divortex agar koloni bakteri yang menempel pada
24
permukaan medium dapat larut. Suspensi bakteri kemudian dipindahkan ke cuvet
tuang dan dibiarkan memadat. Sementara itu siapkan paper disk steril lalu
lalu diinkubasi selama 2x24 jam pada suhu 37C. Diameter zona bening yang
25
BAB IV
medium MSRA + CaCO3 1% dan dilakukan inkubasi selama 2x24 jam. Setelah
koloni. Isolasi koloni bakteri yang memiliki zona bening di sekitarnya diambil
dari pengenceran 10-3 karena pada pengenceran ini koloni-koloni sudah terpisah
H
C
D
E
bening pada medium MRSA + CaCO3 1%. Menurut Rahayu dan Margino (1997),
bakteri asam laktat memiliki sifat fisiologis yang sangat bervariasi. Medium yang
26
direkomendasikan untuk menumbuhkan bakteri asam laktat adalah medium
MRSA (Man Rogosa Sharpe Agar) yang merupakan medium selektif untuk
untuk menyeleksi bakteri asam laktat yang tumbuh pada medium maka setelah
inkubasi 1 x 24 jam akan terlihat zona bening di sekitar koloni bakteri yang
tumbuh. Hal ini disebabkan karena dalam masa pertumbuhannya selama inkubasi
bakteri asam laktat menghasilkan asam laktat yang bereaksi dengan CaCO3 yang
tidak larut di dalam medium sehingga membentuk kalsium laktat yang larut,
dengan menunjukkan adanya daerah atau zona bening disekitar koloni bakteri
kedelapan koloni yang berhasil diperoleh, dapat dilihat dari pada tabel 1 di bawah
ini.
Bentuk Koloni
Isolat
Bentuk Tepi Bentuk permukaan Warna Bau
A Bulatan kecil Rata Cembung Putih Berbau
B Bulatan kecil Rata Cembung Putih Berbau
C Bulatan Besar Rata Cembung Putih Berbau
D Bulatan kecil Rata Cembung Putih Berbau
E Bulatan Besar Rata Cembung Putih Berbau
Putih
F Bulatan kecil Rata Cembung Berbau
Kekuningan
G Bulatan Besar Rata Cembung Putih Berbau
H Bulatan kecil Rata Cembung Putih Berbau
diinginkan, maka selanjutnya dibuat dalam stok bakteri dalam agar miring untuk
27
Pengamatan morfologi bakteri probiotik asam laktat dilakukan dengan
pengecatan Gram. Hasil dari pengecatan Gram dapat dilihat dari gambar 2 dan
tabel 2 berikut.
Isolat A Isolat B
Isolat C Isolat D
Isolat E Isolat F
Isolat G Isolat H
28
Tabel 2. Hasil Pengecatan Gram dan Karakteristik Isolat Berdasarkan
pertumbuhan isolat pada kondisi pH, garam empedu, dan Suhu
yang berbeda.
Karakteristik
Nama Pengecatan Ketahanan Ketahanan Ketahanan Suhu
Isolat Gram Asam (pH) Garam Empedu (OC)
Bentuk Gram 2,5 3 1% 5% 15 37 45
A Basil Positif +++ +++ +++ +++ + +++ ++
B Coccus Negatif +++ +++ ++ +++ + +++ ++
C Basil Positif +++ +++ +++ +++ + +++ ++
D Coccus Negatif + + ++ ++ + ++ +
E Coccus Positif ++ ++ + + + ++ +
F Coccus Positif ++ ++ + + + ++ +
G Coccus Positif + ++ ++ + + ++ +
H Coccus Positif +++ +++ +++ +++ + +++ ++
Keterangan :Coccus = bulat, basil = batang; +++ = sangat keruh dan banyak endapan, ++ = keruh
dan cukup banyak endapan, + = tidak keruh dan sedikit endapan.
bakteri terhadap cat pewarna kristal violet dan safranin. Bakteri yang menyerap
Gram A (Kristal violet) akan tetap berwarna ungu setelah pelunturan dengan
Gram C (Alkohol aseton) disebut Bakteri Gram positif , sedangkan bakteri yang
warna ungunya luntur pada pencucian dengan alkohol, akan menyerap zat warna
Gram D (Safranin) sehingga akan berwarna merah muda disebut Bakteri Gram
respon pewarnaan. Bakteri diwarnai dengan suatu zat warna violet dan yodium,
dibilas dengan alkohol dan kemudian diwarnai sekali lagi dengan zat warna
merah. Bakteri Gram Positif yang sebagian besar dinding selnya mengandung
peptidoglikan akan menjerat warna violet. Bakteri Gram Negatif memiliki lebih
plasma dan suatu membran bagian luar. Zat warna violet yang digunakan dalam
29
pewarnaan gram sangat mudah dibilas dari bakteri gram negatif, akan tetapi
(Batang) yaitu isolat A dan C, serta bentuk Coccus (Bulat) yaitu isolat B, D, E, F,
G, dan H. Menurut Surono (2004) bakteri asam laktat ada yang berbentuk Batang
(Basil) dan ada pula yang berbentuk bulat (Coccus). Dari pewarnaan gram
diperoleh pula sifat gram isolat yaitu isolat A, C, E, F, G, dan H bersifat gram
positif, sedangkan isolat B dan D memiliki sifat gram negatif. Menurut Cullimore
(2000) bakteri asam laktat memiliki sifat gram positif tetapi ada juga yang bersifat
bipolar (gram positif dan gram negatif ) yang kemungkinan terjadi akibat
rintangan dalam saluran pencernaan agar dapat mencapai usus halus dalam
keadaan tetap hidup serta dalam jumlah yang cukup memadai untuk berkembang
beda. Salah satu faktor yang menonjol dalam menentukan kadar pH dalam saluran
Dari hasil uji terhadap kadar keasaman (pH), terlihat bahwa kedelapan
isolat mampu tumbuh pada medium yang memiliki derajat keasaman (pH) 2,5-3.
Hal ini terlihat dari koloni bakteri yang tumbuh pada dasar tabung reaksi dan
30
bagus dilihat dari adanya banyak endapan pada tabung. Sedangkan isolat D, E, F,
dan G menunjukkan hasil yaitu media menjadi agak keruh pada pH 2,5 dan 3.
Gram negatif (B dan D), mampu tumbuh pada kadar pH 2,5 dan 3. Hasilnya dapat
A B C D E F G H A B C D E F G H
(1) (2)
dilakukan dengan menggunakan medium MRSB yang ditambah HCl 0,1 N untuk
bakteri probiotik mampu tumbuh pada pH 2,5-3. Hal ini membuktikan isolat BAL
31
dibutuhkan untuk pertumbuhan, tetapi secara bertahap pertumbuhan akan dibatasi
intraseluler sekitar menjadi netral pada saat pH ekstraseluler turun, tetapi akan
menggunakan banyak energi karena perbedaan gradien proton yang besar dan
bakteri asam laktat tidak hanya harus tahan terhadap pH rendah, akan tetapi juga
harus tahan terhadap garam empedu. Menurut Russel (1992), ketahanan terhadap
derajat keasaman dan garam empedu merupakan ciri yang penting bagi bakteri
garam empedu sintetik, setalah 1x24 jam terlihat adanya endapan pada dasar
menjadi lebih keruh. Hal ini menadakan bahwa terjadi pertumbuhan bakteri pada
medium MRSB yang telah ditambahi garam empedu sintetik 1 % dan 5 %, seperti
32
D C B A H G F E
(a)
D C B A H G F E
(b)
menunjukkan pertumbuhan pada kadar garam empedu sintetik 1%, dan adanya
endapan pada dasar tabung menunjukkan bahwa isolat tersebut bersifat anaerob.
Isolat D, E, F, dan G juga mampu untuk tumbuh pada kadar garam empedu
sintetik 1% vdan 5% dan membuat media menjadi keruh tanpa endapan. Hal ini
sifat anaerob fakultatif. Semua isolat baik yang bersifat Gram positif maupun
Gram negatif, mampu tumbuh pada kadar garam empedu 1% dan 5%.
dasar tabung maka bersifat anaerob, namun apabila bakteri tersuspensi merata
pada media dalam tabung maka bersifat anaerob fakultatif. Surono (2004)
33
mengemukakan bahwa baktero probiotik bersifar anaerob sampai anaerob
fakultatif.
membuktikan bahwa isolat bakteri asam laktat mampu tumbuh pada medium yang
telah ditambahkan garam empedu sintetik 1 % dan 5%. Hal ini berarti bahwa
isolat BAL tersebut mampu melewati saluran pencernaan dimana terdapat garam
empedu yang disekresikan oleh hati sehingga dapat digunakan sebagai bakteri
probiotik.
(Kusumawati, et al., 2003). Bakteri yang tidak tahan terhadap garam empedu
materi intraselular yang besar dan menyebabkan lisisnya sel. Garam empedu
memiliki sifat sebagai senyawa aktif permukaan sehingga dapat menembus dan
pada membran sel bakteri menyebabkan perbedaan permeabilitas dan diduga akan
2003).
perbanyakan dan daya tahan bakteri yaitu suhu. Berdasarkan hasil pengamatan
terlihat bahwa kedelapan isolat mampu tumbuh pada suhu 15OC, 37OC, dan 45OC.
Akan tetapi pertumbuhan terlihat lebih baik pada suhu 37OC sehingga dapat
dikatakan bahwa isolat probiotik BAL baik yang bertipe Gram positif maupun
34
tipe Gram negatif bersifat termofilik. Hasil pengujian terhadap beberapa kondisi
D E G F A B C H
(a)
A B C H D E F G
(b)
D E F G A B C H
(c)
Gambar 5. Hasil Uji Temperatur/Suhu
(a) Inkubasi pada Suhu 37 OC,
(b) Inkubasi pada Suhu 45 OC
(c) Inkubasi pada Suhu 15 OC
35
Bakteri asam laktat dibagi atas dua kelompok berdasarkan suhu, yaitu
mesofilik, yang tumbuh optimum pada suhu 25OC dan tumbuh maksimum pada
rentang suhu 37- 40 OC, dan termofilik yang tumbuh optimum pada suhu 37- 45
O
C, dan suhu maksimumnya adalah 45- 52 OC (Saruno, 2004).
adanya fermentasi asam campuran oleh bakteri. Dari hasil penelitian terlihat
bahwa semua isolat positif terhadap uji MR baik itu pada isolat probiotik BAL
Gram positif maupun Gram negatif. Hasil positif ditandai dengan berubahnya
Methyl Red. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Fadlya (2008) diketahui
bahwa isolat BAL yang diperoleh dari beberapa sumber menunjukkan hasil yang
positif terhadap uji MR yang ditandai dengan adanya perubahan warna medium
dari kuning menjadi merah. Hal ini berarti bahwa isolat tersebut dapat
F G E D A B C H
36
Bila suatu bakteri memfermentasikan glukosa di dalam medium MR-VP,
produk yang dihasilkan biasanya asam laktat, asam asetat, asam suksinat, dan
asam format. Akumulasi dari asam-asam ini dapat menurunkan pH sampai 5 atau
kurang. Bila idikator merah (Methyl Red) ditambahkan pada biakan tersebut,
dinyatakan negatif apabila tidak terbentuk cincin merah atau medium berubah
menjadi warna merah dan mengindikasikan bahwa sangat sedikit atau tidak ada
organisme yang menghasilkan asam dalam jumlah yang besar dan yang
karbohidrat dalam jumlah yang besar. Adanya kandungan asetoin yang diproduksi
dalam larutan ditandai dengan perubahan warna larutan dari kuning menjadi
40% KOH dan 5% -naftol dalam etanol dapat menentukan adanya asetoin
Pada penambahan KOH, adanya asetoin ditunjukkan oleh perubahan warna kaldu
37
naftol. Perubahan warna kaldu biakan lebih jelas pada bagian yang berhubungan
A B C H F G E D
butanadiol karena dalam uji ini yang terdeteksi adalah pembentukan asetoin.
dan selalu diperoleh secara serentak, sehingga uji VP dapat digunakan untuk
dan H serta isolat Gram negatif yaitu isolat B menunjukkan hasil yang negatif
terhadap uji VP. Hal ini terlihat dengan tidak berubahnya warna medium setelah
ditambahkan larutan indikator KOH 40% dan alfanaftol 5%. Hasil negatif ini
38
ataupun asetoin. Kalaupun ada, jumlahnya tidak mencukupi untuk mengubah
warna medium setelah ditambahkan indikator. Kedua isolat lainnya yaitu isolat D
(Gram Negatif) dan F (Gram positif) menunjukkan hasil yang positif, dengan
yang telah dilakukan Fadlya (2008), isolat BAL yang diisolasi dari beberapa
1988). Sifat motilitas pada bakteri dapat dilihat dengan pertumbuhan yang
berwarna putih seperti akar disekitar inokulasi, yang berarti bahwa bakteri ini
Gram positif maupun Gram negatif merupakan bakteri non-motil. Hal ini dapat
dilihat dengan tidak adanya rambatan di sekitar bekas tusukan jarum ose seperti
39
A B C D E F G H
Hampir semua sel bakteri spiral dan sebagian sel bakteri yang berbentuk
batang bersifat motil (bergerak), sedangkan bakteri yang berbentuk bulat bersifat
non motil (tidak bergerak). Savadago et al. (2006) menjelaskan bahwa bakteri
asam laktat terdiri dari sekelompok bakteri Gram positif, tidak membentuk spora
serta berbentuk batang dan bulat yang bersifat non motil. Menurut Cullimore
(2000) bakteri asam laktat bak yang bersifat Gram Positif maupun yang besifat
memecah H2O2 menjadi H2O dan O2. Enzim katalase diduga penting untuk
enzim respirasi bersifat racun terhadap sel mikroba. Berikut ini adalah hasil uji
katalae terhadap isolat bakteri probiotik terlihat pada gambar di bawah ini.
40
C A D H B E F G
Hasil uji menunjukkan bahwa kedelapan isolat baik isolat Gram positif
maupun Gram negatif menunjukkan hasil yang negatif terhadap uji katalase. Hal
ini dibuktikan dengan tidak terbentuknya gelembung udara (O2) pada saat isolat
bahwa dari hasil uji biokimia berupa uji katalase terhadap bakteri asam laktat
Bakteri yang memiliki kemampuan memecah H2O2 dengan enzim katalase maka
segera membentuk suatu sistem pertahanan dari toksik H2O2 yang dihasilkannya
sendiri. Bakteri katalse positif akan memecah H2O2 menjadi H2O dan O2 dimana
gelembung-gelembung. Hal ini berarti H2O2 yang diberikan tidak dipecah oleh
41
Uji TSIA (Triple Sugar Iron Agar) menurut Russel (1992) umumnya
saluran pencernaan yang bersifat gram negatif yang lain dilihat dari
membebaskan sulfida dari FeSO4 (Harley dan Prescott, 2002). Dalam medium
TSIA mengandung 3 macam gula (glukosa, laktosa, dan sukrosa), indikator merah
dan ferosulfat (Lay, 1994). Pada uji TSIA dapat diketahui terjadinya fermentasi
glukosa, laktosa, dan/atau sukrosa, produksi gas dari glukosa, dan produksi
pada bekas goresan, dan pembentukan gas dapat dilihat dengan terbentuknya
rongga pada bagian bawah agar (Fadlya, 2008). Hasil uji menunjukkan bahwa
pada bagian Slant dan Butt medium TSIA kedelapan isolat setelah inkubasi 1x24
jam menunjukkan warna kuning yang berarti besifat asam. Hal ini menandakan
telah terjadi fermentasi glukosa, laktosa, dan atau sukrosa pada isolat Gram positif
maupun Gram negatif, karena sukrosa dan laktosa memiliki konsentrasi yang
jika glukosa habis dan akan menghasilkan asam yang ditandai dengan warna
kuning pada media setelah inkubasi 24 jam. Malaka dan Laga (2005) menjelaskan
42
bahwa ada jenis bakteri asam laktat yang mampu untuk menfermentasi ketiga
jenis gula yang terdapat dalam medium TSIA, yaitu glukosa, laktosa, dan sukrosa.
A B C H G E F D
Hasil uji menunjukkan bahwa pada bagian Slant dan Butt medium TSIA
kedelapan isolat setelah inkubasi 1x24 jam menunjukkan warna kuning yang
berarti besifat asam. Hal ini menandakan telah terjadi fermentasi glukosa, laktosa,
dan atau sukrosa pada isolat Gram positif maupun Gram negatif, karena sukrosa
dan laktosa memiliki konsentrasi yang lebih tinggi sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai bahan fermentasi selanjutnya jika glukosa habis dan akan menghasilkan
asam yang ditandai dengan warna kuning pada media setelah inkubasi 24 jam.
Malaka dan Laga (2005) menjelaskan bahwa ada jenis bakteri asam laktat yang
mampu untuk menfermentasi ketiga jenis gula yang terdapat dalam medium
43
hambat terhadap bakteri patogen tersebut. Bakteri uji yang digunakan yaitu
merupakan peptida dengan sifat sebagai antibakteri yang menyerang suatu strain.
lingkungan yang asam bagi bakteri lain (Jeevaratnam, et al., 2003). Surono (2004)
suatu peptida yang bersifat antibakteri, toksin yang berupa protein yang dapat
dihasilkan dalam jumlah besar setelah sel mencapai fase stasioner. Nisin
44
gram positif termasuk pembentuk spora. Hasil uji menunjukkan bahwa kedelapan
isolat probiotik Bal baik yang bersifat Gram positif maupun Gram negatif, mampu
terbentuknya zona bening disekitar paper disk yang sebelumnya telah direndam
dalam suspensi isolat. Akan tetapi menurut Tagg et al. (1976) dalam Surono
(2004) kriteria bakteriosin (antimikroba) yang dihasilkan oleh bakteri gram positif
lainnya.
Dari tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa, sebagian besar isolat bersifat
bakteri lain, dan sebagian kecil bersifat bakteriostatik yaitu kemampuan yang
hanya dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain. Pada uji terhadap Escherichia
yang dilihat dari bertambahnya ukuran zona bening dari 1x24 jam ke 2x24 jam.
Isolat E memiliki daya hambat yang paling besar terhadap Escherichia coli yaitu
12,32 mm pada inkubasi 1x24 jam dan 24,89 mm pada inkubasi 2x24 jam.
bakteriosidal, kecuali isolat D yang memiliki ukuran zona bening yang sama
besarnya pada 1x24 jam dan 2x24 jam. Hal ini menunjukkan bahwa sisolat D
45
memiliki zona bening yang paling besar yaitu 10,92 mm pada inkubasi 1x24 jam
Hasil uji daya hambat pada penelitian ini sesuai dengan Surono (2004)
46
BAB V
V.1 Kesimpulan
1. Hasil isolasi bakteri probiotik dari saluran pencernaan itik pedaging Anas
negatif (isolat B dan D). Isolat probiotik BAL yang berbentuk batang (basil)
yaitu isolat A dan C tergolong genus Lactobacillus dan isolat probiotik BAL
3. Semua isolat tergolong Bakteri Probiotik BAL, baik yang bersifat Gram
V.2 Saran
47
DAFTAR PUSTAKA
Begley, M., C. Hill, and C. G. M. Gahan. 2006. Bile Salt Hydrolase Activity in
Probiotics. Appl. Environ. Microbiol. 72 (3):1729-1738.
Campbell, N. A., Reece, J. B., dan Mitchell, L. G., 2003, Biologi, Erlangga,
Jakarta.
Djide, M. N., dan Sartini, 2008, Isolasi, Identifikasi Bakteri Asam Laktat dari
Kol Brassica oleracea L. dan Potensinya sebagai Antagonis Vibrio
harveyi In Vitro, Torani, Vol.18 (3) : 211-216.
Djide, M. N., dan Wahyudin E. 2008. Isolasi Bakteri Asam Laktat dari Air
Susu Ibu, dan Potensinya dalam Menurunkan Kadar Kolesterol
secara In Vitro. Majalah Farmasi dan Farmakologi. Vol. 12(3)
48
346. Ed. J.P. Jouany, Institut National de La Recherche Agronomique,
147, rue de lUniversite 75338, Paris cedex 07.
Fadlya, 2008, Isolasi dan Identifikasi Bakteri Proteolitik dari Limbah Tahu,
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Fardiaz, S., 1993, Analisis Mikrobiologi Pangan, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Havenaar, R., B. T. Brink, and J. H. J. Huis INT Veld. 1992. Selection of Strains
for Probiotics Use. In: Probiotics the Scientific Basis. R. Fuller (Ed).
Chapman & Hall, London. pp. 209-224.
49
James, J., Baker, C. dan Swain, H., 2008, Prinsip Prinsip Sains untuk
Keperawatan, Erlangga, Jakarta.
Lee, J., Y. Kim, H. S. Yun, J. G. Kim, S. Oh, and S. H. Kim. 2010. Genetic and
Proteomic Analysis of Factors Affecting Serum Cholesterol Reduction
by Lactobacillus acidophilus A4. Appl. Environ. Microbiol. 76(14): 4829-
4835.
Leeson, S. and J.D. Summer. 1996. Commercial Poultry Nutrition. 2nd Ed.
University Books. University of Guelph. Guelph, Ontario, Canada.
50
Malaka, R. dan Laga, A., 2005, Isolasi dan Identifikasi Lactobacillus bulgaricus
Strain Ropy dari Yakult Komersial, Sains dan Teknologi, Vol. 5, No.
1: 50 58.
Nettles, C.G and Barefoot, S.F. 1993. Biochemical and Genetic Characteristics
of Bacteriocin of Food-Associated Lactic Acid Bakteria. J. Food Prot.
Vol. 56: 338-356.
Rahayu, E. S. dan Margino, S., 1997, Bkateri Asam Laktat : Isolasi dan
Identifikasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Raihana, N., 2011, Profil Kultur dan Uji Sensitivitas Bakteri Aerob dari
Infeksi Luka Operasi Laparotomi di Bangsal Bedah RSUP DR. M.
Djamil Padang, Universitas Andalas, Padang.
51
Saarela, M., G. Mogensen, R. Fondn , J. Mtt, and T.Mattila-Sandholm. 2000.
Probiotic bacteria: safety, functional and technological properties. J.
Biotechnol. 84(3):197-215.
Samudra, R dan H. Arif. 2008. Warna kulit, lemak abdomen dan lemak karkas
itik alabio (Anas plathyrhincosn borneo) jantan akibat pemberian
azolla dalam ransum. Animal Production.Jurnal.hlm164-167.
Senok, A. C. 2009. Probiotics in the Arabian Gulf Region. Food & Nutrition
Researc. Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC
2651754/pdf/FNR-53-1842.pdf. Opened: November 29, 2010.
Sinurat, A.P., Miftah dan T. Pasaribu. 1993. Pengaruh sumber dan tingkat
energy ransum terhadap penampilan itik jantan lokal. Proc. Seminar
Penelitian dan Pengembangan Ternak. Balitnak, Ciawi, Bogor.
52
Sujaya, I N., Y. Ramona, N.P. Widarini, N.P. Suariani, N.M.U. Dwipayanti, K.A.
Nocianitri dan N.W. Nursini. 2008b. Isolasi dan Karakteristik Bakteri
Asam Laktat dari Susu Kuda Sumbawa. J. Vet. 9 (2) : 52 59.
Surono, IS. 2004. Probiotik, Susu Fermentasi dan Kesehatan. Tri Cipta Karya:
Jakarta
Yeong, S.W. 1994. Promoting growth efficiency in ducks. Poult. Int. (July).
53
LAMPIRAN
Sampel
(Usus Itik)
Isolasi Bakteri
Kultur Murni
Bakteri
Karakterisasi
Bakteri Probiotik
54
Lampiran 2. Skema Kerja Isolasi Bakteri Probiotik
Usus Ayam
Kultur Bakteri
Satu Koloni
Bakteri (murni)
Stok
Bakteri
55
Lampiran 3. Skema Kerja Pengecatan Gram
Stok Bakteri
Preparat
Gram A
Gram B
Gram C
Gram D
56
Lampiran 4. Skema Kerja Uji Motilitas
Stok bakteri
Medium SIM
tegak
Pengamatan
57
Lampiran 5. Skema Kerja Uji Ketahanan terhadap Keasaman (pH)
Medium
MRSB
- Medium dimasukkan ke dalam dua
erlenmeyer berbeda
- ditambahkan - ditambahk
HCl pekat an HCl
sampai pH pekat
menjadi 2,5 sampai pH
menjadi 3
- Disterilkan dalam
autoklaf
Medium MRSB-HCl
Pengamatan
58
Lampiran 6. Skema Kerja Uji Ketahanan terhadap Garam Empedu
Medium MRSB
Medium MRSB-Garam
empedu
Pengamatan
59
Lampiran 7. Skema kerja uji ketahanan temperatur
Stok bakteri
Medium MRSB+isolat
- Masing-masing tabung
diinkubasi selama 2x24 jam
pada suhu yang berbeda
yaitu 15OC, 37OC, dan 45OC
Pengamatan
60
Lampiran 8. Skema kerja uji MR (Methyl Red)
Stok bakteri
Inokulum
Pengamatan
61
Lampiran 9. Skema kerja uji Vp (Voges Preskauer)
Stok bakteri
Inokulum
Pengamatan
62
Lampiran 10. Skema kerja uji katalase
Stok bakteri
Pengamatan
63
Lampiran 11. Skema kerja uji TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
Stok bakteri
Inokulum
Pengamatan
64
Lampiran 12. Skema kerja uji daya hambat
Inokulum
Inokulum
65
Lampiran 13. Uji Daya Hambat Bakteri
A (1) B
A (2) B
66
Lampiran 14. Pemurnian isolat probiotik BAL dengan Metode Kuadran
67
Lampiran 15: Foto Prosedur Kerja
Pembuatan media
Proses pemurnian isolat
68
Proses Pengecatan gram
69
Lampiran 16. Tabel 6 : Hasil Karakterisasi Bakteri Probiotik BAL
Isolat
Karakterisasi
A B C D E F G H
Positif Negatif Positif Negatif Positif Positif Positif Positif
Pengecatan Gram
(Basil) (Coccus) (Basil) (Coccus) (Coccus) (Coccus) (Coccus) (coccus)
Non Non Non Non Non Non Non Non
Uji Motilitas
Motil Motil Motil Motil Motil Motil Motil Motil
Uji
2,5 +++ +++ +++ + ++ ++ + +++
Ketahanan
Terhadap
Keasaman 3 +++ +++ +++ + ++ ++ + +++
(pH)
Uji
Ketahanan 1% +++ ++ +++ ++ + + ++ +++
Terhadap
Garam 5% +++ +++ +++ ++ + + + +++
Empedu
Uji 150C + + + + + + + +
Ketahanan 370C +++ +++ +++ ++ ++ ++ ++ +++
Temperatur 450C ++ ++ ++ + + + + ++
Uji MR (Methyl Red) Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif
Uji VP (Voges
Negatif Negatif Negatif Positif Negatif Positif Negatif Negatif
Preskauer)
Uji Katalase
Lereng
Asam Asam Asam Asam Asam Asam Asam Asam
(Slant)
Uji TSIA Tegak
Asam Asam Asam Asam Asam Asam Asam Asam
(Triple (Butt)
Sugar Iron Terbentuk
Agar) Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif
Gas
Terbentuk
Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif
H2S
70