Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
TINJAUAN PUSTAKA
A. RUMAH SAKIT
5
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
kebutuhan medis.
kesehatan.
diklasifikasikan menjadi:
6
2) Rumah Sakit Umum Kelas D pratama.
diklasifikasikan menjadi:
a. Pelayanan Medik.
b. Pelayanan Kefarmasian.
B. REKAM MEDIS
7
a. Catatan adalah tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi
besar (Dick et al, 1997, hlm, 77-79). Pertama, yang paling berhubungan
8
mendapatkan berbagai pemeriksaan dan pengobatan di sarana
yang rinci dan bermanfaat menjadi alat penting dalam menilai dan
jawabkan secara hukum. Oleh karena itu rekam medis yang lengkap
diberikan.
9
yang terjadi dan mengkomunikasikan informasi di antara kllinik
yang berbeda.
10
tersendiri sebagai bagian dari rekam kesehatan pasien.
b. Pengguna sekunder
11
sekunder serta tidak menangani perawatan pasien secara
yang diberikan.
12
RKE lebih berfungsi dibandingkan dengan rekam medis/rekam kesehatan
DARURAT
a. Rawat Jalan
yang mudah dibaca oleh petugas penerimaan pasien. Hal ini dilakukan
(Budi, 2011).
13
b. Pasien Rawat Darurat
atau pasien datang sendiri. Pasien rujukan adalah pasien yang dikirim
(Budi, 2011).
c. Rawat Inap
dirawat dari pihak yang berwenang. Dalam hal ini pihak yang
14
PASIEN
POLIKLINIK/UGD
IYA
TPP RI
BANSAL
PERAWATAN
PELAYANAN
PENUNJANG ?
IYA
PELAYANAN
TIDAK BANK
PENUNJANG
PULANG
kesehatan dimulai dari tempat peneriman pasien. Untuk pasien baru akan
15
untuk pasien lama akan didaftarkan dan di ambilkan berkas rekam medis
yang dituju. Jika pasien telah diijinkan pulang, bekas rekam medis akan
lanjut, berkas rekam medis dari klinik/ gawat darurat dibawa ke tempat
medis, berkas dilengkapi dan dipastikan tidak ada berkas yang tercecer.
16
PASIEN
TPP
PASIEN BARU
TIDAK BAGIAN FILING
?
IYA
TPP
POLIKLINIK UGD
RAWAT
INAP ? TIDAK
IYA
TPP RI
TPP RI ASSEMBLING
CODING
INDEKS
FILING
17
D. PENYIMPANAN, PENGAMBILAN KEMBALI, DAN PENJAJARAN
1. Sistem Penyimpanan
a. Sentralisasi
rawat jalan, rawat darurat, dan rawat inap dalam satu folder tempat
penyimpanan.
b. Desentralisasi
rekam medis rawat jalan, rawat darurat, rawat inap pada folder
rekam medis rawat jalan dan rawat darurat disimpan pada rak
18
2. Pengambilan Kembali
Adapun tata cara pengambilan rekam medis pasien yang dibutuhkan dari
rekam medis kembli lagi ke raknya pada setiap akhir hari kerja,
19
ruang kerjanya selama jam kerja, tetapi semua rekam medis harus
medis.
rak file tersebut, sampai berks rekam medis yang diambil kembali ke
20
petugas melihat tempat-tempat penyimpanan kembali berkas rekam
3. Sistem Penjajaran
serta angka. Untuk rumah sakit kecil atau klinik atau tempat praktik
dokter sistem penjajaran dengan huruf dapat dipakai oleh karena jumlah
berkas masih sedikit. Namun untuk rumah sakit yang mempunyai jumlah
sakit biasanya digunakan indeks utama pasien, baik secara manual yaitu
21
a. Sistem Nomor Langsung (Straight Numerical Filing System)
berkas rekam medis dalam rak secara berurutan sesuai dengan urutan
penyimpanan.
2) Kelemahannya adalah :
22
d. Sistem Angka Akhir (Terminal Digit Filing System)
Contoh : 22 50 23
berlainan.
Contoh : 22-50-23
23-50-23
23
24-50-23
25-50-24
26-50-25
perencanaan rak.
24
e. Sistem Angka Tengah (Middle Digit Filling)
angka pertama, angka yang terletak paling kiri menjadi angka kedua,
Contoh : 22 23 50
nomornya berurutan.
petugas.
25
f) Terjadi rak lowong pada beberapa section, bila rekam medis
2) Kekurangan :
Rumah Sakit, untuk terlebih dahulu ditetapkan jadwal retensi arsip rekam
1. Umum
AKTIF INAKTIF
NO KELOMPOK
RJ RI RJ RI
1 Umum 5 th 5 th 2 th 2 th
2 Mata 5 th 10 th 2 th 2 th
3 Jiwa 10 th 15 th 5 th 5 th
4 Orthopedi 10 th 10 th 2 th 2 th
5 Kusta 15 th 15 th 2 th 2 th
6 Ketergantungan obat 15 th 15 th 2 th 2 th
7 Jantung 10 th 10 th 2 th 2 th
8 Paru 5 th 10 th 2 th
26
2. Anak
lebih lama dari ketentuan umum yang ada, antara lain untuk :
d. Perkosaan
e. HIV
f. Penyesuaian kelamin
h. Bayi tabung
i. Cangkok organ
j. Plastik rekontruksi
Komite Medis menetapkan jadwal dari diagnosis tertentu. Bila lebih dari
a. Primer
1) Admisnistratif
27
2) Hukum
3) Keuangan
4) IPTEK
b. Sekunder
1) Pembuktian
2) Sejarah
a. Pembentukan Tim Pemusnah dari unsur Rekam Medis dan tata usaha
dengan SK direktur RS
c. Pelaksanaan pemusnahan
Medik)
f. Khusus untuk arsip rekam medis yang sudah/ tidak terbaca dapat langsung
F. DESAIN FORMULIR
untuk diisi. Hal ini tentu sangat mudah dipahami apabila kita hanya
28
membicarakan formulir yang terbuat dari kertas saja. Pada kenyataannya
d. Menstandartkan informasi
operasional)
(Sudra, 2014)
29
3. Manfaat Formulir Rekam Medis
antara lain:
standar yang jelas serta ditunjang dengan pengetahuan desain grafis yang
memadai.
adalah:
formulir.
30
2) Perancang harus menggunakan sudut pandang sebagai pengguna,
pasien/awam.
31
keseluruhan item yang diharapkan diisi akan bisa terisi dengan
32
b. Aspek- Aspek Desain Formulir
1) Aspek Fisik
ukuran, warna
medis.
33
b) Bagian pendahuluan (introduction) berisi keterangan
langsung.
34
G. STATISTIK RUMAH SAKIT
1. Pengertian Statistik
atau sumber catatan medis. Statistik dapat juga diartikan sebagai hasil
2012: 215-232).
statistik layanan kesehatan. Pada bab ini akan diulas beberapa indikator
setiap hari dari pasien rawat inap dan pasien rawat jalan. Data tersebut
35
a. Hospital Patient, seorang individu yang mendapatkan layanan medis
rumah sakit.
cuti perawatan.
di satu atau lebih fasilitas rumah sakit, ketika tidak dirawat atau
pada pasien yang datang pada fasilitas gawat darurat atau dapat juga
36
4. Data Sensus Pasien Rawat Inap
Data sensus ini merupakan data yang harus dikumpulkan setiap hari
dan merupakan aktifitas pasien untuk selama 24 jam periode waktu lapor.
Termasuk pada pasien yang masuk dan keluar pada 24 jam sebelumnya.
Umumnya pelaporan dimulai pukul 00.01 pagi dan berakhir pukul 12.00
malam. Dalam sensus ini, bayi dihitung terpisah dari pasien dewasa dan
rumah sakit dengan 300 tempat tidur, hasil sensus adalah pada pukul 2
sore pasien berjumlah 250, tetapi 1 jam kemudian pasien menjadi 245.
pukul 1 sore dan meninggal pukul 4 sore, maka pasien tersebut sudah
terhitung sebagai pasien yang masuk dan keluar pada hari yang sama.
Indikator rumah sakit adalah isian tempat tidur pasien rawat inap rate
tersedia pada satu periode waktu tertentu. Umumnya semakin besar BOR
37
6. Penilaian (Evaluasi) Pelayanan Rumah Sakit
yaitu :
b. Mutu pelayanan
Indikator yang dipakai untuk menilai rumah sakit. Yang paling sering
(Sudra, 2009:45).
38
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada
lebih lanjut).
(Sudra, 2009:51).
Yaitu rata-rata hari, tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi
dan segera digunakan lagi oleh pasien berikutnya. Maka nilai ideal
39
Jumlah pasien keluar
BTO =
Nilai ideal BTO yangTempat
disarankan yaitu minimal 30 pasien dalam
tidur tersedia
periode 1 tahun atau 40-50 kali dalam satu tahun. (Sudra, 2009:54).
dalam periode waktu tertentu, termasuk bayi baru lahir (BBL) yang
kemudian meninggal.
BBL)
X 100 %
Jumlah pasien keluar H/M dalam periode tersebut
(Sudra, 2009:68).
dalam periode
40
Jumlah pasien (termasuk BBL)meninggal 48 jam pasien
X 100 %
meninggal
Pasien meninggal
(Sudra, 2009:69).
secara visual sekaligus 4 variabel rumah sakit yaitu BOR, LOS, TOI dan
beberapa unit rumah sakit disuatu rumah sakit dalam periode waktu
yang sama.
TERKAIT
1. Pengertian Koding
penggunaan huruf dan angka atau kombinasi antara huruf dan angka yang
41
mewakili komponen data. Kegiatan yang dilakukan dalam koding
2. Pengertian Diagnosis
b. Diagnosis Sekunder
pada saat pasien masuk atau yang terjadi selama episode pelayanan.
(Hatta, 2008)
baik yang disebabkan oleh kondisi yang ada atau muncul sebagai
42
3. 9 Langkah Dasar Dalam Menentukan Kode :
atau cedera atau kondisi lain yang terdapat pada bab I-XIX dan
dari cedera (bukan nama penyakit) yang ada di bab XX (volume 1),
43
nomor kode , sehingga semua kata- kata diagnostic harus
diperhitungkan).
e. Ikuti secara hati- hati setiap rujukan silang (cross references) dan
minus pada posisi keempat yang berarti bahwa isian untuk karakter
yang tidak ada dalam indeks (volume 3). Perhatikan juga perintah
g. Ikuti pedoman inclusion dan exclusion pada kode yang dipilih atau
(Hatta, 2008;139)
44