Sie sind auf Seite 1von 5

ANALISIS PRODUKTIVITAS LINI PRODUKSI DI PABRIK GULA TOELANGAN PT

PERKEBUNAN NUSANTARA X SIDOARJO DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

Productivity Analysis of Toelangan Sugar Factory PTPN X Sidoarjo at Production Lines With
OMAX (Method)

Soyanita Hernanda.1; Dr. Panji Deoranto, STP, MP2; Ika Atsari Dewi, STP.,MP3
1) Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian,
Universitas Brawijaya
2) Staf pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian-Fakultas Teknologi Pertanian,
Universitas Brawijaya
Jl. Veteran no. 1, Malang 65145
e-mail : Soyanitahernanda@ymail.com

ABSTRAK
PG Toelangan merupakan salah satu pabrik gula wilayah kerja PT Perkebunan Nusantara X
yang memproduksi gula di wilayah Sidoarjo. Berdasarkan data dari PTPN X bahwasanya pada tahun
2009, produksi gula pada PG Toelangan diperkirakan mencapai 15.706 ton sedangkan pada tahun
2010 produksi gula mengalami penurunan sebesar 8,7% atau setara dengan 14.346 ton. Pada tahun
2011 produksi gula mengalami peningkatan sebesar 17% atau setara dengan 16.787 ton dan pada
tahun 2012 produksi gula hanya mengalami kenaikan presentase sebesar 2% atau setara dengan
17.114 ton. Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur dan menganalisis produktivitas lini produksi
di PG Toelangan dengan menggunakan metode Objective Matrix (OMAX) dan pembobotan kriteria
dengan menggunakan metode Analitical Hierarchy Process (AHP). Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan didapatkan hasil produktivitas parsial dan total di PG Toelangan masih rendah pada
periode pengukuran tahun 2012. Produktivitas total tertinggi dicapai pada periode 15 Juni sebesar
203,67% dan nilai terendah dicapai pada periode 13 November sebesar -51,87%. Untuk menghasilkan
produk gula sebanyak 6.815 ton per 15 hari diperlukan 10.484 ton bahan baku tebu, tenaga kerja
sebanyak 154 orang, bahan bakar ampas sebanyak 4.181 ton dan jam kerja mesin giling sebanyak 210
jam.

Kata Kunci: Ampas tebu, blotong (bagasse), tetes (mollase), output, parsial
ABSTRACT

Toelangan is one of the sugar factory of PTPN X worked area that produce sugar in Sidoarjo. Based on
data from PTPN XIV X that in 2009, the production of sugar in PG is estimated among 15.706. Decreased by
8.7% or equivalent to 14.346 tons. In 2011 sugar production has increased by 17% or equivalent to 16.787 tons
and in 2012 only increased his percentage of 2% or the equivalent of 17.114 tons. The purpose of this study was
to measure and analyze the productivity of the production line in PG Toelangan by using the Objective Matrix
(OMAX) method and weight criteria using Analitical Hierarchy Process (AHP). Based on the result analysis
and discussion obtained the result of partial productivity and total in pg toelangan still low in the period of the
measurement of 2012. The highest total productivity was attainable at 15 june as much as 203,67% and the
lowest value attainable in the period november 13 of -51,87 %. To produce sugar as many as 6.815 tons per 15
days required 10.484 tonnes of raw sugar cane, 154 of labor,4.181 tons fuel dregs and 210 hours of working
streamroller.

Keywords: Dregs of cane juice, (bagasse), (mollase), output, partial


PENDAHULUAN toelangan adalah metode OMAX. Model
Pabrik Gula Toelangan merupakan OMAX pertama kali dikembangkan di Oregon
salah satu pabrik gula wilayah kerja PT State University oleh seorang professor
Perkebunan Nusantara (PTPN) X (Persero) produktivitas di Departement of Industrial
yang terletak di Kabupaten Sidoarjo. Bahan Engineering yaitu James L. Riggs. Menurut
baku yang diolah adalah tebu hasil Nasution (2006) keuntungan dari model
penanaman sendiri (TS) dan tebu rakyat OMAX sendiri dalam pengukuran
(TRK). Proses pengolahan tebu menjadi gula produktivitas perusahaan antara lain: relatif
menggunakan proses sulfitasi netral, dengan sederhana, mudah dipahami, mudah
bahan pembantu proses yaitu: belerang, dilaksanakan, datanya mudah diperoleh dan
kapur, asam pospat, dan flokulan. Adapun lebih fleksibel.
produksi utamanya adalah Gula Kristal Putih
(GKP) dan keluaran lain adalah sebagai hasil BAHAN DAN METODE
samping (by product) yakni ampas tebu, tetes Pelaksanaan penelitian dilaksa-nakan
(mollase) dan blotong (bagasse). pada bulan Juni s.d. Juli 2013 di PG Toelangan
Secara umum permasalahan Kabupaten Sidoarjo. Pengukuran
pergulaan yang dihadapi oleh PG Toelangan produktivitas hanya dilakukan pada musim
sangat kompleks baik dari segi on-farm giling yakni Juni (awal giling) November
maupun off-farm. Dari segi on-farm faktor yang (akhir giling). Pengukuran produktivitas
cukup menonjol mempengaruhi tingkat diukur mulai tahun 2012 dengan periode 15
produktivitas diantaranya presentase harian dan hanya dilakukan pada bagian
perbandingan penataan varietas yang belum produksi.
mencapai perbandingan ideal masa tebang Kriteria pengukuran produkti-vitas
sedangkan pada sisi off-farm dengan yang digunakan adalah produktivitas bahan
bertambahnya umur pabrik terjadi penurunan baku, produktivitas tenaga kerja,
efisiensi pada peralatan pabrik misalnya jam produktivitas bahan bakar dan produktivitas
henti giling. Oleh sebab itu perlu diadakannya mesin giling. Tahapan pelaksanaan penelitian
analisis perhitungan produktivitas dibagian ini dimulai dari survei pendahuluan,
produksi. identifikasi dan perumusan masalah,
Berdasarkan data dari PTPN X penetapan tujuan, studi kepustakaan,
bahwasanya pada tahun 2009, produksi gula pengumpulan data, analisis data, kesimpulan
pada PG Toelangan diperkirakan mencapai dan saran.
15.706 ton sedangkan pada tahun 2010 Pengolahan data dilakukan dengan
produksi gula mengalami penurunan sebesar melalui beberapa tahapan, yaitu penentuan
8,7% atau setara dengan 14.346 ton. Pada performance, penentuan skor 3, uji normalitas
tahun 2011 produksi gula mengalami data dengan SPSS 17.0, penentuan skor 10,
peningkatan sebesar 17% atau setara dengan penentuan skor 0, penentuan skor 1-2 dan 4-9,
16.787 ton.Pada tahun 2012 produksi gula penentuan score, weight, value, dan yang
hanya mengalami kenaikan presentase sebesar terakhir penentuan Performance Indikator.
2% atau setara dengan 17.114 ton.Sampai saat
ini PG Toelangan hanya berpedoman pada HASIL DAN PEMBAHASAN
perhitungan hasil laba-rugi untuk mengukur Data Input dan Output Produksi PG
produktivitasnya sehingga belum mengetahui Toelangan
tingkat performansi kerja yang telah dicapai. Data input dan output yang
Untuk meminimalisir perhitungan dibutuhkan dalam pengukuran produktivitas
yang hanya berdasar pada perhitungan hasil ini didapatkan dari data historis perusahaan,
laba dan rugi maka metode yang dianggap mulai dari bulan Mei 2012 terhitung awal
cocok untuk menghitung produktivitas di tiap giling hingga bulan November 2012 tutup
bagian perusahaan dengan kriteria giling dengan periode 15 hari-an. Data input
produktivitas yang sesuai dengan keberadaan dan output dapat dilihat pada Tabel 4.1.
bagian tersebut (objektif) serta memungkinkan Berdasarkan Tabel 1 terlihat jelas
untuk mengkombinasikan semua kriteria bahwa jumlah output dan input berfluktuasi.
produktivitas yang penting kedalam suatu Hal ini dikarenakan jumlah input yang terdiri
kombinasi yang mudah. Maka yang dirasa dari bahan baku, tenaga kerja, bahan bakar
mampu untuk menganalisis produktivitas ampas dan jam kerja mesin giling yang tinggi
sesuai dengan kondisi actual lini produksi PG turut mempengaruhi produktivitas total
output. Output dan input diperoleh digunakan. Dari Tabel 2,terlihat bahwa nilai
berdasarkan periode per-15 harian sesuai performance dari setiap kriteria berfluktuasi.
dengan laporan kilat harian PG Toelangan.
Data output meliputi jumlah total gula, ampas, Penentuan Nilai Produktivitas Rata-rata
blotong dan tetes yang dihasilkan. Hasil output (Level 3 atau )
tertinggi terjadi pada periode bulan 15 Nilai pada level 3 diperoleh dengan
September 2012 dengan pendapatan sebesar cara merata-ratakan nilai produktivitas yang
10.985 ton, sedangkan hasil output terendah telah dicapai oleh masing-masing kriteria
terdapat pada periode bulan 31 Agustus 2012 pada setiap periode pengukuran yang
dengan pendapatan sebesar 4.742 ton. dilakukan yaitu periode 31 Mei (awal giling)
13 November 2012 (akhir giling). Adapun
Tabel 1. Data input dan output Produksi PG.
nilai yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel
Toelangan
Periode Output Bahan Tenaga Bahan Mesin
3.
(Ton) Baku Kerja Bakar Giling Tabel 3 Nilai Level 3 dari masing-Masing
(Ton) (OHK) (Ton) (Jam) Kriteria
31 Mei 2012 7.198 16.348 287 5.107 262 No Kriteria Produktivitas Level 3
15 Juni 2012 9.270 20.498 287 6.153 301 1 Pemakaian Bahan Baku 0,51
30 Juni 2012 9.663 21.900 287 6.411 341 2 Pemakaian Tenaga Kerja 31,19
15 Juli 2012 9.848 21.203 287 6.635 312 3 Pemakaian Bahan Bakar Ampas 1,49
31 Juli 2012 10.764 21.014 287 7.422 298 4 Pemakaian Jam Kerja Mesin Giling 29,69
15 Ags 2012 9.828 19.863 287 6.564 278
31 Ags 2012 4.742 9.387 287 3.180 147 Penentuan Nilai Produktivitas Tertinggi
15 Sep 2012 10.984 21.353 287 7.439 310 (Level 10 atau BKA)
30 Sep 2012 10.650 20.821 287 7.208 297
15 Okt 2012
Sebelum menentukan nilai skor 10,
10.229 13.788 287 6.974 316
31 Okt 2012
dilakukan uji normalitas data dengan model
7.436 14.662 287 4.995 209
13 Nov 2012
One-sample Kolmogrov-Smirnov Test dengan
6.815 13.788 287 4.350 231
bantuan software SPSS 17.0. Seperti yang
Rata-rata 8.952 17.885 287 6.036 275
dijelaskan Aranta (2013) bahwa sebelum
melakukan pengujian terhadap hipotesis,
Penentuan Performance
terlebih dahulu dapat kita lakukan uji
Performance didapatkan dari rasio tiap
normalitas untuk mengetahui model statistik
kriteria pengukuran, pembagian antara output
yang akan digunakan.
sesuai standar (jumlah produk yang
Uji normalitas dapat dilakukan
dihasilkan) dengan input (bahan baku tebu,
dengan metode kolmogorov smirnov, dengan
tenaga kerja, bahan bakar ampas, dan jam
melihat sinifikan pada 0,05. Jika nilai
kerja mesin giling). Nilai performance tiap
signifikan yang dihasilkan > 0,05 maka akan
kriteria dapat dilihat pada Tabel 2.
berdistribusi normal. Skor 10 ini diperoleh
Tabel 2 Nilai Performance tiap kriteria dan dengan menggunakan rumus Batas Kendali
rata-ratanya Atas (BKA) = .
Periode Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria
I II III IV Adapun nilai yang diperoleh dapat dilihat
31 Mei 2012 0,44 25,08 1,41 27,45 pada Tabel 4.
15 Juni 2012 0,45 32,30 1,51 30,81 Tabel 4 Nilai Skor 10 dari Masing-Masing
30 Juni 2012 0,44 33,67 1,51 28,32 Kriteria
15 Juli 2012 0,46 34,31 1,48 31,53 No Kriteria Produktivitas Level 10
31 Juli 2012 0,51 37,50 1,45 36,14 1 Pemakaian Bahan Baku 0,65
15 Ags 2012 0,49 34,24 1,50 35,31 2 Pemakaian Tenaga Kerja 44,21
31 Ags 2012 0,51 16,52 1,49 32,35 3 Pemakaian Bahan Bakar Ampas 1,63
15 Sep 2012 0,51 38,27 1,48 35,49 4 Pemakaian Jam Kerja Mesin Giling 32,42
30 Sep 2012 0,51 37,11 1,48 35,86
15 Okt 2012 0,74 35,64 1,47 32,37
31 Okt 2012 0,51 25,91 1,49 35,61 Penentuan Nilai Produktivitas Terendah
13 Nov 2012 0,49 23,75 1,57 29,50 (Skor 0)
Rata-rata 0,50 31,19 1,49 32,54 Langkah selanjutnya dalam
pengukuran produktivitas yaitu penentuan
Nilai Performance menunjukkan skor 0 atau nilai terendah yang mungkin
banyaknya jumlah produk yang dihasilkan dialami oleh perusahaan. Nilai pada skor 0
dari setiap satuan sumber daya yang diperoleh dari nilai BKB (Batas Kendali
Bawah). Skor 0 ini diperoleh dengan Penentuan Score, Weight dan Value
menggunakan rumus Batas Kendali Bawah Score adalah tingkatan yang
. menunjukkan nilai produktivitas parsial dari
setiap kriteria. Weight adalah besarnya bobot
Nilai skor 0 untuk masing-masing kriteria kepentingan tiap kriteria produktivitas.
dapat dilhat pada Tabel 5. Besarnya nilai bobot kriteria diperoleh
Tabel 5 Nilai Skor 0 dari Masing-Masing berdasarkan pendapat dari responden ahli
Kriteria bagian.
No Kriteria Produktivitas Level 0 Proses pembobotan berdasarkan data
1 Pemakaian Bahan Baku 0,36 kuesioner yang telah diolah dengan
2 Pemakaian Tenaga Kerja 18,20 menggunakan metode Analytical Hierarchy
3 Pemakaian Bahan Bakar Ampas 1,38 Process (AHP). Seperti yang dijelaskan
4 Pemakaian Jam Kerja Mesin Giling 26,96
Winanda (2007) melalui penentuan bobot
kriteria yang mempengaruhi produktivitas,
Penentuan Nilai Produktivitas Realistis
dapat diketahui mana faktor yang paling
(Skor 1-2 dan Skor 4-9)
berpengaruh pada produktivitas.Hasil
Nilai produktivitas realistis merupakan
pengolahan data dengan menggunakan
nilai yang mungkin dicapai sebelum sasaran
software Expert Choice, dan perhitungan bobot
akhir. Nilai ini berfungsi untuk mengisi
kombinasi antar kriteria. Berdasarkan
matriks yang belum terisi dan merupakan
perhitungan tersebut, diperoleh bobot untuk
kisaran pencapaian dari nilai terjelek sampai
masing-masing kriteria seperti pada Tabel 7
nilai optimal, sehingga dapat diketahui skor
Tabel 7. Hasil Pembobotan Tiap Kriteria
yang dicapai pada periode pengukuran.
Produktivitas
Skor 1 dan 2 didapat dari interpolasi No Kriteria Produktivitas Bobot
nilaiskor 0 dan 3. Hasil interpolasi tersebut 1 Pemakaian Bahan Baku 0,473
dijadikan sebagai interval antara skor 0 2 Pemakaian Tenaga Kerja 0,087
sampai skor 3. Rumus interpolasi yang 3 Pemakaian Bahan Bakar Ampas 0,175
digunakan adalah: 4 Pemakaian Jam Kerja Mesin Giling 0,266

Evaluasi Produktivitas Total


Evaluasi produktivitas total
Skor 4-9 didapat dari interpolasi nilai didasarkan pada nilai current. Evalusi juga
skor 3 dan 10. Hasil interpolasi tersebut dilakukan dengan melihat nilai indeks
dijadikan sebagai interval antara skor 3 produktivitas pada performance indicator dalam
sampai skor 10. Rumus interpolasi yang matrix OMAX. Nilai performance indicator
digunakan adalah: dapat dilihat Tabel 8.
Tabel 8 Nilai Produktivitas Total dan Indeks
Produktivitas
Bulan Current Previous Indeks
Produktivitas
Nilai level 1 10 masing-masing kriteria dapat (%)
dilihat pada Tabel 6. 31 Mei 2012 0,735
Tabel 6 Nilai Level 1-10 pada Masing-Masing 15 Juni 2012 2,232 0,735 203,67
Kriteria 30 Juni 2012 1,787 2,232 -19,94
Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria 15 Juli 2012 3,506 1,787 99,80
Level 31 Juli 2012 4,951 3,506 41,22
I II III IV
0,65 44,21 1,63 32,42 10 15 Ags 2012 4,479 4,951 -9,53
0,63 42,35 1,61 32,03 9 31 Ags 2012 4,338 4,479 -3,15
0,61 40,49 1,59 31,64 8 15 Sep 2012 4,951 4,338 14,13
0,59 38,63 1,57 31,25 7 30 Sep 2012 4,951 4,951 0,00
0,57 36,77 1,55 30,86 6 15 Okt 2012 8,175 4,951 65,12
0,55 34,91 1,53 30,47 5 31 Okt 2012 4,691 8,175 -42,62
0,53 33,05 1,51 30,08 4 13 Nov 2012 2,258 4,691 -51,87
0,51 31,19 1,49 29,69 3
0,46 26,86 1,45 28,78 2 Usulan Perbaikan Produktivitas
0,41 22,53 1,41 27,87 1 Perbaikan produktivitas diusulkan
0,36 18,20 1,38 24,22 0 setelah mengetahui produktivitas yang
dicapai oleh perusahaan. Perbaikan dilakukan
berdasarkan pada pencapaian produktivitas SARAN
periode terakhir. Usulan perbaikan dapat Adanya peningkatan manajemen
dilihat pada Tabel 9 periode bulan 13 budidaya tebu untuk memperoleh
November 2012: produktivitas tebu yang maksimal. Selain itu,
perlu dilakukan optimalisasi perbaikan mesin
Tabel 9 Usulan Perbaikan Produktivitas dan peralatan saat maintenance untuk
Rata-
Jumlah meminimalisasi terjadinya berhenti giling.
Kriteria usulan Pembrosan Serta peningkatan mengenai sanitasi di dalam
rata
perbaikan dan luar pabrik yang baik agar terhindar dari
Bahan Baku
17.885 10.484 7.401 mikroorganisme atau bakteri yang dapat
(Ton)
mempengaruhi kinerja proses produksi.
Tenaga Kerja
287 154 133
(OHK)
Bahan Bakar DAFTAR PUSTAKA
6.036 4.181 1.855
Ampas (Ton) Aranta, A.A. 2013.Pengaruh Moralitas Aparat
Jam Kerja dan Asimetri Informasi Terhadap
Mesin Giling 302 210 92 Kecenderungan Kecurangan
(Jam)
Akuntansi (Studi Empiris Pemerintah
Kota Sawahlunto). Skripsi. Program
KESIMPULAN Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Berdasarkan pengukuran dan analisis Universitas Negeri padang.
yang dilakukan nilai tertinggi dari tingkat
indeks produktivitas total yang dicapai selama Nasution, A. H. 2006. Sistem Teknik Industri.
pengukuran pada tahun 2012 terdapat pada Jurnal Keilmuan dan Penggunaan
periode 15 September sebesar 122,43 % dan Terhadap Sistem Industri. 7(1): 1-143.
nilai terendah dicapai pada bulan 31 Oktober
sebesar -71,70 %. Untuk mencapai Winanda, A. 2007. Analisis Produktivitas
produktivitas optimal pada masing-masing dengan Multifactor Productivity
kriteria berdasarkan pada kinerja perusahaan Measurement Model (MFPMM) (Studi
selama periode 2012 maka untuk Kasus pada Unit Paper Mill 6 PT. Pura
menghasilkan output sebanyak 8.952 ton gula Barutama Kudus). Skripsi. UNDIP.
diperlukan bahan baku sebanyak 10.484 ton Semarang.
tebu, pemakaian tenaga kerja sebanyak 154
OHK, pemakaian bahan bakar ampas
sebanyak 4.181 ton dan pemakaian jam kerja
mesin giling sebanyak 210 jam.

Das könnte Ihnen auch gefallen