Sie sind auf Seite 1von 8

BAB IX

Gerakan dan Penempatan Pasukan


Bab ini member nasihat tentang cara memimpin dan menangani pasukan dalam berbagai keadaan,
termasuk pertempuran. Bab ini menampilkan suatu daftar panjang mengenai cara-cara mendeteksi dan
melawan aksi musuh. Bab ini berisi tanda, gejala, dan perilaku.
9.1 Dalam penempatan pasukan (untuk bertempur) dan dalam analisis serta penilaian atas musuh, prinsip-
prinsip tertentu harus tetap diingat
Prinsip Penempatan Prajurit
Empat rangkai prinsip dalam mengatur berbagai kondisi pertempuran :
1. Untuk penempatan pasukan di dataran bergunung/berbukit.
a. Setelah melintasi sebuah gunung, orang harus tetap berada di dekat lembah
9.2 Setelah melintasi pegunungan, bergeraklah dan tetaplah berada dekat lembah
Di sepanjang lembah para prajurit dan kawanan kuda tidak akan kekuarangan makanan dan minuman.
b. Selalu duduki tempat yang lebih tinggi untuk mendapatkan berbagai peluang yang lebih baik
untuk mempertahankan hidup
9.3 Untuk pandangan yang sulit ditaklukan dan memastikan segala peluang yang lebih baik guna bertahan
hidup (melawan musuh), duduki tempat tinggi
c. Jangan menyerang musuh yang menduduki tempat yang tinggi, seperti 7.69.
9.4 Bila musuh telah menduduki tempat yang tinggi, jangan coba menyerang
d. Pastikan bahwa anda berkemah di sisi yang lebih banyak mendapatkan sinar matahari dan
menempatkan pasukan sayap kanan dan pasukan penjaga belakang di tanah yang lebih tinggi.
9.5 Ini adalah prinsip-prinsip untuk menempatkan pasukan di dataran pegunungan
2. Untuk penempatan pasukan dalam pertempuran di tempat berair seseorang harus mengetahui hal
berikut :
a. Setelah menyeberangi sungai, bergeraklah maju dan menjauhlah sejauh mungkin dari tepinya.
9.6 Setelah menyeberangi sungai, sebisa mungkin menjauhlah dari tepinya dan bergeraklah maju
b. Jangan memerangi musuh yang hendak menyerang ketika mereka sedang menyeberang dan
sampai di tengah sungai. Sebaliknya, biarkan setengah dari pasukan selesai menyeberang
sebelum melancarkan serangan.
9.7 Bila suatu pasukan musuh yang menyerang sedang menyeberangi sungai, jangan pernah
memeranginya di tengah-tengah sungai itu
9.8 Sebaliknya, biarkan setengah dari pasukan musuh menyeberangi sungai lebih dahulu, kemudian
seranglah mereka sehingga anda bisa mendapatkan keuntungan
c. Jangan menghadapi musuh pada saat ia hendak menyeberangi sungai. Pada tahap ini, musuh
berada dalam kondisi paling waspada dan penuh perhatian terhadap kemungkinan adanya
serangan. Selain itu, ia selalu dapat menarik diri dengan mudah dan meninggalkan sungai.
9.9 Jika anda ingin sekali menyerang musuh yang sedang maju menyerang, jangan menghadapinya di
tempat di mana ia berencana menyeberangi sungai
d. Selalu duduki tempat yang lebih tinggi sehingga bisa mendapatkan kekuasaan dan kendali yang
lebih baik.
9.10 Untuk pandangan yang tak tertaklukan dan memastikan bahwa berbagai peluang yang lebih baik
guna bertahan hidup (melawan musuh), duduki tempat yang tinggi
e. Jangan pernah bergerak ke hulu untuk menghadapi musuh.
9.11 Jangan pernah bergerak ke hulu untuk memerangi musuh
f. Bila hujan turun di hulu dan sungai berbuih, jangan pernah mencoba menyeberangi sungai 9.26.
9.12 Ini adalah prinsip-prinsip untuk menempatkan pasukan dalam pertempuran di air
3. Untuk penempatan pasukan di rawa dan paya-paya berair Asin
a. Bergeraklah cepat dan jangan tetap berada di sekitar rawa dan paya-paya begitu anda telah
menyeberanginya. Ini merupakan nasihat yang sama yang berlaku saat menyeberangi sungai
9.13 Ketika menyeberangi paya-paya dan rawa-rawa berair asin, bergeraklah cepat, jangan berlama-lama
di sana
b. Pastikan ada hutan di belakang anda dan bahwa anda dekat dengan daerah yang ditumbuhi
rerumputan tinggi bila anda memilih untuk menghadapu musuh di rawa dan paya-paya berair
asin.
9.14 Jika anda harus memerangi musuh di paya-paya dan rawa-rawa berair asin, beradalah di
dekat tempat-tempat yang penuh rerumputan dan di mana bagian belakang anda adalah hutan
9.15 Ini adalah prinsip-prinsip untuk menempatkan pasukan di paya-paya dan rawa-rawa berair asin
4. Untuk penempatan pasukan di dataran yang rata, nasihat berikut ini harus diperhatikan :
a. Duduki posisi yang memungkinkan anda bermanuver dengan mudah
9.16 Pada dataran yang rata, duduki posisi-posisi yang membuat anda nyaman untuk melakukan manuver
b. Pastikan bahwa pasukan sayap kanan dan penjaga belakang berada di tempat yang tinggi
sehingga membatasi bahaya hanya di bagian depan.
9.17 Dengan memastikan pasukan di sayap kanan dan pasukan pendukung berada di tempat yang lebih
tinggi, bahaya dilokasikan di bagian depan karena bagian belakang sudah aman.
9.18 Ini adalah prinsip-prinsip untuk menempatkan pasukan di dataran yang datar
9.19 Dengan menguasai prinsip-prinsip bagi empat situasi yang berbeda untuk menempatkan pasukan,
Kaisar Kuning mampu menaklukan para panglima perang lain di daerah-daerah sekitar
Posisi Penempatan yang Lebih Disukai
Secara umum, ada beberapa posisi yang lebih disukai untuk diduduki :
1. Tempat tinggi karena memberikan keamanan yang lebih baik dan penglihatan yang luas
9.20 Secara umum, suatu pasukan lebih suka mengambil posisi di tempat tinggi dan sangat benci
menduduki tempat yang rendah
Ada beberapa alasan mengapa tempat yang tinggi lebih disukai
Dataran tinggi lebih banyak mendapatkan sinar matahari, lebih kering, lebih bersih dan dipenuhi
udara segar. Dengan demikian, dataran tinggi pasti lebih baik bagi semangat dan kesehatan pasukan. Hal
yang lebih penting adalah bahwa dataran tinggi memberikan pandangan yang dominan. Jadi, lebih mudah
mendirikan pos-pos pengawasan guna memantau gerakan musuh. Musuh juga akan sulit menyerang
pasukan yang berkemah di dataran lebih tinggi.
2. Lokasi yang cerah dan bermandikan sinar matahari karena mendorong kesehatan yang lebih baik.
Dengan cara ini, pasukan cenderung menjadi sehat dan tidak jatuh sakit.
9.21 Pasukan itu menyukai posisi yang terang dan bermandikan cahaya matahari serta membenci tempat
yang gelap dan tidak sehat
3. Kedekatan dengan makanan dan pasokan sebagai sumber makanan bagi pasukan sangatlah penting
dalam memastikan suatu pasukan kuat dan sehat.
9.22 Pasukan itu lebih suka memelihara pasukannya dengan menempatkan mereka di tempat di mana
makanan dan pasokan melimpah
9.23 Suatu pasukan yang tidak menderita penyakit-penyakit pasti memenangkan suatu pertempuran
9.24 Bila berada di daerah berbukit-bukit, anda perlu berhati-hati dan waspada dengan berkemah di sisi
yang lebih banyak mendapatkan sinar matahari dan menempatkan pasukan sayap kanan dan penjaga
belakang di tempat yang lebih tinggi
9.25 Dengan cara ini, pasukan akan mendapatkan keuntungan karena anda mampu memanfaatkan
keuntungan dari dataran
9.26 Bila ada hujan di hulu dan sungai berbuih, anda harus menunggu air untuk surut sebelum mencoba
untuk menyeberangi bagiannya yang dangkal
Menghadapi Bahaya Alami dari Dataran
Dalam gerakan militer dan penempatan prajurit, pasukan dapat menghadapi banyak bahaya alami
dari dataran yang sedang mereka lintasi.
9.27 Pada setiap dataran, terdapat parit-parit yang berbahaya, sumur alam, penjara alam, jarring alam,
jebakan alam, dan celah alam
Sun Zi mengidentifikasi enam bahaya alami, dia menganjurkan sebagai berikut :
1. Bergeraklah menjauh dari semua itu dan jangan berada dekat bahaya itu
9.28 Bergeraklah menjauh dengan cepat bila menjumpai semua itu dan bahkan jangan pernah
mendekatinya
2. Paksalah musuh menuju bahaya alami dataran
9.29 Saya akan tetap menjaga jarak yang jauh dari semua itu tetapi akan memaksa musuh untuk berada di
dekatnya
3. Hadapi musuh secara langsung, sementara itu buatlah mereka membelakangi bahaya-bahaya alami dari
dataran ini
9.30 Saya akan menghadapi semua itu secara langsung tetapi akan memaksa musuh agar
membelakanginya
Tujuannya adalah menjauh dari bahaya-bahaya alami semacam itu sementara memaksa musuh
untuk terperosok ke sana. Hal yang lebih penting lagi adalah bahwa ketika pasukan bergerak melalui
berbagai jenis dataran, seperti jalur-jalur berbahaya, rawa-rawa, paya-paya, gunung berhutan, hutan
belantara dengan semak belukar dsb. Mereka harus ekstra waspada dan berhati-hati karena ini adalah
daerah-daerah di mana musuh mungkin mempersiapkan jebakan untuk penyergapan atau mungkin
menyembunyikan mata-mata.
9.31 Daerah sekitar di sepanjang rute yang ditempuh oleh suatu pasukan mungkin memiliki jalur dan
kolam berbahaya yang ditutupi oleh rerumputan dan alang-alang, paya-paya, pegunungan berhutan, serta
daerah dengan semak-semak dan tumbuhan lebat
9.32 Dalam melintasi daerah semacam itu, pasukan harus ekstra waspada dan mulai melakukan pencarian
yang teliti dan menyeluruh
9.33 Karena daerah-daerah semacam itu cenderung memiliki jebakan yang dibuat oleh musuh atau
menjadi tempat persembunyian mata-matanya
Menganalisis Berbagai Tanda, Gejala dan Sikap
Dalam peperangan seseorang perlu mengetahui cara untuk menafsirkan berbagai tanda, gejala dan
sikap musuh dalam kaitannya dengan diri sendiri. Ini penting karena Sun Zi memberikan pendapatnya
kemudian dalam bab ini bahwa jenderal yang terampil mampu memusatkan pasukannya untuk melawan
musuh dan menilai gerakannya secara akurat guna menangkapnya (9.69). Sebaliknya, jika ia tidak
memiliki tinjauan ke depan dan wawasan yang strategis serta memandang rendah musuhnya, pada
akhirnya ia mungkin akan tertawan (9.70). Sun Zi menganjurkan 10 nasihat umum untuk membimbing
ahli strategi militer dalam peperangan, yaitu :
1. Pahami bagaimana dataran dapat dieksploitasi oleh musuh untuk bergerak dan bersembunyi. Contoh,
bila musuh berada di tempat yang dekat tetapi mampu berdiam diri, berarti ia sedang memanfaatkan
keuntungan yang diberikan oleh dataran. Dalam situasi demikian, orang harus tetap waspada
melawan serangan mendadak dari musuh.
9.34 Bila musuh berada di tempat yang dekat namun mampu tetap diam, berarti ia mengandalkan
berbagai keuntungan strategis yang diberikan oleh dataran.
Kemungkinan besar terjadi ketika dataran memberi keuntungan kepada musuh. Dalam kasus ini, ia dapat
bergerak sedekat mungkin ke posisi pertahanan anda tanpa terlihat. Dengan memilih saat yang tepat atau
mengambil keuntungan dari adanya kekenduran dalam pertahanan anda, ia dapat melancarkan serangan
mendadak dari posisinya yang menguntungkan untuk mendapatkan keunggulan atas anda.
2. Lihatlah apa yang ada di balik tipuan karena penting sekali untuk membedakan hal yang nyata dari
yang palsu. Ini membuat anda tidak terjatuh ke dalam jebakan musuh. Sebagai contoh, bila musuh
berupaya memancing anda untuk berperang dari jauh, ia sedang berupaya memancing anda maju. Ada
beberapa kemungkinan alasan mengapa ia melakukan hal ini untuk memisahkan anda sehingga dapat
menghancurkan anda; memancing anda untuk disergap ketika anda meninggalkan posisi anda, serta
menyerang perkemahan utama/posisi anda begitru anda meninggalkannya tanpa pertahanan
9.35 Bila musuh mencoba memancing anda untuk memasuki pertempuran dari jarak jauh, ia sedang
memancing anda untuk maju menghadapinya
Referensi : 1.34 & 5.33
3. Kenali karakteristik daerah perkemahan karena semua itu memberikan petunjuk penting untuk
menempatkan dan menyusun pasukan. Contoh, bilamusuh berkemah di dataran yang rata dan mudah
dijangkau, pasti ada alasan baginya untuk berbuat demikian. Sangatlah penting mengetahui lebih
banyak tentang hal ini sebelum terburu-buru melancarkan serangan terhadap musuh.
9.36 Bila musuh berkemah pada suatu tempat yang rata dan mudah dimasuki, pasti ada beberapa
keuntungan dan alasan untuk berbuat demikian
4. Bedakan tetumbuhan yang asli dari yang palsu karena dapat menjadi tempat persembunyian dan juga
untuk mengelabui. Contoh :
a. Bila pepohonan di hutan menunjukan tanda-tanda gerakan, berarti musuh sedang mendekat.
Penting mengetahui intensitas dan luasnya gerakan itu karena semua itu memberikan petunjuk
mengenai ukuran dan jenis pasukan musuh yang sedang mendekat.
9.37 Bila pepohonan di dalam hutan memperlihatkan tanda-tanda adanya gerakan, berarti musuh sedang
mendekat
Ada beberapa kemungkinan dalam gerakan ini
Pertama, suatu pasukan musuh mungkin sedang bergerak melintasi hutan. Kendati berusaha sebisa
mungkin menyembunyikan gerakan, sejumlah besar prajurit yang bergerak melalui hutan sudah pasti
menyebabkan gerakan di antara pepohonan.
Kedua, musuh mungkin juga menggunakan semak belukar dan tumbuhan lainnya sebagai alat
penyamaran yang menyembunyikan tubuh para prajurit ketika mereka bergerak melintasi hutan.
b. Bila terdapat banyak rintangan yang terdiri dari bundelan rumput dan jerami sepanjang rute anda,
mungkin musuh sedang mencoba membangkitkan kecurigaan anda bahwa ada prajurit
bersembunyi di dalamnya. Tidak membersihkan semua itu bukanlah pilihan yang baik untuk
diambil karena mungkin memang ada prajurit-prajurit musuh di dalam bundelan jerami tsb.
9.38 Bila terdapat banyak rintangan berupa bundelan rumput dan jerami di sepanjang jalan, musuh sedang
berusaha membangkitkan kecurigaan anda
5. Pahami perlaku binatang karena tidak seperti manusia, binatang tidak berbohong dengan perilaku
mereka dan naluri alami mereka dapat menjadi tanda-tanda pembuka rahasia yang luar biasa. Sebagai
contoh :
a. Bila burung-burung tiba-tiba berterbangan, kemungkinan ada jebakan musuh tak jauh dari situ.
Ini karena burung sangat peka terhadap gerakan selembut apap pun. Jadi, para prajurit musuh
yang bersembunyi mungkin lolos dari perhatian manusia, tetapi mereka tidak dapat lolos dari
kepekaan burung
9.39 Bila burung-burung tiba-tiba berterbangan, mungkin ada jebakan tak jauh dari situ
b. Bila binatang yang ketakutan lari terbirit-birit dari hutan, berarti pasukan utama musuh sudah
dekat karena gerak maju dari suatu pasukan besar sajalah yang dapat menyebabkan keributan
sedemikian besar diantara binatang.
9.40 Bila binatang-binatang yang ketakutan berlarian dari hutan, pasukan utama musuh sudah dekat
c. Ketika burung-burung berkumpul di sekitar perkemahan musuh, berarti tempat itu sudah kosong.
Seperti dalam butir 5a di atas, burung adalah mahluk yang peka. Mereka tidak akan berani
berkumpul bila ada prajurit di sekitar situ (9.54).
6. Analisislah bentuk-bentuk debu karena semua itu memberikan tanda-tanda pembuka rahasia dari
gerakan musuh. Sebagai contoh :
a. Bila debu naik tinggi dan terpusat, berarti kereta perang musuh sedang mendekat.
9.41 Bila debu-debu naik tinggi dan terpusat, berarti kereta-kereta perang musuh hampir tiba
b. Bila debu terbang rendah dan tersebar luas, berarti pasukan infantry musuh sedang mendekat.
9.42 Bila debu naik rendah dan tersebar luas, pasukan infantry musuh sedang mendekat
c. Bila debu memperlihatkan tanda-tanda terserak di beberapa arah yang berbeda, berarti musuh
sedang mengirim pasukannya untuk mengumpulkan kayu bakar.
9.43 Bila debu memperlihatkan tanda-tanda tersebar di berbagai lintasan arah yang berbeda, musuh
sedang mengutus pasukan untuk mengumpulkan kayu
d. Bila debu naik dan kadang-kadang mengendap menjadi gundukan kecil, berarti musuh sedang
mendirikan tenda.
9.44 Bila debu naik dan sesekali mengendap dalam gundukan-gundukan kecil, berarti musuh sedang
mendirikan perkemahan
7. Pelajari sikap utusan karena ia sering mengatakan satu hal tetapi sebenarnya berarti hal yang lain.
Contoh :
a. Bila utusan berbicara dengan rendah hati dan merendah, musuh mungkin sedang merencanakan
serangan.
9.45 Bila utusan musuh berbacara dengan sangat rendah hati dan merendah sementara persiapan sedang
ditingkatkan, musuh sedang berusaha menyerang
b. Bila utusan berbicara sombong dan agresif serta mengancam hendak menyerang, berarti musuh
sedang bersiap-siap untuk menarik diri.
9.46 Bila utusan musuh berbicara sombong dan agresif dengan berbagai ancaman untuk menyerang,
musuh sebenarnya bersiap-siap untuk menarik diri
c. Bila utusan meminta gencatan senjata ketika tidak ada kesepakan sebelumnya berarti musuh
sedang mengatur siasat.
9.47 Bila utusan musuh meminta gencatan senjata ketika sebelumnya tidak ada persetujuan dan
kesepakatan, berarti musuh sedang membuat siasat
d. Bila utusan tiba dengan memberikan pujian dan hadiah, berarti musuh mengharapkan suatu
gencatan senjata (9.65).
8. Analisislah formasi dan gerakan musuh karena semua itu merupakan petunjuk bagi maksud
pertempuran. Sebagai contoh :
a. Bila kereta perang ringan meninggalkan pasukan utama untuk mengambil posisi di kedua sayap,
berarti musuh sedang mempersiapkan formasi untuk menyerang
9.48 Bila kereta-kereta perang ringan meninggalkan pasukan utama untuk mengambil posisi di kedua
sayap, berarti musuh sedang mempersiapkan formasi pertempuran
b. Bila prajurit dan kereta perang bergerak cepat untuk mengambil posisi, berarti bala bantuan
musuh sudah tiba
9.49 Bila terdapat banyak gerakan di antara prajurit dan kereta perang musuh, tergesa-gesa mengambil
posisi, berarti pasukan bala bantuannya telah tiba dari jauh
c. Bila pasukan pasukan musuh dipecah sama besarnya, yaitu antara yang maju dan yang menarik
diri, berarti musuh sedang mencoba memancing anda.
9.50 Bila setengah pasukan musuh sedang maju sementara setengah lagi menarik diri, ia mencoba
memancing anda
Ini dimaksudkan untuk menciptakan suatu kesan ketidaktegasan di dalam formasi musuh dan menggoda
anda untuk mengejar mereka
d. Bila panji-panji dan bendera-bendera musuh sering dipindah-pindahkan, berarti pasukan sedang
berada dalam kebingungan dan kekacauan (9.57).
e. Bila musuh tiba dengan kemarahan dan keganasan yang besar tetapi menolak untuk masuk ke
dalam pertempuran atau menarik diri, pelajari gerakannya secara hati-hati (9.66).
9. Analisislah sikap dan perlaku pasukan karena semua itu memberikan petunjuk tentang semangat dan
kesiapan tempur pasukan itu. Contoh :
a. Bila prajurit musuh bersandar pada senjata mereka, berarti mereka sedang kelaparan dan
kekurangan makanan.
9.51 Bila para prajurit musuh bersandar pada senjata-senjata mereka, berarti mereka lapar dan kekurangan
makanan
b. Bila prajurit musuh yang ditugaskan mengambil air mulai minum terlebih dahulu, berartio
mereka sedang merasa sangat haus dan kekuarangan pasokan air.
9.52 Bila para prajurit musuh yang ditugaskan untuk mengumpulkan air mulai minum lebih dahulu,
mereka dalam keadaan sangat kehausan dan kekurangan pasokan air
c. Bila musuh gagal untuk menangkap suatu keuntungan yang sudah jelas, berarti ia sangat lelah
dan kehabisan tenaga.
9.53 Bila musuh melihat suatu keuntungan yang jelas tetapi tidak mampu menangkapnya, berarti ia sangat
kelelahan dan terkuras tenaganya
d. Bila prajurit musuh menjerit dan berteriak di waktu malam, berarti mereka sedang dicekam
ketakutan yang besar.
9.54 Bila burung-burung berkumpul di sekitar perkemahan musuh, berarti tempat itu sudah kosong
9.55 Bila prajurit musuh menjerit dan berteriak di waktu malam, mereka sedang emrasakan ketakutan
yang besar
9.56 Bila pasukan musuh berada dalam keadaan tidak teratur dan kacau balau, berarti otoritas jenderalnya
tidak dihormati
9.57 Bila panji-panji dan bendera-bendera musuh sering dipindah-pindahkan, berarti pasukan itu sedang
dalam kebingungan dan kekacauan
e. Bila para perwira junior musuh mudah naik darah dan mudah marah, berarti mereka sedang
kelelahan dan membenci segala tanggung jawab yang mereka emban.
9.58 Bila para perwira junior musuh mudah naik darah dan gampang marah, berarti mereka lelah dan
membenci tanggung jawab mereka
f. Bila musuh membunuh kuda untuk dimakan, berarti sudah tidak ada perbekalan di perkemahan
mereka.
9.59 Bila musuh membunuh kuda-kudanya untuk dimakan berarti tidak ada lagi persediaan lagi di
perkemahannya
g. Bila peralatan memasak digantung jauh-jauh dan para prajurit musuh menolak kembali ke
perkemahan, berarti mereka sedang berada dalam keadaan putus asa.
9.60 Bila peralatan memasak digantung di tempat yang jauh dan para prajurit menolak untuk kembali ke
perkemahan, berarti musuh sedang dalam keadaan putus asa
10. Nilailah otoritas jenderal karena kepemimpinan seluruh pasukan sangat tergantung kepadanya.
Sebagai contoh :
1. Bila prajurit musuh dalam keadaan tidak tertib dan kacau balau, berarti itu telah kehilangan
otoritasnya.
2. Bila para perwira dan prajurit berkumpul serta menyebarkan kabar burung dalam kelompok-
kelompok kecil, jenderal itu telah kehilangan dukungan mereka.
9.61 Bila para perwira dan prajurit berkumpul dalam beberapa kelompok kecil untuk berbicara pelan-
pelan dan dalam nada rendah, sang jenderal telah kehilangan dukungan mereka
3. Bila hadiah diberika terlalu berlebihan, jenderal itu sedang kekurangan gagasan.
9.62 Bila hadiah diberikan secara berlebihan, berarti sang jenderal kekurangan gagasan
4. Bila hukuman dilaksanakan terlalu berlebihan, jenderal itu sedang dalam tekanan besar.
9.63 Bila hukuman dijalankan secara terlalu berlebihan, jenderal itu sedang berada dalam kegelisahan
besar
5. Bila seorang jenderal berperilaku kejam pada awalnya tetapi setelah itu mulai takut kepada
pasukannya, berarti ia tidak cerdas juga tidak cakap.
9.64 Seorang jenderal yang awalnya bertindak kejam dan kemudian menjadi takut kepada prajuritnya
sendiri adalah jenderal yang tidak cerdas ataupun cakap
Ukuran Penting, Tetapi Tidak Menjamin Kemenangan
Dalam menyatakan bahwa kekuatan suatu tentara tidak tergantung pada keunggulan dalah hal
jumlah dan bahwa suatu pasukan tidak boleh maju seturut hawa nafsu karena ukurannya yang besar.
9.65 Bila utusan musuh tiba dengan berbagai pujian dan hadiah, semua itu adalah tanda bahwa musuh
menginginkan suatu gencatan senjata
9.66 Bila musuh tiba dengan kemarahan dan keganasan yang besar tetapi telah sedemikian lama menolak
masuk ke dalam pertempuran atau menarik diri, seseorang harus waspada dan mempelajari motifnya
secara hati-hati
9.67 Kekuatan dari suatu pasukan tidak tergantung pada keunggulan dalam hal jumlah
9.68 Jangan maju seturut hawa nafsu karena anda memiliki pasukan yang lebih besar
Kemenangan dapat diciptakan (bab 6) dan bahwa bahkan jika musuh memiliki pasukan yang jauh lebih
besar, ia dapat dicega untuk tidak memerangi anda (6.44 & 6.45). Sedikitnya ada beberapa cara untuk
mewujudkannya :
1. Dengan meramalkan secara akurat segala rencana dan gerakan musuh. Ref 6.46).
9.69 Pusatkan berbagai kekuatan pasukan anda secukupnya dan nilailah gerakan dan motif musuh secara
akurat sehingga dapat menangkapnya
2. Mengungkapkan sifat alami dari lokasi penempatan prajurit musuh dan susunan pasukannya (6.48).
3. Dengan memaksa pasukan musuh untuk memecah diri sehingga pasukannya menjadi semakin lemah
pada setiap titik dengan menyembunyikan maksud anda (6.29 - 6.36).
4. Dengan memusatkan pasukan anda sepenuhnya untuk melawan sebagian dari pasukan besarnya (9.69
& 6.26).
5. Dengan memancing musuh ke tempat yang anda inginkan untuk bertempur dengan menggunakan
umpan (5.32 & 1.34)
6. Dengan menyerang tempat-tempat di mana pertahanan musuh lemah (6.12). Dalam kasus ini, musuh
tidak dipaksa untuk membagi pasukannya. Sebaliknya, kelemahan alami: ini muncul karena tempat-
tempat ini telah diabaikan musuh.
Prinsip menguasai keunggulan relative ini pada titik-titik kontak sebenarnya merupakan filosofi
perang geriliya. Dalam baris 3.23 3.30 Sun Zi menyebutkan pentingnya memiliki pasukan dalam
jumlah besar. Secara khusus ia menyebutkan bahwa betapa pun sebuah pasukan kecil keras kepala, tahan
banting, dan bertekad bulat, akhirnya pasukan itu akan menjadi tawanan dari pasukan yang lebih besar
dan lebih kuat. Dalam bab 3 Sun Zi mengungkapkan peraturan pertempuran. Dengan kata lain, jika hal-
hal lain seimbang, ketika kedua pasukan bertempur, pasukan dengan jumlah yang lebih besarlah memiliki
keuntungan. Dalam bab ini dan bab 6, Sun Zi mengatakan bahwa pasukan yang lebih kecil masih dapat
menghadapi pasukan yang lebih besar jika pasukan itu dapat memaksa pasukan yang lebih besar untuk
membagi diri dan tercerai-berai. Dengan demikian, pada setiap titik kontak pasukan yang besar itu akan
menjadi lebih kecil dan lebih lemah. Pasukan yang lebih kecil sekarang mampu mendapatkan keunggulan
relative pada titik-titik kontak dan peraturan pertempuran itu tetap berlaku. Jadi, dengan menerapkan
prinsip konsentrasi ini dan dengan menilai gerakan musuh secara akurat, orang selalu dapat memiliki
keunggulan. Sebaliknya, jika sang jenderal tidak memiliki tinjauan ke depan dan memandang rendah
musuhnya, ia mungkin pada akhirnya akan tertawan.
9.70 Ia yang kurang memiliki tujuan ke masa depan serta wawasan yang strategis dan memandang rendah
musuh pasti akhirnya akan tertangkap
Mengenai Kesetiaan, Disiplin, dan Kepercayaan
Pertama-tama, Sun Zi berpendapat tentang pentingnya mendapatkan kesetiaan dari pasukan
terlebih dahulu sebelum menerapkan disiplin. Ini karena bila kesetiaan tidak ada, para prajurit akan
memberontak dan tidak taat, hal ini membuat penempatan pasukan menjadi sulit.
9.71 Bila orang-orang dihukum sebelum kesetiaan mereka diperoleh, mereka akan memberontak dan
tidak taat
9.72 Jika mereka bersikap tidak taat dan memberontak, sulit untuk menempatkan mereka
Sesungguhnya, pada zaman kuno, prajurit yang tidak taat dan tidak setia bahkan diketahui
membunuh jenderalnya sendiri. Namun sebaliknya, para prajurit yang setia tetapi tidak memiliki disiplin
juga tidak berguna. Ini karena tanpa displin, prajurit tidak dapat digerakkan untuk berperang.
9.73 Bila kesetiaan prajurit diperoleh, tetapi hukuman tidak diberlakukan, pasukan semacam itu juga tidak
dapat digunakan
Tak mengherankan, tanggung jawab untuk menanamkan kesetiaan ada pada jenderal. Gaya
kepemimpinanya, caranya dalam menerapkan lima sifat positif sebagaimana 1.12, dan caranya dalam
menghindari lima jebakan besar seperti 8.25 8.29 menjadi hal yang penting. Tambahan lagi, dalam
pelaksanaan disiplinnya, ia juga haruys menyeimbangkan pemberian hadiah dan hukum secara tepat (9.62
& 9.63) serta menghindari perlaku ngawur (9.64). Pendek kata, ia harus member instruksi kepada
pasukannya secara santun dan manusiawi, namun juga mampu mempersatukan mereka melalui pelatihan
dan disiplin yang kuat sehingga mereka menjadi pasukan yang mematikan dalam pertempuran.
9.74 Jadi, sang jenderal harus mampu member instruksi kepada pasukannya secara santun dan manusiawi
serta mempersatukan mereka dengan pelatihan dan disiplin yang keras sehingga dapat memperoleh
kemenangan dalam pertempuran
Begitu sang jenderal dapat melaksanakan disiplin secara adil, khususnya dalam mengelola
pemberian hadiah secara objektif (atas perilaku dan respons unggul dalam latihan). Ia kemungkinan besar
akan mendapat kepercayaan dari pasukannya. Kepercayaan ini sangat penting agar perintah dapat
dilaksanakan secara efektif, termasuk perintah untuk menjalankan berbagai rencana dan aksi
pertempuran. Menariknya, kepercayaan pada gilirannya memperkuat kesetiaan. Dengan kesetiaan yang
lebih besar, standar pelatihan dan disiplin yang lebih tinggi dapat dilaksanakan. Hasilnya adalah pasukan
tempur yang lebih kuat yang sangat penting untuk memenangkan pertempuran dan peperangan.
9.75 Bila perintah secara teratur diberlakukan dan digunakan untuk melatih para prajurit, mereka pun
akan patuh
9.76 Bila perintah tidak diterapkan secara teratur ataupun digunakan untuk melatih prajurit, mereka tidak
akan patuh
9.77 Ketika perintah diterapkan secara teratur, ini karena adanya rasa saling percaya dan keyakinan antara
panglima dan para prajuritnya

Das könnte Ihnen auch gefallen