Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
8) Pelestarian Lingkungan
Pelestarian lingkungan kini merupakan tujuan penting standardisasi:
dengan focus pada perlindungan alam dari kerusakan yang mungkin
timbul.
Contoh: pencemaran akibat produksi oleh industri, penggunaan
material yang sulit mengalami pelapukan (plastik misalnya), pengaturan
mengenai gas emisi kendaraan bermotor dan sebagainya. Pelestarian
lingkungan hidup umumnya ditetapkan dalam aturan, regulasi dan
peraturan atau persyaratan tertentu.
9) Menjamin Kepentingan Konsumen dan Masyarakat
Konsumen kini sangat kritis terhadap masalah keawetan,
kehandalan, konsumsi energi, ketahanan terhadap bahaya kebakaran dan
lain sebagainya. Hal-hal seperti ini dipersyaratkan dalam suatu standar dan
informasi mengenai hal ini dapat dicantumkan pada label dan merupakan
hasil pengujian suatu laboratorium yang telah diakreditasi.
b. Standardrisasi
Standardrisasi mencakup kegiatan pengembangan standar
(pemrogramna, perumusan, penetapan, dan pemeliharaan standar) dan
penerapan standar yang berkaitan langsung dengan kegiatan perdagangan
baik nasioanl, regional, maupun global.
SNI memuat persyaratan teknis suatu barang dan/atau jasa, proses
sistem manajemen serta personel. Kesesuaian suatu barang dan/atau jasa,
proses, sistem manajemen seta personel terhadap persyaratan dalam SNI
dibuktikan melalui proses penilaian kesesuaian. Kegiaan standardrisasi
dapat berlangsung apabila didukung oleh sistem penilaian kesesuaian.
Standardrisasi dan penilaian kesesuaian memerlukan dukungan sistem
metrologi agar dapat memfasilitasi perdagangan dengan baik dan adil.
1) Pengembangan Standar Nasional Indonesia
2) Penerapan Standar Nasional Indonesia
c. Penilaian Kesesuaian
Dalam ISO/IEC 17000:2004 penilaian kesesuaian didefinisikan
sebagai pernyataan bahwa produk, proses, sistem, personel atau lembaga
telah memenuhi persyaratan tertentu, yang dapat mencakup kegiatan
pengujian, inspeksi, sertifikasi serta akreditasi lembaga penilaian
kesesuaian. Seperti halnya standar, penilaian kesesuaian pada dasarnya
juga merupakan kegiatan yang bersifat voluntari sesuai dengan
kebutuhan pihak-pihak yang bertransaksi.
Penilaian kesesuaian harus pula memenuhi beberapa norma seperti:
kompeten, tidak memihak, terbuka bagi semua pihak, transparan, efektif
karena memperhatikan kebutuhan pasar dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan konvergen dengan pengembangan penilaian
kesesuaian internasional.
1) Pengujian
Merupakan bagian dari kegiatan penilaian kesesuaian yang dalam
ISO/IEC 17000: 2004 didefinisikan dengan penentuan satu atau
lebih karakteristik obyek penilaian kesesuaian, berdasarkan sebuah
prosedur, pengujian dapat dilakukan terhadap bahan, produk,
maupun proses. Pengujian merupakan satu cara untuk memeriksa
atau menentukan karakteristik, kandungan dan/atau parameter yang
menentukan mutu suatu produk, komponen, bahan, dan lain
sebagainya. Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian
adalah ISO/IEC 17025 dan untuk laboratorium klinis/medik adalah
ISO 15189. ISO/IEC 17025 terdiri dari dua komponen utama, yaitu
persyaratan manajemen dan persyaratan teknis. Persyaratan
manajemen disusun relevan dengan operasi laboratorium tetapi
dikembangkan untuk memenuhi pula persyaratan sistem ISO 9000 -
Persyaratan Sistem Manajemen Mutu.
Hasil-hasil pengujian ini dapat digunakan oleh:
(a) Produsen untuk memastikan bahwa produknya memiliki
karakteristik yang dikehendaki oleh pasar;
(b) Konsumen untuk memastikan bahwa produk yang dibelinya
memiliki karakteristik sesuai yang dikehendakinya;
(c) Regulator untuk memastikan bahwa karakteristik produk yang
beredar tidak membahayakan kepentingan, keselamatan, keamanan,
kesehatan negara dan warga negara serta kelestarian lingkungan
hidup.
2) Inspeksi
Dalam ISO/IEC 17000:2004, inspeksi didefinisikan sebagai
pemeriksaan terhadap desain produk, produk, proses, pabrik (plant)
atau instalasi dan penetapan kesesuaiannya dengan persyaratan
tertentu atau persyaratan umum berdasarkan pertimbangan
profesional. Pertimbangan profesional hanya dapat diberikan oleh
seseorang yang memiliki pengetahuan ekspertis dan berpengalaman
dalam suatu bidang. Inspeksi terhadap proses dapat mencakup
inspeksi personel, fasilitas, teknologi maupun metodologi. Hasil
inspeksi dapat pula digunakan untuk mendukung sertifikasi.
Fungsi utama dari inspeksi adalah untuk menentukan apakah produk
memenuhi persyaratan standar. Inspeksi dapat didasarkan pada hasil
pengukuran atau pengujian terhadap satu atau lebih karakteristik
produk yang kemudian dibandingkan dengan persyaratan standar
untuk dinilai kesesuaiannya.
3) Sertifikasi
Dalam ISO/IEC 17000: 2004, sertifikasi didefinisikan sebagai
pengesahan dari pihak ketiga yang berkaitan dengan produk, proses,
sistem atau orang, dan sertifikasi dapat diterapkan untuk semua
obyek penilaian kesesuaian. Penilaian kompetensi lembaga penilaian
kesesuaian itu sendiri, dilakukan melalui akreditasi. Sertifikasi dapat
dibagi ke dalam 2 (dua) kelompok besar, yaitu:
(a) Sertifikasi Sistem Manajemen, dan
(b) Sertifikasi Produk
4) Akreditasi
Akreditasi merupakan elemen sistem penilaian kesesuaian yang
memiliki fungsi memberikan pengakuan formal terhadap kompetensi
lembaga penilaian kesesuaian. Definisi akreditasi di dalam ISO/IEC
17000: 2004 adalah pengesahan dari pihak ketiga terkait dengan
lembaga penilaian kesesuaian yang memberikan pernyataan formal
kompetensinya untuk melaksanakan kegiatan penilaian kesesuaian
tertentu. Selain itu dinyatakan pula bahwa akreditasi merupakan
salah satu elemen sistem penilaian kesesuaian tetapi lembaga
pelaksana tidak termasuk ke dalam golongan lembaga penilaian
kesesuaian.
Rangkaian kegiatan pengakuan formal ini berupa pemberian,
pemeliharaan, perpanjangan, penundaan, dan pencabutan pengakuan
terhadap lembaga-lembaga sertifikasi (antara lain mencakup
sertifikasi sistem mutu, produk, personel, pelatihan, sistem
manajemen lingkungan, sistem pengelolaan hutan lestari, sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, mutu pangan organic
dan inspeksi teknis), laboratorium penguji/kalibrasi dan pengakuan
di bidang standardisasi lainnya, oleh badan akreditasi nasional di
suatu negara, menyatakan bahwa lembaga sertifikasi atau
laboratorium dimaksud telah memenuhi persyaratan untuk
melakukan sesuatu kegiatan standardisasi tertentu.
Sistem Standarisasi Nasional (SSN) dapat dilihat seperti pada Gambar 3 berikut: