Sie sind auf Seite 1von 12

FITOREMEDIASI TANAH TERCEMAR LOGAM BERAT Pb DAN Cd DENGAN

MENGGUNAKAN TANAMAN LIDAH MERTUA (Sansevieria trifasciata)

Meyranda Yusuf1
D 121 10 284
Achmad Zubair2
Ardy Arsyad3
1
Mahasiswa S1 Program Studi Teknik Lingkungan Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
2, 3
Staf pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

Abstract

Heavy metals in soils is very difficult to be degraded and it required highly cost to be
restored. One of the effective and efficient method that can be used is phytoremediation.
Phytoremediation is the use of plants to remove pollutants from contaminated soil or
water. This research was using tongue-in-law plant (Sansevieria trifasciata) to reduce the
heavy metal content of lead (Pb) and cadmium (Cd) contained in soils. The used
pollutants were artificial lead (Pb) with concentration variation: Pb control, Pb 200 ppm
and 400 ppm, and artificial cadmium (Cd) with concentration variation: Cd control, Cd
40 ppm and 60 ppm. Each pollutant added to the reactor of tounge-in-law plant and the
samples of soils was conducted on day 7, 14, and 21, while the samples of plant was
conducted on day 21. The results show the ability of tongue-in-law plant (Sansevieria
trifasciata) to reduce the amount of lead (Pb) contained in soils by the concentration is
Pb Control = -0.49%, Pb 200 ppm = 33.87%, and Pb 400 ppm = 56.63%. While the
ability to reduce the amount of cadmium (Cd) contained in soils by the concentration is
Cd Control = -0.31%, Cd 40 ppm = 37.72%, and Cd 60 ppm = 44.01%. Heavy metals Pb
and Cd was easily absorbed by plant roots because Pb and Cd absorbed in the form of
ions Pb2+ and Cd2+, transported in the form of EDTA complex and into the plant
passively.

Keywords : Phytoremediation, Sansevieria trifasciata, Plumbum, Cadmium.

Pendahuluan logam bisa berdampak negatif, yaitu


munculnya kasus pencemaran yang
Industrialisasi menempati poros melebihi batas sehingga mengakibatkan
sentral dalam ekonomi masyarakat kerugian dan meresahkan masyarakat
modern dan merupakan motor yang tinggal di sekitar daerah
penggerak yang memberikan dasar bagi perindustrian maupun masyarakat
peningkatan kemakmuran dan mobilitas pengguna produk industri tersebut. Hal
perorangan yang belum pernah terjadi itu terjadi karena sangat besarnya resiko
sebelumnya pada sebagian besar terpapar logam berat maupun logam
penduduk dunia, terutama di negara- transisi yang bersifat toksik dalam dosis
negara maju. Bagi negara berkembang, atau konsentrasi tertentu (Widowati dkk,
industri sangat esensial untuk 2008).
memperluas landasan pembangunan dan Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd)
memenuhi kebutuhan masyarakat yang adalah dua dari beberapa jenis logam
terus meningkat. Pesatnya pembangunan berat yang mencemari lingkungan.
dan penggunaan berbagai bahan baku Timbal (Pb) pada awalnya adalah logam

1
berat yang secara alami terdapat di Fitoremediasi sendiri dipilih karena
dalam kerak bumi. Namun, timbal juga dalam pengolahannya tidak
bisa berasal dari kegiatan manusia membutuhkan biaya yang besar.
bahkan mampu mencapai jumlah 300 Menurut Lasat (2000) biaya pengolahan
kali lebih banyak dibandingkan Pb dengan fitoekstraksi lebih rendah
alami. Logam Pb digunakan dalam daripada pengolahan lainnya.
industri baterai, kabel, penyepuhan, Menurut Hidayati dkk, (2005)
pestisida, sebagai zat antiletup pada sejumlah tumbuhan terbukti dapat
bensin, zat penyusun patri atau solder, beradaptasi terhadap lingkungan
sebagai formulasi penyambung pipa marginal dan ekstrim seperti tanah
sehingga memungkinkan terjadinya limbah yang banyak terkontaminasi zat-
kontak antara air rumah tangga dengan zat beracun dan memiliki kualitas fisik,
Pb. Kadmium (Cd) adalah logam kimia maupun biologis sangat rendah.
berwarna putih perak , lunak, Tumbuhan yang memiliki kemampuan
mengkilap, tidak larut dalam basa, untuk menyerap logam berat dari tanah
mudah bereaksi, serta menghasilkan dikenal sebagai tumbuhan
kadmium oksida bila dipanaskan. hiperakumulator (Hardiani, 2008 dalam
Kadmium (Cd) merupakan logam yang Putri dan Mangkoedihardjo).
sangat penting dan banyak Pemanfaatan tanaman untuk
kegunaannya, khususnya untuk remediasi tanah-tanah yang
electroplating (pelapisan elektrik) serta mengandung polutan khususnya logam
galvanisasi karena Cd memiliki berat sudah banyak dilakukan.
keistimewaan nonkorosif. Cd banyak Effisiensinya menurut Sekara et
digunakan dalam pembuatan alloy, dan al.(2005) selain ditentukan oleh sifat
digunakan pula sebagai pigmen warna kimia dari unsur/logam yang akan
cat, keramik, plastik, stabilizer plastik, diekstraksi, juga oleh translokasi dan
katode untuk Ni-Cd pada baterai, bahan distribusi unsur tersebut pada organ
fotografi, pembuatan tabung TV, karet, tanaman yang dipanen (harvestable
sabun, kembang api, percetakan tekstil, organs) (Susana dan Suswati, 2013).
dan pigmen untuk gelas dan email gigi Dalam penelitian ini, tanaman yang
Cd dalam konsentrasi rendah banyak akan digunakan adalah tanaman lidah
digunakan dalam industry pada proses mertua (Sansevieria trifasciata).
pengolahan roti, pengolahan ikan, Pemilihan jenis tanaman ini karena
pengolahan minuman, serta industri Sansevieria diketahui memiliki
tekstil (Widowati dkk, 2008). keunggulan yang jarang ditemukan pada
Logam berat yang berada dalam tanaman lain, diantaranya sangat
tanah sangat sulit terdegradasi dan untuk resisten terhadap polutan dan bahkan
memulihkannya diperlukan biaya yang mampu menyerapnya. Hal itu
mahal, sedangkan dalam permasalahan dikarenakan sansevieria mengandung
yang dihadapi berada dalam kawasan bahan aktif pregnane glikosid ysng
ekonomi yang sangat rendah, maka mampu mereduksi polutan menjadi
perlu dilakukan suatu metode untuk asam organik, gula, dan beberapa
memperbaiki kualitas tanah yang senyawa asam amino (Purwanto, 2006).
tercemar dengan biaya yang terjangkau Berdasarkan hal tersebut, diduga
bagi masyarakat sekitar yaitu dengan kandungan logam berat timbal dan
menggunakan metode fitoremediasi. kadmium yang mencemari tanah dapat
Fitoremediasi sendiri adalah diserap dengan menggunakan tanaman
penggunaan tumbuhan untuk lidah mertua.
menghilangkan polutan dari tanah atau Oleh karena itu, penelitian tentang
perairan yang terkontaminasi. fitoremediasi tanah tercemar logam

2
berat Pb dan Cd dengan menggunakan buatan timbal (Pb) dengan konsentrasi
tanaman lidah mertua (Sansevieira 200 ppm dan 400 ppm, pencemar buatan
trifasciata) perlu dilakukan untuk kadmium (Cd) dengan konsentrasi 40
mengetahui besarnya penyisihan logam ppm dan 60 ppm. Masing-masing
Pb dan Cd dalam tanah, mengetahui pencemar sebanyak 100 ml. Untuk
besarnya penyerapan logam Pb dan Cd media tanam digunakan tanah sebanyak
oleh tanaman lidah mertua (Sansevieira 1.8 kg. Serta tanaman lidah mertua
trifasciata), serta mengetahui pengaruh (Sansevieria Trifasciata) yang berumur
logam Pb dan Cd terhadap pertumbuhan 3-5 bulan dengan spesifikasi 30-50 cm.
tanaman lidah mertua itu sendiri. Alat dan bahan untuk di
laboratorium adalah neraca digital,
Metode spatula, botol timbangan, kertas saring,
corong, labu Erlenmeyer 25 ml, gelas
A. Jenis Penelitian ukur, pipet skala, wadah plastik,
Jenis penelitian yang dilakukan Spektrofotometer Serapan Atom, asam
adalah penelitian eksperimen yang nitrat (HNO3), perklorat (HClO4), dan
dilanjutkan dengan analisis sampel di aquades.
laboratorium untuk mengetahui
kemampuan fitoremediasi tanah yang D. Tahap Pelaksanaan Penelitian
tercemar logam berat Pb dan Cd dengan Pertama setiap tanaman ditimbang
menggunakan tanaman lidah mertua lalu masing-masing reaktor proses (pot)
(Sansevieria trifasciata). diisi dengan tanah sebanyak 1,8 kg dan
ditanami tanaman lidah mertua. Total
B. Waktu dan Lokasi Penelitian jumlah reaktor proses (pot) yang
Penelitian ini dilakukan selama 3 digunakan dalam penelitian ini adalah 6
minggu mulai 21 Agustus 2014 sampai buah. Lalu dilakukan proses aklimatisasi
11 September 2014. Proses pembuatan tumbuhan selama 1 minggu. Proses
limbah pencemar, aklimatisasi tanaman, aklimatisasi bertujuan agar tanaman
perlakuan terhadap tanaman uji, dapat beradaptasi dalam lingkungan
pengambilan sampel maupun yang baru.
pemeriksaan sampel sebelum dan Setelah itu 3 pot pertama diberi
sesudah perlakuan dilakukan di perlakuan : satu pot tidak ditambahkan
Laboratorium Balai Pengkajian pencemar timbal (sebagai variabel
Teknologi Pertanian yang terletak di control), satu pot ditambahkan pencemar
Kab. Maros, Sulawesi Selatan. timbal (Pb) dengan konsentrasi 200 ppm
sebanyak 100 ml, satu pot ditambahkan
C. Alat dan Bahan Penelitian pencemar timbal (Pb) dengan
Alat dan bahan dalam penelitian ini konsentrasi 400 ppm sebanyak 100 ml.
terdiri dari 2 macam yaitu alat dan Selanjutnya 3 pot lainnya diberi
bahan yang digunakan di lapangan perlakuan : satu pot tidak ditambahkan
sebagai eksperimen dan yang digunakan pencemar kadmium (sebagai variabel
di laboratorium untuk analisa kandungan control), satu pot ditambahkan pencemar
logam berat timbal (Pb) dan kadmium kadmium (Cd) dengan konsentrasi 40
(Cd) dalam tanah. ppm sebanyak 100 ml, satu pot
Alat yang digunakan di lapangan ditambahkan pencemar kadmium (Cd)
adalah reaktor proses (pot) yang dengan konsentrasi 60 ppm sebanyak
berdiameter 18.8 cm, timbangan, spoit, 100 ml.
gelas ukur, mistar, pipa besi kecil, gelas Setelah 1 minggu kemudian mulai
plastik, dan plastic bag. Sedangkan dilakukan pengambilan sampel. Alat
bahan yang digunakan adalah pencemar yang digunakan adalah pipa besi

3
berlubang dan sendok kecil. Cara - Sampel kemudian dipanaskan
pengambilan sampelnya yaitu dengan selama 15 menit pada suhu sekitar
cara menancapkan pipa di tanah sampai 300C. Setelah itu dinginkan.
ke dasar pot hingga tanah masuk ke - Sampel kemudian disaring dan
dalam lubang pipa lalu pipa ditarik dimasukkan ke dalam labu
keluar. Tanah tersebut selanjutnya Erlenmeyer. Ditambahkan aquades
dikeluarkan dari pipa dan dimasukkan sehingga hasil saringan mencapai 25
ke dalam gelas plastik. Hal ini dilakukan ml lalu dihomogenkan.
pada 20 titik di dalam pot. Lalu tanah - Lalu sampel dimasukkan ke dalam
yang terkumpul dalam gelas plastic wadah plastik.
dihomogenkan dan dimasukkan ke - Nyalakan Spektofotometri Serapan
dalam plastik bag. Perlakuan yang sama Atom (SSA) lalu pasang lampu
dilakukan pada lima pot lainnya. katoda sesuai logam yang diteliti,
Selanjutnya keenam sampel tanah atur lampu katoda hingga
dibawa ke laboratorium untuk dianalisa memperoleh absorbansi maksimum.
kandungan logam berat timbal (Pb) dan - Sampel diletakkan pada alat
kadmium (Cd). Hal ini dilakukan Spektofotometri Serapan Atom
sebanyak 3 kali yaitu pada hari ke 7,14 (SSA) dan hasilnya secara otomatis
dan 21. akan muncul dikomputer yang telah
Sedangkan untuk tanaman, diuji disambungkan dengan alat
kandungan pencemar timbal (Pb) dan Spektofotometri Serapan Atom
kadmium (Cd) pada hari ke-0 dan hari (SSA) tersebut.
ke-21. Tanaman dicincang sehalus
mungkin dan dicampur hingga merata F. Analisa Data
kemudian diambil secukupnya sebagai Berdasarkan hasil pengujian
sampel tanaman yang akan dianalisis di laboratorium, akan didapatkan beberapa
laboratorium. data primer melalui pemeriksaan kadar
Pb dan Cd pada tanah dan tanaman itu
E. Analisis Laboratorium sendiri. Dari hasil pengujian tersebut
Sampel tanah dan tanaman sebelum akan dilakukan analisis dan grafik
dan setelah ditanam dianalisis di menggunakan perangkat lunak
laboratorium untuk mengetahui (software) EXCEL untuk
kandungan logam timbal (Pb) dan membandingkan data yang tersedia.
kadmium (Cd) yang terdapat dalam Data-data yang dianalisa meliputi
sampel tanah dan tanaman tersebut. efektifitas penyisihan logam Pb dan Cd
Analisis dalam laboratorium dilakukan dalam tanah, efektifitas penyerapan oleh
sebagai berikut: tanaman lidah mertua, laju penyerapan,
- Botol timbangan diletakkan di atas serta kadar logam yang hilang.
timbangan lalu sampel dimasukkan
ke dalam botol timbangan sebanyak Hasil dan Pembahasan
0,5 gram.
- Sampel kemudian dimasukkan ke A. Pengujian Awal
dalam gelas ukur.
- Sampel dibawa ke ruang asam Tabel 1. Pengujian awal logam Pb dan
kemudian ditambahkan larutan Cd dalam tanah dan tanaman
asam nitrat (HNO3) sebanyak 5 ml Logam
Media
Konsentrasi
dan larutan perklorat (HClO4) Pencemar (ppm)
sebanyak 5 ml dengan Tanah 106
Pb
menggunakan pipet skala lalu Tanaman 82
dihomogenkan. Tanah 32
Cd
Tanaman 3

4
Dari pengujian awal terhadap logam
Pb dan Cd dalam tanah dan tanaman
menunjukkan bahwa sebelum diberi
perlakuan penambahan logam berat
buatan oleh peneliti, telah terkandung
sejumlah logam berat Pb dan Cd dalam
tanah dan tanaman lidah mertua. Dapat
dilihat konsentrasi dari logam Pb
lebih banyak dari logam Cd baik di Gambar 2. Grafik penurunan konsentrasi
tanah maupun di tanaman. Pb 200 ppm dalam tanah

B. Penyisihan Logam Pb dan Cd


dalam tanah

Tabel 2. Pengamatan logam Pb dan Cd


dalam tanah
Konsentrasi Logam (ppm)
Variasi Konsentrasi Waktu (minggu)
Konsentrasi Awal (ppm)
I II III
Pb Kontrol 106 101.53 93.37 80.26 Gambar 3. Grafik penurunan konsentrasi
Pb 200 ppm 306 16.67 8.63 4.42 Pb 400 ppm dalam tanah
Pb 400 ppm 506 13.97 11.54 9.79
Cd Kontrol 32 30.37 27.82 24.72 Gambar 1 sampai gambar 3
Cd 40 ppm 72 5.01 2.78 1.99 menunjukkan bahwa semakin lama
Cd 60 ppm 92 4.06 3.38 2.77
waktu pemaparan maka semakin sedikit
pula konsentrasi Pb yang ada dalam
tanah. Untuk variasi konsentrasi Pb 200
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa
ppm dan Pb 400 ppm mengalami
konsentrasi logam di masing-masing pot
penurunan cukup besar sedangkan untuk
cenderung menurun setiap minggunya.
Pb kontrol penurunannya tidak terlalu
Penurunan kadar konsentrasi ini dapat
besar. Hal ini juga terjadi pada
diakibatkan oleh perpindahan logam
penurunan konsentrasi Cd dalam tanah
secara difusi dan osmosis dimana massa
seperti yang terlihat pada gambar 4
zat pada media dengan kandungan yang
sampai gambar 6. Untuk variasi
tinggi (tanah) akan berpindah ke media
konsentrasi Cd 40 ppm dan Cd 60 ppm
dengan kandungan yang rendah
mengalami penurunan cukup besar
(tanaman). Dari hasil penelitian selama
sedangkan untuk Cd kontrol
tiga minggu dapat dibuat grafik
penurunannya tidak terlalu besar.
penurunan konsentrasi Pb dalam tanah
seperti yang tersaji dalam gambar 1
sampai gambar 3.

Gambar 4. Grafik penurunan konsentrasi


Gambar 1. Grafik penurunan konsentrasi Cd kontrol dalam tanah
Pb kontrol dalam tanah

5
Efektifitas Penyisihan (%) =
konsentrasi awal - konsentrasi akhir
x 100
konsentrasi awal
%
Tabel 3. Nilai efektifitas penyisihan
logam dalam tanah
Efektifitas Penyisihan
Konsentrasi (%)
Gambar 5. Grafik penurunan konsentrasi Variasi
Awal Waktu (minggu)
Konsentrasi
Cd 40 ppm dalam tanah (ppm)
I II III
Pb Kontrol 106 4.22 11.92 24.28
Pb 200 ppm 306 94.55 97.18 98.56
Pb 400 ppm 506 97.24 97.72 98.07
Kontrol 32 5.09 13.06 22.75
40 ppm 72 93.04 96.14 97.24
60 ppm 92 95.59 96.33 96.99

Gambar 6. Grafik penurunan konsentrasi Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa


Cd 60 ppm dalam tanah nilai efektifitas penyisihan semakin
Gambar diatas menunjukkan bahwa meningkat setiap minggunya. Tapi nilai
penurunan kadar logam dalam tanah efektifitas penyisihan belum cukup
paling besar pada minggu pertama. Hal untuk menunjukkan efektifitas dari
ini mungkin disebabkan oleh proses fitoremediasi oleh tanaman lidah
perpindahan logam dan bisa juga mertua. Hal ini disebabkan karena
disebabkan oleh kemampuan dari penyisihan konsentrasi dari logam dalam
tanaman lidah mertua dalam menyerap tanah dapat dipengaruhi oleh beberapa
logam berat. Pada minggu pertama hal.
logam Pb dan Cd yang terdapat dalam Salah satunya karena terjadinya
tanah masih sangat tinggi dan yang kelolosan logam Pb dan Cd yang
terkandung dalam tanaman masih sedikit diakibatkan karena adanya proses
sehingga terdapat selisih yang besar penyiraman. Proses penyiraman
antara dua media tersebut. dilakukan untuk keberlangsungan hidup
Mengakibatkan logam yang terdapat dari tanaman, karena tanaman
dalam tanah dapat diserap sebaik membutuhkan sumber air yang cukup.
mungkin oleh tanaman. Sedangkan pada Tapi dengan adanya proses penyiraman
minggu kedua dan ketiga penyerapannya ini, logam Pb dan Cd yang telah
lebih sedikit karena kandungan logam ditambahkan dan menyebar di seluruh
dalam tanaman atau dapat dikatakan bagian tanah akan turun dan mengumpul
toksisitas dari tanaman semakin di dasar pot. Sehingga pada saat
meningkat. pengambilan sampel, tanah yang
diambil mungkin tidak mengandung
Dari data tabel 2 maka dapat
terlalu banyak logam.
dihitung nilai efektifitas penyisihan
dari logam yang terkandung dalam C. Penyerapan logam Pb dan Cd
tanah. Untuk menghitung nilai oleh tanaman
efektifitas penyisihan dapat
menggunakan rumus:

6
Tabel 4. Akumulasi logam Pb dan Cd Gambar 7 menunjukkan
dalam tanaman lidah mertua peningkatan konsentrasi logam selama
Konsentrasi logam (ppm)
waktu pemaparan untuk variasi
Efektifitas konsentrasi Pb 200 ppm dan variasi
Variasi
Penyerapan
Konsentrasi Tanah Tanaman
(%) konsentrasi Pb 400 ppm. Sedangkan
Awal Awal Akhir untuk variasi konsentrasi Pb kontrol
Pb Kontrol 106 81.48 -0.49 mengalami penurunan. Begitu pula pada
Pb 200 ppm 306 82 185.64 33.87
grafik 8, perubahan konsentrasi logam
Cd dalam tanaman, terjadi peningkatan
Pb 400 ppm 506 368.53 56.63
konsentrasi logam selama waktu
Cd Kontrol 32 2.90 -0.31 pemaparan untuk variasi konsentrasi Cd
Cd 40 ppm 72 3 30.16 37.72 40 ppm dan variasi konsentrasi Cd 60
Cd 60 ppm 92 43.49 44.01 ppm. Sedangkan untuk variasi
konsentrasi Cd kontrol mengalami
penurunan.
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa
Penurunan konsentrasi diakibatkan
tanaman lidah mertua dapat menyerap
karena logam Pb dan Cd dalam tanaman
logam selama waktu pemaparan, ini
lidah mertua juga mengalami proses
ditunjukkan dengan perubahan nilai Pb
penguraian secara alami. Proses
dan Cd dalam sampel tanaman. Grafik
penguraian itu menurut Sarwoko
perubahan konsentrasi logam dalam
Mangkoedihardjo & Ganjar Samudro
tanaman lidah mertua selama waktu
(2010) adalah tiga tahap fitoproses yang
pemaparan untuk masing-masing logam
berlangsung dalam tumbuhan yaitu
dapat dilihat pada gambar 7 dan 8.
sebagai berikut:
1) Fitoekstraksi : proses penyerapan
kontaminan dari medium
tumbuhnya. Kontaminan terserap
tumbuhan selanjutnya terdistribusi
ke dalam berbagai organ tumbuhan
(translokasi).
2) Fitodegradasi : penguraian
kontaminan yang terserap melalui
proses metabolik dalam tumbuhan.
3) Fitovolatilisasi : proses pelepasan
Gambar 7. Grafik perubahan kontaminan ke udara setelah
konsentrasi logam Pb dalam terserap tumbuhan.
tanaman Untuk mengetahui kemampuan
penyerapan logam oleh tanaman lidah
mertua dapat dilihat dari nilai efektifitas
penyerapannya. Perhitungan nilai
efektifitas penyerapan menggunakan
rumus:

Efektifitas Penyerapan (%) =



x 100

Gambar 8. Grafik perubahan


konsentrasi logam Cd dalam Dapat dilihat bahwa konsentrasi
tanaman awal logam dalam tanah berpengaruh
terhadap nilai efektifitas penyerapan,

7
yaitu semakin tinggi konsentrasi awal Dari tabel 5 dapat dilihat untuk
yang terdapat dalam tanah maka masing-masing sampel terdapat
semakin tinggi pula efektifitas sejumlah kehilangan logam. Kehilangan
penyerapan dari tanaman lidah mertua logam ini bisa diakibatkan oleh
dalam menyerap logam. Hal ini beberapa hal. Salah satunya karena
disebabkan karena pada tanah dengan proses penguraian logam secara alami
konsentrasi awal lebih tinggi, kepadatan oleh tanaman lidah mertua yaitu proses
populasi ion Pb atau ion Cd lebih besar fitoekstraksi, fitodegradasi dan
dibandingkan pada konsentrasi yang fitovolatilisasi. Tapi melihat kadar
lebih rendah. Sehingga mengakibatkan logam yang hilang sangat besar berarti
jumlah ion yang ada dalam tanah ada beberapa faktor lain yang
semakin dapat diserap oleh tanaman. mempengaruhi. Diantaranya proses
Setelah menghitung penyisihan penyiraman yang dilakukan terhadap
logam dalam tanah dan penyerapan tanah dan tanaman mengakibatkan
logam dalam tanaman maka dapat perpindahan logam. Logam yang
dihitung pula kadar logam yang hilang tersebar di seluruh bagian tanah akan
selama penelitian berlangsung. turun dan mengumpul di dasar reaktor /
Pehitungan kadar logam yang hilang pot. Sehingga pada saat pengambilan
menggunakan rumus : sampel, mungkin saja tanah yang
terambil tidak mengandung terlalu
banyak logam.
Kadar Logam yang Hilang (ppm) =
(a1 a2) (b2 b1)
D. Pengaruh logam Pb dan Cd
terhadap tanaman
Ket : Penyerapan logam Pb dan Cd oleh
a1 = Konsentrasi pencemar awal pada tanaman lidah mertua dapat memberikan
tanah pengaruh pada pertumbuhan dari
a2 = Konsentrasi pencemar akhir pada tanaman lidah mertua itu sendiri.
tanah Walaupun menurut Purwanto (2006),
b1 = Konsentrasi pencemar awal pada lidah mertua memiliki keunggulan yang
tanaman jarang ditemukan pada tanaman lain,
b2 = Konsentrasi pencemar akhir pada diantaranya sangat resisten terhadap
tanaman polutan. Pengaruh logam berat terhadap
tanaman lidah mertua bisa dilihat dari
karakteristik fisik tanaman berupa tinggi
Tabel 5. Kadar logam yang hilang tanaman, lebar daun dan berat tanaman.
Untuk parameter tinggi tanaman dan
Konsentrasi Konsentrasi Kadar lebar daun dalam penelitian sulit diamati
Logam dalam Logam dalam Logam
Variasi Tanah Tanaman yang
karena perubahan yang terjadi selama
Konsentrasi (ppm) (ppm) waktu penelitian yaitu selama tiga
Hilang
Awal Akhir Awal Akhir
(ppm) minggu tidak menunjukkan perubahan
Pb Kontrol 106 80.26 81.48 26.26
yang signifikan atau perubahannya
sangat sedikit. Sehingga karakteristik
Pb 200 ppm 306 4.42 82 185.64 197.94
fisik yang dapat diamati hanya berupa
Pb 400 ppm 506 9.79 368.53 209.68 berat tanaman yaitu berat basah dan
Kontrol 32 24.72 2.90 7.38 berat kering pada saat sebelum dan
40 ppm 72 1.99 3 30.16 42.85
sesudah penelitian.
60 ppm 92 2.77 43.49 48.74

8
Tabel 6. Pengamatan karakteristik tertinggi terjadi pada variasi konsentrasi
tanaman tinggi yaitu Pb 400 ppm dan Cd 60 ppm.
Berat Basah
Variasi Tanaman (gr) Selisih
Konsentrasi (gr)
Awal Akhir
Pb Kontrol 89.3 97.8 8.5
Pb 200 ppm 82.9 91.1 8.2
Pb 400 ppm 160.3 163.7 3.4
Cd Kontrol 73.4 81.2 7.8
Cd 40 ppm 130.6 135.6 5.0
Cd 60 ppm 147.6 147.8 0.2 Gambar 9. Grafik perbandingan
penyerapan Pb dan Cd
Tabel 6 menunjukkan terjadinya
Logam berat Pb dan Cd lebih mudah
perubahan berat basah tanaman pada
diserap oleh akar tumbuhan dalam
awal penelitian dan akhir penelitian.
bentuk ion-ion Pb2+ dan Cd2+ yang larut
Perubahan ini menunjukkan bahwa
dalam air seperti unsur hara yang ikut
tanaman lidah mertua masih mengalami
masuk bersama aliran air. Lingkungan
pertumbuhan. Pertumbuhan tanaman
yang banyak mengandung logam berat,
menyebabkan sistem kerja dari proses
membuat protein regulator dalam
penyerapan logam oleh tanaman
tumbuhan tersebut membentuk senyawa
semakin meningkat sehingga akumulasi
pengikat yang disebut fitokhelatin.
logam yang dapat diserap oleh tanaman
Fitokhelatin merupakan peptida yang
semakin besar.
mengandung 2-8 asam amino sistein di
Selisih berat basah terbesar terdapat
pusat molekul serta suatu asam glutamat
pada variasi konsentrasi kontrol dan
dan sebuah glisin pada ujung yang
selisih paling kecil terdapat pada variasi
berlawanan. Fitokhelatin dibentuk di
konsentrasi tertinggi. Hal ini
dalam nukleus yang kemudian melewati
menunjukkan bahwa penyerapan logam
retikulum endoplasma (RE), aparatus
mempengaruhi pertumbuhan dari
golgi, vasikula sekretori untuk sampai
tanaman lidah mertua. Pada sampel
ke permukaan sel. Bila bertemu dengan
tanaman yang diberi penambahan
Pb dan Cd, fitokhelatin akan membentuk
pencemar Pb dengan konsentrasi lebih
ikatan sulfida di ujung belerang pada
tinggi (Pb 400 ppm dan Cd 60 ppm),
sistein dan membentuk senyawa
pertumbuhannya lebih terhambat
kompleks sehingga Pb dan Cd akan
dibandingkan sampel tanaman yang
terbawa menuju jaringan tumbuhan.
diberi pemberian logam pencemar
(Aprilia & Purwani, 2013)
dengan konsentrasi yang lebih sedikit
Tumbuhan pada saat menyerap
(Pb 200 ppm dan Cd 40 ppm) atau
logam berat, akan membentuk suatu
bahkan dengan sampel tanaman yang
enzim reduktase di membran akarnya.
tidak diberi penambahan logam.
Reduktase ini berfungsi mereduksi
logam yang selanjutnya diangkut
E. Perbandingan penyerapan Pb dan
melalui mekanisme khusus di dalam
Cd oleh tanaman
membran akar. Pada saat terjadi
Dari gambar 9 dapat dilihat bahwa
translokasi di dalam tubuh tanaman,
penyerapan logam Pb dan logam Cd
logam yang masuk ke dalam sel akar,
oleh tanaman lidah mertua hampir sama.
selanjutnya diangkut ke bagian
Persentase penyerapan logam terendah
tumbuhan yang lain melalui jaringan
terjadi pada variasi konsentrasi kontrol
pengangkut yaitu xylem dan floem dan
dan persentase penyerapan logam

9
menuju ke sel daun tanaman. Setelah pH dan kehadiran ion-ion lainnya di
sampai di daun akan melewati media di mana logam berat dapat
plasmalema, sitoplasma, dan vakuola, terendapkan sebagai garam yang tidak
dimana logam Pb akan terakumulasi terlarut. Kebanyakan study
dalam vakuola yang tidak akan menggunakan pendekatan dengan pH
berhubungan dengan proses fisiologi sel 2. Tetapi di bagian lain, metode ini
tumbuhan. Untuk meningkatkan menjadi tidak efektif bila terdapat
efisiensi pengangkutan logam diikat penghambat-penghambat proses
oleh molekul kelat. (Aprilia & Purwani, metabolisme (metabolic inhibitor) atau
2013) siklus gelap terang. Secara umum,
Aplikasi kelat biosorpsi ion logam berat berlangsung
Ethylenediaminetetracetic Acid (EDTA) cepat, bolak balik dan tidak tergantung
menjadikan akumulasi Pb dan Cd pada terhadap faktor kinetik bioremoval bila
tajuk secara langsung berkorelasi dikaitkan dengan penyebaran sel
dengan akumulasi EDTA. Diperkirakan (dispersed cell). (Hidayati, 2013)
bahwa Pb dan Cd ditransportasi dalam
tanaman dalam bentuk kompleks EDTA Kesimpulan dan Saran
menjadikan Pb dan Cd lebih mudah
ditranslokasi dari akar ke tajuk. A. Kesimpulan
Penyerapan kompleks EDTA oleh Berdasarkan penelitian yang telah
tanaman lebih mudah karena dilakukan, maka diperoleh kesimpulan
permeabilitas membran terhadap sebagai berikut:
molekul besar adalah sedang. Hal ini 1. Kemampuan tanaman lidah mertua
mengakibatkan molekul EDTA lebih (Sansevieria trifasciata) dalam
mudah menembus membran, sehingga mengurangi kandungan timbal (Pb)
lebih mudah diserap atau diangkut. yang terkandung dalam tanah
Penyerapan logam Pb dan Cd oleh berdasarkan konsentrasi adalah Pb
tanaman yang cukup besar juga Kontrol = -0.49%, Pb 200 ppm =
disebabkan karena logam Pb dan Cd 33.87%, dan Pb 400 ppm = 56.63%.
masuk ke dalam tanaman secara pasif. 2. Kemampuan tanaman lidah mertua
(Hidayati, 2013) (Sansevieria trifasciata) dalam
Passive uptake dikenal dengan mengurangi kandungan kadmium
istilah proses biosorpsi. Proses ini terjadi (Cd) yang terkandung dalam tanah
ketika ion logam berat mengikat dinding berdasarkan konsentrasi adalah Cd
sel dengan dua cara yang berbeda, Kontrol = -0.31%, Cd 40 ppm =
pertama pertukaran ion di mana ion 37.72%, dan Cd 60 ppm = 44.01%.
monovalent dan divalent seperti Na, Mg, 3. Logam berat timbal (Pb) dan
dan Ca pada dinding sel digantikan oleh kadmium (Cd) memberikan
ion-ion logam berat; dan kedua adalah pengaruh terhadap pertumbuhan
formasi kompleks antara ion-ion logam dari lidah mertua (Sansevieria
berat dengan functional groups seperti
trifasciata). Hal ini bisa dilihat
carbonyl, amino, thiol, hydroxy,
phosphate, dan hydroxy-carboxyl yang berdasarkan perubahan berat
berada pada dinding sel. Proses basah di awal penelitian dan
biosorpsi ini bersifat bolak baik dan akhir penelitian. Pada sampel
cepat. Proses bolak balik ikatan ion tanaman yang diberi penambahan
logam berat di permukaan sel ini dapat pencemar logam berat Pb dan Cd
terjadi pada sel mati dan sel hidup dari dengan konsentrasi lebih tinggi,
suatu biomass. Proses biosorpsi dapat selisih berat basahnya lebih
lebih efektif dengan kehadiran tertentu sedikit sehingga dapat

10
disimpulkan pertumbuhannya Biologi Fakultas MIPA Institut
lebih terhambat. Dibandingkan Teknologi Sepuluh Nopember.
sampel tanaman yang diberi Surabaya.
pemberian logam pencemar Pb Darliana, Ina. Fitoremediasi Sebagai
dan Cd dengan konsentrasi yang Teknologi Alternatif Perbaikan
Lingkungan. Jurusan
lebih sedikit atau bahkan dengan Agroteknologi Fakultas Pertanian
sampel tanaman yang tidak diberi Universitas Bandung Raya.
penambahan logam Pb dan Cd, Bandung.
selisih berat basahnya lebih besar Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem
sehingga dapat disimpulkan Makhluk Hidup. Jakarta : UIPress
pertumbuhannya tidak terlalu Darmono. 2001. Lingkungan Hidup Dan
terhambat. Pencemaran : Hubungannya
Dengan Toksikologi Senyawa
B. Saran Logam. Jakarta : Universitas
Berdasarkan hasil penelitian yang Indonesia.
telah dilakukan, maka disarankan pada Hardiani, Henggar. 2009. Potensi
penelitian selanjutnya beberapa hal Tanaman dalam Mengakumulasi
berikut yaitu variasi konsentrasi Logam Cu pada Media Tanah
pencemar bisa lebih diperbanyak agar Terkontaminasi Limbah Padat
kemampuan lidah mertua (Sansivieria Industri Kertas. Balai Besar Pulp
trifasciata) dalam menyerap logam berat dan Kertas. Bandung.
Pb dan Cd bisa terlihat jelas, melakukan Haruna, Elvira T., Ishak Isa & Nita
pengulangan pada pengujian masing- Suleman. Fitoremediasi pada
masing sampel tanah maupun tanaman, Media Tanah yang Mengandung
jangka waktu penelitian lebih panjang Cu dengan Tanaman Kangkung
sehingga pengaruh logam berat Pb dan Darat. Jurusan Pendidikan Kimia
Cd pada pertumbuhan tanaman bisa Fakultas MIPA Universitas Negeri
dilihat dari berbagai faktor lain seperti Gorontalo. Gorontalo.
tinggi tanaman ataupun lebar daun, dan Hidayati, Nuril. 2005. Fitoremediasi
mungkin bisa meneliti luas serapan dan Potensi Tumbuhan
maksimal dari 1 buah tanaman lidah Hiperakumulator. Pusat Penelitian
mertua pada media tanamnya. Biologi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia . Bogor.
DAFTAR PUSTAKA Hidayati, Nuril. 2013. Mekanisme
Fisiologis Tumbuhan
Anam, Moh. Mishbahul. Fitoremediasi Hiperakumulator Logam Berat.
Kandungan Logam Pb dan Cr Pusat Penelitian Biologi Lembaga
Leachate Melalui Fitoremediasi Ilmu Pengetahuan Indonesia .
Bambu Air (Equisetum hyemale) Bogor.
dan Zeolit. Jurusan Keteknikan Mangkoedihardjo, Sarwoko & Ganjar
Pertanian Fakultas Teknologi Samudro. 2010. Fitoteknologi
Pertanian Universitas Brawijaya. Terapan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Malang. Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 2006.
Aprilia, Dita Dwi & Kristanti Indah Logam Berat dalam Pertanian.
Purwani. 2013. Pengaruh Ilmu Tanah Universitas Gadjah
Pemberian Mikoriza Glomus Mada. Jogjakarta.
fasciculatum terhadap Akumulasi Nurmitha A., Aulia. 2013. Fitoremediasi
Logam Timbal (Pb) pada Pengolahan Limbah Rumah
Tanaman Euphorbia milii. Jurusan Tangga dengan Memanfaatkan

11
Eceng Gondok. Program Studi Menggunakan Tanaman Akar
Teknik Lingkungan Universitas Wangi (Vetiver zizanioides) pada
Hasanuddin. Makassar. Lahan Eks-TPA Keputih,
Purwanto, Arie W. 2006. Sansevieria: Surabaya. Jurusan Teknik
Flora Cantik Penyerap Racun. Lingkungan-FTSP-ITS. Surabaya.
Yogyakarta: Kanisius. Widaningrum, Miskiyah & Suismono.
Putri, Litany Mega & Sarwoko 2007. Bahaya Kontaminasi Logam
Mangkoedihardjo. Pengaruh Berat dalam Sayuran dan
Penambahan pH terhadap Alternatif Pencegahan
Removal Logam Berat Timbal Cemarannya. Balai Besar
(Pb) oleh Tumbuhan Lidah Penelitian dan Pengembangan
Mertua (Sansevieria trifasciata) di Pasca Panen Pertanian.
Kelurahan Tambak Wedi, Widowati, Wahyu., Astiana Sastiono &
Kecamatan Kenjeran, Surabaya. Jusuf Raymond R. 2008. Efek
Jurusan Teknik Lingkungan Toksik Logam Pencegahan dan
FTSP-ITS, Institut Teknologi Penanggulangan Pencemaran.
Sepuluh Nopember (ITS). Yogyakarta : ANDI
Surabaya.
Redaksi AgroMedia. 2007. Buku Pintar
Tanaman Hias. Jakarta :
AgroMedia.
Rismawati, Senja Ike. Fitoremediasi
Tanah Tercemar Logam Berat Zn
Menggunakan Tanaman Jarak
Pagar (Jatropha curcas).Program
Studi Biologi Fakultas MIPA
Institut Teknologi Sepuluh
Nopember. Surabaya.
Saraswati, Desi. 2006. Merawat
Sansevieria. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Sulianta, Feri & Randy Yonathan. 2009.
Tanaman Indoor Anti Polutan.
Yogyakarta : ANDI
Susana, Rini & Denah Suswati. 2013.
Bioakumulasi dan Distribusi Cd
pada Akar dan Pucuk 3 Jenis
Tanaman Famili Brassicaceae :
Implementasinya untuk
Fitoremediasi. Fakultas Pertanian
Universitas Tanjungpura.
Syahputra, Rudi. 2005. Fitoremediasi
Logam Cu dan Zn dengan
Tanaman Eceng Gondok
(Eichhornia Crassipes (Mart.)
Solms). Fakultas MIPA Jurusan
Kimia Universitas Islam
Indonesia. Yogyakarta.
Triastuti, Yuli. Fitoremediasi Tanah
Tercemar Merkuri Hg2+

12

Das könnte Ihnen auch gefallen