Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
ALKOHOL
Oleh
Nurhayati
1530221006
PENDAHULUAN
Alkohol merupakan senyawa yang penting dalam kehidupan sehari-hari karena dapat
digunakan sebagai zat pembunuh kuman, bahan bakar maupun pelarut. Dalam laboratorium
dan industri alkohol digunakan sebagai pelarut dan reagensia. Dan lkohol merupakan
senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat
fisis alkohol, alkohol mempunyai titik didih yang tinggi dibandingkan alkana-alkana yang
jumlah atom C nya sama. Hal ini disebabkan antara molekul alkohol membentuk ikatan
hidrogen. Rumus umum alkohol R OH, dengan R adalah suatu alkil baik alifatis maupun
siklik. Dalam alkohol, semakin banyak cabang semakin rendah titik didihnya. Sedangkan
dalam air, metanol, etanol, propanol mudah larut dan hanya butanol yang sedikit larut.
Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah bercampur dengan air dalam segala
perbandingan.
Berdasarkan jenisnya, alkohol ditentukan oleh posisi atau letak gugus OH pada rantai
karbon utama karbon. Ada tiga jenis alkohol antara lain alkohol primer, alkohol sekunder dan
alkohol tersier. Alkohol primer yaitu alkohol yang gugus OH nya terletak pada C primer
yang terikat langsung pada satu atom karbon yang lain contohnya : CH3CH2CH2OH
(C3H7O). Alkohol sekunder yaitu alkohol yang gugus -OH nya terletak pada atom C
sekunder yang terikat pada dua atom C yang lain. Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus
OH nya terletak pada atom C tersier yang terikat langsung pada tiga atom C yang lain
Alkohol alifatik merupakan cairan yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh ikatan hidrogen.
Dengan bertambah panjangnya rantai, pengaruh gugus hidroksil yang polar terhadap sifat
molekul menurun. Sifat molekul yang seperti air berkurang, sebaliknya sifatnya lebih seperti
hidrokarbon. Akibatnya alkohol dengan bobot molekul rendah cenderung larut dalam air,
sedangkan alkohol berbobot molekul tinggi tidak demikian. Alkohol mendidih pada
temperatur yang cukup tinggi.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui sifat fisik dari beberapa senyawa alkohol, diantaranya untuk mngetahui
perbedaan titik didih, viskositas, bau, dan perbedaan kelaarutan.
2. Menentukan struktur alkohol primer, sekunder, dan tersier berdasarkan reaktivitasnya
terhadap beberapa pereaksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Alkohol adalah persenyawaan organik yang mempunyai satu atau lebih gugus hidroksil.
Karena ikatan hidroksil bersifat kovalen, maka sifat alkohol tidak serupa dengan hidroksida,
tetapi lebih mendekati sifat air. Alkohol diberi nama akhiran-ol.
Alkohol dapat digolongkan berdasarkan :
Alkohol yang paling sederhana adalah methanol (CH3OH) atau disebut juga alkohol
kayu. Methanol merupakan larutan mudah menguap yang tidak berwarna dan dapat
bercampur dengan air pada segala perbandingan. Methanol di jual sebagai spirtus untuk
bahan bakar. Methanol sangat beracun, bila tercium atau terhirup dapat menyebabkan
kebutaan dan lumpuh.
Alkohol lain yang banyak digunakan adalah etanol (CH3CH2OH). Minuman beralkohol
mengandung etanol dengan konsentrasi berbeda. Etanol dapat menekan susunan saraf pusat.
Dapat digunakan sebagai antiseftik dan pengawet, sebab dapat mengkoagulasikan
protoplasma. Alkohol dapat juga dihasilkan dari karbohidrat secara biologis yaitu dengan
bantuan kerja enzim zymase ( terdapat dalam sel khamir atau yeast).
Alkohol dengan rantai aromatic bersifat lebih asam dari pada alkohol alkohol alifatik.
Ini disebabkan karena terjadinya delekalisasi electron pada cincin aromatic yaitu electron
pada oksigen (O2) dan hydrogen (H2) cenderung tertarik kea rah cincin aromatic.
Pada alcohol , gugus OH terikat pada atom karbon tetrahedral. Jika gugus OH terikat
pada satu atom karbon yang mengikat 3 atom hydrogen maka si alcohol tersebut adalah
methanol. Jika karbon yang mengikat OH terikat pada satu atom lain dan 2 aaatom
hydrogen, alcohol ini disebut alcohol primer (10) . jika atom karbon yang mengikat gugus
OH terikat pada dua atom karbon lain , disebut alcohol sekunder (20), dan alcohol yang
mengikat 3 atom karbon lain disamping gugus OH disebut alcohol tersier (30). Semua jenis
alcohol ini memiliki karakteristik yang sama disamping beberapa karakteristik lain yang
berbeda akibat perbedaan strukturnya. Dalam fenol, gugus OH terikat pada karbon yang
adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus
hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom
hidrogen dan/atau atom karbon lain.
2.2.2 N-butanol
Normal butanol adalah alkohol primer dengan struktur 4-karbon, dan memiliki
rumus kimia C4H9OH. Isomernya antara lain isobutanol, 2-butanol, dan tert-
butanol. Butanol adalah salah satu dari kelompok "alkohol fusel" (dari bahasa
Jerman untuk "en: bad liquor"), yang memiliki lebih dari dua atom karbon dan
mudah larut dalam air. n-Butanol secara natural berada sebagai produk minor
fermentasi gula dan karbohidrat lainnya,[6] dan terdapat dalam kebanyakan bahan
makanan dan minuman.[7][8] Ini juga merupakan zat perisa buatan yang diizinkan
di Amerika Serikat,[9] digunakan dalam mentega, krim, buah, rum, whiskey, es
krim, kembang gula, dan produk bakeri.senyawa ini juga digunakan luas untuk
produk-produk konsumen
2.2.3 S-butanol
2.2.4 Gliserol
Gliserol adalah senyawa gliserida yang paling sederhana, dengan hidroksil yang
bersifat hidrofilik dan higroskopik. Gliserol merupakan komponen yang menyusun
berbagai macam lipid, termasuk trigliserida. Gliserol terasa manis saat dikecap,
dan di anggap tidak beracun. Gliserol dapat diperoleh dari proses saponifikasi dari
lemak hewan, transesterifikasi pembuatan bahan bakar biodiesel dan proses
epiklorohidrin[1] serta proses pengolahan minyak goreng.
2.2.4 Etanol
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol
saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan
merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman
beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang paling
tua. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH
dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter.
Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus
etil (C2H5).
2.2.5 T-butanol
2.2.6 Na-dikromat
Air suling adalah air yang berasal dari proses distilasi (penyulingan). Air suling
dengan tingkat kemurnian tinggi (ultrapure distilled water) dapat diperoleh dengan
melakukan penyulingan ulang air suling biasa.[1] Kemudian air hasil penyulingan
kedua kali tersebut dialirkan melalui sistem saringan dengan karbon aktif dan
tabung deionisasi. Air suling dapat dimanfaatkan sebagai larutan elektrolit untuk
mengisi tabung elektroliser. Larutan ini akan dicampur sodium bikarbonat
(NaOH). Volume air suling yang digunakan tergantung pada volume tabung yang
digunakan.
Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut
dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan
dan merupakan salah satu produk utama industri kimia. Produksi dunia asam sulfat
pada tahun 2001 adalah 165 juta ton, dengan nilai perdagangan seharga US$8 juta.
Kegunaan utamanya termasuk pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia,
pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak
Etilen glikol adalah senyawa organik yang digunakan sebagai bahan mentah dalam
pembuatan fiber poliester, indutri fabrik, serta polietilena tereftalat (PET) yang
digunakan pada botol plastik. Ada sebagian kecil yang juga digunakan sebagai
pendingin. Senyawa ini tak berwarna dan tak berbau. Etilen glikol sedikit
berbahaya, tetapi kasus keracunan akibat senyawa ini belum pernah terjadi.
2.2.10 Pentanol
2.2.11 Metanol
Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus, adalah
senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH. Ia merupakan bentuk alkohol paling
sederhana. Pada "keadaan atmosfer" ia berbentuk cairan yang ringan, mudah
menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas
(berbau lebih ringan daripada etanol). metanol digunakan sebagai bahan pendingin
anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additif bagi etanol industri.
Metanol diproduksi secara alami oleh metabolisme anaerobik oleh bakteri. Hasil
proses tersebut adalah uap metanol (dalam jumlah kecil) di udara. Setelah beberapa
hari, uap metanol tersebut akan teroksidasi oleh oksigen dengan bantuan sinar
matahari menjadi karbon dioksida dan air.
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Botol
Tabung reaksi
Pipet tetes
Piknometer
Viscometer oswald
3.1.2 Bahan
Alkohol
Etanol
N-butanol
S-butanol
Gliserol
T-butanol
Na-dikromat
Air suling
Asam sulfat pekat
Etilen glikol
Pentanol
Metanol
1. Titik didik
3. Viskositas
4. Uji bau
a. Bukalah totop botol yang berisi senyawa alkohol; metanol, etanol, n-butanol, s-
butanol, t-butanol, etilenglikol, gliserol dan isopropil alkohol.
b. Cium bau zat tersebut dengan cara menepiskan uapnya dari mulut botol ke arah
hidung.
c. Dilarang mencium langsung ke mulut botol.
a. Buatlah larutan 2,5 gram Na-dikromat dalam 25 ml air suling yang 2,5 ml asam
sulfat pekat.
b. Sediakan 2 tabung reaksi
c. Isi tabung masing-masing dengan larutan yang sudah dibuat sebanyak 5ml
d. Tambahkan masing-masing 1ml n-butano dan t-butanol.
e. Amati perubahan pada tabung masing-masing selama 10 detik, 20 detik, 30 detik,
45 detik, dan 60 detik.
f. Catat hasil reaksinya kemudian bandingkan kecepatan reaksi dari masing-masing
alkohol tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No Pelakuan Hasil percobaan
1. Uji titik didih Penguapan paling cepat
Larutan yang cepat mengering
1. Etanol
2. m-butanol
3. t-butanol
4. n-butanol
4.2 Pembahasan
Titik didih
Pada percobaan titik didih dengan menggunakan kapas yang dibulatkan, besarnya
bulatan tersebut di sesuaikan dengan mulut botol senyawa alkohol kemudian basahi masing-
masing kapas dengan menggunakan senyawa alkohol, etanol, n-butanol, m-butanol dan t-
butanol dengan jalan memiringkan botol dan goreskan kapas-kapas yang telah basah tersebut
pada permukaan kaca arloji, goresannya harus sama luasnya. Kemudian amati manakah yang
lebih dahulu mengering. Ternyata etanol lebih cepat mengering bila dibandingkan dengan
senyawa lainnya, dan urutan larutan yang memiliki titik didih lebih cepat yaitu m-butanol
lebih cepat dari dan t- butanol lebih cepat dari n-butanol.
Hal ini disebabkan karena etanol yang mempunyai rantai atom pendek bila
dibandingkan dengan senyawa yang lainnya. Sehingga apabila diuapkan diudara antara etanol
dengan m-butanol, t-butanol dan n-butanol, maka etanol yang lebih menguap.
Uji bau
Pada percobaan uji bau, oleh senyawa alkohol di antaranya Etanol, metanol,
isopropil alkohol, N-butanol, T-butanol, gliserol dan etilengikol serta kegunaanya. Etanol
mempunyai bau yang sangat menyengat seperti alkohol, pada etanol kegunaanya yaitu
sebagai antiseptic. N-butanol saat uji bau, juga mempunyai bau yang sangat menyengat,
kegunaannya yaitu sebagai pelarut, sebagai perantara dalam sintesis kimia, dan sebagai
bahan bakar. Pada pentanol bau sangat menyengat kegunaan sebagai pelarut dan pada
esterfication misalnya dalam produksi asetat. Selanjutnya pada T-butanol mempunya bau
yang khas dan menyengat, kegunaanya sebagai pelarut, sebagai perantara dalam sintesis
kimia. Pada uji bau gliserol bau nya tidak menyengat kegunaanya yaitu Sebagai pembuatan
sabun dari lemak dan minyak. Yang terakhir pada uji bau etilenglikol senyawa ini tidak
berbau, kegunaanya yaitu sebagai bahan baku tambahan pada pembuatan cat, cairan rem,
solven, alkyl resin, tinta cetak, tinta ballpoint, foam stabilizer, kosmetik, dan bahan anti beku.
Jadi pada uji bau tersebut, setiap senyawa alkohol mempunyai bau/harum serta
kegunaannya yang berbeda-beda.
Kecepatan reaksi dengan HCl (uji lucas)
Pada uji lucas, sampel yang sedang direaksikan dengan reagen lucas berada dalam
tabung reaksi yang disumbat dengan tisu. Hal ini dilakukan agar alkohol tidak menguap
sehingga dapat dilihat perubahannya ketika direaksikan dengan reagen lucas.
Saat percobaan, tidak terjadi perubahan warna yang dihasilkan oleh n-butil , hal ini
sesuai dengan teori bahwa n-butil ( senyawa primer) tidak bereaksi dengan reagen lucas
sehingga menghasilkan warna yang tetap sama seperti semula yaitu berwarna jernih.
Pada percobaan s-butil dengan senyawa x terjadi kesamaan dalam perlakuan yang
sama yaitu terbentuk warna kuning muda pada lapisan permukaan larutan. Sehingga dapat
dipastikan bahwa senyawa x adalah s-butil. Tetapi hasil percobaan kami tidak sesuai dengan
teori yang ada, karena seharusnya di dalam teori menyebutkan bahwa akan terjadi perubahan
warna atau reaksi pada s-butil (senyawa sekunder) apabila dilakukan pemanasan.
Pada percobaan t-butil terjadi perubahan warna, yaitu larutan menjadi berwarna
keruh. Hal ini sesuai dalam teori yang ada bahwa t-butil (senyawa tersier) bereaksi dengan
reagen lucas untuk menghasilkan kekeruhan walaupun tanpa pemanasan.
5.1 Kesimpulan
1. Titik didih
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh beberapa kesimpulan antara lain :
Alkohol merupakan zat tidak berwarna. Bagian hidrokarbon alkohol bersifat hidrofob
sedangkan gugus fungsi hidroksil bersifat hidrofil.Alkohol bersuhu rendah (sampai C3)
adalah cairan encer yang dapat tercampur dengan air dalam segala perbandingan.
Alkohol bersuhu sedang menyerupai minyak. Semakin panjang rantai atom C semakin
rendah kelarutannya dalam air.
3. Viskositas
4. Uji bau
Larutan s-butil (senyawa sekunder) dalam perlakuan yang sama dengan senyawa x akan
menghasilkan perubahan yang sama pula sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa senyawa
x adalah s-butil (Senyawa sekunder). Pada larutan n-butil (senyawa primer) tidak terjadi
reaksi dan perubahan warna. Larutan s-butil dan senyawa x menghasilkan warna kuning
muda pada lapisan permukaan. Sedangkan larutan t-butil terjadi perubahan warna keruh
karena dapat bereaksi dengan reagen lucas.
6. Oksidasi Alkohol dengan Senyawa Dikromat
Percobaan oksidasi alkohol pada senyawa x adalah s-butanol. Karena terdapat lapisan
hitam yang awalnya dipermukaan larutan, kemudian turun ke tengah dan akhirnya bercampur
dengan larutan sehingga menjadi larutan hitam. Oksidasi terjadi pada larutan-larutan orang
yang mengandung ion-ion dikromat direduksi menjadi sebuah larutan hijau yang
mengandung ion-ion kromium (III).
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
KIMIA ORGANIK I
BAB I : ALKOHOL
1. Titik Didih
Etanol n-butanol
t-butanol Gliserol
etilen glikol
3. Viskositas
4. Uji Bau
Langsung dilakukan ketika membuka botol berisi zat yang akan diuji