Sie sind auf Seite 1von 18

Pengaruh Irama Sirkadian dalam Pengaturan Jam Biologis pada Manusia

Mega Julia Thio (102010028)


Shinta Lestariyanti (102010045)
Lodowina Rumaratu (102011092)
Aurellius A. (102012070)
Elisabeth Lidia Gunawan (102012147)
Cesil Raras P. (102012200)
Robert James Lantang (102012283)
Yuviani (102012424)
Fikha Christa Manin (102012439)
Kelompok : F1

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 No.Telp. (021) 5694-2061

Pendahuluan

Tidur merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani dan kelelahan
mental. Dengan tidur semua lelah dapat berkurang dan akan kembali mendapatkan tenaga
serta semangat. Irama yang seiring dengan rotasi bumi, perubahan cahaya disebut sebagai
irama sirkadian. Geophysicist Prancis Jean- Jacques dOrtous de Mairan adalah orang
pertama yang menemukan circadian rhythms pada sebuah eksperimen dengan tanaman pada
tahun 1729. Dua abad kemudian, Dr. Nathaniel Kleitman mempelajari efek circadian rhythms
pada siklus tidur manusia.1 Pusat kontrol irama sirkadian terletak pada bagian anterior
hypothalamus. Dalam keadaan normal, ritme ritme yang diatur oleh SCN biasanya
tersinkronisasi satu sama lain. Tetapi bila rutinitas harian kita berubah, irama sirkadian kita
mungkin tidak akan sejalan. Desinkronisasi internal dapat terjadi pada seseorang yang
terbang melewati beberapa zona waktu, seperti contoh scenario PBL yang diberikan atau
dapat terjadi juga pada seseorang yang mendapat kerja shift malam. Secara umum dipercaya
bahwa seorang yang sehat paling tidak, memiliki irama sirkadian yang secara ketat
berkoordinasi untuk menciptakan hubungan optimal antara berbagai macam organ dan
system fisiologis dan lingkungan dalam waktu-waktu tertentu. Jam biologis yang
bertanggung jawab untuk koordinasi ini terletak di suprachiasmatic nuclei (SCN) dari
hypothalamus dalam otak.2 SCN mengirim sinyal sinyal ke seluruh bagian otak dan pada
oskilator peripheral serta jaringan jaringan tubuh semua terkoordinasi dengan baik. Tujuan
dan harapan penulisan makalah ini adalah agar dapat meningkatkan pemahaman kita
mengenai irama sirkadian dalam tubuh kita, memahami mengenai mekanisme,
neurotransmitter, faktor irama sirkadian itu sendiri, serta perbedaan irama sirkadian pada
bayi, remaja, dan dewasa.

1
Skenario :

Seorang laki-laki datang ke klinik Ukrida dengan keluhan lemas dan lelah. Dari
anamnesa diketahui bahwa laki-laki tersebut bekerja sebagai manager dan baru kembali dari
tugas selama sebulan di new york. Hasil pemeriksaan fisik tidak menujukan adanya kelainan.

Rumusan Masalah :

Seorang laki laki dengan keluhan lemas dan lelah. Hasil pemeriksaan menunjukan
adanya kelainan.

Analisis Masalah :

Lemas dan Lelah baru Struktur yang Neurotransmiter


Kembali dari New York Terlihat
Makroskopik

Mikroskopik

Irama
Sirkadian

Mekanisme Faktor yang Perbedaan Irama


Pengaturan Mempengaruhi Sirkadian Dewasa dan
Irama Sirkadian Bayi

Hipotesis :

Pasien lemas dan lelah setelah kembali dari New York dikarenakan adanya gangguan
irama sirkadian akibat beda waktu / jetlag.

Sasaran Pembelajaran :

1. Memahami mekanisme irama sirkadian


2. Memahami faktor faktor yang mempengaruhi irama sirkadian
3. Memahami perbedaan irama sirkadian pada bayi dan dewasa
4. Memahami struktur makroskopik dan mikroskopik organ yang terkait pada irama
sirkadian

2
Pembahasan

Irama Sirkadian

Irama sirkadian adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pola hidup
(siklus 24 jam) dalam proses fisologis makhluk hidup setiap harinya.Irama sirkadian
dikontrol oleh suprachiasmatic nucleus (SCN) yang merupakan bagian dari hipotalamus.
Irama sirkadian akan mengatur waktu tidur jaga, produksi urin, termoregulasi, sistem
endokrin, dan perubahan tekanan darah.3

Jam biologi berfungsi untuk pengaturan berbagai macam proses fisiologis. Umumnya
irama suatu jam biologis tidak sepenuhnya disebabkan karena petunjuk eksternal (lingkungan
luar), namun juga karena jam internal yang terus berjalan, akan tetapi berdasarkan waktunya
sendiri. Cahaya adalah suatu petunjuk eksternal umum pada irama sirkadian; jalur saraf dari
reseptor reseptor khusus yang terletak di belakang mata, mengantarkan informasi ke SCN
dan memungkinkan SCN merespons perubahan cahaya / kegelapan sekitar yang membuat
otak beradaptasi dengan perubahan yang terjadi (jam manusia tetap sinkron dengan siklus
alamiah panjang siang hari dan malam hari).2

Contohnya aktivitas seseorang biasanya dimulai saat pagi hari dan saat matahari
sudah bersinar, yang menunjukkan bahwa cahaya merupakan petunjuk eksternal yang
penting. Namun jika seseorang tersebut ditempatkan dalam sebuah ruangan yang terus
menerus diterangi atau terus menerus gelap, irama aktivitasnya akan terus berlangsung,
namun durasi aktivitasnya sedikit lebih lambat sehingga tidak sinkron dengan dunia luar
setiap hari. Pertanda di dalam tubuh untuk irama sirkadian adalah sekresi melatonin dan
temperatur inti tubuh.3

Melatonin didalam tubuh juga mengatur irama sirkadian, sehingga kita tidur pada
malam hari dan bangun pada pagi hari. Melatonin dilepaskan oleh kelenjar pineal yang
terletak dibagian dalam otak. Cahaya akan melambatkan produksi melatonin, sehingga
disuatu hari yang cerah kita sering merasa energik dan semangat, dibandingkan saat cuaca
mendung lebih membuat kita mengantuk.2

Pusat Irama Sirkadian

Irama sirkadian dikontrol oleh bagian otak hipotalamus, yaitu suprachiasmatic


nucleus (SCN). Hipotalamus merupakan bagian kecil dari otak. Namun hipotalamus
memegang peran yang penting karena mengendalikan sejumlah besar fungsi tubuh.
Hipotalamus terletak tepat dibawah thalamus dan dibatasi oleh sulcus hipotalamus.
Hipotalamus berlokasi di dasar diensefalon, sebagian di dinding lateral ventrikel III dan
dibelakang kiasma optikum.4

Fungsi utama hipotalamus antara lain sebagai pusat intregrasi susunan saraf otonom,
regulasi temperature, kontrol dari asupan makanan dan air, lapar dan haus, kontrol siklus
tidur jaga (ritme sirkadian), respon tingkah laku terhadap emosi, pengaturan endokrin, dan

3
respon seksual. Sedangkan suprachiasmatic nucleus (SCN) terletak dibagian anterior
hipotalamus. SCN terletak superior nervus opticus.4 Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada
Gambar 1. Letak hipotalamus dan SCN.

Gambar 1. Letak Hipotalamus dan SCN

Mekanisme irama sirkadian

Manusia memperlihatkan semua jenis perilaku ritmik yang diulang secara teratur yang
berada dalam suatu irama sirkadian. Irama sirkadian ini dapat berlangsung karena terdapat
suatu komponen interna yang kuat yang disebut sebagai jam biologis. Manusia memiliki jam
biologis yang merupakan sepasang struktur nukleus suprakiamastik (Supra Chiasmaticum
Nuclei = SCN). Nukleus ini terdiri dari sekelompok badan sel saraf di hipotalamus, di atas
kiasma optikum.5

Fungsi jam biologis merupakan sebagai pengaturan berbagai macam proses fisiologis,
seperti pembebasan hormon, rasa lapar, peningkatan sensitivitas terhadap stimulus eksternal
yang memotivasi perilaku yang berirama spesifik.5

Irama sirkadian juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. Umumnya irama sirkadian
suatu jam bilogis tidak sama dengan kondisi lingkungan, untuk mempertahakan siklus
tersebut agar sesuai dengan lingkungan luar, maka dibutuhkan petunjuk waktu. Salah satu
petunjuk waktu yang oaling umum ialah cahaya. Informasi visual yang diterima oleh SCN
melalui saraf sensoris pada mata, memungkinkan jam biologis interna tubuh dapat sikron
dengan faktor siang dan malam hari. Terdapat suatu sistem yang juga sangat membantu tubuh

4
dalam menjaga irama sirkadian tubuh sesuai siklus terang-gelap yaitu melatonin. Melatonin
merupakan hormone yang dikeluarkan oleh kelenjar pineal.5,6

Irama sirkadian dapat ditandai dengan adanya siklus berulang kadar hormon yang
teratur yang bersiklus satu kali 24 jam. Irama sirkadian disebabkan oleh karena adanya
osilator endogen. Sebagai contoh, sekresi kortikol meningkat pada malam hari, mencapai
puncaknya pada pagi sebelum terjaga, kemudian turun lagi sepanjang hari sampai titik
terendah menjelang tidur malam. Irama dan sinkronisasi irama sirkadian tidak dapat
dilakukan oleh kelenjar endokrin itu sendiri, melainkan karena adanya perubahan titik
patokan kelenjar-kelenjar tersebut oleh susunan saraf pusat.6

Peran protein jam

Mekanisme molekular yang berdasari tejadinya osilasi sirkadian SCN. Gen-gen


spesifik dalam neuron SCN yang aktif sendiri yang memicu serangkaian proses yang
menyebabkan terbentuknya sautu protein jam di sitosol yang mengelilingi nukleus. Seringin
dengan berjalannya hari, protein ini terus menumpuk. Akhirnya protein ini kemudian dibawa
ke dalam nukleus, pada saat inilah protein-protein tersebut menghambat proses genetik yang
menghambat produksi protein jam tersebut. Kadar protein tersebut kemudian akan menurun
karena diurai didalam nukleus sehingga pengaruh inhibitorik perangkat genetik protein jam
berkurang. Karena tidak dihambat lagi maka gen akan kembali aktif menghasilkan protein
jam dan siklus seperti ini akan terus kembali berulang. Masing-masing siklus berlangsung
selama 1 hari. Kadar-kadar protein jam yang berfluktuasi menyebabkan perubahan pada
sinyal yang keluar dari SCN, yang pada gilirannya perubahan pada organ-organ reseptor
sepanjang hari. Dengan ini maka pengaturan waktu interna adalah suatu mekanisme yang
otomatis yang inheren dalam susunan genetic neuron SCN.6

Sinkronisasi jam biologis dengan jam lingkungan

Jam biologis melakukan siklus dalam jangka waktu yang lebih lambat dari jam
lingkungan yaitu sekitar 24 jam. Siklus ini umumnya konsisten pada seseorang namun
berbeda dengan orang lainnya. Jika jam biologis ini tidak secara terus menerus mengikuti
dunia luar maka irama sirkadian tubuh tidak akan dapat bersinkronisasi dengan siklus gelap

5
dan siklus terang. Maka dari itu, SCN harus kembali diatur ulang setiap hari, sehingga kedua
siklus ini berjalan sinkron satu sama lain. Sinkronnya siklus inherens dengan siklus terang-
gelap tersebut sangat dipengaruhi oleh hormone melatonin. SCN bekerjasama dengan
kelenjar pineal serta hormone melatonin yang dihasilkannya.6

Petunjuk lingkungan yang paling utama yang digunakan ialah perubahan intensitas
sinar yang terjadi setiap hari. Terdapat suatu fotoresptor khusus pada retina yang menangkap
sinyal dan menyalurkannya pada SCN. Protein melanopsin terdapat pada sel ganglion retina
khusus merupakan reseptor cahaya yang menjaga tubuh tetap sinkron dengan waktu
eksternal. Sel ganglion retina khusus hanya terselip sekitar 1-2% dari sel ganglion retina
lainnya, sel ini akan membentuk sistem deteksi sinar yang independen dan akan merespon
terhadap tingkat pencahayaan. Sel ganglion retina pendeteksi cahaya, yang mengandung
melanopsin ini akan menciptakan suatu impuls saraf yang berjalan melalui traktus
retinohipotalamikus ke SCN.

Traktus retinohipothalamikus ini bersinaps dalam nukleus suprakhiasmatik (SCN)


pada hipotalamus. Dari SCN impul saraf akan memasuki formasio reticularis dan kemudian
ke bawah ke neuron preganglionik simpatik di medulla spinalis mencapai supra ganglion
cervicalis lalu impuls berjalanan kembali melalui neuron postganglionik ke kelenjar pineal.
SCN menyampaikan status pencahayaan yang diterima ke kelenjar pineal sehingga kelenjar
pineal akan mengatur pensekresian melatonin. Menanggapi impuls cahaya memicu
penurunan sekresi melatonin dari kelenjar pineal. Dengan tidak adanya cahaya, impuls
saraf dari mata menurun, dan sekresi melatonin akan meningkat. Seperti inilah mekanisme
irama sirkadian dalam waktu 24 jam yang mencakup kegiatan siklus SCN sehingga dapat
melepaskan melatonin.5-7

Sekresi melatonin

Sekresi melatonin adalah bagian dari koordinasi irama sirkadian, yangpola


aktivitas berulang yang terkait dengan siklus lingkungan dari siang dan malam. Hormon
melatonin sendiri ialah hormon kegelapan. Sekresi melatonin meningkat sampai 10 kali lipat
pada malam hari dan berada dalam kadar rendah selama siang hari. Dalam kelenjar pineal
terdapat sel-sel glia dan sel pinealosit yang memiliki fungsi sekresi. Melatonin di sintesis oleh
serotonin yang terdapat dalam sel pinealosit dalam kelenjar pineal tersebut. Adanya naik-

6
turun atau fluktuasi dari sekresi melatonin ini kemuadian membantu dalam menyamakan
irama biologis tubuh dengan sinyal siang-malam eksternal.8

Irama sirkadian dapat terganggu dengan adanya perubahan jam tidur seperti jam kerja
pada malam hari. Adanya perubahan atau gangguan pada irama sirkadian ini dapat
menyebabkan pekerja tersebut memiliki resiko yang lebih tinggi menderita gangguan
reproduksi, gastrointestinal, dan jantung. Hal ini terjadi karena jam biologis dalam tubuh
tidak dapat atau gagal bersinkronisasi dengan lingkungan luar.

Gangguan Irama Sirkadian6

1. Tipe fase tidur terlambat (delayed sleep phase type) yaitu ditandai oleh waktu tidur dan
terjaga lebih lambat yang diinginkan. Gangguan ini sering ditemukan dewasa muda, anak
sekolah atau pekerja sosial. Orang - orang tersebut sering tertidur (kesulitan jatuh tidur)
dan mengantuk pada siang hari (insomnia sekunder).
2. Tipe Jet lag ialah menangantuk dan terjaga pada waktu yang tidak tepat menurut jam
setempat, hal ini terjadi setelah berpergian melewati lebihdari satu zone waktu.
Gambaran tidur menunjukkan sleep latensnya panjang dengan tidur yang terputus-putus.
3. Tipe pergeseran kerja (shift work type). Pergeseran kerja terjadi pada orang yang secara
teratur dan cepat mengubah jadwal kerja sehingga akan mempengaruhi jadwal tidur.
Gejala ini sering timbul bersama-sama dengan gangguan somatik seperti ulkus peptikum.
Gambarannya berupa pola irreguler atau mungkin pola tidur normal dengan onset tidur
fase REM.
4. Tipe fase terlalu cepat tidur (advanced sleep phase syndrome).Tipe ini sangat jarang,
lebih sering ditemukan pada pasien usia lanjut,dimana onset tidur pada pukul 6-8 malam
dan terbangun antara pukul 1-3 pagi. Walaupun pasien ini merasa cukup ubtuk waktu
tidurnya. Gambaran tidur tampak normal tetapi penempatan jadwal irama tidur sirkadian
yang tdk sesuai.
5. Tipe bangun-tidur beraturan
6. Tipe tidak tidur-bangun dalam 24 jam.

Keadaan jaga atau bangun sangat dipengaruhi oleh sistim ARAS (Ascending
Reticulary Activity System).Bila aktifitas ARAS ini meningkat orang tersebut dalam keadaan

7
tidur. Aktifitas ARAS menurun, orang tersebut akan dalam keadaan tidur. Aktifitas ARAS ini
sangat dipengaruhi oleh aktifitas neurotransmiter seperti sistem serotoninergik,
noradrenergik, kholonergik, histaminergik.
Sistem serotonergik
Hasil serotonergik sangat dipengaruhi oleh hasil metabolisma asam amino trypthopan.
Dengan bertambahnya jumlah tryptopan, maka jumlah serotonin yang terbentuk juga
meningkat akan menyebabkan keadaan mengantuk/tidur. Bila serotonin dari tryptopan
terhambat pembentukannya, maka terjadikeadaan tidak bisa tidur/jaga.Menurut
beberapa peneliti lokasi yang terbanyak sistem serotogenik ini terletak pada nukleus
raphe dorsalis di batang otak, yang mana terdapat hubungan aktifitas serotonis
dinukleus raphe dorsalis dengan tidur REM.
Sistem Adrenergik
Neuron-neuron yang terbanyak mengandung norepineprin terletak di badan sel
nukleus cereleus di batang otak.Kerusakan sel neuron pada lokus cereleus sangat
mempengaruhi penurunan atau hilangnya REM tidur.

Obat-obatan yang mempengaruhi peningkatan aktifitas neuron noradrenergik akan


menyebabkan penurunan yang jelas pada tidur REM dan peningkatan keadaan jaga.

Sistem Kholinergik
Sitaram et al (1976) membuktikan dengan pemberian prostigimin intra vena dapat
mempengaruhi episode tidur REM. Stimulasi jalur kholihergik ini, mengakibatkan
aktifitas gambaran EEG seperti dalam keadaan jaga.Gangguan aktifitas kholinergik
sentral yang berhubungan dengan perubahan tidur ini terlihat pada orang depresi,
sehingga terjadi pemendekan latensi tidur REM. Pada obat antikolinergik
(scopolamine) yang menghambat pengeluaran kholinergik dari lokus sereleus maka
tamapk gangguan pada fase awal dan penurunan REM.
Sistem histaminergik
Pengaruh histamin sangat sedikit mempengaruhi tidur
Sistem hormon
Pengaruh hormon terhadap siklus tidur dipengaruhi oleh beberapa hormon seperti
ACTH, GH, TSH, dan LH.Hormon hormon ini masing-masing disekresi secara teratur
oleh kelenjar pituitary anterior melalui hipotalamus patway.Sistem ini secara teratur

8
mempengaruhi pengeluaran neurotransmiter norepinefrin, dopamin, serotonin yang
bertugas menagtur mekanisme tidur dan bangun.

Faktor yang Mempengaruhi

Irama sirkadian dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Terdapat faktor eksogen dan
faktor endogen. Contoh faktor eksogen antara lain faktor cahaya (matahari) atau perubahan
cahaya, rotasi bumi pada porosnya, musim, jam, suara suara dilingkungan sekitar,
temperature.Sementara faktor endogen yang berperan dalam pengaturan irama sirkadian
adalah melatonin dan suhu inti tubuh.2

Melatonin merupakan suatu zat kimia yang berperan dalam proses tidur. Melatonin
dihasilkan oleh kelenjar pineal yang terletak di dalam otak. Melatonin dan bagian otak yang
lain memberi sinyal kepada tubuh kapan untuk tidur dan bangun.4

Kadarnya sangat minimal selama pagi dan siang hari, melatonin semakin meningkat
saat hari sudah gelap sampai mencapai puncaknya pada tengah malam, kemudian semakin
berkurang ketika hari mendekati fajar. Hal tersebut diakibatkan karena produksi melatonin
dihambat oleh cahaya dan dirangsang oleh gelap.Siklus suhu tubuh terjadi dibawah kendali
hipothalamus. Peningkatan suhu tubuh terjadi sepanjang siang hari dan penurunannya terjadi
sepanjang malam. Suhu puncak dan penurunannya diperkirakan mencerminkan irama tidur.9

Irama Suhu Tubuh pada Bayi dan Dewasa

Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang di roduksi oleh proses tubuh
dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Pengertian lain dari suhu tubuh adalah
panas yang diproduksi (pengeluaran panas). Perbedaan suhu pada bayi dapat dilihat dengan
jelas, pada saat bayi baru lahir. Pada saat bayi baru lahir, bayi meninggalkan lingkungan yang
hangat, relatif konstan, masuk ke dalam lingkungan yang suhunya berfluktasi cepat,
mekanisme kontrol suhu masih imatur. Bayi baru lahir pengeluaran lebih dari 30% panas
tubuhnya melalui kepala, karena itu perlu menggunakan penutup kepala untuk mencegah
pengeluaran panas. Sedangkan pada orang dewasa, suhu tubuh biasanya paling rendah antara
pukul 1:00 sampai 4:00 dini hari. Sepanjang hari, suhu tubuh naik, sampai sekitar 18:00 dan
kemudian turun seperti pada dini hari.6

9
Perbedaan irama sirkadian dewasa dan bayi6

Tidur gelombang lambat terjadi dalam empat tahap yang masing masing
memperlihatkan gelombang EEG yang semakin pelan dengan amplitudo lebih besar. Pada
permulaan tidur, kita berpindah dari tidur ringan (tidur ayam) stadium 1 menjadi tidur dalam
stadium 4 (tidur gelombang lambat). Kemudian kita akan berbalik melalui stadium stadium
yang sama dalam periode waktu yang sama. Kemudian pada akhir siklus tidur gelombang
lambat terjadi tidur paradoksal, apa itu tidur paradoksal ? tidur paradoksal itu adalah tidur
yang terjadi selama 10 15 menit. Dalam tidur paradoksal ini siklus tidur gelombang lambat
mendadak berubah seperti dalam keadaan terjaga meskipun masih terlelap tidur.

Dalam siklus tidur normal, kita selalu melewati tidur gelombang lambat sebelum
masuk ketidur paradoksal. Secara rerata, tidur paradoksal menempati 20% dari waktu tidur
total pada masa remaja dan sebagian besar masa dewasa. Bayi menghabiskan waktu jauh
lebih banyak pada tidur paradoksal. Sebaliknya, pada usia lanjut tidur paradoksal dan tidur
gelombang lambat stadium 4 berkurang. Orang yang memerlukan waktu tidur total lebih
singkat dari pada normal lebih banyak menghabiskan waktu tidurnya dalam tidur paradoksal
dan tidur gelombang lambat stadium 4, dan lebih sedikit dalam tidur gelombang lambat
stadium stadium awal.

Struktur Makroskopis Sistem Saraf Pusat

Hypothalamus
Hypothalamus terletak disisi inferior thalamus dan membentuk dasarserta bagian bawah
sisi dinding ventrikel ketiga.
a. Struktur :10
1. Bagian inferior hiotalamus adalah terdiri dari substansia abu-abu yang
menyelbungi chiasma optic yang merupakan persilangan pada saraf optic
2. Bagian tengah hipotalamus terdiri dari infundibulum (batang kelenjar hipofisis
posterior tempat melekatnya kelenjar hipofisis
b. Fungsi :10
1. Tekanan darah arterial dan denyut jantung
2. Suhu tubuh, keseimbangan air dan elektrolit tubuh.
3. Rasa lapar dan berat badan serta sexual behavior

10
4. Regulasi temperatur tubuh, haus, lapar, sexual behavior, afektif behavior dan
reaksi defensive
5. Ritme tubuh (tidur-bangun)
6. Nyeri, stresful dan emosi,
7. Pernapasan, pengeluaran urine, dan penyerapan makanan.
8. Pusat integrasi sistem saraf dan sistem endokrin
9. Dalam keadaan stres, keseimbangan normal terganggu, hipotalamus
memperbaiki ketidakseimbangan tersebut.

Struktur Mikroskopis Jaringan Saraf


Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung
membentuksuatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun
dari badan sel,dendrit, dan akson.11
a. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf.Badan sel berfungsi
untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan
sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom,
dan badan nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat
transportasi sintesis protein.
b. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang.Dendrit merupakan
perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan
rangsangan kebadan sel.
c. Akson
Akson merupakan prosesus tunggal.Akson disebut neurit.Neurit adalah serabut sel
saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit
terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.Neurofibril dibungkus oleh
beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi
untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel-
sel sachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan
untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut
neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan.Bagian neurit ada yang tidak

11
dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi
mempercepat jalannya rangsangan.11

Gambar 2. Struktur Sel Saraf


Sumber : www.google.com

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan strukturdan fungsinya, yaitu:
Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari
reseptor yaitu alat indera.
Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke
efektor
yaitu otot dan kelenjar.Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dariotak dan
sumsum tulang belakang.
Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu
dengan sel saraf lainnya. Sel sarafini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulang
belakang.Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dansel saraf motorik.11

Saraf yang satu dengan saraf lainnya saling berhubungan.Hubungan antara saraf
tersebut disebut sinapsis. Sinapsis initerletak antara dendrit dan neurit. Bentuk sinapsis
seperti benjolan dengan kantung-kantung yang berisi zat kimia seperti asetilkolin (Ach) dan
enzim kolinesterase.Zat-zat tersebut berperan dalam mentransfer impuls pada sinapsis.

Sel Glia

Sel neuroglia adalah sel penunjang tambahan pada SSP yang berfungsi sebagai jaringan
ikat. Tidak seperti neuron, sel glia dapat menjalani mitosis selama rentang kehidupannya dan
bertanggungjawab atas terjadinya tumor sistem saraf.11

1. Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus panjang,
sebagian besar melekat pada dinding kapiler darah melalui pedikel atau kaki

12
vaskular. Sel ini memberikan penopang struktural dan mengatur transport materi di
antara darah dan neuron. Kaki vascular berkontribusi terhadap barler darah otak atau
tingkat kesulitan makromolekul tertentu pada plasma darah untuk masuk jaringan
otak. Astrosit fibrosa terletak di substansi putih otak dan medulla spinalis; astrosit
protoplasma ditemukan pada substansi abu-abu.
2. Oligodendroglia (oligodendrosit) mempunyai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan
jumlah prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek. Oligondendosit dalam SSP analog
dengan sel Schwann pada saraf perifer. Bagian ini membentuk lapisan mielin untuk
melapisi akson dalam SSP.
3. Mikroglia ditemukan di dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya memiliki
peran fagositik. Sel glia berukuran kecil dan prosesusnya lebih sedikit dari jenis sel
glia lain.
4. Sel ependimal membentuk membran epithelial yang melapisi rongga cerebral (otak)
dan rongga medulla spinalis.11

Gambar 3. Sel Glia http://vanat.cvm.umn.edu/neurHistAtls/pages/images/Glia1.gif

Neurotransmitter

A. Asetilkolin (ACh) dilepas oleh neuron motoric yang berakhir di otot rangka
(sambungan neuromuskular). Ach juga dilepas oleh neuron parasimpatis dalam SSO
dan oleh Neuron tertentu di otak.

13
1) Sebagian besar Ach disintesis dari kolin dan koenzim asetil A dalam badan
neuron motoric; kemudian ditranspor ke terminal akson dan disimpan dalam
vesikel sinaptik.
2) Setelah dilepas : Ach dipecah oleh enzim asetikolinesterase menjadi asetat
dan kolin. Kolin kemudian ditarik terminal akson dan disiklusulangkan.
3) Asetilkolinesterase, seperti esterin dan prostigmin, dipakai secara terapeutik
pada kasus miastenia gravis, penyakiy yang ditandai dengan melemahnya
otot karena penurunan daya respons sel sel otot rangka terhadap Ach.
B. Katekolamin meliputi norepinefrin (NE), epinefrin (E), dan dopamine (DA).
Katekolamin mengandung nucleus katekol dan merupakan derivate dari asam amino
tirosin.
1) Katekolamin digolongkan sebagai monoamina karena memiliki satu gugu
tunggal amina.
2) Ketiganya merupakan neurotransmitter dalam SSP; NE dan E juga
berfungsi sebagai hormone yang disekresi kelenjar adrenal.
3) katekolamin terinaktivasi setelah pelepasan karena
a) Penyerapan tulang oleh terminal akson
b) Degradasi enzimatik oleh monoamina oksidase (MAO) terjadi pada
ujung neuron presinaptik.
c) Degradasi enzimatik oleh katekolamin-O-metil transferase
(COMT) terjadi pada neuron postsinaptik.
C. Serotonin termasuk monoamina, tetapi tidak mengandung nucleus katekol. Serotonin
merupakan derivate dari asam amino triptofan yang ada dalam SSP dan pada sel sel
tertentu dalam darah dan system pencernaan.
D. Beberapa asam amino, seperti glisin, asam glutamate, asam aspartate, dan asam
aminobutirat gamma, berfungsi sebagai neurontransmiter.
E. Sejumlah neuropeptide, berkisar dari 2 sampai 40 asam amino dalam setiap rantai
panjang, telah diidentifikasi dalam organ tubuh. Senyawa seperti substansi
P,enkefalin, bradikinin, dan kolesistokinin berperan sebagai neurotransmitter asli
atau sebagai neuromodulator untuk mempengaruhi pelepasan, atau respons terhadap,
transmitter actual. Semuanya memiliki efek nonsaraf dan saraf.

Secara umum, neurotransmiter dibentuk diterminal prasinaps akson. Banyak


neurotransmiter mula mula disimpan didalam vesikel sampai kemudian dibebaskan akibat

14
adanya perubahan transiel potensial listrik disepanjang akson. Neurotransmiter berikatan
dengan reseptor di terminal pascasinaps, mencetuskan impuls saraf di neuron
ini.Neurotransmiter banyak digunakan di sistem saraf. Kebanyakan neurotransmiter
disintesis di badan sel dan disalurkan melalui akson ke terminal akson. Karena
neurotransmitter dilepaskan dari neuron prasinaps, transmisi sinaptik biasanya terjadi dalam
satu arah yaitu dari arah neuron prasinaps ke neuron pasca sinaps. Neurotransmiter bekerja
dengan cepat untuk mempengaruhi neuron pascasinaps. Agar berespon terhadap
neurotransmiter tertentu, sel pascasinaps harus memiliki reseptor spesifik untuk
neurotransmiter tersebut di membran selnya.12

Sinaps dan Neurotransmitter

Bila terjadi potensial aksi yang terjadi dari satu saraf ke saraf lainnya makan
pertemuannya disebut sebagai sinaps. Sinaps dikelompokkan menjadi dua yaitu :

1. Prasinaps

Inhibisi prasinaps adalah inhibisi yang belum mencapai sinaps

2. Pascasinaps

Inhibisi pascasinaps adalah inhibisi yang sudah mencapai sinaps. Penjelasannya


adalah di bawah ini .

Ketika ada potensial aksi yang terjadi, potensial aksi ini berjalan disepanjang saraf
dan ia akan mengaktifkan enzim-enzim lain di ujung saraf. Enzimenzimyang aktif tersebut
salah sau fungsinya adalah untuk memecahkan dinding ventrikel. Didalam ventrikel tersebut
ada neurotransmitter yang akan berikatan dengan reseptornya, sehingga menghasilkan
kegiatan listrik. Karena ini merupakan pascasinaps maka dinamakan sebagai porensial
pascasinaps.6

15
Terdapat dua jenis pascasinaps yaitu sinaps inhibitorik dan sinapseksitatotik.

1. Sinaps Eksitatorik

Beberapa neurontransmitter mengeksitasi neuron pascasinaps dan menyebabkan


depolarisasi dan mengakibatkan terbentuknya potensial pascasinaps eksitatorik.10

2. Sinaps Inhibitorik

Neurotransmitter yang menyebabkan peningkatan potensial neuron pascasinaps


bersifat inhibitorik, neurotransmitter ini membuat pascasinapslebih bermuatan
negative akibat penurunan permeabilitas membrane terhadap aliran masuk Na+ dan
meningkatnya permeabilitas membrane terhadap aliran keluar ion K+. Peningkatan
negativitas internal ini disebut hiperpolarisasi dan mengakibatkan terbentuknya
potensial pascasinaps inhibitorik.6,10

Neurotransmiter yang utama dalam mempersyarafi semua fungsi visceral adalah


asetilkolin dan norepinefrin. Semua neuron preganglionik baik simpatik maupu parasimpatik
melepaskan neurotransmitter asetilkolin, namun terdapat perbedaan pada neuron
postganglionic. Ujung postganglionic melepaskan aetilkolin, sedangkan kebanyakan ujung
postganglionic simpatik melepaskan asetilkolin, sedangkan ujung postganglion simpatik
melepaskan norepinefrin.

Jenis jenis neuron berdasarkan polaritasnya :

1. Neuron Unipolar
Hanya mempunyai satu cabang pada badan sel sarafnya. selanjutnya cabang akan
terbelah dua sehingga bentuk dari neuron unipolar akan menyerupai huruf T.
Satu sebagai dendrit, sementara yang lain sebagai akson.
Neuron unipolar pada umumnya merupakan neuron sensory

2. Neuron Bipolar
Mempunyai dua cabang pada badan sel sarafnya di sisi yang saling berlawanan.
Satu berperan sebagai dendrit, sementara yang lain berperan sebagai akson.
Sel saraf neuron bipolar mempunyai bentuk yang agak lonjong/elips
Neuron bipolar pada umumnya merupakan neuron intermediet

16
3. Neuron Multipolar
Jenis sel saraf yang paling umum dan paling banyak ditemui.
Dendrit lebih dari satu, namun hanya memiliki sebuah akson, berbentuk multigonal.
Pada umumnya berfungsi sebagai motoneuron lain dari tubuh, seperti otot, kulit,
ataupun kelenjar.11

Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:


1. Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2. Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3. Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam
systemsaraf pusat.11

Sistem Saraf pusat terdiri atas otak dan medula spinalis.Otak adalah bagian susunan
saraf pusat yang terletak didalam cavum cranii. Otak terbentuk dari dua jenis sel: glia dan
neuron.11

Penutup

Semua sistem saraf harus bekerja sama untuk melaksanakan tugasnya masing-masing.
Semua yang terjadi di sistem saraf pusat karena terkoordinasi dengan baik oleh
Hypothalamus.Irama sirkadian menentukan pola aktivitas kita yang berperan sebagai jam
biologis tubuh dan dikontrol oleh SCN. Irama sirkadian dipengaruhi oleh faktor eksogen dan
endogen. Namun irama sirkadian juga dapat mengalami gangguan yang disebabkan oleh
kegagalan dalam sinkronisasi. Salah satu contohnya adalah jet lag. Penanganan jet lag
membutuhkan waktu sampai dengan 2 minggu dan sinkronisasi ulang oleh tubuh saat zona
waktu utama telah dilalui.

17
Daftar Pustaka

1. Westfall, Richard S. "Mairan, Jean-Jacques d'Ortous de".The Galileo Project. Rice


University.
2. Wade C, Tavris C. Psikologi. Jakarta: Erlangga. Edisi 9.h: 153-4
3. Brooker C. Ensiklopedia keperawatan. Jakarta: EGC Medical Publisher; 2009.h.48-9
4. Harrison. Prinsip prinsip ilmu penyakit dalam. Jakarta: EGC. Edisi 13.h.193-8
5. Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. Biologi. Edisi ke 5. Jakarta: Erlangga,
2004.h.221-3.
6. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2001.h.90-9.
7. Shier D, Butler J, Lewis R. Human anatomy and physiology. 9th Ed.USA: The
McGraw-Hill Companies; 2001.p. 533-4.
8. Barrett KE, BarmanSM, Boitano S, Brooks HL. Ganong's Review of Medical
Physiology. 23th Ed.USA : The McGraw-Hill Companies, 2010.
9. Anies. Electrinical sensitivity. Jakarta: PT Elex Media Komputindo; 2005.h.69

10. Sloane E. Sistem Saraf. Anatomi dan fisiologi untuk pemula.


Yogyakarta:EGC;2004.h.171.
11. Tambayong J. Histologi dasar: teks dan atlas. Terjemahan. Junqueira LC, Carneiro J.
Basic histology: text and atlas. Edisi 10. Jakarta: EGC; 2007. 155-8.
12. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Ed 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2009.h.210.

18

Das könnte Ihnen auch gefallen