Sie sind auf Seite 1von 13

Home ADMEN BAB 2 DOWNLOAD SOP SOP pemeliharaan sarana gedung / ruangan

SOP pemeliharaan sarana gedung / ruangan


Tyanstory 07:57 1 Comment ADMEN, BAB 2, DOWNLOAD SOP
Ini adalah SOP tentang bagaimana upaya puskesmas untuk melakukan pemeliharaan terhadap
sarana yang ada, khususnya adalah sarana gedung. Ruang tunggu dan perlengkapan ruangan.

Pengertian

1. Pemeliharaan sarana/gedung adalah :

2. Usaha mempertahankan kondisi bangunan agar tetap berfungsi sebagaimana mestinya


atau dalam usaha meningkatkan wujud bangunan, serta menjaga terhadap pengaruh yang
merusak,

3. Upaya untuk menghindari kerusakan komponen/elemen bangunan akibat

keusangan/kelusuhan sebelum umurnya berakhir,


Sangat diperlukan untuk memperpanjang umur dan kegunaan bangunan, serta
mempertahankan nilai kegunaan dari gedung tersebut.

Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemeliharaan sarana (gedung).

Kebijakan
Surat Keputusan Kepala Puskesmas No ......... Tahun ......... Tentang Penangung Jawab
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana di Lingkungan UPT Puskesmas Sukasari.

Referensi
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.

Langkah-langkah

1. Petugas mempersiapkan ceklist pemantauan pemeliharaan sarana/gedung yang telah


tersedia,

2. Petugas memulai pemantauan sarana/gedung sesuai dengan daftar kegiatan yang ada di
checklist

3. Petugas memantau sarana/gedung Puskesmas apakah dalam kondisi baik atau tidak di
setiap ruangan yang ada di Puskesmas,

4. Petugas memantau apakah sarana/gedung berfungsi dengan baik atau tidak,


5. Petugas melaporkan hasil pemantauan pemeliharaan sarana/gedung kepada Kepala
Puskesmas,

6. Jika dalam pemeriksaan terdapat kerusakan maka dilaporkan ke unit administrasi untuk
diajukan anggaran perbaikan, atau diajukan di perencanaan anggaran.

7. Petugas mendokumentasikan hasil pemantauan pemeliharaan sarana/gedung Puskesmas,

8. Petugas melakukan pemantauan pemeliharaan sarana/gedung Puskesmas setiap satu


bulan sekali,

9. Petugas membuat rencana tindak lanjut.

Home BAB 7 DOWNLOAD SOP SOP Gizi Bab 7 Tentang Konseling / Kegiatan
Konsultasi Gizi bagi Pasien

SOP Gizi Bab 7 Tentang Konseling /


Kegiatan Konsultasi Gizi bagi Pasien
Tyanstory 08:18 Add Comment BAB 7, DOWNLOAD SOP
Pengertian
Konseling gizi adalah kegiatan konsultasi gizi dengan pasien Puskesmas yang mempunyai
masalah gizi untuk memecahkan masalah gizi yang ada.

Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah petugas dalam melakukan konseling gizi di
Puskesmas.

Kebijakan
Surat Keputusan Kepala Puskesmas no ......... tahun ......... tentang standar operasional prosedur
UPT Puskesmas Sukasari.

Referensi
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat,
Pedoman Pelaksanaan Pojok Gizi (POZI) Di Puskesmas. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI,1997.

Langkah-langkah

1. Petugas gizi menyiapkan alat konseling gizi,


2. Petugas gizi menerima rujukan dari Klinik BP Umum, KIA, Klinik MTBM/MTBS yang
mengalami masalah gizi atau P

3. pasien rujukan dari posyandu maupun mandiri yang mendaftar di loket dengan masalah
gizi,

4. Petugas gizi membaca dan mencatat hasil pemeriksaan BP dari catatan medik pasien di
buku register, kemudian menganamnesa masalah gizi dan menentukan terapi diit,

5. Petugas gizi melakukan konseling gizi,

6. Petuga gizi mengevaluasi edukasi gizi kepada pasien,

7. Petugas gizi menentukan tindak lanjut kunjungan ulang kepada pasien.

SOP Pemantauan / Monitoring Penggunaan


APD bagi Petugas Bab 8
Tyanstory 20:41 Add Comment BAB 8, DOWNLOAD SOP
Pemantauan Penggunaan APD sangat penting jadi harus dilaksanakan berkala, berikut ini adala
SOP contoh :

Pengertian
Pemantauan penggunaan alat pelindung diri bagi petugas laboratorium adalah pemantauan yang
dilakukan oleh tim mutu Puskesmas terhadap petugas laborat dalam pemakaian penggunaan alat
pelindung diri dan sarana serta prasarana yang dikenakan saat bekerja di laborat agar terhindar
dari kecelakaan kerja dan paparan penyakit yang ditimbulkan di laboratorium.

Tujuan
style="white-space: pre;">
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memantau pemakaian alat pelindung diri bagi
petugas laboratorium yang bertujuan agar melindungi kesehatan dan keselamatan petugas
laboratorium itu sendiri.

Kebijakan
Surat keputusan Kepala Puskesmas No .... Tahun ......... Tentang Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja UPT Puskesmas Sukamiskin.

Referensi

1. Buku Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Puskesmas,


2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 37 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Laboratorium
Puskesmas,

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.

Langkah-langkah

1. Petugas laboratorium harus menggunakan alat pelindung diri dalam bekerja di


laboratorium,

2. Petugas laboratorium harus memperlakukan semua sampel sebagai bahan yang beresiko
tinggi dan memperlakukan sampel sesuai standar operasional prosedur,

3. Alat pelindung diri bagi petugas laboratorium diantaranya adalah pemakaian masker, jas
laboratorium, handscoen, sepatu tertutup,

4. Tim mutu memantau setiap hari apakah petugas laborat sudah memakai alat pelindung
diri dalam bekerja di laboratorium,

5. Tim mutu mencatat dan memberikan penilaian hasil pemantauan pemakaian alat
pelindung diri,

6. Tim mutu mengevaluasi hasil pemantauan pemakaian alat pelindung diri melalui rapat
monitoring,

7. Tim mutu memberikan hasil evaluasi kepada Kepala Puskesmas untuk ditindak lanjuti,

8. Kepala Puskesmas berhak mamberikan teguran atau binaan kepada petugas laboratorium
apabila terdapat pelanggaran terhadap pemakaian APD di laboratorium,

Home BAB 7 DOWNLOAD SOP SOP tentang Informed Consent bagi pasien di
Puskesmas Bab 7

SOP tentang Informed Consent bagi pasien


di Puskesmas Bab 7
Tyanstory 07:25 Add Comment BAB 7, DOWNLOAD SOP
Satu lagi referensi di BAB 7 akreditasi puskesmas yaiu SOP mengenai informed consent bagi
pasien, setidaknya ini harus anda lakukan karena dalam hal pelayanan kesehatan yang satu ini
memang sangat penting untuk perlindungan hukum bagi petugas kesehatan.
Pengertian
Informed consent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat atas dasar
penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut serta resiko
yang mungkin terjadi.

Tujuan
Sebagai acuan
penerapan langkah-langkah untuk :
Melindungi pasien secara hukum dari segala tindakan medis yang dilakukan tanpa
sepengetahuannya,
Memberikan perlindungan hukum terhadap pelaksana tindakan medis dari tuntutan-tuntutan
pihak pasien yang tidak wajar serta akibat tindakan medis yang tidak terduga dan bersifat
negatif.

Kebijakan
Surat Keputusan Kepala Puskesmas No ....... Tahun ....... Tentang Pemberlakuan Standart
Operasional Prosedur UPT Puskesmas Sukamundur

Referensi
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/MENKES/PER/III/ 2008,
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.

Langkah-langkah

Petugas menjelaskan pengertian, prosedur, tindakan yang akan dilakukan pada pasien,

Petugas memberikan kesempatan pasien untuk bertanya tentang prosedur yang akan
dilakukan,

Petugas memberikan lembar Informed Consent kepada pasien untuk dibaca secara teliti
lembar Informed Consent tindakan yang akan dilakukan,

Pasien diberi kesempatan untuk memberikan keputusan setuju atau tidak prosedur yang
akan dilakukan,

Pasien mengisi Informed Consent dengan cara melingkari persetujuan apabila setuju
dilakukan tindakan atau melingkari penolakan apabila tidak bersedia/menolak dilakukan
tindakan,

Pasien memberikan tanda tangan pada blangko Informed Consent bersama saksi dari
keluarga ( untuk pasien dibawah usia 18 tahun inform consent ditanda tangani oleh orang
tua/keluarga)

Petugas memberikan tanda tangan pada lembar Informed Consent,


Petugas menyimpan hasil lembar Informed Consent dalam rekam medis pasien,

Petugas melaksanakan prosedur selanjutnya.

Unit Terkait
BP Umum
BP Gigi
MTBS
KIA/KB
Klinik IMS
Laboratorium

Referensi sop UKP Bab 8 Tentang


Pengelolaan terhadap bahan beracun dan
berbahaya.
Tyanstory 08:24 Add Comment BAB 8, DOWNLOAD SOP

Ada lagi referensi untuk Bab 8 yaitu masih berkutat di keselamatan pasien, yaitu tentang referensi SOP
Pengelolaan bahan beracun dan berbahaya. Kebanyakan Puskesmas kesulitan dalam menerapkan
manajemen bahan berbahaya ini. Maka dari itu perlu disusun SOP yang jelas untuk mengatasi maslaah
ini. Monggo silahkan di copas jika mungkin bisa dipakai di daerah saudara SOP di bawah ini.

Judul

SOP Pengelolaan bahan Berbahaya dan Beracun di Puskesmas

Pengertian

Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun di laboratorium adalah pengelolaan bahan berbahaya dan
beracun baik yang berasal dari proses produksi (limbah) ataupun yang bukan berasal dari proses
produksi di laborat misalnya seperti pada kegiatan pemeliharaan alat, pencucian ataupun dari reagen
kimia yang dibutuhkan untuk suatu pemeriksaan di laborat.

Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengelola bahan berbahaya dan beracun secara benar
sehingga terhindar dari bahaya kecelakaan kerja, gangguan kesehatan dan pencemaran lingkungan.

Kebijakan
Surat keputusan Kepala Puskesmas No ........ Tahun ....... Tentang Penanganan Dan Pengelolaan Bahan
Berbahaya UPT Puskesmas Jabar.

Referensi

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat,

Buku Pedoman Laboratorium Puskesmas.

Langkah-langkah

Petugas laboratorium harus menggunakan alat pelindung diri dalam mengelola bahan berbahaya dan
beracun,

Alat pelindung diri bagi petugas laboratorium diantaranya adalah pemakaian masker, jas laboratorium,
handscoon, tutup kepala, kacamata google,

Petugas membuang dan menangani limbah berbahaya secara benar sesuai SOP penanganan limbah,

Bahan berbahaya dan beracun seperti reagen disimpan menurut jenisnya,

petugas laborat menyimpan reagen dan bahan berbahaya dengan mengelompokkan sesuai jenis dan
sifat antara lain :

Bahan yang mudah terbakar :

yaitu bahan padat, cair, uap yang mudah menyala dan terbakar secara cepat bila terpapar sumber
cahaya contoh methanol gas hidrogen, ethanol. Bahan mudah terbakar meski tidak terpapar sumber
nyala tapi bisa terbakar karena tekanan, perubahan panas. Penyimpanan bahan yang bersifat mudah
terbakar disendirikan dalam ruangan yang sejuk, sirkulasi udara lancar, jauh dari sumber panas,
dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran dan kartu kontrol suhu.

Bahan explosive : penyimpanan bahan mudah meledak di ruangan yang sejuk, sirkulasi udara lancar, jauh
dari sumber panas, dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran dan kartu kontrol suhu.

Bahan corrosive :

yaitu bahan padat, cair yang bersifat korosif atau yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan seperti
mata, saluran pernafasan dan kulit, harus disimpan di tempat sejuk dan ada sirkulasi udara yang cukup
untuk mencegah pengumpulan uap. Dinding dan lantai tahan korosi. Contoh reagen : CH3COOH, HCL,
HNO3, FENOL, NAOH pekat.

Bahan toxic/beracun :

yaitu bahan yang dapat menyebabkan bahaya kesehatan atau kematian bila terserap dalam tubuh bila
tertelan, terhirup dan kontak kulit, contoh bahan yang bersifat toksik: MERC*R*

Penyimpanan bahan yang bersifat toksik disendirikan dalam ruangan khusus yang bersikulasi udara
dengan baik.

Home BAB 8 DOWNLOAD SOP Referensi SOP Unit UKP Bab 8 : Pelaporan Program
Keselamatan Pasien

Referensi SOP Unit UKP Bab 8 : Pelaporan


Program Keselamatan Pasien
Tyanstory 08:12 Add Comment BAB 8, DOWNLOAD SOP
Kali ini masih berhubungan dengan SOP mengenai keselamatan pasien, yaitu tepatnya mengenai
program pelaporan keselamatan pasien. Khususnya di bagian laboratorium. Ini merupakan
bagian dari Bab 8, silahkan dikembangkan sendiri sesuai kebutuhan. terima kasih

Pengertian
Pelaporan program keselamatan pasien adalah pelaporan upaya untuk mengurangi dan mencegah
kejadian yang tidak diharapkan yang mengancam keselamatan pasien akibat melakukan tindakan
atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya diambil di laboratorium.
justify;">
Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pelaporan program keselamatan pasien agar
dapat mengurangi atau mencegah bahaya yang terjadi akibat melakukan tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya diambil di laboratorium di UPT Puskesmas Suramadu.

Kebijakan
Surat Keputusan Kepala Puskesmas No ......... Tahun ......... Tentang Pelaporan Program
Keselamatan UPT Puskesmas Suramadu.

Referensi

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat,

2. Pedoman Praktek Laboratoriun Yang Benar. Departemen Kesehatan RI Direktorat


Jenderal Pelayanan Medik Direktorat Laboratorium Kesehatan, 2004.
Langkah-langkah

1. Petugas menetapkan sasaran keselamatan pasien di laboratorium dan menuangkannya


dalam bentuk program keselamatan pasien laboratorium,

2. Petugas menerapkan sasaran keselamatan pasien di Puskesmas yang tertuang dalam


program keselamatan pasien laboratorium pada semua pasien laboratorium,

3. Petugas menyusun laporan pelaksanaan program keselamatan pasien laboratorium kepada


tim K3 Puskesmas,

4. Petugas menyerahkan laporan program keselamatan pasien ke tim K3 Puskesmas 1 tahun


sekali untuk dievaluasi.

Unit Terkait
Tata Usaha UPT Puskesmas Suramadu
BP

Referensi SOP Bab 9 Tentang Penanganan


KTD, KPC dan KNC di Puskesmas
Tyanstory 08:04 Add Comment BAB 9, DOWNLOAD SOP
Lama tidak update malam ini saya akan berbagi sedikit mengenai SOP dalam penanganan KTD,
KPC dan KNC. SOP ini kalau tidak salah ada di bab 9. Silahkan copas saja dan masukkan dalam
kolom form SOP anda. Jangan lupa edit dan poles karena aplikasi di setiap tempat tentunya
berbeda. Yuuk marii..

Judul :
SOP Penanganan KTD, KPC dan KNC di Puskesmas

Pengertian
Penanganan KTD, KPC dan KNC adalah suatu sistem dimana
Puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah petugas dalam penanganan KTD, KPC dan KNC.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No ......... Tahun ....... Tentang Penanganan KTD,
KPC dan KNC UPT Puskesmas sukamaju

Referensi
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit,
2011,
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat,
Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Depkes RI, 2006.

Langkah-langkah

1. Petugas tim pengendali mutu menetapkan sasaran-sasaran keselamatan pasien,

2. Petugas mengidentifikasi KTD, KPC dan KNC,

3. Petugas menganalisa resiko kejadian KTD, KPC dan KNC,

4. Petugas membuat rencana tindak lanjut dengan membuat perencanaan program


keselamatan pasien berdasarkan analisa kejadian KTD, KPC dan KNC,

5. Petugas mensosialisasikan program yang telah dibuat kepada semua petugas layanan
klinis dalam rapat,

6. Petugas menekankan kepada semua petugas layanan klinik untuk menerapkan dan
menjalankan program yang telah disepakati,

7. Petugas melaporkan kepada Kepala Puskesmas.

8. Home BAB 7 DOWNLOAD SOP Referensi SOP Gizi Bab 7 tentang Distribusi Vitamin A

9. Referensi SOP Gizi Bab 7 tentang


Distribusi Vitamin A
10. Tyanstory 08:15 Add Comment BAB 7, DOWNLOAD SOP
11. Pengertian
Distribusi kapsul vitamin A adalah kegiatan mendistribusikan kapsul vitamin A dosis tinggi untuk
ibu nifas, balita usia 6-59 bulan kepada Posyandu, Bidan Praktek Swasta (BPS), dan Rumah Sakit
Bersalin (RSB) sesuai dengan sasaran dan balita dengan masalah kekurangan Vitamin A (KVA).
Tujuan
Sebagai acuan penerapan
12. langkah-langkah petugas dalam melaksanakan distribusi kapsul vitamin A di wilayah kerja UPT
Puskesmas Sukasari.

Kebijakan
Surat Keputusan Kepala Puskesmas no ......... tahun ......... tentang standar operasional prosedur
UPT Puskesmas Sukasari.

Referensi
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat,
Depkes RI. Vitamin A Untuk Kesehatan Anda. Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Jakarta. 1999.

Langkah-langkah
Petugas gizi mendata sasaran kapsul vitamin A dari posyandu, kapsul vitamin A biru untuk bayi
usia 6-11 bulan dan kapsul vitamin A merah untuk balita usia 12-59 bulan,
Petugas gizi mendata jumlah sasaran ibu nifas dari BPS, Rumah Sakit dan bagian obat Puskesmas,
Petugas gizi merekap kebutuhan kapsul vitamin A,
Petugas gizi menyediakan kapsul vitamin A dan mendistribusikan ke Posyandu, BPS dan RSB dan
bagian obat Puskesmas,
Kader Posyandu, BPS dan RSB melaporkan hasil kapsul vitamin A ke Puskesmas,
Petugas gizi melaporkan hasil distribusi kapsul vitamin A ke Dinas Kesehatan Kota Salatiga,
Petugas gizi mengevaluasi kegiatan,
Petugas gizi melakukan tindak lanjut.

Unit Terkait
Posyandu
BPS
Rumah Sakit Bersalin
Bagian Obat Puskesmas
13. Home BUKU PEDOMAN DOWNLOAD BUKU PEDOMAN WAJIB YANG HARUS DIMILIKI
SEBELUM AKREDITASI PUSKESMAS

14. BUKU PEDOMAN WAJIB YANG


HARUS DIMILIKI SEBELUM
AKREDITASI PUSKESMAS
15. Tyanstory 08:26 1 Comment BUKU PEDOMAN, DOWNLOAD
16. Mau tidak mau semua Puskesmas di Indonesia harus mempersiapkan diri dalam rangka
akreditasi Puskesmas sebagai salah satu syarat kerjasama dengan JKN atau BPJS. maka dari itu
disinilah tempat untuk semua Puskesmas di indonesia bisa berbagi, saling sharing mengenai
buku pedoman dan materi akreditasi di puskesmas. Tentu semua ingin belajar namun kadang
materi yang dibutuhkan kurang tersedia di Puskesmas sendiri. dan ketika kita cari di internet kita
juga kesulitan untuk mendownloadnya.
17.

buku akreditasi puskesmas pdf download


18.
19. Di blog ini kami akan memberikan beberap buku pedoman wajib bagi anda yang kami usahakan
selalu bisa kami update setiap hari dan bulannya. namun juga bukan berarti anda yang sudah
pandai bisa transfer ilmu dan jangan pelit kepada teman Puskesmas lain yang masih
membutuhkan.
20. Berikut ini buku wajib yang harus anda pelajari sebelum melangkah ke akreditasi :
21. 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Download standart akreditasi
puskesmas pdf tahun 2014
22. Download Permenkes No 75 tahun 2014 tentang sarpras
Puskesmas.
23. Download Permenkes No 46 tahun 2015 tentang AKREDITASI
PUSKESMAS, KLINIK PRATAMA, TEMPAT PRAKTIK MANDIRI DOKTER,
DAN TEMPAT PRAKTIK MANDIRI DOKTER GIGI (Terbaru)
24. Silahkan di baca dahulu Download Peraturan BPJS Norma Kapitasi
No 02 Thn 2015 (Terbaru)
25. Materi Manajemen Puskesmas
26. Draft contoh Penyusunan Manual Mutu Puskesmas
27. Buku Instrumen/ Elemen Penilaian tiap BAB Akreditasi Puskesmas
28. Download Buku saku permenkes no 75 tahun 2014
29. Buku Pedoman penyusunan dokumen akreditasi Puskesmas tahun 2015 (update)
30. Buku diatas adalah update terbaru terutama mengenai elemen penilaian akreitasi terbaru tahun
2015. Dan berita hangat mengenai Peraturan BPJS tentang norma kapitasi juga kami cantumkan.
Semoga bermanfaat bagi anda yang membutuhkan.

Das könnte Ihnen auch gefallen