Sie sind auf Seite 1von 2

Nama : Stanley Jeremia Dawnan 372015045

Analisis Film Saving Private Ryan

Berbicara mengenai masalah pengalaman dalam berperang, akan sangat menarik jika
membahas mengenai sebuah film berjudul Saving private Ryan. Film yang berlatarkan Perang
Dunia II melawan Jerman yang saat itu dipimpin oleh Adolf Hitler, Kapten John Miller (Tom
Hanks) bersama 7 orang anak buahnya harus pergi ke garis depan untuk menjemput seorang
prajurit penerjun 101 Airborne James Francis Ryan (Matt Damon). Misi tersebut diberikan
langsung setelah pihak militer mendapatkan laporan mengenai tiga orang saudara Ryan yang
tewas di medan perang. Atas dasar alasan kemanusiaan, pihak militer memberikan misi khusus
tersebut.

Plot yang disajikan dalam film tersebu memunculkan sebuah pertanyaan menggelitik,
apakah memang diperlukan memberikan sebuah misi khusus hanya demi menyelamatkan seorang
prajurit biasa ? Banyak argumen yang mengatakan jika hal tersebut wajar dilakukan mengingat
seorang janda beranak empat baru saja kehilangan 3 orang putra, dan terancam akan kehilangan 4
orang putranya. Tetapi jika kita kembali kepada konteks atau latarbelakang dalam film tersebut,
bukan sebuah keputusan rasional untuk menugaskan delapan orang prajurit ke garis depan hanya
untuk menjemput seorang prajurit. Prajurit merupakan aspek penting, apalagi prajurit yang
memiliki pengalaman berperang yang cukup tinggi seperti kapten Miller yang ditugaskan ke garis
depan. Jika sampai mati, maka negara kehilangan salah satu prajurit terbaiknya. Memang dalam
cerita tersebut terdapat hikmah yang dapat diambil, dimana kapten Miller berhasil memimpin
anggotanya dalam mempertahankan jembatan penghubung dan mencegah tentara Jerman merebut
wilayah. Tetapi jika argumen tersebut yang keluar, maka negara masih belum bisa mengambil
kepeutusan rasional karena dalam hal ini negara sedang berjudi dengan keadaan. Negara bisa saja
mengatakan jika ada tambahan objektif dalam misi tersebut selain menyelamatkan prajuri Ryan
yaitu mengumpulkan informasi di garis depan. Namun sekali lagi apa resiko tersebut sesuai ?
Ryan yang saat itu menolak untuk dibawa kembali ke Amerika bersikeras jika ia akan membantu
teman-temannya mengamankan jembatan. Tetapi kemudian seperti yang kita lihat dalam film
tersebut ia malah memperhambat (karena terus dilindungi oleh kapten Miller) dan tidak
memberikan kontribusi yang berarti. Hal baiknya adalah usaha dari kapten Miller tidak sia-sia
setelah bantuan udara datang.
Kembali dalam pembahasan mengenai relavansi seorang individu dalam membuat sebuah
keputusan. Film tersebut menjelaskan tentang bagaimana pengalaman kapten Miller yang
sebelumnya memiliki pengalaman di Tunisia, Afrika Operasi Obor di Italia, kembali tergabung
dalam pasukan untuk merebut tembok Atlantik dan pada akhirnya masa lalunya terungkap bahwa
ia adalah seorang guru sebelum menjadi Rangers. Dengan pengalamannya dalam perang dan
sebagai guru ia berhasil memimpin anak buahnya dalam berbagai sub misi seperti
menghancurkan machinegun nest dan menghambat panzer Jerman, meskipun dua orang
prajuritnya harus terbunuh. Mempertimbangkan hal ini, apa yang dialami kapten Miller cukup
memberikan penjelasan bahwa seseorang yang memiliki pengalaman cukup lama dalam perang
memiliki pertimbangan tersendiri dalam menghadapi situasi atau kondisi tertentu, dimana mereka
sebenarnya memiliki kapabilitas menjadi seorang pemimpin militer dalam menciptaan keamanan.

Dalam berperang, seseorang yang bertahan hidup lebih lama menyimpan pengalaman dan
informasi yang berharga yang tidak dimiliki oleh ahli strategi perang yang sebelumnya tidak
pernah turun ke medan pertempuran. Sehingga jika memungkinkan, seharusnya mereka bisa
ditempatkan dalam posisi yang lebih tinggi dalam kepemimpinan sehingga dapat mengatur
prajuritnya dengan baik. Seorang ahli strategi mungkin saja mengenal teori berperang, tetapi
mereka tidak mengenal medan yang sebenarnya.

Satu hal pasti yang perlu diketahui adalah, prajurit selalu patuh kepada atasannya. Apa
fungsi seorang prajurit adalah menjalankan perintah. Jika seorang prajurit tidak dapat diatur dan
bertindak sesuai emosi maka akan membawa perpecahan kedalam pasukan. Dalam pelatihan
militer, calon prajurit akan dididik secara keras untuk menguatkan mental sehingga mereka akan
mengesampingkan ego dan fokus kepada perintah. Film tersebut menunjukan beberapa konflik
yang terjadi antar prajurit yg dipimpin oleh kapten Miller, hal ini menunjukan kurangnya
pendidikan yang didapat oleh prajurit tersebut karena kurang mematuhi atasannya. Pertimbangan
rasional diperlukan oleh seorang prajurit dalam kondisi tertentu, tetapi selama memiliki atasan
mereka hanya perlu percaya. Tanpa pemimpin hanya akan terjadi kekacauan.

Kesimpulannya, menjadi seorang prajurit artinya siap membunuh ataupun terbunuh unuk
negaranya, paling tidak hal tersebutlah yang harus dipahami oleh ibu Ryan. Pengalaman
merupakan aspek penting yang diperlukan seorang pemimpin dalam berperang karena hal
tersebut akan membawa dampak dalam hal keamanan. Tugas seorang prajurit adalah mematuhi
atasannya baik dalam perang maupun dalam saat-saat damai.

Das könnte Ihnen auch gefallen