Sie sind auf Seite 1von 17

ASUHANKEPERAWATAN SEVERE ACUTE RESPIRATORY

SYNDROME (SARS)
D
I
S
U
S
U
N

OLEH:

SAFRIJAH (1340411510 )

DOSEN PEBIMBING : Ns. JUBIR. M. Kes

AKADEMI KEPERAWATAN YAYASAN ABULYATAMA ACEH


TAHUN AJARAN
2015/2016

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kami selaku Mahasiswa.
Dalam makalah ini kami membahas tentang Askep Filariyasis.
Dalam menyusun makalah ini penulis banyak mendapat bimbingan serta
motivasi dari beberapa pihak, oleh karenanya kami mengucapkan Alhamdulillah
dan terima kasih kepada dosen pembimbing yang sudah memberikan waktu untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan kepada kami.
Dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini. Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis
membuka diri untuk menerima berbagai masukan dan kritikan dari semua pihak.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca
khususnya.

Aceh Besar, 5 November 2016

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 1
1.3 Tujuan .............................................................................................. 2
1.4 Manfaat ............................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN TEORI .......................................................................... 3


2.1 Definisi Konsep Dasar Penyakit ...................................................... 3
2.2 Etiologi ............................................................................................ 3
2.3 Patofisiologi ..................................................................................... 4
2.4 Manifestasi Klinis ............................................................................ 4
2.5 Penatalaksaan................................................................................... 5
2.6 Pemeriksaan Penunjang ................................................................... 6
2.7 Komplikasi ...................................................................................... 7

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ......................................................... 8


3.1 Pengkajian ....................................................................................... 8
3.2 Diagnosa Keperawatan .................................................................... 8
3.3 Rencana Keperawatan ..................................................................... 9
3.4 Implementasi Keperawatan ............................................................. 12
3.5 Evaluasi Keperawatan ..................................................................... 12

BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 13


4.1 Kesimpulan ...................................................................................... 13
4.2 Saran ................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Severe Acute Respiratory Syndrome(SARS) adalah sekumpulan gejala
sakit pernapasan yang mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksi
saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus Corona Family
Paramyxovirus.Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) atau Corona
Virus Pneumonia (CVP) adalah Syndroma pernafasan akut berat yang
merupakan penyakit infeksi pada jaringan paru manusia yang sampai saat ini
belum diketahui pasti penyebabnya.
Pertimbangan WHO menyatakan SARS sebagai ancaman global adalah
SARS merupakan penyakit baru yang belum dikenal penyebabnya, SARS
menyebar secara cepat melalui alat angkut antar Negara dan SARS terutama
menyerang tenaga kesehatan di rumah sakit. Wabah SARS telah mendorong
berbagai pakar kesehatan di dunia untuk bekerja sama menemukan penyebab
SARS dan memahami cara penularan SARS. Atas kerjasama para pakar dari
13 laboratorium di dunia maka tanggal 16 april 2003 dipastikan bahwa
penyebab SARS adalah Virus Corona atau Coronavirus. Departemen
Kesehatan secara dini dan sejak awal pandemi SARS pada bulan maret 2003
melaksanakan penganggulangan SARS dengan tujuan mencegah terjadinya
kesakitan dan kematian akibat SARS dan mencegah terjadinya penularan
SARS di masyarakat (community transmission) di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertia dari sars.
2. Apa yan dimaksud dengan etiologi.
3. Apa yang dimaksud dengan fiologi.
4. Apa yang dimaksud dengan pengkajian

4
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang sars
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sars.
3. Tujuan sars

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari perbuatan makalah ini semoga makalah ini dapat
membantu maha siswa untuk lebih mengetahui tentang SARS dan menambah
wawasan pengetahuan mahasiswa tentang bagaimana pemberian asuhan
keperawatan pada SARS.

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Konsep Dasar Penyakit


Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) adalah suatu jenis
kegagalan paru-paru dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang
menyebabkan terjadinya pengumpulan cairan di paru-paru (edema
paru).SARS merupakan kedaruratan medis yang dapat terjadi pada orang
yang sebelumnya mempunyai paru-paru yang normal. Walaupun sering
disebut sindroma gawat pernafasan akut dewasa, keadaan ini dapat juga
terjadi pada anak-anak.(Brunner & Suddarth. 2002).
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) adalah suatu jenis penyakit
pernapasan akibat virus yang pertama kali terjadi di beberapa Negara
Asia.Penyakit ini kemudian menyebar ke Amerika dan Eropa.Virusnya
bernama SARS-CoV (SARS Coronavirus) yang menyerang saluran
pernapasan bagian atas.Para ahli mengatakan SARS pertama kali berkembang
di dalam tubuh binatang. Hal ini berdasarkan temuan mereka akan virus yang
sama di dalam tubuh musang. Musang ini di Cina dikonsumsi sebagai
makanan dalam keadaan terdesak.(WHO 2003).

2.2 Etiologi
Penyebabnya lain bisa karena penyakit apapun, yang secara langsung
ataupun tidak langsung yang melukai paru-paru, diantaranya:
1. Pneumonia
2. Tekanan darah yang sangat rendah (syok)
3. Terhirupnya makanan ke dalam paru (menghirup muntahan dari lambung)
4. Beberapa transfusi darah
5. Kerusakan paru-paru karena menghirup oksigen konsentrasi tinggi
6. Emboli paru
7. Cedera pada dada

6
8. Overdosis obat seperti heroin, metadon, propoksifen atau aspirin
9. Trauma hebat
10. Transfusi darah (terutama dalam jumlah yang sangat banyak

2.3 Patofisiologi
Penyebab penyakit SARS disebabkan oleh coronavirus (family
paramoxyviridae) yang pada pemeriksaan dengan mikroskop electron.Virus
ini stabil pada tinja dan urine pada suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat
bertahan lebih dari 4 hari pada penderita diare. Seperti virus lain, corona
menyebar lewat udara, masuk melalui saluran pernapasan, lalu bersarang di
paru-paru. Lalu berinkubasi dalam paru-paru selama 2-10 hari yang kemudian
menyebabkan paru-paru akan meradang sehingga bernapas menjadi sulit.
Metode penularannya melalui udara serta kontak langsung dengan pasien atau
terkena cairan pasien.Misalnya terkena ludah (droplet) saat pasien bersin dan
batuk. Dan kemungkinan juga melalui pakaian dan alat-alat yang
terkontaminasi
Cara penularan: SARS ditularkan melalui kontak dekat, misalnya pada
waktu merawat penderita, tinggal satu rumah dengan penderita atau kontak
langsung dengan secret atau cairan tubuh dari penderita suspect atau
probable. Penularan melalui udara, misalnya penyebaran udara, ventilasi,
dalam satu kendaraan atau dalam satu gedung diperkirakan tidak terjadi, asal
tidak kontak langsung berhadapan dengan penderita SARS.Untuk sementara,
masa menular adalah mulai saat terdapat demam atau tanda-tanda gangguan
pernafasan hingga penyakitnya dinyatakan sembuh.

2.4 Manifestasi Klinis


Manifestasi klinis SARS itu berupa demam dengan suhu badan lebih
dari 38oC terutama pada malam hari, ditambah batuk, sulit bernapas, dan
napas pendek-pendek, nyeri sendi.Gejala-gejala ini memberat beberapa hari
kemudian disertai dengan viraemia, 10 hari setelah onset. Jika sudah terjadi
gejala-gejala itu dan pernah berkontak dekat dengan pasien penyakit ini,

7
orang bisa disebut suspect SARS. Kalau setelah di rontgen terlihat ada
pneumonia (radang paru-paru) atau terjadi gagal pernapasan, orang itu bisa
disebut probable SARS atau bisa diduga terkena SARS.Gejala lainnya sakit
kepala, otot terasa kaku, diare yang tak kunjung henti, timbul bintik-bintik
merah pada kulit, dan badan lemas beberapa hari.Ini semua adalah gejala
yang kasat mata bisa dirasakan langsung oleh orang yang diduga menderita
SARS itu.
Gejala itu tidak cukup kuat jika belum ada kontak langsung dengan
pasien.Tetap diperlukan pemeriksaan medis sebelum seseorang disimpulkan
terkena penyakit ini.Paru-parunya mengalami radang, limfositnya menurun,
trombositnya mungkin juga menurun. Kalau sudah berat, oksigen dalam
darah menurun dan enzim hati akan meningkat. Ini semua gejala yang bisa
dilihat dengan alat medis.Tapi semua gejala itu masih bisa berubah.Penelitian
terus dilangsungkan sampai sekarang.(Brunner & Suddarth. 2002).

2.5 Penatalaksaan
1. Terapi supportif umum : meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi
yang adekuat, pemberian multivitamin dan lain-lain
a. Terapi oksigen
b. Humidifikasi dan nebulizer
c. Fisioterapi dada
d. Pengaturan cairan
e. Pemberian kortokosteroid pada fase sepsis berat
f. Obat inotropic
g. Ventilasi mekanis
h. Drainase empyema
i. Bila terdapat gagal nafas, berikan dengan kalori cukup
2. Terapi antibiotic
Agen anti bakteri secara rutin diresepkan unutk SARS karena
menyajikan fitur non-spesifik dan cepat tes laburatorium yang dapat
diandalkan dengan mendiagnosa SARS cov virus dalam beberapa hari

8
pertama infeksi belum tersedia.Antibiotic empiris yang sesuai dengan
demikian diperlukan untuk menutupi terhadap pathogen pernafasan
common atau pernasional atau pedoman pengobatan local bagi
masyarakat diperoleh atau nasokomial pneumonia.
SARS apat hadir dengan spectrum keparahan penyakit.Sebagian
kecil pasien dengan penyakit ringan pulih baik bentuk khusus tanpa
pengobatan atau terapi antibiotic saja.Antibiotik idealnya berdasarkan
jenis kuman penyebab dan utamanya ditujukan pada S.pneumonia,
H.influenza dan S.aureus.

2.6 Pemeriksaan Penunjang


1. pemeriksaan radiologis : air bronchogram : streptococcus pneumonia
2. pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop, terdengar bunyi
pernafasan abnormal (seperti ronki atau wheezing). Tekanan darah
seringkali rendah dan kulit, bibir serta kuku penderita tampak kebiruan
(sianosis karena kekurangan oksigen).
3. Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis SARS:
a. Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbunan cairan di tempat
yang seharusnya terisi udara).
b. Gas darah arteri.
c. Hitung jenis darah dan kimia darah.
d. Bronkoskopis.
4. Pemeriksaan laboratorium: leukosit
5. Pemeriksaan bakteriologis: sputum, dara, aspirasi nasotrakeal atau
transtrakeal, aspirasi jarum transtorakal, torakosentesis, bronkoskopi,
biopsy.
6. Test DNA sequencing bagi coronavirus yang dapat diperoleh hasilnya
dalam jam dan sangat akurat. Test yang lama hanya mampu mendeteksi
antibody.

9
2.7 Komplikasi
Komplikasi yang akan ditimbulkan akibat tidak segera ditangani
dengan baik dalam hal pengobatan ataupun terapi yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Abses paru
2. Efusi pleural
3. Empisema
4. Gagal nafas
5. Perikarditis
6. Meningitis
7. Ateletasis
8. Hipotensi
9. Delirium
10. Asidosis metabolic
11. Dehidrasi
12. Penyakit multi lobular
13. Septikemi
14. Super infeksi dapat terjadi sebagai komplikasi pengobatan farmakologis
15. Gagal hati
16. Gagal jantung.

10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
1. Kaji terhadap nyeri, takipnea, penggunaan otot aksesori, nadi cepat
bersambungan, batuk, sputum purulen, dan auskultasi bunyi napas untuk
mengetahui konsolidasi.
2. Perhatikan perubahan suhu tubuh.
3. Kaji terhadap kegelisahan dan delirium dalam alkoholisme.
4. Kaji terhadap komplikasi yaitu demam berlanjut atau kambuhan, tidak
berhasil untuk sembuh, atelektasis, efusi pleural, komplikasi jantung, dan
superinfeksi.
5. Faktor perkembangan pasien: Umur, tingkat perkembangan, kebiasaan
sehari-hari, mekanisme koping, kemampuan mengerti tindakan yang
dilakukan.
6. Pengetahuan pasien atau keluarga: pengalaman terkena penyakit
pernafasan, pengetahuan tentang penyakit pernafasan dan tindakan yang
dilakukan.

3.2 Diagnosa Keperawatan


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi dan
obstruksi jalan nafas.
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan intake oral tidak adekuat
takipneu, demam.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan pemasukan berhubungan dengan faktor biologis.
4. Nyeri berhubungan dengan agen injury biologi (kerusakan organ)
5. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi (RR
>24x/menit) atau hipoventilasi (RR <16x/menit).

11
3.3 Rencana Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan
No Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
1. Bersihan jalan TU : Bersihan 1. Kaji 1. Takipnea,
nafas tidak jalan napas frekuensi/kedal pernapasan
efektif efektif amanpernapasa dangkal, dan
berhubungan TK : jumlah n dan gerakan gerakan dada tak
dengan pernapasan dada simetris sering
peningkatan dalam batas terjadi karena
sekret normal, 2. Auskultasi ketidaknyamananga
frekuensi area paru, rakan dinding dada
pernapasan catat area
normal dan penurunan/tak 2. mengetahui
ekspansi dada ada aliran adanya
normal udara dan penumpukan secret
Kriteria Hasil : bunyi napas
1. Mendemonstr 3. napas dalam
asikan batuk 3. Bantu pasien memudahkan
efektif dan latihan napas ekspansi maksimum
suara nafas dalam paru-paru
yang bersih,
tidak ada 4. Pengisapan 4. merangsang
sianosis dan sesuai indikasi batuk untuk
dyspnea membersihkan jalan
5. Berikan napas
2. Menunjukkan cairan
jalan nafas yang sedikitnya 5. cairan
paten 2500 ml/hari (khususnya yang
(kecuali hangat)
3. Mampumengi kontraindikasi) memobilisasi dan
dentifikasikan .Tawarkan air mengeluarkan
dan mencegah hangat sekret
factor yang daripada
dapat dingin.
menghambat
jalan nafas

2. Volume cairan TU : volume cairan 1. Observasi 1. kekurangan/perp


berhubungan terpenuhi TTV, catat indahan cairan
dengan intake TK : intake dan perubahan meningkatkan
kurang output seimbang, mental, turgor frekuensi jantung,
tidak ada tanda- kulit, hidrasi menurunkan TD
tanda dehidrasi dan dan membran dan mengurangi
turgor kulit baik mukosa. volume nadi
KH :

12
1. Mempertahankan 2. Ukur/hitung 2. memberikan
urine output sesuai masukan, informasi tentang
dengan usia dan pengeluaran, status cairan umum
BB, BJ urine dan
normal, HT normal keseimbangan
cairan.

2. Tekanan darah, 3. perubahan BB


nadi, suhu tubuh 3. Timbang cepat menunjukkan
dalam batas normal berat badan gangguan dalam air
tubuh total
3. Tidak ada tanda
tanda dehidrasi, 4. Kolaborasi : 4. memperbaiki
Elastisitas turgor berikan cairan atau
kulit baik, IV dalam mempertahankan
membran mukosa observasi volume sirkulasi
lembab, tidak ada ketat/dengan dan tekanan.
rasa haus yang alat kontrol
berlebihan sesuai indilasi

3. Nutrisi kurang TU : nutrisi 1. Kaji 1. pasien distres


dari kebutuhan terpenuhi kebiasaan diet, pernapasan sering
tubuh TK : tidak ada dan masukan anoreksia karena
berhubungan tanda-tanda makanan saat dispnea, produksi
dengan intake malnutrisi, ini. sputum, dan obat
kurang menghabiskan diet
yang ditentukan, 2. Auskultasi 2. penurunan/hipoa
intake dan output bunyi usus ktif bising usus
seimbang menunjukkan
Kriteria Hasil : 3. Berilan penurunan
1. Pemasukan perawatan oral mobilitas gaster dsn
nutrisi yang sesering konstipasi
adekuat mungkin,
buang sekret, 3. rasa tidak enak,
2. Pasien mampu berikan wadah bauh dan
menghabiskan diet khusus untuk penampilan adalah
yang dihidangkan sekali pakai pencegah utama
dan tissue terhadap nafsu
3. Tidak ada tanda- makan dan dapat
tanda malnutrisi 4. Hindari membuat mual dan
4. Nilai makanan muntah dengan
laboratorim, penghasil gas peningkatan
protein total 8-8 dan bikarbonat kualitas napas
gr%, Albumin 3.5-
5.4 gr%, Globulin 5. Kolaborasi : 4. suhu ekstrim
1.8-3.6 gr%, HB memberikan dapat

13
tidak kurang dari makanan yang mencetus/meningka
10 gr % mudah dicerna, tkan spasme batuk
5. Membran secara nurisi
mukosa dan seimbang 5. metode makanan
konjungtiva tidak dan kebutuhan
pucat kalori didasarkan
pada
situasi/kebutuhan
individu untuk
memberikan nutrisi
maksimal
4. Nyeri TU : nyeri 1. Tentukan 1. nyeri dada yang
berhubungan berkurang karakteristik timbul komplikasi
dengan TK : nilai GCS nyeri SARS seperti
peningkatan kembali normal, pericarditis
asam laktat ekspresi wajah
tenang, dan klien 2. Pantau tanda- 2. perubahan
tidak meringis tanda vital frekuensi jantung
KH: atau TD
menunjukkan
1. Nyeri berkurang pasien mengalami
2. nyeri.
3. Nilai GCS
normal 3. Berikan 3. tindakan non-
tindakan nyaman analgetik diberikan
: relaksasi, dengan sentuhan
perubahan posisi lembut dapat
dan pijat menghilangkan
pinggang ketidaknyamanan

4. Kolaborasi : 4.
obat ini dapat
berikan menurunkan rasa
analgetik dan nyeri dan
antitusif sesuai
digunakan untuk
indikasi menekan batuk
produktif
5. Pola nafas TU : pola napas 1. Kaji 1. kecepatan
tidak efektif efektif frekuensi, biasanya
berhubungan TK : pasien kedalaman meningkat, dispnea
dengan tampak tenang, dan pernapasan dan dan terjadi
perubahan sesak berkurang ekspansi dada peningkatan kerja
respirasi rate KH : napas
Menunjukkan pola
napas efektif 2. Auskultasi 2. bunyi napas
dengan frekuensi bunyi napas menurun/tidak ada
dan kedalaman bila janan napas

14
dalam rentang obstruksi sekunder
normal dan paru terhadap perdarahan
jelas/bersih 3. Tinggikan 3. kepala tinggi
kepala dan memungkinkan
bantu ekspansi paru dan
mengubah memudahkan
posisi pernapasan

4. Observasi 4. kongestif
pola batuk dan alveolar
karekter secret mengakibatkan
batuk kering/iritasi

5. Kolaborasi : 5. memaksimalkan
berikan bernapas dan
oksigen menurunkan kerja
tambahan dan napas
nebulizer

3.4 Implementasi Keperawatan


Melakukan tindakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan, dan
mencatat setiap tidakan yang dilakukan pada pasien dengan tujuan untuk
kesejahteraan dan kesehatan klien.

3.5 Evaluasi Keperawatan


Mengevaluasi semua tindakan yang telah diberikan pada pasien.Jika
dengan tindakan yang diberikan pasien mengalami perubahan menjadi lebih
baik.Maka tindakan dapat dihentikan.Jika sebaliknya keadaan pasien menjadi
lebih buruk, kemungkinan besar tindakan harus mengalami perubahan atau
perbaikan.

15
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
(SARS) adalah suatu jenis kegagalan paru-paru dengan berbagai
kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya pengumpulan cairan di
paru-paru (edema paru).SARS merupakan kedaruratan medis yang dapat
terjadi pada orang yang sebelumnya mempunyai paru-paru yang
normal. Walaupun sering disebut sindroma gawat pernafasan akut dewasa,
keadaan ini dapat juga terjadi pada anak-anak.(Brunner & Suddarth. 2002).

4.2 Saran
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari
harapan. Oleh karena itu, masih perlu kritik dan saran yang membangun serta
bimbingan.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penuls

16
DAFTAR PUSTAKA

Brunner danSuddarth, 2002.Buku Ajar KeperawatanMedikalBedah, edisi 8


volume 3. Jakarta: EGC.

Doenges, Maryllin E, 2003. RencanaAsuhanKeperawatanEdisi 3. Jakarta: EGC.

Jong W, 1997. Buku Ajar IlmuBedah.Jakarta: EGC.

Smeltzerdan Bare, 2002.Buku Ajar KeperawatanMedikalBedah.Jakarta: EGC.

17

Das könnte Ihnen auch gefallen