Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Pada Bab II telah dibahas secara singkat, bahwa alat peraga, alat bantu guru
(teaching aids), atau alat bantu visual (AVA), pada dasarnya semua itu dapat kita
masukkan dalam konsep media.
1. Alat praktik, adalah suatu alat atau set alat yang digunakan secara langsung
untuk membentuk suatu konsep. Contoh alat praktik IPA: termometer
digunakan untuk menanamkan konsep suhu dan kalor; tabung reaksi
digunakan untuk mereaksikan zat kimia dalam bentuk larutan/cair,
padatan/serbuk, atau gas; generator gas digunakan untuk membuat gas-gas
tertentu. Alat praktik IPA jika jumlahnya banyak digunakan untuk kegiatan
praktikum dan eksperimen, jika jumlahnya sedikit digunakan untuk demonstrasi.
Contoh Model:
Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading BERMUTU 19
MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Contoh Carta:
Daftar Sistem Periodik Unsur-Unsur secara tidak langsung untuk
menjelaskan nama, simbol, wujud (padat, cair, gas, logam, bukan logam,
metalloid).
Daur air, secara tidak langsung untuk menjelaskan siklus air di alam.
Dalam sumber lain dikatakan, yang dimaksud dengan alat peraga adalah
alat yang dapat diperagakan atau ditunjukan dalam pembelajaran untuk
memperjelas atau memvisualkan konsep, ide, atau pengertian tertentu.
Termasuk dalam hal ini antara lain gambar, model, benda sesungguhnya, grafik
(Nuryani & Andrian Rustaman, 1997).
Ada kelompok alat lain yang tidak termasuk alat IPA, tetapi kelompok ini
sangat membantu dalam pelaksanaan percobaan/eksperimen IPA. Kelompok ini
ialah perkakas/piranti atau tools, seperti: tang, obeng, palu, solder, pemotong
kaca/pipa kaca atau botol, kikir, gunting, pisau pemotong/cutter, dan sebagainya.
mengetahui termasuk kelompok manakah suatu alat itu, harus kita tinjau dahulu
fungsi dan tujuan dalam pembelajaran. Coba Anda pikirkan termasuk kelompok
manakah neraca (timbangan)? Silahkan Anda menjawab pertanyaan ini dengan
meninjau terlebih dahulu kegunaan atau fungsi neraca itu dalam pembelajaran.
Alat IPA, berdasarkan definisi RECSAM, meliputi alat praktik, alat peraga,
dan alat pendukung. Agar memudahkan komunikasi dalam pembahasan
selanjutnya, kita dapat menyebut alat IPA tersebut sebagai Alat Peraga Praktik
(APP) IPA. Alangkah idealnya bila suatu sekolah memiliki APP IPA yang lengkap
dan mencukupi kebutuhan praktik. Namun kiranya kondisi saat ini untuk mencapai
keadaan seperti itu rasanya belum memungkinkan. Dengan meningkatnya jumlah
siswa yang masuk dan bertambahnya sekolah, juga letak geografi Indonesia yang
tersebar sampai kepelosok-pelosok dengan karakteristik yang berbeda, sehingga
pemerintah mengalami kesulitan dalam hal pengadaan atau melengkapi APP IPA.
Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan guru yang inovatif dan kreatif dalam
mencarikan alternatif alat untuk membantu pembelajarannya.
Seorang guru IPA diharapkan tidak hanya dapat mengajarkan materi IPA
dengan baik, tetapi juga memiliki pengetahuan dan mampu mengembangkan
media dan APP IPA sederhana yang bahan-bahannya sangat beragam dan mudah
diperoleh dari lingkungan.
Alat praktik, alat peraga, dan alat pendukung (APP) IPA telah banyak
dibuat secara masal oleh pabrik. Namun karena alasan-alasan tertentu, seperti
alat IPA kurang lengkap, jumlah alat IPA tidak memadai, atau sekolah sama sekali
tidak memiliki alat IPA, maka alat IPA sederhana dapat dibuat dan dikembangkan
sendiri oleh guru atau siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Nyoman Kertiasa
(1994) yang menyatakan tentang pengertian APP IPA sederhana atau disebut juga
alat IPA buatan sendiri, adalah alat yang dapat dirancang dan dibuat sendiri
dengan memanfaatkan alat/bahan sekitar lingkungan kita; dalam waktu relatif
singkat dan tidak memerlukan keterampilan khusus dalam menggunakan
alat/bahan/perkakasnya; dapat menjelaskan/menunjukkan/membuktikan konsep-
konsep /gejala yang sedang dipelajari; alat lebih bersifat kualitatif daripada
ketepatan kuantitatif .
1. Padanan alat, yaitu alat yang dibuat dengan mengacu pada contoh alat
yang sudah ada (alat praktik, alat peraga, alat pendukung) di laboratorium IPA.
2. Prototipe, yaitu alat baru yang sebelumnya tidak ada atau dapat juga
merupakan pengembangan dari alat yang sudah ada. Misalnya, perangkat alat
distilasi berasal dari droping pemerintah ke laboratorium IPA menggunakan
tabung pendingin Liebig, labu distilasi, klem, statif, dan penjepit klem. Pada
saat digunakan dalam praktik, muncul masalah karena terbatasnya jumlah
perangkat alat tersebut. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru harus dapat
membuat alat yang kinerjanya mendekati sama, atau lebih baik daripada alat
droping pemerintah tersebut. Guru dapat membuat prototipe alat distilasi
tersebut dengan cara mengganti tabung pendingin Liebig dengan pipa gelas
atau pipa plastik, serta mengganti klem, statif, dan penjepit klem dengan
dudukan penyangga kayu.
Beberapa hal yang perlu dimiliki oleh guru dan siswa dalam
mengembangkan APP IPA sederhana ini adalah sebagai berikut:
Aspek lain, selain kelima aspek tersebut di atas, dapat juga dimasukkan
kriteria tambahan dalam menganalisis alat peraga hasil pengembangan guru dan
atau siswa tersebut sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, originalitas gagasan yang
dikembangkan, ketersediaan bahan APP IPA di sekitar sekolah, dan sebagainya.
b. Desain Alat
c. Perkakas
1) Gergaji
2) Pemotong pipa kaca
3) Pisau pemotong (Cutter)
4) Palu
5) Pelubang karet
8) Potong sandal karet (8 x 6) cm, buat lubang diameter 1,8 cm, 1 buah
untuk penutup tabung reaksi, 1 buah.
9) Potong sandal karet (2 x 2) cm, 2 buah, berbentuk lingkaran diameter
2 cm, 1 buah dan diameter 1,8 cm, 1 buah, digunakan untuk
penyumbat pipa.
10) Buat pembakar spiritus sederhana dari botol bekas wadah obat/tinta.
Ambil penutup botol tinta tersebut, buatlah lubang berdiameter 0,7 cm
pada tengah-tengah tutup botol tersebut untuk tempat memasukkan
sumbu yang pada ujung lubangnya dijepit dengan logam seng.
11) Pada papan teakblok ukuran (60 x 45) cm, buatkan lubang:
12) lubang untuk tempat memasang pelat penjepit tabung pendingin
dan tabung reaksi.
13) Lubang diameter 0,6 cm, ukuran mur dan baud untuk dudukan plastik
wadah air pengalir.
14) Setelah seluruh komponen alat/bahan termasuk pemasangan selang
plastik siap, rakitlah alat tersebut sehingga tampak seperti pada
gambar disain di atas.
g. Saran Pembelajaran
1) Kelas : VIII SMP.
2) Standar Kompetensi :
Melakukan percobaan untuk membedakan unsur, senyawa, dan
campuran, memisahkan campuran dengan beberapa cara sesuai
dengan karakteristiknya, membandingkan perubahan fisis dan
perubahan kimia, serta mengkomunikasikan hasilnya.
Kompetensi
Pembelajaran Materi Pokok
Dasar
2) Tatap muka
Alat distilasi sebagai Alat Peraga dapat pula dipersiapkan oleh guru.
Sebelum pelaksanaan pembelajaran, guru melakukan perancangan
(desain), pembuatan dan uji coba operasional terhadap alat tersebut.
b. Desain Alat
a. Bentuk-1: b. Bentuk 2
c. Bentuk-3:
Bel buzer
Gambar 5. Alat Uji elektrolit indikator lampu LED, VU meter, dan bel
c. Perkakas
1) Gergaji
2) Bor
3) Solder
4) Pisau pemotong (Cutter)
e. Cara pembuatan
1) Uraian cara pembuatan di bawah ini mengacu pada desain alat bentuk
1. Untuk alas dudukan alat: uji elektrolit siapkan teakblok atau kayu
ukuran( 14 x 5 x 1,5) cm.
2) Pasangkan dudukan batere pada teakblok. Agar kuat lakukan
dengan cara memaku bagian dalam dudukan batere tersebut pada
teakblok.
3) Buat 2 lubang kecil dengan cara memaku pada teakblok untuk dudukan
lampu LED. Selanjutnya tempatkan lampu LED pada lubang tersebut.
4) Pasangkan 2 buah pelat seng ukuran (4 x 1) cm, masing-masing pada
sebelah kiri dan kanan bagian bawah teakblok untuk dudukan dua buah
batang karbon.
5) Pasangkan 2 batang karbon pada dudukkan pelat seng tersebut. Agar
kuat lakukan pemakuan pada pelat seng itu.
6) Pasanglah kabel yang menghubungkan lampu LED, dudukan batere,
dan batang karbon. Agar ikatan kabel kuat, lakukan penyolderan.
7) Pasang 2 batere kecil pada dudukan batere jika alat akan digunakan
untuk menguji elektrolit dan non elektrolit.
Catatan:
a. Cara pembuatan alat peraga uji elektrolit bentuk 2 sama dengan bentuk
1, hanya menambahkan VU meter dan potensiometer untuk mengatur
besar simpangan jarum VU meter.
b. Cara pembuatan alat peraga uji elektrolit bentuk 3 adalah bentuk
portable, merupakan pengembangan lebih lanjut dari bentuk 1 dan
bentuk 2. Pada dasarnya menambahkan indikator bel, dan dudukan
teakblok tegak ukuran (40 x 30 x 1,5) cm; teakblok alas (12 x 30 x 1,5)
cm; dudukan batere dari bahan paralon atau bambu ukuran diameter
3,5 cm, panjang 14 cm.
f. Cara menggunakan
1) Setelah komponen alat uji elektrolit selesai dipasang/dirangkai, lakukan
pemeriksaan dan pengujian awal sebagai berikut:
2) Periksa sambungan kabel dengan batang karbon, batere, dan lampu
jangan sampai ada yang terputus atau lepas
3) Pasang dua batere kecil pada dudukan batere.
4) Lakukan pengujian awal operasional alat uji elektrolit dengan
mengujinya pada beberapa wadah yang berisi larutan elektrolit dan
larutan non elektrolit. Lakukan pengujian itu dengan seksama sehingga
alat tersebut mampu membedakan elektrolit kuat (diketahui dari nyala
LED yang terang); elektrolit lemah (diketahui dari nyala LED redup); non
elektrolit (diketahui dari LED tidak menyala) pada larutan-larutan yang
diuji.
5) Jika alat penguji elektrolit/non elektrolit menggunakan indikator VU
meter, perhatikan /simpangan jarum ketika dimasukkan pada masing-
masing larutan elektrolit/non elektrolit.
6) Siapkan larutan-larutan elektrolit atau pun non elektrolit yang akan diuji
dengan cara memasukan masing-masing larutan ke dalam wadah bekas
minuman kira-kira setengahnya.
7) Siapkan alat uji elektrolit/non elektrolit.
8) Lakukan pengujian terhadap larutan dalam salah satu wadah
9) Cuci dan keringkan batang elektrode setiap akan digunakan untuk
menguji larutan dalam wadah yang lain.
10) Lakukan cara yang sama untuk semua larutan elektrode yang telah
disiapkan
11) Masukkan setiap hasil pengujian ke dalam tabel pengamatan.
Tabel Pengamatan
g. Saran Pembelajaran
1. Pemanfaatan Alat dalam Pembelajaran
3) Tatap muka
Alat uji elektrolit sebagai alat peraga dalam pembelajaran kimia,
dapat dipersiapkan oleh guru. Sebelum pelaksanaan pembelajaran,
guru dapat melakukan perancangan (desain), pembuatan dan uji
coba operasional terhadap alat tersebut.
b. Desain Alat
Gambar 6.
Jangka
sorong
sederhana
c. Perkakas
1) Gergaji triplek
2) Mistar
3) Cutter
4) Ampelas
10) Haluskan model jangka sorong yang telah dibuat dengan menggunakan
ampelas.
11) Berilah skala pada skala tetap dan skala nonius dengan menggunakan
spidol. Pembuatan skala nonius tergantung pada ketelitian jangka
sorong yang kita buat.
Tabel Pengamatan
1 Uang Logam
2 Diameter kelereng
3 Diameter pensil
4 Ketebalan balok kaca
5 Kedalaman tabung reaksi
g. Saran Pembelajaran
1) Kelas : X (Sepuluh)
2) Standar kompetensi :
2. Menerapkan konsep besaran fisika, menuliskan, dan
menyatakannya dalam satuan SI dengan baik dan benar ( meliputi
lambang, nilai, dan satuan).
3) Kompetensi Dasar
2.1. Mengukur besaran-besaran fisika dengan alat yang sesuai dan
mengolah data hasil dengan menggunakan angka penting.
4) Indikator
Menyiapkan instrumen secara tepat serta melakukan pengukuran
dengan benar berkaitan dengan besaran pokok panjang, massa,
waktu, dengan mempertimbangkan aspek ketepatan (akurasi),
kesalahan matematis yang memerlukan kalibrasi, ketelitian, (presisi)
dan kepekaan (sensitivitas).
5) Materi Pokok
Besaran dan satuan
Tatap Muka
d
= -
dt
d
= -N
dt
b. Desain Alat
c. Perkakas
1) Palu
2) Bor
3) Gunting
4) Tang
5) Obeng
6) Paku
7) Ampelas
8) Tool set
9) Cutter
10) Jangka
11) Mistar
5) Magnet , 2 buah
6) Paku 1 cm, 10 buah
7) Kabel serabut tunggal merah , 1 meter
8) Kabel serabut tunggal hitam, 1 meter
9) Penjepit buaya merah , 1 buah
10) Penjepit buaya hitam, 1 buah
11) Karet sandal, 1 buah
12) Sendol bebek plastik, 6 buah
13) Tusuk sate/Bambu, 1 buah
14) Galvanometer, 1 buah
15) Super glue, 1 buah
10) Gunakan cutter untuk membuat batang poros dari bahan tusuk sate atau
bambu.
11) Tancapkan poros pada roda sandal yang akan berfungsi sebagai turbin.
12) Pasang kabel serabut tunggal warna merah dengan penjepit buaya
merah; lakukan hal yang sama untuk kabel warna hitam. Gunakan
solder untuk memperkuat sambungannya.
13) Rangkai semua komponen yang telah kita buat pada teakblock
berukuran 15 cm x 25 cm.
14) Pasang kabel tunggal yang telah dipasangi penjepit buaya pada keping
seng pertama dan kedua. Gunakan solder untuk memperkuat
sambungannya.
15) Hubungkan kabel tunggal berpenjepit buaya dengan terminal positif dan
terminal negatif galvanometer.
16) Lakukan uji coba untuk mengetahui kinerja alat yang telah kita buat
dengan cara mengalirkan air ledeng pada bagian turbinnya. Jika terlihat
ada simpangan jarum penunjuk galvanometer, berarti alat telah dapat
berfungsi dengan baik. Jika jarum penunjuk galvanometer belum
menyimpang, geser-geser posisi dari magnet pada plat besi.
Tabel Pengamatan
1 4 lilitan .. skala
2 6 lilitan .. skala
3 8 lilitan .. skala
4 10 lilitan .. skala
5 12 lilitan .. skala
g. Saran Pembelajaran
3) Kompetensi Dasar
2.1. Memformulasikan gaya listrik, kuat medan listrik, fluks, potensial
listrik, energi listrik, serta penerapannya dalam keping sejajar
4) Indikator
Memformulasikan gejala konsep induksi Faraday
Mengaplikasikan gejala induksi magnetik dan gaya magnetik
5) Materi Pokok
1. Induksi Faraday
2. GGL dan arus induksi
2) Tatap Muka
Dalam pembelajaran generator sederhana dapat digunakan sebagai
alat peraga atau alat praktek untuk menyelidiki konsep induksi Faraday,
GGL dan arus induksi. Sebelum generator sederhana digunakan untuk
menjelaskan konsep induksi Faraday, GGL dan arus induksi hendaknya
guru melakukan pengecekan lebih dulu. Hal ini perlu dilakukan supaya
guru tidak menemukan hambatan pada saat pelaksanaan pembelajaran
yang sesungguhnya.
b. Desain Alat
c. Perkakas
1) Palu
2) Cutter
3) Solder
4) Pembakar spirtus
2) Bahan
1. Triplek 40 cm x 25 cm, 1 lembar
2. Teakblock 40 cm x 15 cm, 1 lembar
3. Paku 1 cm, 10 buah
e. Cara Pembuatan
1) Pasang triplek tepat ditengah-tengah teakblock dengan menggunakan
paku dan palu, kemudian haluskan dengan menggunakan ampelas.
2) Buat pola pada bidang triplek untuk tempat dudukan VUmeter, dudukan
batere, dan saklar.
(-)
Tampak depan Tampak belakang
Kabel merah
kabel merah
(-)
kabel hitam
kabel hitam
(+)
-
kabel merah kabel hitam
-
Tampak depan
Tampak belakang
kabel hitam
f. Cara Penggunaan
1) Letakkan alat di tempat yang mudah diamati siswa.
2) Tekan/geser saklar, amati penunjukkan VUmeter sebelum arus listrik
melewati percabangan (imasuk).
3) Amati penunjukkan VUmeter pada saat arus listrik berada pada setiap
percabangan (i1 , i2 , dan i3).
4) Amati penunjukkan VUmeter setelah arus listrik melewati percabangan
(ikeluar ).
5) Masukkan semua hasil pengamatan ke dalam tabel.
Tabel Pengamatan
Penunjukkan VUmeter
Sebelum Masuk
Dalam Percabangan Setelah Keluar Percabangan
Percabangan
i1 =
Imasuk= i2 = Ikeluar =
i3 =
6) Mintalah siswa untuk membandingkan penunjukkan VUmeter sebelum
melalui percabangan, pada percabangan, dan setelah melalui
percabangan.
g. Saran Pembelajaran
1) Kelas : X (Sepuluh)
2) Standar Kompetensi :
7. Menerapkan konsep-konsep kelistrikan (baik statis maupun
dinamis) dan kemagnetan dalam berbagai penjelasan masalah dan
berbagai produk teknologi.
3) Kompetensi dasar :
7.2 Memformulasikan besaran-besaran listrik ke dalam bentuk
persamaan
1. Penugasan
2. Tatap muka
3. Pelik-pelik
Q dilepas = Q diserap
Karena
Q = m . c . t
m1 . c1 . t = m2 . c2 . t
Keterangan:
m1 = massa benda 1
c1 = kalor jenis benda1
m2 = massa benda 2
c2 = kalor jenis benda 2
t = perubahan suhu
b. Desain Alat
c. Perkakas
1) Gergaji
2) Palu
3) Bor
4) Gunting
5) Jangka
6) Mistar
7) Pensil
8) Paku
9) Ampelas
10) Cutter
2) Buang ujung kedua bola lampu bekas dengan menggunakan tang dan
obeng. Gunakan juga serbet atau sarung tangan untuk melindungi
tangan jika bola lampu pecah.
3) Warnai bola lampu pertama dengan menggunakan cat pilox hitam dan
bola lampu kedua dengan cat pilox putih.
4) Pasang sumbat karet satu lubang pada kedua bola lampu bekas yang
telah di cat.
6) Pasang potongan spidol kecil tadi pada sumbat karet. Gunakan lem
bakar supaya kuat.
7) Pasang selang akuarium pada ujung spidol kecil
10) Tambahkan kertas milimeter block pada kedua selang akuarium yang
saling sejajar. Buatlah skala pada kedua kerta milimeter.
11) Buatlah air berwarna dengan cara menambahkan eosin ke dalam air
dalam wadah, kemudian masukkan air tersebut ke dalam selang
akuarium.
+ pewarna kue
12) Pasang kembali spidol kecil pada selang akuarium yang telah diisi air
berwarna. Usahakan jangan sampai ada kebocoran.
Tabel Pengamatan 1
Perpindahan Secara Konduksi
Tinggi air
Kegiatan Selang waktu Selisih
Sebelum bola Setelah bola lampu
ketinggian
lampu dipegang dipegang
1 2 dt .. mm .. mm .. mm
2 5 dt .. mm .. mm .. mm
3 10 dt .. mm .. mm .. mm
4 15 dt .. mm .. mm .. mm
5 20 dt .. mm .. mm .. mm
Tabel Pengamatan 2
Perpindahan Secara Radiasi
Jarak sumber Tinggi air
panas Sebelum bola Setelah bola lampu Selisih
Kegiatan
lampu didekati didekati sumber ketinggian
sumber panas panas
1 20 cm .. mm .. mm .. mm
2 15 cm .. mm .. mm .. mm
3 10 cm .. mm .. mm .. mm
4 5 cm .. mm .. mm .. mm
5 2 cm .. mm .. mm .. mm
g. Saran Pembelajaran
1) Kelas : X (Sepuluh)
2) Standar kompetensi :
4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada
berbagai perubahan energi
3) Kompetensi Dasar
4.1. Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat
4.2. Menganalisis cara perpindahan kalor
4.3. Menerapkan azas Black dalam pemecahan masalah.
4) Indikator
Memformulasikan pengaruh kalor terhadap suatu zat
Menganalisis cara perpindahan kalor
Mengaplikasikan azas Black dalam pemecahan masalah.
5) Materi Pokok
Perpindahan Kalor
Azas Black
2. Tatap Muka
Dalam pembelajaran Alat sederhana perpindahan kalor dapat
digunakan sebagai alat peraga atau alat praktek untuk menyelidiki
konsep dispersi cahaya. Sebelum Alat sederhana perpindahan kalor
digunakan hendaknya dicek lebih dulu, supaya tidak ada hambatan
pada saat pelaksanaan pembelajaran yang sesungguhnya.
jalan mengatur lalu lintas molekul dan ion-ion dari dalam, perpindahan
molekul atau ion melewati membran melalui proses difusi/osmosis.
b. Desain Alat
Alat Percobaan Osmosis
c. Perkakas
1) Paku atau kawat (untuk melubangi tutup botol)
2) Cutter atau alat pemotong lainnya
6) Lem bakar (untuk menutup sambungan botol dan slang agar tidak
bocor)
7) Karet gelang atau tali
8) Pewarna (untuk meperjelas pengamatan)
e. Cara Membuat
2) Tutup bagian bawah botol kecil dengan kertas selofan dan ikat erat
3) Masukkan larutan gula ke dalam botol kecil sampai penuh dan pasang
tutup botol berselang.
4) Tambahkan melalui ujung atas selang larutan gula dengan pipet agar
permukaan larutan gula terlihat pada selang, kemudian beri tanda
permukaan awal air gula pada selang dengan menggunakan spidol.
5) Amati dan biarkan beberapa saat, kemudian ukur penambahan
permukaan larutan dalam pipa tabung osmosis dan catatlah hasil
pengamatan dalam tabel yang tersedia
6) Panjang penambahan kolom pada pipa tabung osmosis menunjukan
volume air yang masuk ke dalam tabung osmosis untuk sampai pada
tekanan osmotik tertinggi dan mencapai isotonik. Volume ini diperoleh
dengan rumus: d (diameter) x panjang kulum (kenaikan permukaan
air gula pada slang) .
7) Untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap mengenai banyaknya
air yang digunakan untuk mencapai isotonik, lakukan kegiatan ini
menggunakan berbagai konsentrasi larutan gula
g. Saran Pembelajaran
1) Alat ini dapat digunakan pada pembelajaran Materi Sel di Kelas XI
Semester 1
2. Tatap Muka
Kegiatan yang dapat dilakukan siswa dalam pembelajaran tatap
muka adalah melakukan percobaan osmosis dan menentukan
volume air yang digunakan untuk mencapai isotonis menggunakan
berbagai jenis konsentrasi
4) Saran Pembelajaran
1. Strategi Pembelajaran : Berpusat pada siswa
2. Pendekatan Pembelajaran : Sains Teknologi - Masyarakat
3. Model Pembelajaran : Siklus Belajar
4. Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanyajawab,
Eksperimen, dan Penugasan
5) Kegiatan Pembelajaran
Agar pemahaman siswa mengenai KD tersebut di atas utuh kegiatan
pembelajaran ini sebaiknya dilaksanakan secara utuh sehingga
Tahap
Kegiatan Guru - Siswa Kecakapan Hidup
Pembelajaran
Guru menyampaikan pendahuluan Kecakapan berpikir:
mengenai topik bahasan, tujuan, Menggali dan mengolah,
strategi pembelajaran, kegiatan informasi, mengambil
yang akan dilakukan, dan tanya keputusan, dan
jawab mengenai kejadian-kejadian memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari terkait Kecakapan akademik:
dengan topik/ materi yang akan Mengidentifikasi dan
dibahas untuk menghantarkan menghubungkan variabel,
Eksplorasi siswa pada kegiatan inti merancang dan
Siswa ditugasi guru untuk membaca melaksanakan eksperimen
wacana tentang transpor pada Kecakapan Personal:
membran, merancang, dan Berkomunikasi verbal dan
melaksanakan kegiatan eksperimen tulisan, serta bekerja sama
osmosis dan difusi menggunakan Kecakapan Vokasional
perangkat percobaan osmosis yang Merakit alat
telah dibuat
LAMPIRAN 1
OSMOSIS
I. Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah agar siswa dapat mengetahui proses osmosis yang
terjadi pada sel.
II. Pendahuluan
Membran plasma atau membran sel berfungsi sebagai pelindung molekular sel
terhadap lingkungan sekitarnya dengan jalan mengatur lalulintas molekul dan
ion-ion dari dalam. Perpindahan molekul atau ion melewati membran melalui
proses difusi atau osmosis.
IV. Prosedur
Alat Percobaan Osmosis (1)
1. Rakit alat sesuai gambar kecuali tabung osmosis (slang terpasang pada
tutup botol besar (penampung) dan tutup botol kecil )
2. Tutup bagian bawah botol kecil dengan kertas selofan dan ikat erat
3. Masukkan larutan gula ke dalam botol kecil sampai penuh dan pasang tutup
botol berselang.
4. Tambahkan malalui ujung atas selang larutan gula dengan pipet agar
permukaan larutan gula ada pada selang dan tandai dengan spidol
5. Masukan air ke dalam botol besar dan satukan seluruh perangkat seperti
gambar
6. Amati dan catat berapa panjang penambahan permukaan larutan dalam pipa
tabung osmosis dan catatlah hasil pengamatan dalam tabel yang tersedia
7. Panjang penambahan kolom pada pipa tabung osmosis menunjukan volume
air yang masuk ke dalam tabung osmosis
8. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap mengenai banyaknya air
yang digunakan untuk mencapai isotonik, lakukan kegiatan ini menggunakan
berbagai konsentrasi larutan gula
9. Tuliskan hasil pengamatan dalam tabel yang tersedia
V. Hasil Pengamatan
Waktu yang
Volume Air
No. Konsentrasi Gula Diperlukan
Yang Digunakan
(dalam menit)
1 1 bagian air gula + 9 bag air ............. ml .............
2 2 bagian air gula + 8 bag air ............. ml .............
3 3 bagian air gula + 7 bag air ............. ml .............
Catatan:
1. Untuk menentukan konsentrasi larutan gula, dapat digunakan timbangan,
misalnya 10%, 20%, dan 30%. Jika tidak bisa mengunakan cara dalam tabel
di atas.
2. Setelah dipakai tabung osmosis dicuci dulu sebelum digunakan lagi untuk
meningkatkan ketepatan konsentrasi
VI. Pembahasan
1. Adakah kecenderungan volume air yang digunakan? Jika ya, bagaimana
kecenderungannya?
2. Adakah kecenderungan dalam waktu proses osmosis? Jika ya, bagaimana
kecenderungannya?
VII. Pertanyaan
1. Proses apa yang menunjukkan kenaikan air dalam selang?
2. Apa yang menyebabkan kenaikan air didalam selang?
3. Apa fungsi kantong umbi kentang/ kertas selofan pada percobaan di atas?
VIII. Tugas
1. Buat percobaan di laboratorium secara bertahap. Amati sampai berapa menit
tidak terjadi kenaikan air didalam selang.
2. Buatlah laporan tertulis dari hasil pengamatan dan diskusikan didalam kelas
Catatan:
Tercapainya tekanan osmotik tertinggi dan mencapai isotonik. Diperlihatkan
dengan permukaan larutan gula yang tidak naik lagi. Volume ini diperoleh
dengan rumus: d (diameter) x panjang kulum (kenaikan permukaan air gula
pada selang).
LAMPIRAN II
PENILAIAN
I. Ulangan Harian
1. Sebutkan fungsi membran sel?
Endosmosis
Plasmolisis
Eksosmosis
Kreanasi
4. Apa perbedaan antara transpor detif dan tranpor pasif ? Yang manakah yang
menguntungkan sel?