Sie sind auf Seite 1von 13

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMK Negeri 2 Depok


Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Bidang Keahlian : Semua Bidang Keahlian
Program Keahlian : Semua Program Keahlian
Kelas/Semester : XI/ II (Genap)
AlokasiWaktu : 2 JP (1 x pertemuan)

A. Kompetensi Inti
KI 3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang
kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran

Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran


3.10 Menganalisis persamaan dan 3.10.1 Menjelaskan latar belakang
perbedaan tentang strategi berdirinya organisasi Budi Utomo
pergerakan nasional dan Serekat Islam
3.10.2 Mengklasifikasi peran tokoh-tokoh
organisasi Budi Utomo dan Serekat
Islam
3.10.3 Menganalisis peran Budi Utomo dan
Serekat Islam dalam strategi
pergerakan nasional

4.10 Mengolah informasi tentang


persamaan dan perbedaan 4.10.1 Membuat laporan tertulis secara
strategi pergerakan nasional dan kelompok tentang persamaan dan
menyajikannya dalam bentuk perbedaan strategi pergerakan
cerita sejarah nasional dan menyajikan di depan
kelas
4.10.2 Membuat biografi salah satu tokoh
organisasi Budi Utomo dan Serekat
Islam
C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi peserta didik mampu Menjelaskan latar
belakang berdirinya organisasi Budi Utomo dan Serekat Islam
2. Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi peserta didik mampu Menjelaskan
tokoh-tokoh organisasi Budi Utomo dan Serekat Islam
3. Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi peserta didik mampu Mengklasifikasi
peran Budi Utomo dan Serekat Islam dalam strategi pergerakan nasional
4. Melalui kegiatan diskusi dan presentasi peserta didik mampu membuat laporan
tertulis secara kelompok tentang persamaan dan perbedaan strategi pergerakan
nasional Budi Utomo dan Serekat Islam dan menyajikan di depan kelas
5. Melalui kegiatan penugasan portofolio peserta didik mampu Membuat biografi
tokoh-tokoh organisasi Budi Utomo dan Serekat Islam

D. Materi Pembelajaran
1. Budi Utomo
2. Serekat Islam

E. Pendekatan, Model PBM dan Metode


Pendekatan : Saintifik (Pendekatan keilmuan)
Model PBM : Discovery Learning
Metode : Diskusi kelompok

F. KegiatanPembelajaran
1. Pendahuluan/KegiatanAwal (15menit)
Guru mengkondisikan kelas, dan memulai pembelajaran dengan membaca doa
dan mengucapkan salam
Guru melakukan apersepsi dengan sedikit mereview materi sebelumnya dan
memberi gambaran materi yang akan dibahas dalam pertemuan saat ini.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan model pembelajaran yang
digunakan
Guru bersama siswa membagi kelas dalam 4 kelompok
Siswa menempatkan diri berdasarkan kelompoknya masing-masing yang telah
dibagi oleh guru

2. Kegiatan Inti (60menit)


Stimulasi (Mengamati)
Guru menayangkan video tentang sejarah organisasi Budi Utomo dan Serekat
Islam
Peserta didik mengamati dengan seksama video yang ditayangkan oleh guru
Guru menayangkan beberapa gambar tentang tokoh-tokoh pendiri Budi Utomo
dan Serekat Islam
Peserta didik mengamati dengan seksama gambar yang ditayangkaan oleh guru
Guru meminta peserta didik mencari artikel di internet tentang organisasi Budi
Utomo dan Serekat Islam
Peserta didik mencari artikel di internet tentang organisasi Budi Utomo dan
Serekat Islam

Problem Statement (Menanya)


Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan beberapa
hal yang berkaitan dengan organisasi Budi Utomo dan Serekat Islam
Peserta didik membuat pertanyaan yang belum jelas dari informasi yang
diperoleh, baik itu dari video maupun artikel yang dibaca terkait dengan tema
organisasi Budi Utomo dan Serekat Islam

Data Collection (Mengumpulkan informasi)


Guru membentuk 4 kelompok diskusi setiap kelompok 5-6 siswa dan memberi
pertanyaan yang berbeda pada setiap kelompok:
1) Kelompok 1 dan 3 bertugas membahas tentang organisasi Budi Utomo
2) Kelompok 2 dan 4 bertugas membahas tentang organisasi Serekat Islam
Peserta didik berdiskusi dengan materi yang berbeda, sesuai dengan tema
kelompok masing-masing.
Peserta didik berusaha mencari sumber sumber yang ada untuk memecahkan
masalah dari pertanyaan yang menjadi bagian dalam kelompoknya dan
menuliskan hasilnya dalam selembar kertas / LKPD.

Verification (Mengasosiasikan)
Guru meminta tiap-tiap kelompok saling menukar pekerjaannya dan mengoreksi
hasil diskusi kelompok lain tersebut. Jika ada koreksi diminta untuk
menuliskannya dikertas itu.
Masing-masing kelompok mendiskusikan hasil kerja kelompok lain yang mereka
peroleh. Jika ada koreksi dapat ditulis catatan pada kertas itu.

Generalization (Mengomunikasikan)
Guru meminta peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi
Kelompok yang tidak presentasi boleh mengajukan pertanyaan atau opini mereka
dan akan ditanggapi oleh kelompok yang presentasi.
Guru memberikan klarifikasi dan penguatan dari jawaban kelompok yang
presentasi
Kelompok yang presentasi memperbaiki hasil diskusinya sesuai dengan masukan
dari guru
Guru dan peserta didik secara bersama bersama menyampaikan kesimpulan dari
materi yang dipelajari

3. Penutup (15 menit)


Guru dan peserta didik melakukan refleksi bersama mengenai nilai-nilai dari
materi pembelajaran
Bagaimana proses pembelajaran hari ini, menyenangkan atau
membosankan
Nilai apa yang ananda dapatkan setelah mempelajari materi tentang
ancaman disintegrasi bangsa ini
Guru memberikan penguatan terhadap pencapaian kompetensi peserta didik, baik
sikap, keterampilan ataupun pengetahuan.
Guru bersama Peserta didik menyimpulkan pembelajaran tentang perjuangan
menghadapi ancaman disintegrasi bangsa
Guru mengevaluasi pembelajaran dengan memberikan pertanyaan lisan untuk
mengetahui tingkat penguasaan materi pembelajaran
Jelaskan latar belakang berdirinya organisasi Budi Utomo dan Serekat
Islam
Sebutkan tokoh-tokoh organisasi Budi Utomo dan Serekat Islam
Guru menyampaikan materi pembelajaran selanjutnya tentang Organisasi
Indische Partij dan PNI
Guru memberikan tugas portofolio untuk membuat biografi tentang tokoh-tokoh
pendiri organisasi Budi Utomo dan Serekat Islam
Guru mengucapkan salam
G. PenilaianPembelajaran, Remedial danPengayaan
1. TeknikPenilaian
a. Penilaian Pengetahuan (Kognitif) dengan menggunakan Tes Tertulis (Essay)
b. Penilaian Ketrampilan (Psikomotor) dengan menggunakan PPT dan presentasi
2. InstrumenPenilaian
a. Penilaian Kognitif
a. Penilaian Pengetahuan
Soal Tertulis:
1. Jelaskanlah latar belakang berdirinya organisasi Budi Utomo dan Serekat
Islam
2. Sebutkanlah tokoh-tokoh pendiri organisasi Budi Utomo dan Serekat
Islam
3. Buatlah analisis tentang peran organisasi Budi Utomo dan Serekat Islam
dalam perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia
4. Uraikanlah perbedaan antara organisasi Budi Utomo dan Serekat Islam
ditinjau dari tujuan organisasi

Kunci Jawaban Soal:


1. Latar belakang berdirinya organisasi Budi Utomo dan Serekat Islam
Latar Belakang berdirinya organisasi Budi Utomo
Dilatarbelakangi kondisi ekonomi yang buruk di Jawa, dr. Wahidin Sudiro Husodo
pada tahun 1906-1907 berkeliling pulau jawa, untuk memberikan penerangan tentang
cita-citanya kepada para pegawai Belanda dan dalam berusaha mencari dana untuk
beasiswa bagi pelajar Indonesia yang kurang mampu tapi cakap, dr. wahidin
berkeinginan untuk mendirikan badan pendidikan yang di sebut Studifonds. Usaha dr.
Wahidin tidak mendapatkan tanggapan yang positif dari pegawai pemerintahan
Belanda. Namun usahanya mendapat respon dari para pelajar. Usaha beliaulah yang
merupakan pendorong bagi pelajar, untuk mendirikan organisasi.Organisasi Budi
Utomo berdiri tanggal 20 Mei 1908 oleh para mahasiswa Sekolah Kedokteran
(STOVIA) di Jakarta, yaitu Sutomo, Suraji, Gunawan Mangunkusumo. Budi Utomo
(BU) ini sejak awal sudah menetapkan bidang pendidikan sebagai pusat perhatiannya,
dengan wilayah Jawa dan Madura sebagai sasaran.

Latar Belakang berdirinya organisasi Serekat Islam


Tiga tahun setela berdirinya Budi Utomo,maka pada tahun 1911 didirikanlah
perkumpulan pedagang-pedagang Islam yang awalnya diberinama Sarekat Dagang
Islam (SDI) di kota Solo oleh Haji Samanhudi.Haji Samanhudi sendiri adalah
seorang pengusaha batik di Kampung Lawean (Solo) yang mempunyai banyak
pekerja. Perkumpulan ini semakin berkembang pesat ketika Tjokroaminoto
memegang tampuk pimpinan dan mengubah nama perkumpulan itu menjadi Sarekat
Islam.Kata Dagang dalam Serikat Dagang Islam dihilangkan dengan maksud agar
ruang geraknya lebih luas tidak dalam bidang dagang saja.

2. Tokoh-Tokoh Budi Utomo dan Serekat Islam


Budi Utomo
Wahidin Sudirohusodo
Dr. Sutomo
Suraji
Gunawan Mangunkusumo
Serekat Islam
Haji Samanhudi
HOS Cokroaminoto
3. Peran Budi Utomo dalam perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia
adalah sebagai perintis awal dimulainya bentuk dalam mencapai kemerdekaan
Indonesia dengan menggunakan jalur pergerakan nasional. Walaupun pada
tujuan awalnya organisasi hanya bersifat kedaerahan yang memperjuangkan
nasib bangsa Jawa dan Madura, dimana Budi Utomo ini hanya bergerak
dalam bidang pendidikan, sosial, dan budaya. Namun, berdirinya organisasi
Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 menandakan dimulainya era
pergerakan Nasional di Indonesia. Sedangkan untuk Serekat Islam, Organisasi
ini pada awalnya hanya perkumpulan dagang orang Solo untuk menghadapi
dominasi Tionghoa di daerahnya, sejak tahun 1911 oleh Cokroaminoto kata
dagang dalam organisasi ini dihapuskan menjadi Serekat Islam. Tujuan dari
penghapusan nama tersebut adalah untuk merangkul semua golongan yang
bukan hanya pedagang saja untuk masuk bersama-sama dalam mewujudkan
bangsa yang merdeka.

4. Perbedaan Budi Utomo dan Serekat Islam


Budi Utomo Serekat Islam
Bersifat Kedaerahan (Jawa dan Menyeluruh untuk setiap daerah
Madura) Untuk seluruh kalangan
Untuk golongan pelajar Bertujuan untuk memajukan
Bertujuan untuk memajukan perdagangan, meningkatkan
pendidikan, sosial, dan budaya derajat pribumi, dan didasari
oleh faktor agama islam

Penskoran Jawaban dan Pengolahan Nilai


1. Nilai 4 : jika sesuai kunci jawaban dan ada pengembangan jawaban
2. Nilai 3 : jika jawaban sesuai kunci jawaban
3. Nilai 2 : jika jawaban kurang sesuai dengan kunci jawaban
4. Nilai 1 : jika jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban
Contoh Pengolahan Nilai
Skor
IPK No Soal Nilai
Penilaian 1
1. 1 4
2. 2 3 Nilai perolehan KD pengetahuan : rerata dari
3. 3 3 nilai IPK
1. 4 4 (14/16) * 100 = 87,5
Jumlah 14
b. Penilaian Ketrampilan

KD 4.1 :Mengolah informasi tentang persamaan dan perbedaan strategi


pergerakan nasional dan menyajikannya dalam bentuk cerita
sejarah

Indikator 4.1.1 : Membuat laporan tertulis secara kelompok tentang persamaan dan
perbedaan strategi pergerakan nasional dan menyajikan di depan kelas

RUBRIK OBSERVASI
KEGIATAN DISKUSI KELOMPOK
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Tahun Pelajaran : 2017/2018
Nama Sekolah : SMK N 2 DEPOK Waktu Pengamatan :
Kelas / Semester : XII / 1

Mengkomunikasikan Mendengarkan Berargumentasi Mengemukakan


pendapat
Nama Peserta Jumlah
NO Skor
Didik
1-4 1-4 1-4 14

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Keterangan :
Nilai = Jumlah skor dibagi 4
a. Keterampilan mengomunikasikan adalah kemampuan peserta didik untuk mengungkapkan atau
menyampaikan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang efektif.
b. Keterampilan mendengarkan dipahami sebagai kemampuan peserta didik untuk tidak menyela,
memotong, atau menginterupsi pembicaraan seseorang ketika sedang mengungkapkan
gagasannya.
c. Kemampuan berargumentasi menunjukkan kemampuan peserta didik dalam mengemukakan
argumentasi logis ketika ada pihak yang bertanya atau mempertanyakan gagasannya.
d. Kemampuan berkontribusi dimaksudkan sebagai kemampuan peserta didik memberikan
gagasan-gagasan yang mendukung atau mengarah ke penarikan kesimpulan termasuk di
dalamnya menghargai perbedaan pendapat.
e. Kriteria Penilaian
Nilai rentang antara 0 100
Skor rentang antara 0 100
91 100 = 4 (Sangat Baik) 75 80 = 2 (Cukup)
81 90 = 3 (Baik) 0 - 74 = 1 (Kurang)
RUBRIK OBSERVASI
KEGIATAN PRESENTASI

Mata Pelajaran : Sejarah (Peminatan) Tahun Pelajaran : 2017/2018


Kelas / Semester : X /1 Waktu Pengamatan :

Menjelaskan Memvisualkan Merespon


Jumlah
NO Nama Peserta Didik
1-4 14 14
Skor

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Keterangan :
Nilai = skor dibagi 4
a. Keterampilan menjelaskan adalah kemampuan menyampaikan hasil observasi dan diskusi secara
meyakinkan.
b. Keterampilan memvisualisasikan berkaitan dengan kemampuan peserta didik untuk membuat
atau mengemas informasi seunik mungkin, semenarik mungkin, atau sekreatif mungkin.
c. Keterampilan merespon adalah kemampuan peserta didik menyampaikan tanggapan atas
pertanyaan, bantahan, sanggahan dari pihak lain secara empatik.
f. Kriteria Penilaian
Nilai rentang antara 0 100
91 100 = 4 (Sangat Baik) 75 80 = 2 (cukup)
81 90 = 3 (Baik) 0 - 74 = 1 (Kurang)
Instrumen Portofolio
IPK 4.10.2 : Membuat biografi tokoh-tokoh organisasi Budi Utomo dan Serekat Islam
Soal : buatlah biografi tokoh-tokoh Organisasi Budi Utomo dan Serekat Islam

Mata Pelajaran : Sejarah Tahun Pelajaran : 2017/2018


Nama Sekolah : SMK N 2 Depok Waktu Pengamatan :
Kelas / Semester : X /1

Relevansi Kelengkapan Kebahasaan Jumlah


Isi
Skor
NO Nama Peserta Didik
SB - K SB - K SB - K SB K

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Nilai = Jumlah skor dibagi 4
Keterangan :
a. Kegiatan mengamati dalam hal ini dipahami sebagai cara peserta didik mengumpulkan informasi
faktual dengan memanfaatkan indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap dan peraba. Maka
secara keseluruhan yang dinilai adalah HASIL pengamatan (berupa informasi) bukan CARA
mengamati.
b. Relevansi, kelengkapan, dan kebahasaan diperlakukan sebagai indikator penilaian kegiatan
mengamati.
Relevansi merujuk pada ketepatan atau keterhubungan fakta yang diamati dengan informasi yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan Kompetensi Dasar/Tujuan Pembelajaran (TP).
Kelengkapan dalam arti semakin banyak komponen fakta yang terliput atau semakin sedikit sisa
(residu) fakta yang tertinggal.
Kebahasaan menunjukan bagaimana peserta didik mendeskripsikan fakta-fakta yang
dikumpulkan dalam bahasa tulis yang efektif (tata kata atau tata kalimat yang benar dan mudah
dipahami).
g. Kriteria Penilaian
Skor rentang antara 0 100
91 100 = 4 (Sangat Baik) 75 80 = 2 (cukup)
81 90 = 3 (Baik) 0 - 74 = 1 (Kurang)
3. Pembelajaran Remedial danPengayaan
Remedial dilakukan untuk peserta didik yang tidak mencapai KKM, setelah ada
evaluasi pembelajaran
Soal :
1. Jelaskanlah perbedaan antara konflik dan pergolakan daerah secara ideologi,
kepentingan, dan sistem pemerintahan pada tahun 1948-1965
2. Sebutkanlah contoh-contoh konflik dan pergolakan daerah yang berkaitan
ideologi, kepentingan, dan sistem pemerintahan pada tahun 1948-1965

Pengayaan diberikan bagi peserta didik yang capaiannya sudah melebihi KKM.
Materi pengayaan diarahkan pada analisis konflik dan pergolakan daerah yang
masih terjadi saat ini seperti OPM, Teroris, dan GAM.
H. Media/alat, Bahan, danSumberBelajar
1. Media/Alat
Komputer/Laptop
LCD/Proyektor
Buku siswa
2. Bahan
Materi pembelajaran KD 3.2 dan KD 4.2
3. SumberBelajar
Guru
Bukusiswa
Internet

Mengetahui Depok, 17 Maret 2016


Kepala SMK N 2 Depok Guru Mata Pelajaran,

Drs.Aragani Mizn Zakaria Ahmad Adroi, S.Pd


NIP 19630203 198803 1 010
Lampiran 1

Materi Ajar :

1. Budi Utomo

Dilatarbelakangi kondisi ekonomi yang buruk di Jawa, dr. Wahidin Sudiro Husodo pada
tahun 1906-1907 berkeliling pulau jawa, untuk memberikan penerangan tentang cita-citanya
kepada para pegawai Belanda dan dalam berusaha mencari dana untuk beasiswa bagi pelajar
Indonesia yang kurang mampu tapi cakap, dr. wahidin berkeinginan untuk mendirikan badan
pendidikan yang di sebut Studifonds. Usaha dr. Wahidin tidak mendapatkan tanggapan yang
positif dari pegawai pemerintahan Belanda. Namun usahanya mendapat respon dari para
pelajar. Usaha beliaulah yang merupakan pendorong bagi pelajar, untuk mendirikan
organisasi.

Organisasi Budi Utomo berdiri tanggal 20 Mei 1908 oleh para mahasiswa Sekolah
Kedokteran (STOVIA) di Jakarta, yaitu Sutomo, Suraji, Gunawan Mangunkusumo. Budi
Utomo (BU) ini sejak awal sudah menetapkan bidang pendidikan sebagai pusat perhatiannya,
dengan wilayah Jawa dan Madura sebagai sasaran. Pro dan kontra selalu mewarnai dalam
kehidupan berorganisasi, tak terkecuali BU. Yang kontra mendirikan organisasi tandingan
Regent Bond, yang anggota-anggotanya berasal dari kalangan bupati penganut status quo
yang tidak menginginkan perubahan. Sedang yang pro, antara lain Tirto Kusumo, merupakan
kalangan muda yang berpikiran maju.

Pada kongres BU yang diselenggarakan pada 3-5 Oktober 1908, Tirto Kusumo diangkat
menjadi Ketua Pengurus Besar. Dalam kongres ini etnonasionalisasi semakin bertambah
besar. Selain itu, dalam kongres tersebut juga timbul dua kelompok, yaitu kelompok pertama
diwakili olah golongan pemuda yang merupakan minoritas yang cenderung menempuh jalan
politik dalam menghadapi pemerintah kolonial. Adapun kelompok kedua merupakan
golongan mayoritas diwakili oleh golongan tua yang menempuh perjuangan dengan cara
lama, yaitu sosiokultural.

Golongan minoritas yang berpandangan maju dalam organisasi ini dipelopori oleh Dr. Tjipto
Mangunkusumo. Dia ingin Budi Utomo bukan hanya sebagai organisasi yang mementingkan
rakyat, melainkan organisasi yang memiliki jaringan di seluruh Indonesia. Sementara itu,
golongan tua menginginkan dibentuknya Dewan Pimpinan yang didominasi oleh golongan
tua. Golongan ini juga mendukung pendidikan yang luas bagi kaum priyayi dan mendorong
kegiatan pengusaha Jawa. Tjipto terpilih sebagai salah satu anggota dewan. Namun, pada
1909 ia mengundurkan diri dan bergabung dengan Indische Partiij.

Pada tahun 1914 terjadi peristiwa besar yakni Perang Dunia I, pada saat itulah BU
memikirkan bagaimana mempertahankan Indonesia dari serangan luar. Dalam rapat
umumnya di Bandung pada 5-6 Agustus 1915 ditetapkan mosi yang menegaskan pelu adanya
milisi yang harus diputuskan dalam parlemen. Menurut BU, untuk tujuan itu harus dibentuk
dewan perwakilan rakyat terlebih dahulu. Untuk tujuan itu, BU ikut dalam dalam komite
Indie Weber yang dalam rapat-rapatnya diusulkan untuk membentuk Dewan rakyat
(Volksraad). Dengan sikap BU yang moderat, ternyata usulan dibentuknya Dewan
Perwakilan Rakyat dapat terealisasi pada tahun 1918, atau ketika Perang Dunia I berakhir, hal
ini menunjukkan bahwa Belanda memandang BU tidak berbahaya bagi Belanda. Bulan April
1931 BU melakukan terobosan besar dengan mengubah anggaran dasarnya, yang salah satu
poinnya adalah membuka diri bagi semua golongan bangsa Indonesia, tidak hanya terbatas
pada orang Jawa. Pada kongres itu diputuskan bahwa BU harus bekerja sama dengan
oraganisasi-organisasi lain yang bersifat kooperatif.

2. Serekat Islam

Rintisan lahirnya Sarekat Islam sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1909 oleh R.M.
Tirtoadisuryo di Batavia (Jakarta). Ia telah mendirikan Sarekat Dagang Islam (SDI) di
Batavia dan Bogor. Pada tahun 1911, para pedagang batik di kota Surakarta juga mendirikan
SDI yang dipimpin oleh Haji Samanhudi. Tujuan pembentukan SDI adalah memperkuat
usaha, dagang golongan pribumi agar mampu bersaing dengan para pedagang Cina.

Lahirnya SDI mendapat sambutan hangat dari para pedagang pribumi sehingga jumlah
anggota dan cabangnya makin banyak. Melihat perkembangannya yang pesat, Haji
Samanhudi ingin organisasinya berbadan hukum. Atas saran Umar Said, nama Sarekat
Dagang Islam diubah namanya menjadi Sarekat Islam (SI) agar lebih luas ruang gerak
organisasinya. Haji Samanhudi menyetujui usul itu sehingga pada tanggal 10 September
1912, SDI secara resmi berganti nama menjadi Sarekat Islam (SI). Sarekat Islam mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Buktinya dalam tahun 1914 telah berdiri 56 cabang SI yang
berbadan hukum dan pada tahun 1916 menjadi 80 cabang SI yang berbadan hukum dengan
jumlah anggota 360.000 orang. Dengan makin banyak cabang SI yang berdiri, H.O.S
Cokroaminoto mendirikan Central Sarekat Islam (CSI) yang anggotanya adalah cabang-
cabang SI di daerah-daerah.

Sarekat Islam mengadakan kongres pertama di Surabaya pada tanggal 20 Januari 1913.
Kongres itu menetapkan bahwa SI bukanlah partai politik. SI tidak akan melawan pemerintah
Hindia Belanda, serta Surabaya ditetapkan menjadi pusat SI. Pernyataan demikian itu,
sebenarnya hanyalah di atas kertas. Hal itu di maksudkan agar tidak dicurigai oleh
pemerintah kolonial Belanda. Pada praktiknya, SI sering membahas masalah-masalah politik.
SI memper-juangkan nasib rakyat, mendesak pemerintah agar membentuk volksraad, dan
menyebar luaskan cita-cita mencapai pemerintahan sendiri. Kongres kedua SI
diselenggarakan di Surakarta. Kongres menegaskan bahwa SI hanya untuk rakyat biasa,
pegawai pangreh praja tidak diperbolehkan menjadi anggota. Pegawai pangreh praja dilarang
menjadi anggota karena dikhawatirkan mereka tidak akan berani menyuarakan aspirasi dan
memperjuangkan nasib rakyat, bahkan bisa jadi mereka akan memata-matai SI.

Setelah Central Sarekat Islam berhasil dibentuk di Surabaya (16 Maret 1916), SI segera
mengadakan kongres ketiga di Bandung pada tanggal 17-24 Juni 1916. Kongres itu
disebutnya sebagai Kongres Nasional Sarekat Islam.. Pada tahun 1917, SI mengadakan
kongres keempat di Batavia. Dalam kongres itu, SI kembali menegaskan tujuan pembentukan
organisasinya, yaitu ingin memperoleh pemerintahan sendiri (kemerdekaan). Dalam kongres
itu, SI juga mendesak agar pemerintah membentuk volksraad. SI mencalonkan H.O.S.
Cokroaminoto dan Abdul Muis sebagai wakil yang akan duduk dalam volksraad. Sehubungan
dengan keadaan itu, pada tahun 1921, CSI menerapkan disiplin organisasi dengan melarang
anggotanya untuk merangkap menjadi anggota organisasi lain. Akibatnya, Semaun beserta
pengikutnya dipecat dari SI. Pacta tahun 1923, lewat kongresnya di Madiun (17-20 Februari
1923), SI mengubah namanya menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). SI Merah
pimpinan Semaun juga mengubah namanya menjadi Sarekat Rakyat yang kemudian
bergabung dengan Partai Komunis Indonesia pada tahun 1923.

Das könnte Ihnen auch gefallen