Sie sind auf Seite 1von 9

TUGAS METODE NUMERIK

Disusun oleh :

Febrian Tegar Wicaksana 4313 100 024

JURUSAN TEKNIK KELAUTAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2015
A. Finite Method

FEM adalah singkatan dari Finite Element Method, dalam bahasa Indonesia disebut Metode
Elemen Hingga. Konsep paling dasar FEM adalah, menyelesaikan suatu problem dengan cara
membagi obyek analisa menjadi bagian-bagian kecil yang terhingga. Bagian-bagian kecil ini
kemudian dianalisa dan hasilnya digabungkan kembali untuk mendapatkan penyelesaian
untuk keseluruhan daerah. Kata finite atau terhingga digunakan untuk menekankan bahwa
bagian-bagian kecil tersebut tidak tak terhingga, seperti yang lazim digunakan pada metode
integral analitik.

Membagi bagian analisa menjadi bagian-bagian kecil disebut discretizing atau diskritisasi.
Bagian-bagian kecil ini disebut elemen, yang terdiri dari titik-titik sudut (disebut nodal, atau
node) dan daerah elemen yang terbentuk dari titik-titik tersebut. Membagi sebuah object
menjadi bagian-bagian kecil secara fisika sebenarnya menuntun kita kepada pembuatan
persamaan diferensial. Jadi secara lebih matematis, FEM didefinisikan sebagai teknik
numerik untuk menyelesaikan problem yang dinyatakan dalam persamaan diferensial. Namun
biasanya definisi FEM secara matematis memberikan kesan yang rumit yang sebenarnya
tidak perlu. Oleh karena itu dalam pelajaran kita, pendekatan matematis tidak terlalu
ditekankan.

Meski demikian, mengingat pentingnya, ilustrasi persamaan antara FEM dan diferensial-
integral (kalkulus) akan kita bahas secara detail pada kesempatan berikutnya.

Untuk saat ini, yang perlu kita fahami lebih dahulu adalah gambaran besar cara kerja FEM.

Secara umum langkah-langkah dalam FEM bisa diringkas sebagai berikut:

1. Membagi obyek analisa ke dalam elemen-element kecil.


2. Melakukan modelisasi sederhana yang berlaku untuk setiap elemen. Misalnya
dimodelkan sebagai pegas, di mana pegas ini sifatnya sederhana, yaitu tegangan
berbanding lurus dengan perubahan bentuknya.

3. Membuat formula sederhana untuk setiap element tersebut. Misalnya untuk pegas
berlaku hukum f = k.x. Di mana k adalah konstanta pegas, dan x adalah pertambahan
panjang pegas. Pada langkah ini kita akan memperoleh sebuah persamaan yang
disebut element stiffness matrix atau matriks kekakuan elemen.

4. Mengkombinasikan seluruh elemen dan membuat persamaan simultan yang


mencakup semua variabel. Untuk elemen yang dimodelkan dengan pegas, mencakup
f, k, dan x dari semua elemen.Biasanya pada langkah ini kita akan memperoleh
sebuah persamaan yang disebut global stiffness matrix atau matriks kekakuan
global.

Langkah-langkah di atas secara singkat digambarkan pada ilustrasi berikut.


1. Membagi obyek analisa ke dalam elemen-element kecil.
2. Melakukan modelisasi sederhana yang berlaku untuk setiap elemen. Misalnya
dimodelkan sebagai pegas, di mana pegas ini sifatnya sederhana, yaitu tegangan
berbanding lurus dengan perubahan bentuknya.

3. Membuat formula sederhana untuk setiap element tersebut. Misalnya untuk pegas
berlaku hukum f = k.x. Di mana k adalah konstanta pegas, dan x adalah pertambahan
panjang pegas. Pada langkah ini kita akan memperoleh sebuah persamaan yang
disebut element stiffness matrix atau matriks kekakuan elemen.

4. Mengkombinasikan seluruh elemen dan membuat persamaan simultan yang


mencakup semua variabel. Untuk elemen yang dimodelkan dengan pegas, mencakup
f, k, dan x dari semua elemen.Biasanya pada langkah ini kita akan memperoleh
sebuah persamaan yang disebut global stiffness matrix atau matriks kekakuan
global.

Langkah-langkah di atas secara singkat digambarkan pada ilustrasi berikut.

B. Finite Volume
Metode volume hingga digunakan untuk melakukan pendekatan dalam penyelesaian masalah
yang berkaitan dengan penomena konveksi. Pada kasus aliran panas batang logam yang pada
dua sisinya terdapat perbedaan temperatur yang pernah dibahas sebelumnya. sebenarnya
terdapat peristiwa konveksi. peristiwa konveksi ini terjadi karena panas pada batang logam
merambat ke udara. perambatan panas inilah yang jika menyebar dinamakan dengan
peristiwa difusi.
pada gambar di atas dapat di lihat perambatan panas dari sisi 1 ke sisi 2. panah merah
menunjukan panas yang merambat ke udara juga ikut mengalir dari sisi 1 ke sisi 2 yang
merupakan peristiwa konveksi dan difusi. sebenarnya pada udara juga terjadi peristiwa
rambatan internal antar molekul udara , namun nilainya lebih kecil dibandingkan dengan
konveksi. persamaan umum dari difusi-konveksi ini adalah :

Kualitas dari pendekatan peristiwa konveksi sangat dipengaruhi oleh metode diskritisasi
.Dalam melakukan proses diskritisasi, ada beberapa hal yang mempengaruhi kualitas dari
hasil simulasi CFD salah satunya adalah bentuk dari gird yang digunakan. biasanya grid yang
digunakan berbentuk kotak dan segitiga. untuk grid yang berbentuk segi tiga biasanya
dipengaruhi oleh tingkat ketajaman dari ketiga sudutnya.

Terdapat beberapa perkiraan yang digunakan untuk mengetahui penomena konveksi


dan difusi pada satu tutik tertentu antara lain :
1. Central differenting scheme
2. upwind differentcing scheme
3. hybid differencung scheme, dan
4. power law scheme

C. Metode finite difference

Salah satu cara utk menyelesaikan persamaan differential adalah dengan menggunakan metode beda hingga
atau yg lbh dikenal dgn finite difference method. Metode ini menggunakan pendekatan ekspansi Taylor di
titik acuannya (x). Ada tiga jenis beda (difference) yg bisa kita gunakan utk mencari nilai f(x+x). Ketiga
jenis beda ini disebut forward difference, backward difference, dan central difference. Supaya gak lupa,
penurunannya saya berikan di sini.

Forward difference

Utk forward difference, kita ingin mencari nilai suatu fungsi jika independent variablenya
digeser ke depan (makanya namanya forward difference) sebesar x. Sederhananya, jika
kita tahu f(x), maka berapakah f(x+x)? Ekspansi Taylor dituliskan sbb:

Secara umum, symbol f/x*x menunjukkan kemiringan (gradient) nilai fungsi f pada
f(x) jika x digeser sebesar x. Sementara symbol 2f/x2 menunjukkan lengkungan
(curvature) dari titik f(x) tsb jika x digeser sebesar x.

Oleh karena nilai setelah term pertama di atas tidak signifikan dibandingkan dgn term
kedua, maka bisa kita bilang klo:

Hubungan di atas menunjukkan kemiringan (gradient) dari fungsi tsb sebesar x ke depan
(lbh besar dari x).

Backward difference

Pertanyaan yg sama jg kita berikan utk backward difference. Jika kita tahu f(x), maka
berapakah f(x-x)? Atau berapakah nilai fungsi tsb jika independent variablenya digeser
ke belakang sebesar x. Ekspansi Taylor dituliskan sbb:
Hubungan terakhir ini menunjukkan kemiringan (gradient) dari fungsi tsb sebesar x ke
belakang (lbh kecil dari x).

Central difference

Jenis bedar ketiga adalah beda tengah, di mana kita akan mencari kemiringan dari fungsi
tsb dgn menggunakan perbedaan nilai fungsinya dari beda depan dan beda belakang.
Secara matematis, beda tengah adalah penjumlahan dari beda depan dan beda belakang.

Second order derivation


Setelah pendekatan orde satu bisa kita turunkan spt di atas, skrg kita bisa menurunkan
persamaan utk pendekatan orde dua. Penurunan di bawah ini saya mulai dari
mengambil persamaan orde satu dari beda depan (forward difference) yg mengandung
penurunan orde dua (second order differential). Fungsi 2f/x2 saya keluarkan, dan
persamaan utk f/x nya saya ambil dari pendekatan beda belakang (backward
difference).
D. Finete Elemen Hingga
Finite Element Method (Metode Elemen Hingga) atau biasa disebut FEM adalah suatu
teknik numerik untuk menemukan solusi perkiraan persamaan diferensial parsial (PDP) serta
persamaan integral. Pendekatan solusi didasarkan baik pada menghilangkan persamaan
diferensial sepenuhnya (masalah steady state), atau rendering PDE ke sistem mendekati
persamaan diferensial biasa, yang kemudian diintegrasikan secara numerik menggunakan
teknik standar seperti metode Euler, Runge-Kutta, dll. (id.wikipedia).
Bisa juga diartikan sebagai sebuah metode untuk menyelesaikan sebuah persamaan
dengan perkiraan kuantitas yang kontinu sebagai satu set jumlah pada titik-titik diskrit, sering
secara teratur spasi ke dalam apa yang disebut grid atau mesh. Karena metode elemen hingga
dapat disesuaikan dengan kompleksitas permasalahan besar dan geometri biasa, mereka
adalah alat yang sangat kuat dalam pemecahan masalah penting dalam transfer panas,
mekanika fluida, dan sistem mekanis. Selain itu, ketersediaan komputer cepat dan murah
memungkinkan masalah yang sulit dipecahkan dengan menggunakan metode analitik atau
mekanis harus dipecahkan secara langsung dengan menggunakan metode elemen.

II. Pembahasan
Finite Element Method pada awalnya merupakan kebutuhan untuk memecahkan
permasalahan elastisitas yang kompleks dan masalah analisis struktural di dalam sipil dan
aeronautical engineering. Usianya lebih dari 40 tahun, dan hingga kini masih tetap dipakai,
bahkan makin disukai. Metode ini berusaha memecahkan partial differential equations dan
persamaan integrasi lainnya yang dihasilkan dari hasil diskritisasi benda kontinum. Meski
berupa pendekatan, metode ini dikenal cukup ampuh memecahkan struktur-struktur yang
kompleks dalam analisis mekanika benda padat (solid mechanics) dan perpindahan panas
(heat transfer). Biasanya matematikawan mencari closed-form solution untuk suatu kasus
fisika, dan karena mentok mereka lalu memanfaatkan metode numerik ini untuk memecahkan
kasusnya.
Saat ini, banyak sekali software FEM berkeliaran dengan berbagai mutu dan
kemudahan. Software ini biasanya sangat ramah-sama-pengguna (user-friendly) tapi tidak
dompet-friendly (mahal). Contoh dari software ini adalah MSC.NASTRAN, ABAQUS,
ANSYS, LSDYNA, dan lainnya. Pengguna software FEM kemudian terbiasa melihat GUI
(graphic user interface) di mana suatu benda didiskritisasi menjadi sekian puluh bahkan ribu
elemen. Istilah baru kemudian muncul yaitu Finite Element Modeling, karena pengguna
hanya memodelkan fisik suatu benda dengan elemen-elemen kecil, mendefinisikan sifat-sifat
material, memberikan kondisi batas dan pembebanan, menjalankan software. Ini yg
dinamakan pre-processing. Fase post-processing biasanya lebih sulit karena pengguna
diharapkan bisa menginterpretasi hasil, menganalisis angka dan fisik yang dihasilkan dan
melakukan trouble-shooting jika hasilnya kurang memuaskan. Ada yg bilang FEM software
ini G-I-G-O alias garbage-in-garbage-out. Dan ini benar! Apa saja yg kita masukkan ke
dalam software tentu akan menghasilkan sesuatu, entah itu berupa angka atau berupa error
message. Kalau memasukan sampah ya keluarnya juga sampah (begitu arti literalnya). Untuk
mengatasi ini, pengguna diharapkan sudah memahami formulasi, jenis elemen, kelebihan dan
kelemahan suatu metode sebelum menggunakan FEM software.
Finite Element Analysis dibangun sebagai metode numeric untuk analisa tegangan,
tapi sekarang pemakainanya telah meluas sebagai metode yang umum untuk banyak
permasalahan engineering kompleks dan ilmu-ilmu fisika. Mengandung banyak perhitungan,
pertumbuhannya berhubungan dekat dengan pengembangan teknologi komputer.
Finitie Element adalah salah satu dari metode numerik yang memanfaatkan operasi
matrix untuk menyelesaikan masalah-masalah fisik. Metode lain yang adalah metode analitik,
yang untuk melakukannya diperlukan suatu persamaan matematik yang merupakan model
dari perilaku fisik. Semakin rumit perilaku fisiknya (karena kerumitan bentuk geometri,
banyaknya interaksi beban, constrain, sifat material, dll) maka semakin sulit atau bahkan
mustahil di bangun suatu model matematik yang bisa mewakili permasalahan tersebut.
Alternatif metodenya adalah dengan cara membagi kasus tadi menjadi bagian-bagian kecil
yang sederhana yang mana pada bagian kecil tersebut kita bisa membangun model matematik
dengan lebih sederhana. Kemudian interaksi antar bagian kecil tersbut ditentukan
berdasarkan fenomena fisik yang akan diselesaikan. Metode ini dikenal sebagi metode
elemen hingga, karena kita membagi permasalahan menjadi sejumlah elemen tertentu (finite)
untuk mewakili permasalah yang sebenarnya jumlah elemennya adalah tidak berhingga
(kontinum).
Jenis-Jenis Finite Element Method

Secara umum ada beberapa jenis metode didalam Finite Elemen Method (FEM) yang bisa
digunakan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada di dalam dunia teknik. Perluasan dari
metode finite elemen tersebut memang banyak macamnya. Berikut beberapa perluasan dari
Finite Elemen Method (FEM).
1. hp-FEM
hp- FEM adalah versi umum dari metode elemen hingga (FEM), sebuah numerik
metode untuk memecahkan persamaan diferensial parsial berdasarkan perkiraan piecewise-
polinomial menggunakan unsur-unsur variabel ukuran (h) dan derajat polinomial (p).

2. Extended finite element method (XFEM)


Extended finite element method (XFEM) adalah metode teknik numerik yang
memperpanjang klasik metode elemen hingga (FEM) dengan pendekatan memperluas ruang
untuk solusi solusi untuk persamaan diferensial dengan fungsi kontinu.

3. Spectral method
Metode spektral adalah sebuah teknik yang digunakan dalam matematika terapan dan
komputasi ilmiah tertentu untuk menyelesaikan secara numerik dengan menggunakan
persamaan diferensial parsial (PDEs),dan sering juga melibatkan penggunaan Fast Fourier
Transform. Metode spectral memiliki tingkat error yang sangat baik yang disebut dengan
exponential convergen sehingga membuat metode ini menjadi yang tercepat.

4. Meshfree methods
Metode meshfree merupakan kelas tertentu dari numerical simulation algorithms
untuk mensimulasikan fenomena-fenomena yang berupa fisik. Simulasi algoritma tradisional
mengandalkan pada grid atau mesh sedangkan metode meshfree menggunakan pendekatan
simulasi geometri dalam peghitungannya. Hal ini menjadi salah satu kelebihan dari metode
meshfree dibanding dengan metode konvensional.

5. Discontinuous Galerkin method


Metode Galerkin diskontinu pertama kali diusulkan dan dianalisis pada awal 1970-an
sebagai suatu teknik untuk menyelesaikan secara numerik persamaan diferensial parsial. Pada
tahun 1973 Reed dan Hill memperkenalkan metode Discontinuous Galerkin untuk
memecahkan persamaan transpor netron hiperbolik. Metode ini digunakan untuk
memecahkan persamaan diferensial parsial dengan menggabungkan fitur dari finite element
dan volume element, dan berhasil diaplikasikan untuk ukuran seperti hiperbolik, elips dan
parabola.

Das könnte Ihnen auch gefallen