Sie sind auf Seite 1von 23

ASUHAN KEPERAWATAN

KEJANG DEMAM

I. IDENTITAS DATA
Nama : An.W
Tempat/tgl lahir : Banjarmasin, 11 Mei 2016
Usia : 20 Bulan
Pekerjaan Ayah : Swasta
Pekerjaan Ibu : IRT
Alamat : Desa murung keramat
Agama : Islam
Suku Bangsa : Banjar
Pendidikan Ayah : SMA
Pendidikan Ibu : SMA
Tanggal Pengkajian : 12 juni 2017
Tanggal Masuk RS : 11 juni 2017
Diagnosa Keperawatan : Kejang Demam
No Medical Record : 1 -1X-XX-XX

II. KELUHAN UTAMA


Ibu pasien mengatakn, panas naik turun 3hari yang lalu.

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Ibu pasien mengatakan pada tanggal 12 juni mengalami kejang 20 menit dengan
suhu 39,2 C lalu pasien dibawa RS Ansyari saleh Banjarmasin jam 03.00 AM,
Panas terjadi sering pada sore dan malam hari, pasien batuk dan filek

IV. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN


1. Prenatal
Ibu pasien mengatakan selama kehamilan tidak ada mengalami Flour Albus,
tidak ada mengalami sakit seperti batuk dan diare. Orang tua anak mengatakan
selama mengandung tidak ada mengalami sakit.
2. Intranatal
Ibu pasien mengatakan melahirkan secara SPT BK, di puskesmas
3. Postnatal
Ibu pasien mengatakan dirawat di puskes sebentar setelah perssalinan

V. RIWAYAT MASA LAMPAU


1. Penyakit Waktu Kecil
Ibu pasien mengatakan anak jarang mengalami demam tinggi
2. Pernah di Rawat di RS
Ibu paien mengatakan anak tidak pernah dirawat diRS sebelumnya
3. Obat Obatan Yang Digunakan
K/P Parasetamol
4. Tindakan (Operasi)
Ibu pasien mengatakan tidak pernah operasi.
5. Alergi
Ibu pasien mengatakan anak tidak ada riwayat alergi.
6. Kecelakaan
Ibu pasien mengatakan anak tidak pernah mengalami kecelakaan.
7. Imunisasi
Ibu pasien mengatakan anak imunisasi lengkap dan keposyandu rutin sesuai
jadwal.

VI. RIWAYAT KELUARGA (GENOGRAM)

KETERANGAN :

: Laki laki
: Perempuan

: Pasien

X : Meninggal

: Tinggal Serumah

Ibu pasien mengatakan keluarga tidak ada memiliki riwayat kejang demam, atau
penyakit keturunan lainnya, pasien tinggal dengan saudara tertua, ibu dan ayah.

VII. RIWAYAT SOSIAL


1. Yang Mengasuh
Ibu pasien mengatakan Anak diasuh sendiri.
2. Hubungan dengan Anggota Keluarga
Ibu pasien mengatakan jika pasien sehat sangat baik dengan anggota keluarga.
3. Hubungan dengan Teman Sebaya
Ibu pasien mengatakan sangat baik dan sangat aktif dalam berteman.
4. Pembawaan Secara Umum
Pasien sangat aktif dan baik berkomuniksi dengan sekitar.
5. Lingkungan Rumah
Ibu pasien mengatakan sangat baik.

VIII. KEBUTUHAN DASAR SEBELUM SAKIT DAN SAAT SAKIT


1. Makanan yang disukai
a. Sebelum Sakit :
Ibu pasien mengatakan sebelum sakit pasien sangat suka makan bubur,
nasi dan susu.
b. Sesudah Sakit :
Ibu pasien mengatakan sesudah sakit pasien sangat rewel dan tidak selera
makan dan lebih banyak minum susu.
Alat Makan : piring, sendok dan gelas.

2. Pola Tidur
a. Sebelum Sakit :
Ibu pasien mengatakan pasien tidur 10 12 jam sehari, sebelum tidur
pasien senang bermain terlebih dahulu.
b. Sesudah Sakit
Ibu pasien mengatakan pasien tidur 8 jam karena sering terbangun
apalagi saat malam hari.

3. Mandi
a. Sebelum Sakit
Ibu pasien mengatakan pasien mandi 2 3 kali sehari.
b. Sesudah Sakit
Ibu pasien mengatakan pasien hanya di seka 2 kali sehari.

4. Aktifitas Bermain
a. Sebelum Sakit
Ibu pasien mengatakan sebelum sakit pasien sangat aktif bermain dengan
kakanya dirumah.
b. Sesudah Sakit
Ibu pasien mengatakan pada saat sakit tidak mampu bermain main .

5. Eliminasi
a. Sebelum Sakit
Ibu pasien mengatakan BAB 1 2 kali sehari dan BAK 2- 6 kali.
b. Sesudah Sakit
Ibu pasien mengatakan BAB 3 kali sehari dan BAK 2- 6 kali.

IX. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI


1. Diagnosa Medis : KD
2. Tindakan Operasi :-
3. Status Nutrisi : Pasien susah makan lebih banyak minum susu
4. Status Cairan : Inf D5 Ns(14tpm)
5. Obat obatan : - Inj Antarin 3 x 125mg
- Inj. Ceftriaxsone 2 x500mg
- bila kejang Diaz 3 mg (IV)
- Sibital 2x 30 mg
6. Aktifitas : Ibu pasien mengatakan pasien lebih suka
digendong dan diajak keluar ruangan
perawatan, atau bermain di kasur.

7. Tindakan Keperawatan : - Monitor TTV


- Lakukan tapid spone
- Berikan cairan intravena
- Catat peningkatan suhusediakan lingkungan
yang aman untuk pasiemmemindahkan barang
barang yang dapat membahayakan.
- Diskusikan dengan keluarga tentang
tatalaksana post hospital.

8. Hasil Laboratorium :
PEMERIKSAA HASIL NILAI SATUAN
N RUJUKAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin 10,5 11.00-16.00 g/dl
Lekosit 11,1 4,65 10,3 ribu/l
Eritrosit 4,43 4.00- 5.50 juta/ul
Hematokrit 34,6 32.00-44.00 vol%
Trombosit 372 150-356 ribu/ul
RDW-CV 14,2 121-14.0 %
MCV,MCH,MCHC
MCV 78,2 75.0-96.0 Fl
MCH 28,7 28.0-32.0 Pg
MCHC 30,3* 33.0-37.0 %
HITUNG JENIS
Gran % 70 50.0-70.0 %
Limfosit % 25,7 25.0-4.00 %
MID % 6,9 4.00-11.0 %
Gran # 7,00 2.50-7.00 ribu/ul
Limfosit # 2,0 1.25-4.0 ribu/ul
MID # 1,1 ribu/ul

9. Hasil Rontgen :-
10. Data Tambahan :-

X. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis GCS 15
Tanda Vital :
- Nadi 126 x/menit
- Respirasi 22 x/menit
- Suhu 39,2 C

Antropometri
TB/BB Lahir : 3.700 gr
TB/BB Sekarang : 70,5 cm / 12kg
Lingkar Kepala :35 cm
Lingkar Dada : 40 cm
LLA :-

PENGKAJIAN PERSISTEM
1. Sistem Pernapasan
a. Inspeksi
Keadaan dada klien bersih, bentuksimetris, tidak ada retraksi otot bantu
pernapasan.
b. Palpasi
Taktil premitus teraba simetris
c. Perkusi
Suara paru kanan dan kiri sonor
d. Auskultasi
Vesikuler, wheezing (-), ronchi (-)
2. Sistem Kardiovaskuler
a. Inspeksi
Keadaan umum klien muka terlihat pucat dan berkeringat dingin, tidakada
clubbing finger
b. Palpasi
Denyut nadi teraba dan nadi 126 x/menit dan irama teratur, tidak
mengalami asites.
c. Perkusi
-
d. Auskultasi
Tidak ada bunyi jantung tambahan dan irama jantung normal.
3. Sistem persarafan
Pasien tidak mengalami gangguan kesadaran
Kesadaran pasien tampak Composmentis

4. Sistem pencernaan
a. Inspeksi
Warna kulit perut coklat tidak ada lesi tidak ada ketidak simetrisan dan
tidak ada asites
b. Auskultasi
Suara peristaltic usus normal 12 x/menit
c. Perkusi
Bunyi perkusi normal pada 4 kuadran dan bunyi suara timpani normal.
d. Palpasi
Pasien tidak ada mengalami nyeri tekan

5. Sistem Perkemihan
Insepksi : Pasien BAK 1 hari 2-6 kali sehari, kencing bewarna kuning.

6. Sistem Integumen
Inspeksi : edema tidak ada, sianosisi tidak ada
Palpasi : akral hangat, CRT 2 <dtk

7. Sistem Endokrin
a. Palpasi
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
b. Auskultasi
Tidak ada bunyi bruit pada daerah leher diantara tiroid

8. Sistem muskuloskeletal

5555 5555

5555 5555
Keterangan :
1 : otot sama sekali tidak mampu bergerak,bilalengan / tungkai dilepaskan,
akan jatuh 100% pasif
2 tampak kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada tahanan sewaktu jatuh
3 mampu menahan tegak yang berarti mampu menahan gaya gravitasi
(saja), tapi dengan sentuhan dia akan jatuh.
4 mampu menahan tegak walaupun sedikit didorong tetapi tidak mampu
melawan tekan / dorngan dari pemeriksa.
5 kekuatan kurang dibandingkan sisi lain
6 kekuatan utuh

9. Sistem Reproduksi
Jenis kelamin perempuan dan tidak aada kelainan pada sistem reproduksi.

XI. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN


1. Kemandirian dan bergaul
Pasien mampu makan dan minum susu dan mampu bergaul dengan sekitar
dengan baik.
2. Motorik Halus
Ekstrimitas atas dan bawah mampu bergerak secara aktif tanpa diperintah,
dan bahkan pasien mampu berjalan.
3. Kognitif dan bahasa
Pasien saat diberikan bunyi, pasien menoleh kearah bunyi dan ketika pasien
diajak bicara memandang lawan bicara
4. Motorik Kasar
Pasien mampu menggerakan semua anggota tubuhnya dengan sangat baik
dan aktif.
XII. RINGKASAN RIWAYAT PERKEMBANGAN
Ibu pasien mengatakan anak tumbuh seperti anak lainnya dan tumbuh kembang
secara baik, pada usia 3 bulan pasien mulai berbicara bicara yang belum bisa
dipahami, pada usia 5 bulan pasien mampu tiarap, pada usia 7-8 bulan mampu
merangkak dan duduk tegak dan mampu berjalan pada usia 12bulan.
XIII. ANALISA DATA

N DATA ETIOLOGI MASALAH


O
1. Data Subektif : efek langsung dari sirkulasi Hipertermi
Ibu pasien mengatakan batuk, endotoksin pada hipotalamus
pilek, panas naik turun 3hari
yang lalu. Panas terjadi pada sore
dan malam hari.

Data Objektif :
- Suhu axila 39,2 C.
- Kulit merah.
- Kulit teraba hangat.
-
2. Factor resiko :perubahan suhu Resiko tinggi terjadinya
badan.
kejang berulang ulang

3. faktor resiko : adanya hipertermi Risiko cedera


dan konvulsi

XIV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Hipertermi b.d efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus
2. Resiko tinggi terjadinya kejang berulang ulangfactor resiko :
perubahansuhubadan.

3. Resiko cidera dengan faktor resiko : adanya hipertermi dan konvulsi

XV. NCP
N DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN
O
1. Hipertermi b.d efek setelah dilakukan tindakan Faver treatment
1. Monitor Suhu sesering mungkin
langsung dari keperawatan selama 3x24 jam
2. Pantau warna dan suhu kulit
sirkulasi diharapkan hipertermi teratasi. 3. Monitor WBC, hb, Hct
Krikteria Hasil : 4. Berikan antipiretik
endotoksin pada
5. Beriselimut dingin/matras
hipotalamus Indicator IR ER 6. Lakukan tapid sponge.
1. Suhu tubuh 3 5 7. Berikan cairan ntravena
dalamrentang 8. Temperature regulation
9. Vital sign monitoring
normal
2. Nadi dan RR 4 5
dalam rentang
normal
3. Tidak ada 4 5
perubahan warna
kulit.

Keterangan :
1. Ekstrem
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada gangguan
2. Resiko tinggi Tujuan :Setelahdilakukan 1. Monitor ttv
2. Pantausuhutubuh
terjadinya kejang tindakan keperawatan selama
3. Hitungfrekuensikejang
berulang ulang 3 x 24 jam. diharapkan tidak 4. Lakukantapid sponge jika suhu
factor resiko : akan terjadi kejang dengan diatas 37,5 C
5. Kolaborasipemberianobat
perubahansuhubada KriteriaHasil :
(diazepam) sesuaiindikasi
n. Indikator IR ER
6. Kolaborasipemberianobatpenurunpa
Anak tidak kejang 3 5
nas
lagi 7. Anjurkan keluarga memantau atau
Suhu dalam batas 2 5
mengawasi kondisi anak
normal (36,5 C
37,5 C)

Keterangan :
1. Ekstrem
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada gangguan

3. Resiko cidera Setelah dilakukan tindakan 1. Vital signs monitoring:


2. Monitor adanya hipertermia.
dengan faktor keperawatan selama 3x24 jam
3. Catat peningkatan suhu.
resiko : adanya diharapkan resiko cidera
hipertermi dan teratasi.
Environment Management
Krikteria Hasil :
konvulsi
1. Sediakan lingkungan yang aman
Indikator IR ER
Temperatur 3 5 untuk pasien
2. Identifikasi kebutuhan keamanan
dalam rentang
pasien, sesuai dengan kondisi fisik
normal.
dan fungsi kognitif pasien dan
riwayat penyakit terdahulu pasien
Knowledge: 4 5 3. Menganjurkan keluarga untuk
personal safety menemani pasien.
- Mampu 4. Memindahkan barang-barang yang

menjelaskan dapat membahayakan


3 5
langkah-
langkah Discharge planning:
pencegahan 1. Identifikasi pengetahuan keluarga.
2. Diskusikan dengan keluarga tentang
risiko.
- Mampu tatalaksana post hospital.
3. Diskusikan dengan keluarga untuk
menjelaskan
melakukan rujukan ke pelayanan
langkah-
kesehatan sehubungan perawatan
langkah
klien.
kedaruratan saat
di rumah.

Keterangan :
1. Tidak adekuat
2. Sedikit adekuat
3. Kadang kadang adekuat
4. Adekuat
5. Sangat adekuat

XVI. IMPLEMENTASI
Tanggal 12 juni 2017
N DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
O KEPERAWATAN
1. Hipertermi b.d efek 1. Monitor TTV. S : Ibu pasien mengatakan suhu
Hasil :
langsung dari tubuh anak sudah turun dari
T : 39,7 C
sirkulasi endotoksin N : 124 x/menit sebelumnya.
R : 24 x/menit O:
pada hipotalamus
2. Memanantau warna kulit dan - Suhu 38,7 C
- Tidak ada kejang
suhu tubuh
- Pasien masih terlihat lemah
Hasil :
- Pasien tampak rewel
Akral hnagat dan tanda
- Akral hangat
pendarahan tidak ada ,sianosis
A:
tidak ada
Krikteria Hasil :
3. Lakukan tapid sponge.
Hasil : Indicator IR E
Ibu pasien mengatakan anak
R
saat tertidur dikompres 1. Suhu tubuh 3 5
dengan air hangat. dalam rentang
4. Berikan cairan ntravena
Hasil : normal
Infus D5 (15tpm) 2. Nadi dan RR
4 5
5. Kolaborasi pemberian obat dalam rentang
sesuai kebutuhan normal
Antrain 125 mg 3. Tidak ada
6. Lab 4 5
WBC 11,1 g/dl perubahan
RBC 4,43 juta/ul warna kulit.
Ht 34, 6 %

P : Lanjutkan Intervensi
1. Monitor Suhu sesering mungkin
2. Pantau warna dan suhu kulit
3. Memberikan antipiretik
4. Beriselimut dingin/matras
5. Lakukan tapid sponge.
6. Vital sign monitoring
2. Resiko tinggi 1. Monitor TTV. S : Ibu pasien mengatakan suhu
Hasil :
terjadinya kejang tubuh anak turunnaik.
T : 39,7 C
O:
berulang ulang factor N : 124 x/menit
- Suhu 38,7 C
R : 24 x/menit
resiko : - Tidak ada kejangdemamberulang
2. Pantau suhu tubuh
- pasien tampak gelisah
perubahansuhubadan. Hasil :
Suhu tubuh pasienturunnaik. A:
3. Lakukan tapid sponge.
KrikteriaHasil :;
Hasil :
Ibu pasien mengatakan anak Indikator IR ER
saat tertidur dikompres Anak tidak kejang 3 4
dengan air hangat. lagi
4. Hitung frekuensi kejang Suhu dalam batas 2 3
Hasil : tidak ada mengalam normal (36,5 C
ikejang 37,5 C)
5. Kolaborasi pemberian oba
tpenurun panas
Hasil :
- InjPCT 3 x 130 mg P : Lanjutkan Intervensi
- PO Ibuupropen 3 x mg 1. Monitor ttv
6. Anjurkan keluarga memantau 2. Pantausuhutubuh
atau mengawasi kondisi anak. 3. Hitungfrekuensikejang
Hasil :keluarga selalu 4. Lakukantapid sponge jika suhu
menemani pasien. diatas 37,5 C
5. Kolaborasi pemberian obat
(diazepam) jika kejang sesuai
indikasi
6. Kolaborasi pemberian obat
penurun panas
7. Anjurkan keluarga memantau
atau mengawasi kondisi anak

3. Resiko cidera dengan 1. Vital signs monitoring S : Ibu pasien mengatakan sudah
Hasil :
faktor resiko : bisa melakukan antisipasi
T : 39,7 C
adanya hipertermi N : 124 x/menit demam dan kejang.
R : 24 x/menit
dan konvulsi O:
2. Monitor adanya hipertermia.
Hasil : Akral hangat
Akral hangat
A:
3. Catat peningkatan suhu.
Hasil : Krikteria Hasil :
tidak ada peningkatan suhu
Indikator IR ER
selama dirawat, suhu stabil
dari hari ketiga dirawat. Temperatur 3 5
dalam rentang
Environment Management
normal.
1. Menganjurkan keluarga untuk
menemani pasien.
Knowledge: 4 5
Hasil :
Orang tua dan nenek pasien personal safety
selalu menemani - Mampu
2. Memindahkan barang-barang
menjelaskan
4 5
yang dapat membahayakan
langkah-langkah
Hasil :
Menempatkan barang barang pencegahan
yang berbahaya dari jangkauan risiko.
- Mampu
anak.
3. Tidak mengajurkan memberi menjelaskan
makanana atau minuman langkah-langkah
apapun saat terjadinya kejang kedaruratan saat
di rumah.

Discharge planning: Keterangan :


1. Diskusikan dengan keluarga 1. Tidak adekuat
2. Sedikit adekuat
tentang tatalaksana post
3. Kadang2 adekuat
hospital 4. Adekuat
Hasil : 5. Sangat adekuat
- Mendiskusikan dengan ibu
P : Lanjutkan Intervensi
klien tentang antisipasi
1. Vital signs monitoring:
demam dan kejang.
2. Monitor adanya hipertermia.
- Menjelaskan kepada ibu
3. Catat peningkatan suhu.
penyebab kejang terdahulu.
- Mendiskusikan dengan ibu
Environment Management
menanganan di rumah bila
1. Sediakan lingkungan yang
anak kembali demam tinggi
aman untuk pasien
serta terjadi kejang.
2. Identifikasi kebutuhan
- Memotivasi ibu untuk
keamanan pasien, sesuai dengan
memanfaatkan fasilitas
kondisi fisik dan fungsi kognitif
kesehatan.
pasien dan riwayat penyakit
terdahulu pasien
3. Menganjurkan keluarga untuk
menemani pasien.
4. Memindahkan barang-barang
yang dapat membahayakan

Discharge planning:
1. Identifikasi pengetahuan
keluarga.
2. Diskusikan dengan keluarga
tentang tatalaksana post
hospital.
3. Diskusikan dengan keluarga
untuk melakukan rujukan ke
pelayanan kesehatan
sehubungan perawatan klien

XVII. CATATAN PERKEMBANGAN

N DIAGNOSA WAKTU CATATAN PERKEMBANGAN


O KEPERAWATAN
1. Hipertermi b.d efek 13-6-2017 S : Ibu pasien mengatakan suhu tubuh anak
09.00 wita
langsung dari naik turun.
O:
sirkulasi endotoksin
- Suhu 38,7 C
pada hipotalamus - Tidak ada kejang
- Pasien tampak terlihat lemah

A:
Krikteria Hasil :

Indicator IR ER
4. Suhu tubuh 3 4
dalam rentang
normal
5. Nadi dan RR
5
dalam rentang
normal
6. Tidak ada
4 4
perubahan warna
kulit.

P : Intervensi dilanjutkan
1. Monitor Suhu sesering mungkin
2. Pantau warna dan suhu kulit
3. Memberikan antipiretik
4. Beriselimut dingin/matras
5. Lakukan tapid sponge.
6. Vital sign monitoring
2. Resiko tinggi S : Ibu pasien mengatakan suhu tubuh anak
terjadinya kejang naiktuurun.
O:
berulang ulang factor
- Suhu 38,7 C
resiko : perubahan - Tidak ada kejang demam berulang
- pasien tampak gelisah
suhu badan.
A:
KrikteriaHasil :;

Indikator IR ER
Anak tidak kejang 3 5
lagi
Suhu dalam batas 3 5
normal (36,5 C
37,5 C)

Keterangan :
1. Ekstrem
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada gangguan

P : Lanjutkan Intervensi
1. Monitor ttv
2. Pantausuhutubuh
3. Hitungfrekuensikejang
4. Lakukantapid sponge jika suhu diatas 37,5
C
5. Kolaborasi pemberian obat (diazepam) jika
kejang sesuai indikasi
6. Anjurkan keluarga memantau atau
mengawasi kondisi anak

3. Resiko cidera S : Ibu pasien mengatakan sudah mengerti


dengan faktor melakukan antisipasi demam dan kejang.
resiko : adanya O: -
hipertermi dan A:
konvulsi Krikteria Hasil :

Indikator IR ER
Temperatur 4 5
dalam rentang
normal.
Knowledge:
4 5
personal safety
- Mampu
menjelaskan
langkah-
4 5
langkah
pencegahan
risiko.
- Mampu
menjelaskan
langkah-
langkah
kedaruratan saat
di rumah.

Keterangan :
1. Tidak adekuat
2. Sedikit adekuat
3. Kadang2 adekuat
4. Adekuat
5. Sangat adekuat
P : Intervensi dilanjutkan
1. Vital signs monitoring:
2. Monitor adanya hipertermia.
3. Catat peningkatan suhu.

Environment Management
1. Sediakan lingkungan yang aman untuk
pasien
2. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien,
sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi
kognitif pasien dan riwayat penyakit
terdahulu pasien
3. Menganjurkan keluarga untuk menemani
pasien.
4. Memindahkan barang-barang yang dapat
membahayakan

1. Hipertermi b.d efek 14-6-2017 S : Ibu pasien mengatakan suhu tubuh anak
15.00 wita
langsung dari naik turun.
O:
sirkulasi endotoksin
- Suhu 38,7 C
pada hipotalamus - Tidak ada kejang
- Pasien tampak terlihat lemah

A:
Krikteria Hasil :

Indicator IR ER
1. Suhu tubuh 3 4
dalam rentang
normal
2. Nadi dan RR
4 5
dalam rentang
normal
3. Tidak ada
4 4
perubahan
warna kulit.

P : Intervensi dilanjutkan
1. Monitor Suhu sesering mungkin
2. Pantau warna dan suhu kulit
3. Memberikan antipiretik
4. Beriselimut dingin/matras
5. Lakukan tapid sponge.
6. Vital sign monitoring
2. Resiko tinggi S : Ibu pasien mengatakan suhu tubuh anak
terjadinya kejang naiktuurun.
O:
berulang ulang factor
- Suhu 36,7 C
resiko : perubahan - Tidak ada kejang demam berulang
- pasien tenang
suhu badan.
A:
KrikteriaHasil :;

Indikator IR ER
Anak tidak kejang 4 5
lagi
Suhu dalam batas 4 5
normal (36,5 C
37,5 C)

P : Lanjutkan Intervensi
1. Monitor ttv
2. Pantausuhutubuh
3. Hitungfrekuensikejang
4. Lakukantapid sponge jika suhu diatas 37,5
C
5. Kolaborasi pemberian obat (diazepam) jika
kejang sesuai indikasi
6. Anjurkan keluarga memantau atau
mengawasi kondisi anak
3. Resiko cidera S : Ibu pasien mengatakan sudah mengerti
dengan faktor melakukan antisipasi demam dan kejang.
resiko : adanya O:
hipertermi dan Tidak ada kejang,
konvulsi Ku baik
A:
Krikteria Hasil :

Indikator IR ER
Temperatur 4 5
dalam rentang
normal.
Knowledge:
4 5
personal safety
- Mampu
menjelaskan
langkah-
4 5
langkah
pencegahan
risiko.
- Mampu
menjelaskan
langkah-
langkah
kedaruratan saat
di rumah.

P : Intervensi dilanjutkan
1. Vital signs monitoring:
2. Monitor adanya hipertermia.
3. Catat peningkatan suhu.

Environment Management
1. Sediakan lingkungan yang aman untuk
pasien
2. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien,
sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi
kognitif pasien dan riwayat penyakit
terdahulu pasien
3. Menganjurkan keluarga untuk menemani
pasien.
4. Memindahkan barang-barang yang dapat
membahayakan

Das könnte Ihnen auch gefallen