Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
EDISI 2012
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Sub Sektor Sipil F45.PLPJ.02.005.02
DAFTAR ISI
BAB I
PENGANTAR
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta
pelatihan.
b) Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap
pertanyaan dan kegiatan praktek, baik dalam Pelatihan Klasikal maupun
Pelatihan Individual / Mandiri.
Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan
pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk
mengikuti pelatihan.
1.3.2. Seseorang mungkin sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja, karena telah:
1.4.4 Pelatihan
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang akan
dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit komptensi yang terdapat
pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu.
2.2.2. Unit Kompetensi Yang Akan Dipelajari
Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah
Melaksanakan Pekerjaan Perkerasan Beton Semen.
2.2.3. Durasi / Waktu Pelatihan
Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian
kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin
membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam melakukan
tugas tertentu.
2.2.4. Kesempatan Untuk Menjadi Kompeten
Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama,
Pelatih akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang bersangkutan.
Menyakinkan, bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah
dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.
2.3.1 Kemampuan Awal
Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan awal K3-L, komunikasi
ditempat, pekerjaan Beton Semen, pekerjaan perkerasan berbutir.
2.3.2 Judul Unit : Melaksanakan Pekerjaan Perkerasan Beton Semen
2.3.3 Kode Unit : F45 PLPJ 02 005 02
2.3.4 Deskripsi Unit
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang
diperlukan dalam Melaksanakan Pekerjaan Perkerasan Beton Semen.
2.3.5 Elemen Kompetensi
KODE UNIT : F45 PLPJ 02 005 02
JUDUL UNIT : Melaksanakan Pekerjaan Perkerasan Beton Semen
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan
pekerjaan perkerasan beton semen.
1. Melakukan persiapan pekerjaan 1.1 Gambar kerja dan spesifikasi teknik dijabarkan
perkerasan beton semen 1.2 Hasil pemilihan sumber daya
(manusia,material,alat) pekerjaan perkerasan
beton semen disiapkan dengan tepat sesuai
kebutuhan
1.3 Hasil survei lapangan pekerjaan perkerasan
beton semen disiapkan dengan tepat sesuai
kebutuhan
1.4 Pelaksanaan pekerjaan perkerasan beton
semen diinstruksikan kepada bawahan
mengacu pada metode kerja secara rinci dan
jelas
2. Menerapkan tahapan 2.1. Patok-patok garis dan ketinggian perkerasan
pelaksanaan pekerjaan beton semen dipasang berdasarkan gambar
kerja
perkerasan beton semen
2.2. Pekerjaan perkerasan beton semen
dilaksanakan berdasarkan gambar kerja,
spesifikasi teknik dan jadwal pelaksanaan
2.3. Pelaksanaan pekerjaan perkerasan beton
semen diawasi dengan cermat sesuai instruksi
kerja
2.4. Pekerjaan perkerasan beton semen yang diluar
ketentuan toleransi diperbaiki sesuai prosedur
3. Melakukan perhitungan 3.1. Data hasil uji mutu dan dimensi pekerjaan
kuantitas perkerasan beton perkerasan beton semen diperiksa sebagai
bahan untuk menghitung kuantitas pekerjaan
semen
3.2. Kuantitas pekerjaan perkerasan beton semen
dihitung dengan cermat
3.3. Kemajuan pekerjaan perkerasan beton semen
dicatat pada formulir yang sudah disiapkan
4. Mengompilasi formulir hasil 4.1 Formulir hasil pekerjaan perkerasan aspal
pekerjaan perkerasan beton diperiksa dengan cermat
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel.
1.1 Unit kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan atau berkelompok,
pada lingkup pekerjaan jasa konstruksi utamanya pada pekerjaan jalan.
1.2 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan persiapan, menerapkan metode kerja,
dan melakukan perhitungan kuantitas pekerjaan beton semen.
1.3 Unit kompetensi ini juga untuk menyiapkan, menerapkan dan menegakkan tanggung
jawab dalam pelaksanaan pekerjaan beton semen.
Unit kompetensi ini dapat dinilai didalam maupun diluar tempat kerja,unit ini harus didukung
oleh serangkaian metode untuk menilai pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang
ditetapkan dalam materi uji kompetensi (MUK)
1.1 Penguasaan unti kompetensi sebelumnya :-
1.1.1 F45 PLPJ 01 001.02 : Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dan Lingkungan (K3-L)
1.1.2 F45 PLPJ 01 002.02 : Menerapkan Komunikasi di tempat Kerja
1.1.3 F45 PLPJ 02 001.02 : Melaksanakan Pekerjaan Drainase
1.1.4 F45 PLPJ 02 002.02 : Melaksanakan Pekerjaan Tanah
1.1.5 F45 PLPJ 02 003.02 : Melaksanakan Pekerjaan Perkerasan Berbutir
1.1.6 F45 PLPJ 02 004.02 : Melaksanakan Pekerjaan Perkerasan Aspal
Kompetensi yang tercakup dalam unit ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh
elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya ditempat kerja
menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan,keterampilan dan
sikap kerja sesuai standar.
Metode uji kompetensi yang digunakan, antara lain :
2.1 Tes tertulis
2.2 Tes lisan/wawancara
2.3 Praktek menggunakan alat peraga/simulasi/demonstrasi
2.4 Praktek di tempat kerja
2.5 Portofolio atau metode lain yang relevan.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan
3.1 Gambar teknik
3.2 Teknologi bahan
3.3 Metoda kerja
3.4 Perhitungan kuantitas pekerjaan
3.5 Jadwal kerja (time schedule)
3.6 Standar mutu pekerjaan perkerasan jalan
4. Keterampilan yang dibutuhkan
4.1 Menjelaskan peraturan terkait dengan pelaksanaan pekerjaan jalan
4.2 Menjelaskan gambar kerja dan spesifikasi teknik
4.3 Menetapkan metoda kerja sesuai dengan kondisi lapangan
4.4 Memeriksa hasil pekerjaan
4.5 Menghitung kuantitas pekerjaan
5. Aspek Kritis.
6. Kompetensi Kunci
BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus,
kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
3.2.1. Belajar secara mandiri.
1 2 3 4 5 6 7
1) Dapat menjelas 2) Mampu
kan cara menetap mengidentifikasi
kan kebutuhan dan menghitung
sumber daya kebutuhan tenaga
(manusia, kerja pada
material, alat) pekerjaan
untuk pekerjaan perkerasan beton
perkerasan beton semen.
semen.
2) Mampu 3) Mampu
mengidentifikasi mengidentifikasi
dan menghitung dan menghitung
kebutuhan tenaga kebutuhan material
kerja pada yang digunakan
pekerjaan pada pekerjaan
perkerasan beton perkerasan beton
semen. semen.
3) Mampu 4) Mampu
mengidentifikasi mengidentifikasi
dan menghitung dan menhitung
kebutuhan kebutuhan
material yang peralatan pada
digunakan pada pekerjaan
pekerjaan perkerasan beton
perkerasan beton semen.
semen.
4) Mampu 5) Harus mampu
mengidentifikasi bersikap cermat
dan menhitung dan teliti dalam
kebutuhan memilih sumber
peralatan pada daya.
pekerjaan
perkerasan beton
semen.
5) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
memilih sumber
daya.
1.3 Hasil survei lapangan Pada akhir 1. Ceramah 1) Dapat menjelaskan 1) Pedoman 30 menit
pekerjaan perkerasan pembelajaran 2. Diskusi/ data lapangan yang pelaksanaan
beton semen sesi ini, diskusi diperoleh dari hasil K3L
diperiksa dengan peserta kelompok survei lapangan 2) SOP
tepat sesuai diharapkan 3. Peragaan terkait dengan perusahaan
kebutuhan. mampu hasil 4. Praktik pekerjaan terkait
survei perkerasan beton 3) Spesifikasi
lapangan semen. teknik/Instruk
pekerjaan si kerja
perkerasan 4) Gambar
beton semen Kerja
diperiksa 5) Skedul harian
dengan tepat /mingguan
sesuai
kebutuhan.
1) Dapat 2) Mampu
menjelaskan data membanding kan
lapangan yang kondisi lapangan
diperoleh dari hasil survei dengan
hasil survei kondisi topografi
lapangan terkait pada gambar
dengan pekerjaan pelaksanaan.
perkerasan beton
semen.
2) Mampu 3) Harus mampu
membandingkan bersikap cermat
kondisi lapangan dalam memeriksa
hasil survei dengan data hasil survei
kondisi topografi lapangan.
pada gambar
pelaksanaan.
1 2 3 4 5 6 7
3) Harus mampu
bersikap cermat
dalam memeriksa
data hasil survei
lapangan.
1.4 Pelaksanaan Pada akhir 1. Ceramah 1) Dapat menjelaskan 1) Pedoman 30 menit
pekerjaan perkerasan pembelajaran 2. Diskusi/ metode pelaksanaan
beton semen sesi ini, diskusi pelaksanaan yang K3L
diinstruksikan kepada peserta kelompok digunakan pada 2) SOP
bawahan mengacu diharapkan 3. Peragaan pekerjaan perusahaan
pada metode kerja mampu 4. Praktik perkerasan beton terkait
secara rinci dan jelas. pelaksanaan semen 3) Spesifikasi
pekerjaan teknik/Instruk
perkerasan si kerja
beton semen 4) Gambar
diinstruksikan Kerja
kepada 5) Skedul harian
bawahan /mingguan
mengacu pada
metode kerja
secara rinci
dan jelas.
1) Dapat menjelas 2) Mampu
kan metode menginstruksikan
pelaksanaan yang pelaksanaan
digunakan pada pekerjaan
pekerjaan perkerasan beton
perkerasan beton semen dengan rinci
semen dan jelas.
2) Mampu 3) Harus mampu
menginstruksi kan bersikap cermat
pelaksanaan dan rinci dalam
pekerjaan menjelas kan
perkerasan beton metode
semen dengan pelaksanaan
rinci dan jelas. perkerasan beton
semen.
3) Harus mampu
bersikap cermat
dan rinci dalam
menjelas kan
metode
pelaksanaan
perkerasan beton
semen.
Pelaksanaan praktik:
.
.
.
.
.
.
.
.
1 2 3 4 5 6 7
2) Dapat 3) Dapat menjelaskan
menjelaskan jadwal kerja secara
spesifikasi teknik rinci pelaksanaan
dan Instruksi Kerja pekerjaan
yang digunakan perkerasan beton
dalam semen.
pelaksanaan
perkerasan beton
semen.
3) Dapat 4) Mampu
menjelaskan menerapkan
jadwal kerja gambar kerja ,
secara rinci spesifikasi teknik,
pelaksanaan metoda
pekerjaan pelaksanaan dan
perkerasan beton instruksi kerja
semen. dalam pelaksanaan
pekerjaan
perkerasan beton
semen.
4) Mampu 5) Harus mampu
menerapkan bersikap cermat
gambar kerja , dan taat terhadap
spesifikasi teknik, ketentuan yang
metoda terdapat pada
pelaksanaan dan gambar kerja,
instruksi kerja spesifikasi teknik
dalam dan jadwal
pelaksanaan pelaksanaan
pekerjaan
perkerasan beton
semen.
5) Harus mampu
bersikap cermat
dan taat terhadap
ketentuan yang
terdapat pada
gambar kerja,
spesifikasi teknik
dan jadwal
pelaksanaan
2.3 Pelaksanaan Pada akhir 1. Ceramah 1) Dapat menjelaskan 1) Pedoman 30 menit
pekerjaan pembelajaran 2. Diskusi/ pengawasan pelaksanaan
perkerasan beton sesi ini, diskusi pelaksanaan K3L
semen diawasi peserta kelompok pekerjaan 2) SOP
dengan cermat diharapkan 3. Peragaan perkerasan beton perusahaan
sesuai instruksi kerja. mampu 4. Praktik semen. terkait
pelaksanaan 3) Spesifikasi
pekerjaan teknik/Instruk
perkerasan si kerja
beton semen 4) Gambar
diawasi Kerja
dengan cermat 5) Skedul harian
sesuai /mingguan
instruksi kerja.
1) Dapat 2) Mampu mengawasi
menjelaskan hasil pekerjaan dan
pengawasan kesesuaian jadwal
pelaksanaan kerja pelaksana an
pekerjaan pekerjaan
perkerasan beton perkerasan beton
semen. semen.
2) Mampu 3) Harus mampu
mengawasi hasil bersikap cermat dan
pekerjaan dan teliti dalam melakukan
kesesuaian jadwal pengawasan
kerja pelaksana an pelaksanaan
pekerjaan pekerjaan perkerasan
perkerasan beton beton semen.
semen.
1 2 3 4 5 6 7
3) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
melakukan
pengawasan
pelaksanaan
pekerjaan
perkerasan beton
semen.
2.4 Pekerjaan Pada akhir 1. Ceramah 1) Dapat menjelaskan 1) Pedoman 45 menit
perkerasan beton pembelajaran 2. Diskusi/ ketentuan toleransi pelaksanaan
semen yang diluar sesi ini, diskusi pada perkerasan K3L
ketentuan toleransi peserta kelompok beton semen 2) SOP
diperbaiki sesuai diharapkan 3. Peragaan perusahaan
prosedur mampu 4. Praktik terkait
pekerjaan 3) Spesifikasi
perkerasan teknik/Instruk
beton semen si kerja
yang diluar 4) Gambar
ketentuan Kerja
toleransi 5) Skedul harian
diperbaiki /mingguan
sesuai
prosedur
1) Dapat 2) Mampu
menjelaskan mengidentifikasi
ketentuan adanya pekerjaan
toleransi pada perkerasan beton
perkerasan beton semen yang di luar
semen ketentuan toleransi
dan menunjuk kan
cara perbaikan nya.
2) Mampu 3) Harus mampu
mengidentifikasi bersikap cermat,
adanya pekerjaan teliti dan taat
perkerasan beton terhadap ketentuan
semen yang di toleransi dan
luar ketentuan prosedur pekerjaan.
toleransi dan
menunjuk kan
cara perbaikan
nya.
3) Harus mampu
bersikap cermat,
teliti dan taat
terhadap
ketentuan
toleransi dan
prosedur
pekerjaan.
Pelaksanaan praktik:
.
.
.
.
.
.
.
.
Elemen Kompetensi 3 Melakukan Perhitungan Kuantitas Hasil Pekerjaan Perkerasan Beton Semen
Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Unjuk Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
1 2 3 4 5 6 7
3.1 Data hasil uji mutu Pada akhir 1. Ceramah 1) Dapat menjelaskan 1) Pedoman 15 menit
dan dimensi pembelajaran 2. Diskusi/ jenis uji mutu dan pelaksanaan
pekerjaan perkerasan sesi ini, diskusi dimensi pada K3L
beton semen peserta kelompok pekerjaan 2) SOP
diperiksa sebagai diharapkan 3. Peragaan perkerasan beton perusahaan
bahan untuk mampu data 4. Praktik semen. terkait
menghitung kuantitas hasil uji mutu 3) Spesifikasi
pekerjaan. dan dimensi teknik/Instruk
pekerjaan si kerja
perkerasan 4) Gambar
beton semen Kerja
diperiksa 5) Skedul harian
sebagai bahan /mingguan
untuk
menghitung
kuantitas
pekerjaan.
1) Dapat 2) Mampu
menjelaskan jenis mengidentifikasi
uji mutu dan kesesuaian data
dimensi pada hasil uji mutu dan
pekerjaan dimensi pekerjaan
perkerasan beton perkerasan beton
semen. semen dengan
gambar kerja dan
spesifikasi teknik.
2) Mampu 3) Harus mampu
mengidentifikasi bersikap cermat,
kesesuaian data teliti dan taat
hasil uji mutu dan terhadap ketentuan
dimensi pekerjaan mutu yang telah
perkerasan beton ditetapkan.
semen dengan
gambar kerja dan
spesifikasi teknik.
3) Harus mampu
bersikap cermat,
teliti dan taat
terhadap
ketentuan mutu
yang telah
ditetapkan.
3.2 Kuantitas pekerjaan Pada akhir 1. Ceramah 1) Dapat menjelaskan 1) Pedoman 15 menit
perkerasan beton pembelajaran 2. Diskusi/ cara menghitung pelaksanaan
semen dihitung sesi ini, diskusi kuantitas pekerjaan K3L
dengan cermat. peserta kelompok perkerasan beton 2) SOP
diharapkan 3. Peragaan semen. perusahaan
mampu 4. Praktik terkait
kuantitas 3) Spesifikasi
pekerjaan teknik/Instruk
perkerasan si kerja
beton semen 4) Gambar
dihitung Kerja
dengan 5) Skedul harian
cermat. /mingguan
1) Dapat 2) Mampu
menjelaskan cara menerapkan
menghitung metode perhitungan
kuantitas kuantitas pekerjaan
pekerjaan perkerasan beton
perkerasan beton semen dengan
semen. cermat.
1 2 3 4 5 6 7
2) Mampu 3) Harus mampu
menerapkan bersikap cermat
metode dan teliti dalam
perhitungan menghitung
kuantitas kuantitas
pekerjaan pekerjaan.
perkerasan beton
semen dengan
cermat.
3) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
menghitung
kuantitas
pekerjaan.
3.3 Kemajuan pekerjaan Pada akhir 1. Ceramah 1) Dapat menjelaskan 1) Pedoman 15 menit
perkerasan beton pembelajaran 2. Diskusi/ cara menilai pelaksanaan
semen dicatat pada sesi ini, diskusi kemajuan pekerjaan K3L
formulir yang sudah peserta kelompok perkerasan beton 2) SOP
disiapkan. diharapkan 3. Peragaan semen. perusahaan
mampu 4. Praktik terkait
kemajuan 3) Spesifikasi
pekerjaan teknik/Instruk
perkerasan si kerja
beton semen 4) Gambar
dicatat pada Kerja
formulir yang 5) Skedul harian
sudah /mingguan
disiapkan.
1) Dapat 2) Mampu memilih
menjelaskan cara formulir yang
menilai kemajuan digunakan untuk
pekerjaan mencatat kemajuan
perkerasan beton pekerjaan
semen. perkerasan beton
semen.
2) Mampu memilih 3) Mampu mengisi
formulir yang formulir kemajuan
digunakan untuk pekerjaan
mencatat perkerasan beton
kemajuan semen.
pekerjaan
perkerasan beton
semen.
3) Mampu mengisi 4) Harus mampu
formulir kemajuan bersikap cermat
pekerjaan dan teliti dalam
perkerasan beton mencatat kemajuan
semen. pekerjaan.
4) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
mencatat
kemajuan
pekerjaan.
Pelaksanaan praktik:
.
.
.
.
.
.
.
.
1 2 3 4 5 6 7
3) Harus mampu
bersikap cermat
dan taat dalam
menggunakan
format standar.
4.3 Hasil rekapitulasi Pada akhir 1. Ceramah 1) Dapat menjelaskan 1) Pedoman -
pekerjaan pembelajaran 2. Diskusi/ cara merangkum pelaksanaan
perkerasan beton sesi ini, diskusi hasil rekapitulasi K3L
semen dirangkum peserta kelompok pekerjaan 2) SOP
sebagai data diharapkan 3. Peragaan perkerasan beton perusahaan
pendukung mampu 4. Praktik semen. terkait
laporan . 3) Spesifikasi
1) Dapat 2) Mampu menyusun teknik/Instruk
menjelaskan cara hasil rekapitulasi si kerja
merangkum hasil pekerjaan 4) Gambar
rekapitulasi perkerasan beton Kerja
pekerjaan semen dalam 5) Skedul harian
perkerasan beton bentuk rangkuman. /mingguan
semen.
BAB IV
PEKERJAAN PERKERASAN BETON SEMEN
4.1 Umum
Rigid pavement menahan beban terbesar, berbeda dengan perkerasan lentur dimana
kekuatan perkerasan diperoleh dari lapisan tebal pondasi bawah, pondasi dan lapisan
permukaan.
Karena hal tersebut maka pelaksanaan pekerjaan perkerasan beton semen harus betul-
betul dilakukan sesuai spesifikasi sehingga struktur tersebut akan betul-betul dapat
menahan beban sesuai rencana.
4.2 Pesiapan Pekerjaan Perkerasan Beton Semen
Persiapan pekerjaan perkerasan beton semen merupakan urutan pelaksanaan pekerjaan
yang sangat penting didalam menentukan sukses tidaknya suatu pelaksana proyek.
Apabila persiapan pekerjaan dilakukan tepat waktu, maka pekerjaan selanjutnya dapat
diatur tepat waktu pula.
4.2.1 Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknik
Didalam melaksanakan pekerjaan dilapangan, pelaksana lapangan berpedoman
pada gambar kerja dan spesifikasi teknik.
Gambar kerja merupakan gambar detail yang dibuat berdasarkan gambar kontrak
atau gambar tender dan sudah disesuaikan dengan kondisi lapangan serta hasil
pengukuran pada Mutual Check Awal (MC-0).
Spesifikasi teknik pekerjaan Beton Semen dapat dilihat pada dokumen kontrak dan
mengikat untuk pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
Beton harus dipadatkan secara merata, pada tepi.dan sepanjang acuan, dan
pada kedua sisi setiap sambungan, dengan menggunakan vibrator yang
dibenamkan ke dalam beton. Vibrator tidak boleh menyentuh langsung
perlengkapan sambungan atau sisi acuan. Vibrator tidak boleh digunakan
lebih dari 5 detik pada setiap tempat.
Beton harus dituangkan sedekat mungkin dengan sambungan kontraksi dan
sambungan ekspansi tanpa merusaknya, tetapi tidak dituangkan langsung
dari corong curah ke arah perlengkapan sambungan kecuali corong curah
tersebut telah ditempatkan sedemikian rupa sehingga penumpahan beton
tidak menggeser posisi sambungan.
d) Penempatan Baja Tulangan
harus tetap bersih dan gerakan mesin diatas acuan jangan sampai bergetar
atau goyah sehingga mengganggu kecermatan pekerjaan finishing.
Pada lintasan pertama mesin finishing, beton didepan screed harus dibuat
rata pada keseluruhan jalur yang dikerjakan.
f) Finishing Dengan Tangan
Bila luas perkerasan beton relatif kecil atau bentuknya tidak beraturan, atau
bila tempat kerja sangat terbatas untuk dilaksanakan dengan metode seperti
yang ditentukan dalam sub Pasal (e) di atas, beton harus dihampar dan
diratakan dengan tangan tanpa segregasi atau pemadatan awal.
Beton yang akan dipadatkan dengan balok vibrator, harus ditekan sampai
level tertentu sehingga setelah kandungan udara dibuang melalui
pemadatan, permukaannya akan lebih tinggi dari pada acuan samping. Beton
harus dipadatkan dengan balok pemadat dari baja atau dari kayu keras
beralas baja dengan lebar tidak kurang dari 75 mm, tinggi tidak kurang dari
225 mm, dan daya penggerakannya tidak kurang dari 250 watt per meter
lebar perkerasan beton. Balok diangkat dan digerakkan maju sedikit demi
sedikit dengan jarak tidak lebih dari lebar balok. Juga bisa dipakai pemadat
vibrasi berbalok ganda dengan daya yang sama. Bila ketebalan beton
melebihi 200 mm, atau bila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, untuk
menyempurnakan pemadatan dapat dilakukan vibrasi internal tambahan
pada seluruh lebar perkerasan. Setelah setiap 1,5 m panjang perkerasan
beton dipadatkan, balok vibrasi harus mengulang lagi dengan pelan-pelan
pada permukaan yang sudah dipadatkan itu untuk menghaluskan
permukaan.
Permukaan jalan harus di ukur kerataannya dengan paling sedikit 2 kali
lintasan mal datar yang digeserkan, dengan panjang tidak kurang dari 1,8 m.
Bila permukaan lapisan rusak karena mal datar (straight-edge), karena
permukaan tidak rata, balok vibrasi harus digunakan lagi, lalu diikuti dengan
mal-datar lagi.
Bila penghamparan perkerasan beton harus dilakukan dengan dua lapisan,
lapisan pertama harus dihamparkan, dan dipadatkan sampai level tertentu
sehingga baja tulangan setelah terpasang mempunyai tebal pelindung yang
cukup. Segera setelah itu lapisan atas beton dituangkan dan di finishing.
g) Pelepaan (Floating)
h) Memperbaiki Permukaan
Setelah pelepaan selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton masih
lembek, bagian-bagian yang melesak harus segera diisi dengan beton bam,
ditempa, dikonsolidasi dan di finishing lagi. Daerah yang menonjol / berlebih
harus dipotong dan di finishing lagi. Sambungan harus diperiksa
kerataannya. Permukaan harus terus diperiksa dan dibetulkan sampai tak
ada lagi perbedaan tinggi pada permukaan dan perkerasan beton sesuai
dengan kelandaian dan tampang melintang yang ditentukan. Perbedaan
tinggi permukaan menurut pengujian mal datar (straightedge) tidak boleh
melebihi toleransi yang ditentukan dalam Spesifikasi.
(i) Membentuk Tepian
Segera setelah beton ditempa dan dipadatkan, tepian perkerasan beton di
sepanjang acuan dan pada sambungan harus diselesaikan dengan alat untuk
membentuk permukaan lengkung yang halus dengan radius tertentu yaitu,
bila tak ditentukan lain pada Gambar, adalah 12 mm.
j) Penyelesaian Permukaan
Begitu beton mengeras, permukaan jalan harus diuji memakai mal datar
(straightedges) 3 m. Daerah yang menunjukkan ketinggian lebih dari 3 mm
tapi tidak lebih dari 12,5 mm sepanjang 3 m itu harus ditandai dan segera
diturunkan dengan alat gurinda yang telah disetujui sampai bila dites lagi,
ketidak-rataannya tidak lebih dari 3 mm. Bila penyimpangan dari penampang
melintang yang sebenarnya lebih dari 12,5 mm, lapisan jalan harus dibongkar
dan diganti oleh Kontraktor atas biaya sendiri.
Bagian yang dibongkar tidak boleh kurang dari 3 m ataupun kurang dari lebar
lajur yang kena bongkaran. Bagian yang tersisa dari pembongkaran pada
perkerasan beton dekat sambungan yang panjangnya kurang dari 3 m, harus
ikut dibongkar dan diganti.
l) Pengawetan (Curing)
Permukaan beton yang terbuka harus segera dilapisi pengawet (curing
compound) setelah di finishing dengan sikat, dengan menyemprotkan bahan
pengawet pada permukaan menggunakan penyemprot atau alat lain yang
disetujui dengan kecepatan 0,22 - 0,27 lt/m2 untuk penyemprotan mekanis
atau 0.27 - 0.36 lt/m2 untuk penyemprotan manual. Bahan ini tak boleh
masuk ke alur pada alur-alur sambungan.
Setelah pekerjaan finishing selesai dan kerusakan pada beton tak akan
terjadi, seluruh permukaan beton tersebut harus segera dilapisi penutup,
dapat berupa karung goni, dan dirawat dengan metode tertentu . Bila gagal
menyediakan bahan penutup dan air yang cukup untuk perawatan yang
memadai dan memenuhi persyaratan lainnya dengan semestinya, maka
pekerjaan beton harus dihentikan.
m) Membongkar Acuan
Kecuali bila ditentukan lain, acuan tidak boleh dibongkar dari beton yang bam
dihamparkan sebelum mencapai waktu paling sedikit 12 jam. Acuan harus
dibongkar dengan hati-hati agar beton tidak rusak. Setelah dibongkar, bagian
sisi plat beton harus dirawat (curing) sesuai dengan sub-Pasal (I) di atas.
Daerah rongga (honey comb) yang kecil harus dibersihkan, dibasahi dan
didempul dengan adukan semen kental dengan perbandingan 1 semen dan 2
agregat halus.
Rongga (honey comb) yang besar dianggap sebagai kerusakan, harus
dibongkar dan diganti. Bagian yang dibongkar tidak boleh kurang dari 3 m
panjangnya atau kurang dari lebar seluruh lajur yang terkena pembongkaran.
Bagian yang tersisa dari pembongkaran yang berdekatan dengan
sambungan yang panjangnya kurang dari 3 m harus ikut dibongkar dan
diganti.
n) Percobaan Penghamparan
Untuk sub sub bab ini, material pelatihan dapat dilihat pada sub sub bab 4.4.2 pada
modul pelatihan pekerjaan drainase
4.2.3 Hasil Survei Lapangan Pekerjaan Beton Semen
Survei tersebut dicocokkan dengan gambar desain, peta situasi dan data hasil
penyelidikan Beton Semen. Dengan survei tersebut akan dapat ditentukan jalan
kerja (dari quarry maupun jalan site), pembuatan site plan dan menentukan metode
pelaksanaan.
Berikut disampaikan pedoman survei lapangan, apa saja yang harus dikerjakan,
dicatat dan diambil datanya. Survei ini lengkap sekali, untuk itu pelaksana lapangan
perlu konsultasi kepada atasan langsung survei apa saja yang perlu dilakukannya.
Contoh
Pedoman survei lapangan
Pedoman ini diperlukan supaya dalam pelaksanaan survei lapangan dapat dilaksanakan dan
mendapatkan hasil yang optimal.
Pada peninjauan lapangan dapat dibedakan dari jenis proyek antara lain :
Irigasi
Jembatan
Jalan
Proyek jalan
1. Keadaan site :
- untuk proyek jalan baru (rata, bergelombang, berbukit, rawa)
- untuk proyek perbaikan jalan (ramai / sepi oleh kendaraan, rusak berat / ringan)
2. Fasilitas alat-alat berat :
- ada / tidaknya alat berat yang dapat di sewa di sekitar site
3. Lokasi alat-alat berat :
- penempatan stone crusher
- penempatan asphalt mixing Plant (dikaitkan dengan lokasi stone crusher dan tempat
pergelaran hot mix)
4. Lokasi keet :
- penempatan keet induk dan keet tambahan direncanakan se efisien mungkin
- jumlah keet yang dibutuhkan se efisien mungkin
5. Data geologi :
- jenis batuan
- sifat batuan
- kekerasan dari batuan
6. Sub kontraktor :
- daftar sub kontraktor setempat untuk jenis pekerjaan tertentu
Catatan :
Survei tersebut juga meliputi lokasi dan kapasitas produksi bacthing Plant, jarak
angkut dan traffic di kota besar.
4.2.4 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Beton Semen
Metode pelaksanaan (construction methode) pekerjaan tersebut, sebenarnya telah
dibuat oleh kontraktor yang bersangkutan pada waktu membuat ataupun
mengajukan penawaran pekerjaan. Dengan demikian CM tersebut telah teruji saat
melakukan klarifikasi atas dokumen tendernya terutama construction methodnya,
namun demikian tidak tertutup kemungkinan bahwa pada waktu menjelang
pelaksanaan atau pada waktu pelaksanaan pekerjaan, CM perlu atau harus
dirubah.
a. Sebelum mulai menyusun metoda konstruksi yang definitife dan juga dokumen-
dokumen lainnya yang menjadi bagian dari Rencana Pelaksanaan Proyek, perlu
dilihat lebih dahulu item pekerjaan yang ada dan kuantitasnya yang akan dipakai
sebagai acuan dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Proyek.
b. Adanya perbedaan waktu antara tender / pemasukan penawaran dengan
pelaksanaan proyek, mungkin terjadi perubahan keadaan lapangan, sehingga
perlu disusun kembali metoda konstruksi yang paling optimal yang dinilai efektif
untuk dilaksanakan.
Hal-hal yang perlu dicek ulang antara lain:
1) Kondisi topografi;
2) Kondisi jalan masuk;
3) Kondisi lingkungan.
c. Metoda konstruksi yang akan digunakan pada setiap bagian pekerjaan harus
dapat dipahami dengan mudah. Untuk itu metoda konstruksi harus dibuat
dengan jelas, yaitu dengan cara:
1) Urutan kegiatan dan cara melakukannya diuraikan dengan gambar-gambar
dan penjelasan yang jelas serta rinci, selain itu realistis dapat dilaksanakan;
2) Back Up perhitungan teknis dan ekonomis perlu dibuat untuk pekerjaan-
pekerjaan utama dan pekerjaan pendukungnya;
3) Penggunaan alat harus jelas jenis, tipe kapasitas, asal alat maupun
jumlahnya;
4) Penggunaan material harus jelas macam, spesifikasi, ukuran, merek/asal
maupun kuantitasnya;
5) Tenaga kerja (pengawas, operator, mekanik, pekerjaan dan lain-lain) harus
jelas kualifikasi yang disyaratkan maupun jumlahnya;
Site plan
Kebutuhan alat/produktifitas Unit price :
Kebutuhan tenaga kerja Analisa - Ekonomis
Method
Kebutuhan material harga satuan - Wajar
Urutan tahapan pekerjaan - Efisien
Sketsa penjelasan
pelaksanaan
Sesuai spec
alternatife terbaik
Perlu diketahui bahwa pertanggungan jawab pembuatan metoda pelaksanaan
adalah kepala proyek. Pelaksana hanya memberikan data-data lapangan yang
penting. Begitu juga perhitungan analisa harga satuan.
Tetapi dalam hal ini, semua staf inti proyek termasuk pelaksana lapangan harus
mengetahui maksud dan tujuan pembuatan metoda pelaksanaan, cara
pembuatan dan mempelajari dengan cermat dan teliti metoda pelaksanaan
setiap item pekerjaan, untuk pedoman pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Catatan :
Untuk pekerjaan beton semen, metode tersebut meliputi :
- penghamparan dengan concrete paver
- pemasangan plastic sheet
- crack in duser
Pengecekan benchmark dimulai dari cek fisik BM, dilanjutkan cek nilai BM dengan
ikatan BM yang lain.
Agar dapat menghasilkan mutu pekerjaan yang baik maka standar yang
dipakai adalah spesifikasi teknik.
Untuk dapat memberikan pedoman pelaksanaan kepada mandor / sub
kontraktor secara praktis dan ringkas, sesuai ISO 9001 dibuat checklist yaitu
Instruksi Kerja (IK). IK disusun berdasarkan spesifikasi teknis dan gambar
kerja.
Instruksi Kerja
Untuk sub sub bab ini, materi pelatihan dapat dilihat pada sub sub bab 4.3.2.3
pada modul pelatihan pekerjaan drainase
4.3.2.4 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Beton Semen
1 Ruang lingkup
Sll 0051-74, Spesifikasi besar butir / gradasi agregat untuk beton semen
Sll 0582-81, Cara uji cepat sifat silica reaktif agregat beton (metode
kimia)
Sll 0132 - 75, Metode pengujian mutu dan cara uji semen pozolan
AASTHO T-222-81, Non repetitive static plate test of soil and flexible
pavement components, for use in evaluation and design of airport and
highway pavement
ASTM C 618 -91, Specification for fly ash and row or calcined natural
pozzolan for use as a mineral admixture in Portland cement concrete
Jenis acuan yang biasanya terbuat dari baja dan bersatu dengan mesin
penghampar pada waktu penghamparan beton semen
b) Acuan tetap (fixed form)
Jenis acuan yang umumnya terbuat dari baja dan dipasang di lokasi
penghamparan sebelum pengecoran beton semen
c) Bahan Anti Lengket
Jenis bahan untuk mencegah lengket antara adukan beton semen
dengan acuan
d) Batang Pengikat (Tie Bar)
sepotong baja ulir yang dipasang pada sambungan memanjang dengan
maksud untuk mengikat pelat agar tidak bergerak horizontal
e) Jalur Lalu-Lintas (Carriage Way)
n) Ruji (Dowel)
Sepotong baja polos lurus yang dipasang pada setiap jenis sambungan
melintang dengan maksud sebagai sistem penyalur beban, sehingga
pelat yang berdampingan dapat bekerja sama tanpa terjadi perbedaan
penurunan yang berarti.
o) Stabilisasi
Suatu tindakan perbaikan mutu bahan perkerasan jalan atau
meningkatkan kekuatan bahan sampai kekuatan tertentu agar bahan
tersebut dapat berfungsi dan memberikan kinerja yang lebih baik dari
pada bahan aslinya
p) Sambungan Lidah Alur
Jenis sambungan pelaksanaan yang sistim pengatur bebannya
digunakan hubungan lidah alur
4 Simbol dan singkatan
BJTU : Baja Tulangan Ulir
LASTON : Lapis Aspal Beton
AASHTO : American Association of State Highway and
Transportation Officials
ASTM : American Society for Testing and Materials
SNI : Standar Nasional Indonesia
SKSNI : Standar Konsep Standar Nasional Indonesia
Pd. : Pedoman
5 Penyiapan Tanah Dasar Dan Lapis Pondasi
a) Umum
Tulangan
Sumber bahan
Bahan yang digunakan harus berasal dari sumber yang
telah diketahui dan dibuktikan telah memenuhi
persyaratan dan ketentuan dalam pedoman ini, baik
mutu maupun jumlahnya. Bila kondisi setempat tidak
memungkinkan, maka dapat dilakukan perubahan /
penyesuaian terhadap persyaratan tersebut tanpa
mengurangi mutu hasil pekerjaan.
Agregat
Persyaratan mutu
Agregat yang digunakan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a) mutu agregat sesuai SK SNI S-04-1989-F;
b) ukuran maksimum agregat harus < 1/3 tebal pelat
atau < 3A jarak bersih minimum antar tulangan.
Cara pengelolaan
Air harus diukur dalam volume atau berat dengan alat ukur
yang mempunyai akurasi 2%. Akurasi alat ukur harus
diperiksa setiap hari.
Bahan tambah (Admixtures)
1. Air Entrainment Kemudahan pengerjaan kedap air Memasukkan gelembung udara (0,03 -0,08
dan keawetan. mm) secara merata ke dalam beton.
2. Water Reducer Mempertahankan slump dan Mengurangi penggunaan air dan semen.
kemudahan pengerjaan.
3. Retarder Menyesuaikan waktu pelaksanaan Memperiambat waktu pengikatan.
pembetonan.
4. Accelerator Kuat awal tinggi dalam waktu relatip Mempercepat waktu pengikatan.
singkat.
Tidak boleh digunakan bersamaan
dengan" Air Entrainment". Sering
mengandung Calcium Chlorida yang
menimbulkan korosi dan reaksi
allkali-agregat. Catatan :
Lebih aman bila digunakan :
- Semen kuat awal tinggi.
- Beton mutu tinggi.
- Pemanasan uap.
5. Plasticizer Meningkatkan kemudahan dan mutu Bila proporsi campuran dan bentuk agregat
pengerjaan (workability). kurang baik, adukan kurang " workable".
Bila jarak tulangan rapat.
6. Lain-lain Pozolan Mengendalikan suhu dalam beton Beton masif (mutu dan cara uji semen
dan mencegah reaksi alkali-agregat. pozolan sesuai dengan Sll 0132-75).
b) Penentuan Proporsi Campuran Beton Semen
Penentuan proporsi campuran awal diperoleh berdasarkan
perhitungan rancangan dan percobaan campuran di laboratorium.
Proporsi rencana campuran akhir harus didasarkan pada percobaan
penakaran skala penuh pada awal pekerjaan.
Apabila ketentuan kadar semen minimum diterapkan, maka
disarankan untuk menggunakan semen minimum 335 kg/cm3, kecuali
Gambar 4.3.5 Alat dan pembuatan tekstur permukaan dengan sikat kawat
Jika laju penguapan air lebih dari 1,0 kg/m2 per jam,
pencegahan harus dilakukan untuk menghindari terjadinya retak
susut plastis. Besarnya laju penguapan dapat diestimasi dengan
menggunakan nomogram seperti diperlihatkan pada Gambar 7.
Prosedur untuk meminimalkan retak akibat susut plastis :
- Buat pelindung angin untuk mengurangi pengaruh angin dan
atau sinar matahari terhadap permukaan beton semen
Pada kelandaian yang curam (> 6%) diperlukan alur yang lebih dalam
untuk memberikan kekesatan yang lebih tinggi.
Tabel 4.3.2 Kuat tekan minimum untuk pembukaan lalu lintas proyek
Tebal pelat (cm) Kuat tekan minimum yang diijinkan (fc) (MPa)
2
kg/cm
12,5 > 12,5 27,6 (276) 17,9 (179)
Tabel 4.3.3 Kuat tekan minimum untuk pembukaan lalu lintas umum
Tebal pelat (cm) Kuat tekan untuk pembukaan lalu lintas umum (fc)
2
(MPalkg/cm
Hanya kendaraan Lalu-lintas campuran *
penumpang
12,5 > 12,5 17,9(179) 27,6 (276) 17,9 (179)
Catatan:
* Menganggap ada 500 lintasan beban sumbu ekivalen (ESAL) dalam
satu arah antara waktu pembukaan dan waktu beton mencapai kuat
tekan rencana (kuat tekan pada 28 hari).
7 Pengendalian mutu
a) Kegiatan Pengontrolan Yang Harus Dilakukan Selama
Pelaksanaan
Hal-hal utama yang harus dilakukan dalam pengawasan sslama
pelaksanaan perkerasan beton semen sebagai berikut:
a) Pekerjaan Awal;
b) Bahan;
Semen
agregat air
bahan tambah
bahan sambungan
c) Perbandingan Campuran;
f) Pembetonan;
Gambar 4.3.11
Gambar 4.3.12
Gambar 4.3.13
Gambar 4.3.14
Bangunan : ....
Lokasi As :
Hari/Tanggal :
II GALIAN
1 Level dasar/kedalaman galian -30 cm
2 Bentuk hasil galian Halus, rata & agak miring
unit drainase
3 Pemadatan galian Licin dengan stamper
III PENGECORAN
1 Penggelaran plastic cor Rata & menyeluruh
2 Pemasangan besi dowel @ 20 cm & ditengah
3 Bekisting Toleransi 5 mm
4 Batas cor Siap
5 Slump 100 20 mm
6 Texture permukaan Rapih dan lurus
7 Perawatan / curyng beton Goni basah (min 5hr)
IV PERALATAN
1 Terpal pelindung Tersedia
2 Stamper Siap pakai
3 Vibrator Min 2 unit
4 Alat slump test Tersedia
3
5 Kubus beton Min 3bh per 5 m
6 Karung goni Tersedia
IV LAIN-LAIN
1 Buangan ex galian Bersih/bebas
2 Perapihan ex pengecoran Bersih/bebas
Cara penandaan :
V :Sudah dikerjakan dan benar
X : Sudah diperiksa dan belum benar
- : Tidak perlu diperiksa
Produktivitas
Untuk mencari tingkat produktivitas yang ada, baik produktivitas tenaga
maupun alat, perlu diketahui/ dipahami hal-hal sebagi berikut :
(1) Pengertian produktivitas
Secara teori, produktivitas adalah output dibagi input, yang dapat
digambarkan sebagai berikut :
Waste
Tingkat waste juga berkaitan dengan kemampuan mandor / sub kontraktor
dalam mengelola sumber daya material. Untuk mencapai tingkat waste yang
kecil, perlu diketahui / dipahami hal-hal sebagai berikut :
(1) Pengertian waste
Waste adalah kelebihan kuantitas material yang digunakan / didatangkan
yang tidak menambah nilai suatu pekerjaan. Waste, hampir selalu ada,
apapun penyebabnya. Oleh karena itu, upaya / program yang realistik
adalah menekan waste serendah mungkin.
(2) Jenis waste
Jenis waste ada dua yaitu waste individu, yaitu yang menyangkut satu
jenis material dan waste campuran, yaitu yang menyangkut material
campuran.
Material campuran seperti beton, hot mix dan lain-lain, berasal juga dari
raw material (bahan baku). Oleh karena itu, terjadi waste ganda yaitu
waste individu untuk bahan bakunya dan waste campuran setelah jadi
material campuran. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus.
(3) Penyebab waste material
Waste dengan pengertian tersebut di atas dapat terjadi karena hal-hal
sebagai berikut :
Masa tunggu / idle, yaitu material yang didatangkan jauh sebelum waktu
yang diperlukan.
Pelaksana lapangan harus mengetahui test laboratorium, apa saja yang harus
dilaksanakan petugas lab untuk setiap item pekerjaan tertentu.
Apabila ternyata hasil test lab kurang atau tidak memenuhi syarat, pekerjaan
tidak bisa dimulai atau kalau sudah dimulai secepatnya harus dihentikan.
Apabila pekerjaan sudah jadi dan ternyata tidak memenuhi syarat maka segera
harus dilakukan perbaikan.
Contoh pada pengawasan mutu beton, harus dipastikan petugas lab berada di
bacthing Plant untuk memastikan beton yang dikirim kualitasnya sesuai yang
disyaratkan.
Untuk pekerjaan Beton Semen, persyaratan mutu yang penting adalah sebagai
berikut :
1. Slump (nilai slump harus konsisten)
Berat jenis agregat kasar terlalu tinggi dibandingkan dengan agi ogat halus,
Segregasi
Bleeding
Retak
Keropos
Gambar 4.3.23
Jumlah yang akan dibayar dengan mata pembayaran tersebut di bawah ini adalah
jumlah meter persegi perkerasan beton yang telah selesai dan disetujui, pada
pekerjaan permanen. Lebar yang diukur adalah lebar perkerasan yang tertera pada
penampang melintang rencana, daerah-daerah tambahan seperti jalur ramp dan toll
plaza, atau sebagaimana petunjuk tertulis Konsultan Pengawas. Panjang akan
diukur oleh Konsultan Pengawas, yaitu sepanjang garis sumbu setiap badan jalan.
Sambungan dan baja tulangan yang diperlukan dalam pekerjaan dari Pasal ini tidak
akan diukur untuk pembayaran tersendiri.
Perkerasan hasil percobaan penghamparan yang dilaksanakan di luar daerah
pekerjaan permanen tak akan diukur untuk pembayaran tersendiri.
Dasar pembayaran
(a) Umum
Jumlah perkerasan beton hasil pengukuran tersebut di atas akan dibayar
menurut Harga Satuan Kontrak per meter persegi. Harga dan pembayaran ini
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan penempatan material,
termasuk beton klas P, baja tulangan, acuan, dowel, tie bar, dan material
sambungan, penghamparan percobaan, pengambilan core untuk penentuan
harga; dan seluruh material, tenaga kerja, peralatan dan kebutuhan insidental
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan menurut Gambar.
Untuk perkerasan yang ketebalannya kurang dengan kekurangan-ketebalan
lebih dari 5 mm, tapi tidak lebih dari 25 mm, akan dibayar menurut Harga
Satuan yang disesuaikan, seperti ditentukan di bawah ini. Tidak ada
pembayaran tambahan untuk jalan yang ketebalan rata-ratanya melebihi
ketebalan yang tertera dalam Gambar.
Progres fisik pekerjaan Beton Semen dikompilasi dri hasil perhitungan kuantitas
hasil pekerjaan.
Progres fisik tersebut sebagai bahan pengajuan termin. Pelaksana lapangan hanya
memberikan data saja, perhitungan progres fisik dilaksanakan oleh staf teknik
proyek.
4.5 Kompilasi Formulir Hasil Pekerjaan Beton Semen
Untuk sub bab ini, materi pelatihan dapat dilihat pada sub bab 4.5 pada modul pelatihan
pekerjaan drainase
BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
Pelatih/ instruktur dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran pelatih adalah
untuk :
a. Membantu peserta untuk merencanakan proses belajar.
b. Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar.
c. Membantu peserta untuk memahami konsep dan praktek baru dan untuk
menjawab pertanyaan peserta mengenai proses belajar.
d. Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain
yang diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.
5.1.2. Penilai
Penilai melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja.
Penilai akan :
a. Melaksanakan penilaian apabila peserta telah siap dan merencanakan proses
belajar dan penilaian selanjutnya dengan peserta.
b. Menjelaskan kepada peserta mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan
merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan peserta.
c. Mencatat pencapaian/ perolehan peserta.
5.1.3. Teman Kerja / Sesama Peserta Pelatihan
Teman kerja /sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan
bantuan. Peserta juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka.
Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat
tim dalam lingkungan belajar/kerja dan dapat meningkatkan pengalaman belajar
peserta.
- Concrete paver
- Truck mixer
- Vibrator
- Stamper
2. Bahan-bahan :
DAFTAR PUSTAKA
1. Ir.Suryawan, Perkerasan Jalan Beton Semen Portland (rigid pavement) bite of set
Yogyakarta, 2006
2. Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum, Pengendalian Mutu Pekerjaan Jalan,
2009
3. Jasa Marga, Spesifikasi Teknik Pekerjaan Jalan, 2007
4. Ir.Ariyanto, MBA,IPM, Manajemen Produksi Untuk Jasa Konstruksi, PT.Pradnya
Paramita, 2005
5. Ir.Mahendra Sultan Syah, Manajemen Proyek, PT.Gramedia Pustaka Utama, 2004
6. Ir.Agus Iqbal Manu, Dipl.H.Eng, MIHT, Pelaksanaan Konstruksi Jalan Raya, PT.
Media Tama Sapta Karya (Pt.Medisa) Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum,
1996, Cetakan Ke 2
7. Ir.Agus Iqbal Manu, Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) Departemen Pekerjaan
Umum, 1995
8. Litbang PU, Prosedur Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Semen Departemen
Pekerjaan Umum
9. Waskita Karya PT, Manual P4
10. Waskita Karya PT, Kumpulan Instuksi Kerja
11. Waskita Karya PT, Instruksi Kerja K3
12. Waskita Karya PT, Proyek Jalan Lingkar Jakarta Seksi W1