Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Diterima: ; Dipublikasikan:
_____________________________________________________________________________________
Abstract
Regional planning and development is required in the tourism sites management, including in the zone 2
of Ratu Boko Temple. In practice, regional planning and development is commonly conducted by using a
large-scale maps. In parallel with advances in technology, 3D models can also be used to support regional
planning and development. A 3D model can gives a more realistic view of the modeled object, therefore it
helps planners in interpreting topographical surfaces, objects that are above the topographic surface, and
etc. Planners may utilize a 3D models to study the area where the regional planning and development will
be carried out. The objective of this project is to produce a 3D model of zone 2 of Ratu Boko Temple by
using Total Stations data. A 3D models required to support the regional planning and development in
tourism sites management. The 3D modeling is carried out by using AutoCAD Civil 3D Student Version
software. The data used in this project are the secondary data from the topographic survey of zone 2
regional situation Ratu Boko Temple, and primary data of building heights acquired from field
measurement by using Total Station by reflectorless. The developed of regional 3D model consist of Digital
Terrain Model (DTM), 3D models utility network and landscape elements. The region of DTM made using
Triangular Irregular Network (TIN) methods. A 3D model of the utility network and 3D model of landscape
elements are made based on Level of Detail (LOD) 02. Three-dimensional model symbols is used to present
the three-dimensional models element.
Keywords: Ratu Boko Temple, 3D model, DTM, landscape elements
_____________________________________________________________________________________
Pendahuluan Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan
Ratu Boko (Rahmat, 2013).
Latar Belakang
Wilayah Candi Ratu Boko memerlukan data
Pekerjaan perencanaan maupun pengembangan spasial untuk mempermudah pihak pengelola
kawasan diperlukan dalam pengelolaan lokasi dalam hal perencanaan dan perawatan,
wisata, salah satunya di Taman Wisata Candi khususnya di wilayah zona 2. Salah satu data
Ratu Boko. Situs Candi Ratu Boko merupakan spasial yang sering digunakan dalam kegiatan
peninggalan peradaban masa lalu dan menjadi perencanaan adalah peta situasi skala besar. Peta
bagian dari cagar budaya yang perlu terus situasi skala besar digunakan untuk memberikan
dipelihara. Pengelolaan wilayah taman wisata informasi spasial mengenai objek-objek di
Candi Ratu Boko dibagi menjadi dua zona kawasan zona 2 yang berkaitan dengan penataan
pengelolaan, yaitu zona 1 dan zona 2. Wilayah ruang kawasan candi. Pembuatan model 3D
zona 1 yang merupakan zona inti yang kawasan zona 2 dapat memberikan gambaran
diperuntukkan bagi perlindungan dan terrain pada suatu luasan daerah. Selain itu
pemeliharaan kelestarian lingkungan fisik candi model 3D dapat menunjukkan rancangan atau
yang dikelola oleh Balai Pelestarian Peninggalan hasil dari pembangunan yang sudah dilakukan
Purbakala (BP3). Zona ini tidak diperkenankan berupa tampilan 3D yang lebih realistis dan
melakukan aktifitas pembangunan sama sekali. menarik jika dibandingkan dengan tampilan
Sedangkan wilayah zona 2 merupakan kawasan secara dua dimensi. Model 3D mempermudah
yang digunakan untuk menunjang kegiatan pengguna peta dalam melakukan interpretasi
kepariwisataan tetapi tetap sejalan dengan kondisi lanskap kawasan situs Candi Ratu Boko,
prinsip konservasi dimana diperkenankan daripada membaca model dua dimensi. Data
melakukan aktifitas pembangunan secara masukan yang berasal dari data pengukuran peta
terbatas. Kawasan zona 2 dikelola oleh PT. situasi, kemudian diproses menjadi hasil model
www.jgi.ac.id | 1
Jurnal Geospasial Indonesia Teknik Geodesi dan Geomatika
ISSN 2222-2863 (Online) Universitas Gadjah Mada
Vol X, No.X, Tahun http://journal.geodesi.ugm.ac.id
objek 3D. Pembuatan model 3D tersebut melalui 2. Melakukan editing data koordinat detil dari
proses editing pada bentuk model 3D yang tidak hasil pengukuran situasi di kawasan zona 2
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Candi Ratu Boko.
Informasi mengenai data spasial dalam bentuk 3. Pembuatan Digital Terrain Model (DTM)
peta banyak dimanfaatkan pada pekerjaan kawasan zona 2 Candi Ratu Boko
perencanaan dan pembangunan sebagai data menggunakan metode Triangular Irregular
pendukung. Saat ini planner dapat Networks (TIN).
memanfaatkan visualisasi 3D untuk memberikan
gambaran terrain beserta objek yang terdapat di 4. Pembuatan model 3D utilitas dan elemen
kawasan zona 2. Nilai garis kontur pada peta dua lanskap yang berada di kawasan zona 2
dimensi ditampilkan dalam bentuk 3D yang Candi Ratu Boko.
menyerupai keadaan yang sebenarnya. 5. Evaluasi hasil pembuatan DTM serta model
Penelitian ini dilakukan untuk membuat model 3D utilitas dan elemen lanskap.
3D kawasan zona 2 Candi Ratu Boko. Model 6. Penggabungan DTM dengan model 3D
yang disajikan berupa kenampakan lanskap yang utilitas dan elemen lanskap.
dibutuhkan oleh planner untuk mendukung
informasi yang diperlukan meliputi perencanaan
maupun pengelolaan wilayah. Model 3D yang Tujuan
dibuat berupa kondisi topografi, bangunan, dan Tujuan dari penelitian ini adalah didapatnya
utilitas beserta elemen lanskap yang dibuat dari model 3D kawasan zona 2 Candi Ratu Boko yang
data pengukuran terestris. Gambaran objek di meliputi DTM, model 3D utilitas dan model 3D
lapangan dalam bentuk model 3D diharapkan elemen lanskap yang dibuat dari data pengukuran
memberi manfaat untuk kegiatan perencanaan terestris menggunakan Total Station.
dan pengembangan kawasan. Pembuatan model
3D kawasan Candi Ratu Boko juga mampu
memberikan gambaran fasilitas dan infrastruktur Manfaat
yang sudah ada sebelumnya, serta memudahkan Manfaat dari penelitian ini adalah:
kegiatan perawatan, pembangunan, dan
keperluan lainnya yang berkaitan. Penggunaan 1. Membantu perencana dalam pekerjaan
data terestris bertujuan untuk memberikan data perencanaan, pemeliharaan, dan
posisi dalam bentuk koordinat (X, Y) serta nilai pengembangan kawasan di kawasan zona 2
ketinggian (Z) dari pengukuran menggunakan Candi Ratu Boko.
Total Station. Pengukuran secara terestris 2. Membantu perencana dalam menyajikan
menghasilkan titik koordinat sesuai dengan informasi kawasan zona 2 Candi Ratu Boko
posisi di lapangan, sehingga model digital yang secara model 3D.
dihasilkan dapat digunakan dalam kegiatan 3. Melengkapi informasi topografi, lanskap,
engineering untuk perencanaan dan dapat dan utilitas pada peta dua dimensi yang
diterima sebagai referensi informasi pekerjaan. sudah ada sebelumnya.
Hasil akhir kegiatan ini dapat menjadi dasar dan
pertimbangan bagi pihak pengelola kawasan
candi untuk menentukan kebijakan yang Landasan Teori
berkaitan dengan pengelolaan zona 2 Candi Ratu
Pemetaan Situasi Skala Besar
Boko.
Pemetaan situasi merupakan suatu metode untuk
menentukan posisi tanda-tanda buatan manusia
Lingkup Kegiatan maupun alami di atas permukaan tanah. Peta
Lingkup kegiatan yang dilaksanakan pada situasi skala besar memberikan informasi
penelitian ini meliputi: mengenai gambaran permukaan bumi beserta
detilnya (jalan, sungai, jembatan, rumah, dan
1. Pengumpulan data sekunder berupa data sebagainya) yang disajikan dalam bidang datar.
koordinat detil dari hasil pengukuran situasi Kenampakan topografi secara vertikal dapat
dan data primer melalui pengukuran direpresentasikan menggunakan garis kontur
ketinggian bangunan menggunakan Total pada peta. Garis kontur merupakan garis khayal
Station secara reflectorless di kawasan zona di lapangan yang menghubungkan beberapa titik
2 Candi Ratu Boko. dengan ketinggian yang sama (Basuki, 2006).
www.jgi.ac.id | 2
Jurnal Geospasial Indonesia Teknik Geodesi dan Geomatika
ISSN 2222-2863 (Online) Universitas Gadjah Mada
Vol X, No.X, Tahun http://journal.geodesi.ugm.ac.id
Model Kartografi 3D
Model kartografi 3D adalah seni memodelkan
Gambar 1. Contoh objek pada pemodelan 3D
atau membentuk model 3D dari unsur-unsur
(Aditya, 2012). yang terdapat di dunia nyata dengan tujuan
menghasilkan peta berkualitas tinggi (Terriblini,
1999). Setiap objek di kenyataan memiliki
Digital Terrain Model (DTM) bentuk 3D. Beberapa objek memiliki bentuk
dominan yang mempengaruhi kartografer dalam
Penggambaran bentuk permukaan tanah kini
menyajikannya di peta. Pembuatan simbol pada
dapat disajikan dalam bentuk digital yaitu
peta dapat mengacu pada variabel tampak.
menggunakan Digital Terrain Model (DTM).
Pemodelan kawasan menggunakan elemen-
DTM adalah representasi bentuk permukaan
elemen pada variabel tampak dalam
tanah yang tersusun dari sejumlah titik yang
menampilkan simbol 3D terhadap objek
diketahui nilai koordinat X, Y, dan Z dalam suatu
topografi (Gambar 3). Presentasi simbol 3D
bidang koordinat yang dapat berubah-ubah (Li
diperoleh elemen grafis dasar dua dimensi (titik,
www.jgi.ac.id | 3
Jurnal Geospasial Indonesia Teknik Geodesi dan Geomatika
ISSN 2222-2863 (Online) Universitas Gadjah Mada
Vol X, No.X, Tahun http://journal.geodesi.ugm.ac.id
garis, dan luasan) yang dilengkapi dengan 5. Level of Detail 04. LoD 04 meliputi
volume (Petrovic, 2003). pekerjaan untuk membuat model bangunan
3D menjadi lebih detil dari LoD 03 dengan
memberikan detil interior bangunan. LoD 04
merupakan tingkatan paling tinggi dalam
menyajikan model 3D karena pada tahap ini
model bangunan 3D memiliki detil pada
interior.
www.jgi.ac.id | 4
Jurnal Geospasial Indonesia Teknik Geodesi dan Geomatika
ISSN 2222-2863 (Online) Universitas Gadjah Mada
Vol X, No.X, Tahun http://journal.geodesi.ugm.ac.id
dibedakan atas dua macam, yaitu: elemen lunak 3. 3D Hidden. Menampilkan objek
dan elemen keras. Elemen lunak adalah elemen menggunakan representasi 3D Wireframe
pendukung yang biasanya merupakan vegetasi. dan garis yang tersembunyi untuk
Sedangkan elemen keras adalah unsur tidak menunjukkan sisi belakang objek.
hidup dalam lanskap yang keberadaannya dapat 4. Realistic. Menghasilkan objek 3D dengan
meningkatkan kualitas dan fungsi dari lanskap sisi objek yang solid dan kerangka objek
tersebut seperti: yang halus. Setiap kerangka objek
1. Jalan setapak. Jalan setapak dibuat terutama ditampilkan secara halus sehingga objek
pada lanskap yang luas untuk penghubung terlihat lebih nyata. Sisi objek dapat diberi
antar bagian atau sebagai jalur sirkulasi. warna sesuai dengan penggunaan.
2. Kolam. Kolam dibuat dalam rangka 5. Conceptual. Menghasilkan objek solid dan
menunjang fungsi bangunan atau kerangka objek yang halus. Terdapat transisi
merupakan bagian lanskap yang memiliki antara gelap ke terang pada setiap sisinya.
nilai estetika tersendiri. Efek dari transisi tersebut menyebabkan
3. Tebing buatan. Tebing ini dibuat untuk terlihat kurang realistis, tetapi bisa membuat
memberi kesan alami. rincian model lebih mudah untuk melihat.
www.jgi.ac.id | 5
Jurnal Geospasial Indonesia Teknik Geodesi dan Geomatika
ISSN 2222-2863 (Online) Universitas Gadjah Mada
Vol X, No.X, Tahun http://journal.geodesi.ugm.ac.id
2. Data primer yang digunakan adalah data perangkat lunak pada laptop untuk keperluan
hasil pengukuran atap bangunan di kawasan pengolahan data. Seluruh data terestris didapat
zona 2 Candi Ratu Boko menggunakan melalui survei yang dilakukan di wilayah Candi
Total Station secara reflectorless. Ratu Boko dengan pengukuran menggunakan
Total Station.
Peralatan
Akuisisi Data Ketinggian Bangunan
Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan
kegiatan ini meliputi: Data tinggi bangunan didapat dengan melakukan
1. Perangkat keras yang terdiri atas : pengukuran menggunakan Total Station secara
reflectorless pada bagian atas bangunan untuk
a. Satu unit Total Station Trimble M3. mengetahui nilai ketinggian (z koordinat). Tahap
b. Notebook ASUS A46C. awal dalam pengukuran tinggi bangunan adalah
2. Perangkat lunak yang digunakan yaitu menentukan koordinat titik kontrol yang
AutoCAD Civil 3D 2015 Stident Version. digunakan tempat berdiri alat Total Station. Titik
kontrol yang digunakan untuk pengukuran
situasi kawasan Candi Ratu Boko sudah hilang
Tahapan pelaksanaan ketika melakukan pengukuran tinggi bangunan.
Diagram alir penelitian ini dijelaskan seperti Pengukuran tinggi bangunan dilakukan dengan
pada Gambar 5. cara membidik bagian bawah atap bangunan
(Gambar 6). Bangunan yang memiliki bentuk
atap datar, posisi bidik pengambilan data
diarahkan pada bagian paling atas bangunan
(atap bangunan yang datar). Pemanfaatan
reflectorless untuk akuisisi data ketinggian
bangunan karena posisi bagian atas bangunan
yang tinggi sehingga sulit dijangkau dengan
prisma reflektor.
www.jgi.ac.id | 6
Jurnal Geospasial Indonesia Teknik Geodesi dan Geomatika
ISSN 2222-2863 (Online) Universitas Gadjah Mada
Vol X, No.X, Tahun http://journal.geodesi.ugm.ac.id
Pembuatan DTM dilakukan menggunakan Jaringan utilitas pipa yang dimodelkan adalah
perangkat lunak Autocad Civil 3D 2015. Dalam jaringan pipa air yang terdapat diatas permukaan
proses pembuatan DTM terdapat dua tahapan tanah. Model 3D pipa dibuat menggunakan pipe
utama yang dilaksanakan, yaitu pembuatan network yang terdapat pada fitur Autocad untuk
DTM, editing DTM, uji bentuk DTM, dan membuat model pipa dalam 3D berdasarkan
pembuatan boundary. metode BREP (Gambar 8). 3D polyline jaringan
pipa menjadi objek dasar untuk membuat model
Pembuatan DTM. 3D agar posisi dan ketinggian pipa sesuai dengan
Data yang digunakan merupakan data koordinat hasil pengukuran.
dari hasil pengukuran detil situasi. Model
permukaan dalam penelitian ini dibuat
berdasarkan struktur data TIN (Gambar 7).
www.jgi.ac.id | 7
Jurnal Geospasial Indonesia Teknik Geodesi dan Geomatika
ISSN 2222-2863 (Online) Universitas Gadjah Mada
Vol X, No.X, Tahun http://journal.geodesi.ugm.ac.id
www.jgi.ac.id | 8
Jurnal Geospasial Indonesia Teknik Geodesi dan Geomatika
ISSN 2222-2863 (Online) Universitas Gadjah Mada
Vol X, No.X, Tahun http://journal.geodesi.ugm.ac.id
www.jgi.ac.id | 9
Jurnal Geospasial Indonesia Teknik Geodesi dan Geomatika
ISSN 2222-2863 (Online) Universitas Gadjah Mada
Vol X, No.X, Tahun http://journal.geodesi.ugm.ac.id
www.jgi.ac.id | 10
Jurnal Geospasial Indonesia Teknik Geodesi dan Geomatika
ISSN 2222-2863 (Online) Universitas Gadjah Mada
Vol X, No.X, Tahun http://journal.geodesi.ugm.ac.id
www.jgi.ac.id | 11
Jurnal Geospasial Indonesia Teknik Geodesi dan Geomatika
ISSN 2222-2863 (Online) Universitas Gadjah Mada
Vol X, No.X, Tahun http://journal.geodesi.ugm.ac.id
www.jgi.ac.id | 12