Sie sind auf Seite 1von 7

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN

PROGRAM TRAUMA CENTER

BAB I

PENGERTIAN UMUM

1. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) adalah suatu tata cara penyelenggaraan
program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial.
2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang
dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan Sosial.
3. BPJS Ketenagakerjaan adalah BPJS yang berfungsi menyelenggarakan
program jaminan kecelakaan kerja, program jaminan kematian, program jaminan
pensiun dan jaminan hari tua.
4. Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja,
termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat
kerja atau sebaliknya, dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
5. Cacat adalah keadaan berkurang atau hilangnya fungsi tubuh atau hilangnya
anggota badan yang secara langsung mengakibatkan berkurang atau hilangnya
kemampuan pekerja untuk menjalankan pekerjaannya.
6. Cacat total tetap adalah cacat yang mengakibatkan ketidakmampuan seseorang
untuk melakukan pekerjaan.
7. Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6
(enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran.
8. Klinik Trauma Center adalah pelayanan kesehatan kerja primer dapat berbentuk
klinik perusahaan, puskesmas ataupun praktek dokter bersama yang mampu
memberikan upaya pelayanan kesehatan preventif, promotif dan kuratif.
9. Rumah Sakit Trauma Center adalah adalah pelayanan kesehatan kerja tingkat
sekunder yang berbentuk rumah sakit mampu memberikan upaya pelayanan
kesehatan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.
10. Return to Work (RTW) adalah program jaminan kecelakaan kerja yang bertujuan
agar tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja-penyakit akibat kerja (KK-
PAK) dapat bekerja kembali.
11. Kecelakaan atau sakit berhubung dengan hubungan kerja adalah :
a. Kecelakaan yang dialami oleh tenaga kerja perusahaan peserta program
BPJS Ketenagakerjaan, pada waktu yang bersangkutan berangkat ke dan
pulang dari tempat kerja melalui jalan dan waktu yang wajar dan biasa
dilalui.
b. Kecelakaan yang dialami oleh tenaga kerja perusahaan peserta Program
BPJS Ketenagakerjaan, pada waktu tenaga kerja menjalankan tugas di
tempat tugas termasuk pada waktu kerja lembur.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Trauma Centre halaman 1


c. Kecelakaan yang dialami oleh tenaga kerja perusahaan peserta program
BPJS Ketenagakerjaan, pada waktu tenaga kerja menjalankan tugas keluar
kota dan tugas dari perusahaan lainnya, dengan ketentuan dalam hal ini
harus didukung dengan surat perintah dan surat keterangan lainnya yang
diperlukan.
d. Sakit yang timbul karena hubungan kerja seperti dimaksud dalam
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1993 dianggap
kecelakaan kerja. Daftar penyakit yang timbul karena hubungan kerja
terlampir.
12. Tidak dapat dikategorikan sebagai kecelakaan kerja dan biaya yang timbul bukan
menjadi tanggungan pihak pertama adalah :
a. Kecelakaan yang terjadi pada waktu cuti, atau hari libur lainnya, dimana
yang bersangkutan bebas dari urusan pekerjaan yang menjadi tugas dan
tanggung jawabnya.
b. Kecelakaan yang terjadi di mess/perkemahan yang tidak berada di lokasi
(tempat) kerja.
c. Kecelakaan yang terjadi di luar waktu kerja atau dalam rangka melakukan
kegiatan yang bukan merupakan tugas dari atasan untuk kepentingan
perusahaan.
d. Kecelakaan yang terjadi pada waktu yang bersangkutan meninggalkan
tempat kerja untuk kepentingan pribadi.
Contoh: pergi untuk makan, tidak dianggap sebagai kecelakaan kerja jika
perusahaan yang bersangkutan menyediakan fasilitas makan.
e. Sakit biasa yang tidak ada hubungannya dengan hubungan kerja.

BAB II

STANDAR PELAYANAN KESEHATAN

Kegiatan pelayanan kesehatan kerja mencakup :


1. Pelayanan kesehatan promotif,preventif, kuratif dan rehabilitatif.
2. Pelayanan Kesehatan kuratif dan rehabilitatif meliputi:
2.1. Pertolongan medis terhadap kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja.
2.2. Medical emergency response (kesiapsiagaan dan tanggap darurat) .
2.3. Deteksi dini, diagnosis Penyakit Akibat Kerja (PAK) sesuai kompetensi dan
batas wewenangnya.
2.4. Rujukan ke fasilitas kesehatan kerja yang lebih lengkap.
2.5. Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang diagnostik lainnya.
2.6. Pengobatan dan perawatan oleh dokter spesialis.
2.7. Tindakan operatif.
2.8. Rehabilitasi medik.
2.9. Perawatan di Kelas 1 RS Pemerintah dan RS swasta yang setara (kelas II)
2.10. Perawatan di ruangan Intensif.
2.11. Obat-obatan sesuai indikasi medis dengan mengutamakan penggunaan
obat generik berlogo.
2.12. Alat kesehatan dan implant.
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Trauma Centre halaman 2
2.13. Pelayanan Khusus, seperti Pembelian gigi tiruan, kacamata, dan alat bantu
dengar (hearing aid).
2.14. Transfusi darah
2.15. Pemberian sarana rehabilitasi alat bantu (orthose) dan/ atau alat ganti
(prothese) kepada tenaga kerja yang anggota badannya hilang atau tidak
berfungsi akibat kecelakaan kerja.
2.16. Memberikan Surat Keterangan Dokter (Formulir F3b / KK4)
3. Membuat Pencatatan, dan pelaporan rekapitulasi pelayanan.

BAB III

KREDENSIALING RS TRAUMA CENTER

Pengertian: Mampu memberikan pelayanan kecelakaan kerja tingkat lanjutan dan


penyakit akibat kerja spesialistik.
Fasilitas :
- Rumah Sakit minimal type D.
- Memiliki fasilitas UGD.
- Memiliki Ruang Operasi.
- Memiliki dokter spesialis Bedah tetap.
- Diutamakan memiliki dokter spesialis: rehabilitasi medis, ortopedi, paru, penyakit
dalam, dan jantung.
- Membentuk tim Kecelakaan Kerja- Penyakit Akibat Kerja (KK-PAK) di RS, yang
terdiri dari petugas admin, dokter bedah, dokter umum/dokter unit gawat darurat
(UGD),dan perawat).
- Memiliki Apotek/instalasi farmasi.

Kredensialing Rumah Sakit Trauma Center :

1. Sumber Daya Manusia (SDM)


1.1. Dokter :
- Mempunyai sertifikat pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja.
- Mempunyai sertifikat Advanced Cardiac Life Support (ACLS)
Advanced Trauma Life Support (ATLS) yang masih berlaku.
- Mempunyai STR (Surat Tanda Registrasi) dan SIP (Surat Izin Praktek)

1.2. Perawat/Paramedis :
- Mempunyai sertifikat pelatihan Hyperkes dan Keselamatan Kerja.
- Mempunyai sertifikat Basic Trauma Life Support (BTLS).
- Mempunyai Surat Izin Praktek (SIP)

2. Sarana dan prasarana


Memiliki jaringan internet
Laboratorium.
Ruang radiologi.
Ruang operasi.
Diutamakan mempunyai ruang intensif.
Instalasi Farmasi.
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Trauma Centre halaman 3
Spirometer/Audiometer.

3. Perizinan operasional RS.

4. Memberikan pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif sesuai dengan


kebutuhan medis dan kemampuan fasilitas kesehatan masing-masing.

5. Bersedia memenuhi ketentuan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial


Ketenagakerjaan :
Prosedur dan standar pelayanan
Prosedur administratif: pelaporan
Menjadi peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
Bersedia memasang plang sebagai fasilitas kesehatan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

BAB IV

SISTEM DAN PROSEDUR TRAUMA CENTER

1. Tenaga Kerja yang mendapat rujukan dari klinik atau dalam keadaan
emergensi dapat dibawa langsung ke Rumah Sakit TC terdekat untuk
mendapatkan pertolongan pertama dan atau pertolongan lanjutan dengan
membawa identitas KPJ dan KTP.
2. Badan Penyelenggara menyediakan formulir 3, 3a, 3b dan 3c di Rumah
Sakit.
3. FO (Front Office) RS TC meneliti status kepesertaan tenaga kerja
melalui Daftar tenaga kerja yang dikirim oleh Kantor Cabang yang bekerjasama
dan/atau melalui fasilitas internet.
a. Apabila tidak terdaftar, maka petugas FO RS TC melakukan konfirmasi
kepada Kantor Cabang.
b. Bila ternyata peserta tersebut terdaftar dari cabang lain, maka petugas
pelayanan Kantor cabang menghubungi Kacab Kepesertaan untuk
dibuatkan surat pengantar rujukan.
c. Apabila eligibilitas kepesertaan meragukan, maka peserta diberlakukan
sebagai pasien umum. Dan biaya yang telah dikeluarkan dapat diajukan ke
Badan penyelenggara untuk mendapatkan penggantian sesuai ketentuan
yang berlaku.
4. Untuk kasus emergensi (bukan kasus rujukan) Rumah Sakit mengisi
data yang berhubungan dengan tenaga kerja di Form Laporan Kecelakaan tahap
I (formulir 3), kemudian menghubungi perusahaan untuk dilengkapi dan
ditandatanganinya.
5. Perusahaan membuat laporan tahap I disertai dokumen pendukung
(fotokopi KTP, KPJ, kronologis kejadian, dan absensi hari kejadian) untuk
diajukan ke Badan penyelenggara dan disnaker setempat dalam waktu 2 x 24
jam. Untuk tertib administrasi klaim, maka salinan laporan tahap I diserahkan
juga oleh Perusahaan ke RS TC

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Trauma Centre halaman 4


6. Dokter mengisi surat keterangan rawat, untuk kemudian dikirimkan ke
Badan Penyelenggara agar dapat dibuatkan surat jaminannya. Dikirim melalui
fax/email.
7. Badan Penyelenggara menerbitkan surat jaminan maksimal 2 x 24 jam
hari kerja.
8. Apabila diperlukan penanganan lebih lanjut dapat diberikan rujukan ke
fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi dengan melampirkan formulir
surat rujukan dan salinan form laporan kecelakaan tahap I dan formulir perincian
biaya pelayanan yang telah diberikan.
9. Setelah selesai perawatan, dokter yang merawat wajib mengisi formulir
3 b dan FO rumah sakit membantu menghubungi perusahaan untuk membuat
laporan kecelakaan tahap II (formulir 3a).
10. Peserta /petugas perusahaaan / keluarga peserta menandatangani
form bukti layanan.
11. Perusahaan membuat surat pernyataan yang menyatakan bersedia:
a. Membayar terlebih dahulu biaya pengobatan, perawatan dan/atau
rehabilitasi untuk kemudian diajukan ke Badan Penyelenggara jika tidak
melengkapi dokumen administrasi dan pendukungnya (F3 dan F3a) pada
saat pasien dinyatakan sembuh/cacat/meninggal.
b. dan pernyataan bersedia membayar jika dinyatakan bukan kecelakaan
kerja / tidak memenuhi persyaratan administrasi perusahaan.
12. Setiap akhir bulan Rumah Sakit merekap data pasien yang berobat
untuk ditagihkan ke Badan Penyelenggara yang dilengkapi dengan dokumen
sebagai berikut:
12.1. KPJ
12.2. Surat Jaminan
12.3. Formulir 3, 3a,
12.4. Formulir 3b dan/atau 3c jika telah dinyatakan sembuh perawatan.
12.5. Perincian tagihan.
12.6. Dokumen pendukung (resume medis hasil lab, radiologi, transfusi, copy
resep,dll)
12.7. Buku Monitor Kunjungan.
12.8. Kuitansi asli.

Kewajiban Rumah Sakit

1) Memverifikasi kasus-kasus penyakit yang tidak berhubungan langsung dengan


kecelakaan kerja dan dapat berkoordinasi dengan Badan Penyelenggara untuk
kasus yang meragukan.
2) Menunjuk petugas Rumah Sakit sebagai kontak person Program JKK.
3) Memberikan pelayanan pengobatan dan perawatan yang rasional sesuai dengan
indikasi medis bagi peserta yang mengalami kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja.
4) Rumah Sakit TC menyediakan fasilitas ruang rawat inap untuk peserta BPJS
Ketenagakerjaan dan ruang rawat inap intensif bila diperlukan.
5) Rumah Sakit TC menyediakan fasilitas ambulance untuk evakuasi penderita
yang mengalami kecelakaan kerja dan mengantarkan kembali penderita apabila
telah sembuh.
6) Membentuk Tim Trauma Centre di Rumah Sakit

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Trauma Centre halaman 5


7) Memberikan pertimbangan medis dan dokumen pendukung apabila diperlukan
Badan Penyelenggara
8) Memberitahukan kepada BPJS Ketenagakerjaan bahwa perawatan telah selesai.
9) Disarankan menyediakan ruangan khusus/counter yang dapat digunakan oleh
petugas Customer Service sebagai pusat informasi dan pelayanan Administrasi.
10) Menghubungi perusahaan untuk melengkapi dan menandatangani formulir 3 dan
3a.
11) Mengisi formulirF3b dan/atau Formulir F3c (Surat Keterangan Dokter).
12) Rumah sakit mengisi formulir keterangan rawat saat pengajuan surat jaminan.
13) Membuat dan menyampaikan rincian dan rekapitulasi biaya perawatan,
pengobatan dan rehabilitasi medis kepada badan penyelengara
14) Memisahkan biaya perawatan, pengobatan dan rehabilitasi medis yang melebihi
plafon jaminan untuk ditagihkan ke perusahaan.
15) Membuat laporan rekapitulasi kasus kecelakaan kerja sesuai dengan format
yang disediakan oleh Badan Penyelenggara

BAB V

PEMBIAYAAN TRAUMA CENTER

1. Pembiayaan menggunakan sistem Fee for Service berdasarkan negosiasi


kecukupan dana Kantor Cabang dan kelengkapan fasilitas yang dimiliki oleh
Rumah Sakit.
2. Menggunakan system Paket Pembiayaan Esensial (PPE) per diagnose
berdasarkan negosiasi dengan Kacab, menggunakan kertas kerja perhitungan.
Terlampir daftar tarif paket Rumah Sakit TC.
3. Pada kasus tertentu yang belum tercantum dalam system PPE, dapat dibuat
berdasarkan negosiasi dengan Kacab.
4. Pembiayaan yang melebihi plafon ditagihkan langsung kepada perusahaan.

BAB VI

HAL-HAL YANG TIDAK DITANGGUNG

1. Penyakit yang tidak berhubungan dengan ruang lingkup kecelakaan kerja dan
akibat dari hubungan kerja.
2. Pengobatan tradisional.
3. Penyakit akibat kecanduan alkohol/narkotika.
4. Percobaan bunuh diri.
5. Semua obat/vitamin yang tidak ada hubungannya dengan kasus kecelakaan
kerja atau penyakit akibat kerja.
6. Semua obat kosmetik, obat gosok seperti minyak kayu putih dan sejenisnya.
7. Operasi plastik dengan tujuan kosmetik.
8. Kecelakaan yang terjadi pada waktu yang bersangkutan meninggalkan tempat
kerja untuk kepentingan pribadi.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Trauma Centre halaman 6


9. Kecelakaan yang terjadi di luar waktu kerja atau melakukan kegiatan yang
bukan berhubungan dengan kedinasan.
10. Penyakit akibat hubungan kerja yang dicetuskan, diperberat oleh pekerjaan
seperti hernia yang ada faktor bawaan, asma yang diakibatkan keturunan.
11. Kasus meninggal mendadak yang terjadi tidak di lokasi tempat kerja, tidak
langsung dibawa ke fasilitas kesehatan.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Trauma Centre halaman 7

Das könnte Ihnen auch gefallen