Sie sind auf Seite 1von 20

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Sinonim.

Kudis, The Itch, Gudig, Budukan, Gatal Agogo

1.2. Definisi.

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap

Sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya.

1.3. Epidemiologi.

Skabies ditemukan disemua negara dengan prevalensi yang bervariasi. Dibeberapa

negara yang sedang berkembang prevalensi skabies sekitar 6 % - 27 % populasi umum dan

cenderung tinggi pada anak-anak serta remaja. Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun

terjadi epidemi skabies. Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara

lain: sosial ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, hubungan seksual yang sifatnya

promiskuitas, kesalahan diagnosis, dan perkembangan dermografik serta ekologik. Penyakit

ini dapat dimasukkan dalam P.H.S. (Penyakit akibat Hubungan Seksual).

1.4. Etiologi

Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthopoda , kelas Arachnida, ordo Ackarina,

superfamili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var. hominis. Kecuali itu

terdapat S. scabiei yang lainnya pada kambing dan babi.

1
Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan

bagian perutnya rata. Tungau ini transient, berwarna putih kotor, dan tidak bermata.

Ukurannya yang betina berkisar antara 330 450 mikron x 250 350 mikron, sedangkan

yang jantan lebih kecil, yakni 200 240 mikron x 150 200 mikron. Bentuk dewasa

mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai alat alat untuk melekat dan 2

pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang jantan

pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat.

Siklus hidup tungau ini sebagai berikut. Setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi di

atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup dalam terowongan yang

digali oleh yang betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam

stratum korneum, dengan kecepatan 2 -3 milimeter sehari dan sambil meletakkan telurnya 2

atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50 . Bentuk betina yang telah dibuahi ini

dapat hidup sebulan lamanya. Telurnya akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan

menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan,

tetapi dapat juga keluar. Setelah 2 -3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2

bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur

sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8 12 hari.

Telur menetas menjadi larva dalam waktu 3 4 hari, kemudian larva meninggalkan

terowongan dan masuk ke dalam folikel rambut. Selanjutnya larva berubah menjadi nimfa

yang akan menjadi parasit dewasa. Tungau betina akan mati setelah meninggalkan telur,

sedangkan tungau jantan mati setelah kopulasi.

2
Sarcoptes scabiei betina dapat hidup diluar pada suhu kamar selama lebih kurang 7

14 hari. Yang diserang adalah bagian kulit yang tipis dan lembab, contohnya lipatan kulit

pada orang dewasa. Pada bayi, karena seluruh kulitnya masih tipis, maka seluruh badan

dapat terserang.

1. 5. Patogenesis.

Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga oleh

penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi

kontak kulit yang kuat, menyebabkan kulit timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang

terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekret dan ekskret tungau yang memerlukan

waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis

dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul

erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat

lebih luas dari lokasi tungau.

1.6. Cara Penularan.

Penyakit scabies dapat ditularkan melalui kontak langsung maupun kontak tak

langsung. Yang paling sering adalah kontak langsung dan erat atau dapat pula melalui alat-

alat seperti tempat tidur, handuk, dan pakaian. Bahkan penyakit ini dapat pula ditularkan

melalui hubungan seksual antara penderita dengan orang yang sehat. Di Amerika Serikat

dilaporkan, bahwa scabies dapat ditularkan melalui hubungan seksual meskipun bukan

merupakan akibat utama.

Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan perseorangan dan lingkungan,

atau apabila banyak orang yang tinggal secara bersama-sama disatu tempat yang relative

3
sempit. Apabila tingkat kesadaran yang dimiliki oleh banyak kalangan masyarakat masih

cukup rendah, derajat keterlibatan penduduk dalam melayani kebutuhan akan kesehatan

yang masih kurang, kurangnya pemantauan kesehatan oleh pemerintah, faktor lingkungan

terutama masalah penyediaan air bersih, serta kegagalan pelaksanaan program kesehatan

yang masih sering kita jumpai, akan menambah panjang permasalahan kesehatan lingkungan

yang telah ada.

Penularan scabies terjadi ketika orang-orang tidur bersama di satu tempat tidur yang

sama di lingkungan rumah tangga, sekolah-sekolah yang menyediakan fasilitas asrama dan

pemondokan, serta fasiltas-fasilitas kesehatan yang dipakai oleh masyarakat luas. Di Jerman

terjadi peningkatan insidensi, sebagai akibat kontak langsung maupun tak langsung seperti

tidur bersama. Faktor lainnya fasilitas umum yang dipakai secara bersama-sama di

lingkungan padat penduduk. Dibeberapa sekolah didapatkan kasus pruritus selama beberapa

bulan yang sebagian dari mereka telah mendapatkan pengobatan skabisid.

1.7. Gejala Klinis.

Ada 4 tanda cardinal Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan

karena aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.

1. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam sebuah keluarga

biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah

perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan akan

diserang oleh tungau tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota

4
keluarganya terkena, walaupun mengalami infestasi tungau, tetapi tidak memberikan

gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier).

2. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih

atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada

ujung terowongan ini ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam

kulitnya menjadi polimarf (pustule, ekskoriasi dan lain-lain). Tempat predileksinya

biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu sela-sela jari

tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan,

areola mammae (wanita), umbilicus, bokong, genitalia eksterna (pria) dan perut bagian

bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki.

3. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostic. Dapat ditemukan satu atau

lebih stadium hidup tungau ini.

Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal tersebut.

1.8. Klasifikasi.

Terdapat beberapa bentuk skabies atipik yang jarang ditemukan dan sulit dikenal,

sehingga dapat menimbulkan kesalahan diagnosis. Beberapa bentuk tersebut antara lain :

1. Skabies pada orang bersih (scabies of cultivated).

Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang sedikit jumlahnya

sehingga sangat sukar ditemukan.

2. Skabies incognito.

Bentuk ini timbul pada scabies yang diobati dengan kortikosteroid sehingga gejala dan

tanda klinis membaik, tetapi tungau tetap ada dan penularan masih bisa terjadi. Skabies
5
incognito sering juga menunjukkan gejala klinis yang tidak biasa, distribusi atipik, lesi luas

dan mirip penyakit lain.

3. Skabies nodular

Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal. Nodus biasanya

terdapat didaerah tertutup, terutama pada genitalia laki-laki, inguinal dan aksila. Nodus ini

timbul sebagai reaksi hipersensetivitas terhadap tungau scabies. Pada nodus yang berumur

lebih dari satu bulan tungau jarang ditemukan. Nodus mungkin dapat menetap selama

beberapa bulan sampai satu tahun meskipun telah diberi pengobatan anti scabies dan

kortikosteroid.

4. Skabies yang ditularkan melalui hewan.

Di Amerika, sumber utama skabies adalah anjing. Kelainan ini berbeda dengan skabies

manusia yaitu tidak terdapat terowongan, tidak menyerang sela jari dan genitalia eksterna.

Lesi biasanya terdapat pada daerah dimana orang sering kontak/memeluk binatang

kesayangannya yaitu paha, perut, dada dan lengan. Masa inkubasi lebih pendek dan

transmisi lebih mudah. Kelainan ini bersifat sementara (4 8 minggu) dan dapat sembuh

sendiri karena S. scabiei var. binatang tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya pada

manusia.

5. Skabies Norwegia.

Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas dengan krusta,

skuama generalisata dan hyperkeratosis yang tebal. Tempat predileksi biasanya kulit kepala

yang berambut, telinga bokong, siku, lutut, telapak tangan dan kaki yang dapat disertai

distrofi kuku. Berbeda dengan skabies biasa, rasa gatal pada penderita skabies Norwegia

6
tidak menonjol tetapi bentuk ini sangat menular karena jumlah tungau yang menginfestasi

sangat banyak (ribuan). Skabies Norwegia terjadi akibat defisiensi imunologik sehingga

sistem imun tubuh gagal membatasi proliferasi tungau dapat berkembangbiak dengan

mudah.

6. Skabies pada bayi dan anak.

Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh kepala, leher,

telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder berupa impetigo, ektima

sehingga terowongan jarang ditemukan. Pada bayi, lesi di muka. (Harahap. M, 2000).

7. Skabies terbaring ditempat tidur (bed ridden).

Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal ditempat tidur

dapat menderita skabies yang lesinya terbatas.

1.9. Pembantu Diagnosis.

Cara menemukan tungau Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang

terlihat papul atau vesikel dicongkel dengan jarum dan diletakkan diatas sebuah kaca objek,

lalu ditutup dan dilihat dengan mikroskop cahaya.

1. Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung diatas selembar kertas putih dan

dilihat dengan kaca pembesar.

7
2. Dengan membuat biopsi irisan. Caranya : lesi dijepit dengan 2 jari kemudian dibuat irisan

tipis dengan pisau dan diperiksa dengan mikroskop cahaya.

3. Dengan biopsi eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin.

2.10. Diagnosis.

Diagnosis scabies ditegakkan atas dasar :

1. Ada terowongan yang sedikit meninggi, berbentuk garis lurus atau berkelok-kelok,

panjangnya beberapa millimeter sampai 1 cm dan pada ujungnya tampak vesikula, papula

atau pustula.

2. Tempat predileksi yang khas adalah sela jari, pergelangan tangan bagian volar, siku, lipat

ketiak bagian depan, areola mammae, sekitar umbilicus, abdomen bagian bawah, genitalia

eksterna pria.Pada oaring dewasa jarang terdapat di muka dan kepala, kecuali pada

penderita imunosupresif, sedangkan pada bayi, lesi dapat terjadi di seluruh permukaan

kulit.

3. Penyembuhan cepat setelah pemberian obat anti skabies topical yang efektif.

4. Adanya gatal hebat pada malam hari. Bila lebih dari satu anggota keluarga menderita

gatal, harus dicurigai adanya skabies. Gatal pada malam hari disebabkan oleh temperature

tubuh menjadi lebih tinggi sehingga aktivitas kutu meningkat.

2.11. Diferensial Diagnosis.

Diagnosis bandingnya adalah :

1. Prurigo, biasanya berupa papel-papel yang gatal, predileksi pada bagian ekstensor

ekstremitas.

8
2. Gigitan serangga, biasanya jelas timbul sesudah ada gigitan, efloresensinya urtikaria

papuler.

3. Folikulitis, nyeri berupa pustule miliar dikelilingi daerah yang eritem.

2.12. Terapi.

Semua keluarga yang berkontak dengan penderita harus diobati termasuk pasangan

seksnya. Beberapa macam obat yang dapat dipakai pada pengobatan scabies yaitu:

a. Permetrin.

Merupakan obat pilihan untuk saat ini , tingkat keamanannya cukup tinggi, mudah

pemakaiannya dan tidak mengiritasi kulit. Dapat digunakan di kepala dan leher anak usia

kurang dari 2 tahun. Penggunaannya dengan cara dioleskan ditempat lesi lebih kurang 8 jam

kemudian dicuci bersih

b. Malation.

Malation 0,5 % dengan dasar air digunakan selama 24 jam. Pemberian berikutnya diberikan

beberapa hari kemudian.(Harahap. M, 2000).

c. Emulsi Benzil-benzoas (20-25 %).

Efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama tiga hari. Sering terjadi

iritasi dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai. (Handoko, R, 2001).

d. Sulfur.

9
Dalam bentuk parafin lunak, sulfur 10 % secara umum aman dan efektif digunakan. Dalam

konsentrasi 2,5 % dapat digunakan pada bayi. Obat ini digunakan pada malam hari selama 3

malam.

1.13. Prognosis

Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat serta syarat pengobatan dan

menghilangkan faktor predisposisi, penyakit ini dapat di berantas dan memberikan prognosis

yang baik.

10
UNIVERSITAS ANDALAS

FAKULTAS KEDOKTERAN

KEPANITERAAN KLINIK ROTASI TAHAP II

STATUS PASIEN

1. Identitas Pasien

a. Nama : Siti

b. Kelamin : Perempuan

c. Umur : 10 tahun

d. Pekerjaan / pendidikan : pelajar kelas 5 SD

e. Alamat : Jl. Berok Nipah no. 2 Padang

2. Latar belakang sosial ekonomi-demografi-lingkungan keluarga

Status perkawinan : belum menikah

Jumlah Bersaudara : anak pertama dari 2 bersaudara

Status ekonomi keluarga : Kurang mampu, penghasilan keluarga Rp 900.000/ bulan

Kondisi Rumah :

Rumah permanen, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi

Perkarangan rumah sempit

Listrik ada

Sumber air : sumur

11
Jamban ada 1 buah, di dalam rumah

Septic tank berjarak 5 meter di belakang rumah

Sampah di buang ke tempat pembuangan sampah dan dibakar

Jumlah penghuni 4 orang: ayah, ibu, pasien dan 1 orang saudara

Kesan : hygiene dan sanitasi kurang baik

Kondisi lingkungan rumah :

Pasien tinggal di daerah perkotaan yang cukup padat penduduk.

3. Aspek psikologis di keluarga:

Pasieng tinggal bersama ayah, ibu, dan 1 orang saudaranya.

Hubungan dengan anggota keluarga baik

Faktor stress dalam keluarga (-)

4. Keluhan utama : bintik-bintik kemerahan yang terasa gatal sejak 2 minggu yang lalu

5. Riwayat penyakit sekarang

Bintik-bintik kemerahan yang terasa gatal di sela-sela jari tangan kanan dan kiri,

punggung tangan kanan dan kiri, siku, perut bagian bawah, bokong, punggung kaki

kanan dan kiri, sela-sela jari kaki kanan dan kiri sejak 2 minggu yang lalu.

Awalnya bintik-bintik kemerahan yang gatal terdapat di sela-sela jari tangan kanan

dan kiri, lalu bintik-bintik kemerahan ini menyebar ke punggung tangan kanan dan

kiri, siku, perut bagian bawah, bokong, punggung kaki kanan dan kiri, dan sela-sela

jari kaki kanan dan kiri.

Gatal terutama dirasakan pada malam hari.

Pasien memakai alat mandi bersama (handuk) dengan orang tuanya.

12
Seprei dan alas bantal diganti 4bulan sekali terakhir kali diganti 2 bulan yang lalu

Pasien tidur satu tempat tidur dengan adiknya.

Pasien mandi dan mengganti baju 2 kali sehari.

Pasien sering bermain lari, lompat tali bersama teman di sekolah dan di rumah,

kontak dengan tanah (+) .

Tidak ada teman-teman pasien yang menderita penyakit yang sama seperti pasien.

6. Riwayat penyakit dahulu :

Pasien tidak memiliki riwayat keluhan bintik-bintik kemerahan yang gatal di tubuh

sebelumnya.

7. Riwayat penyakit keluarga :

Ibu dan ayah pasien mengalami keluhan bintik-bintik kemerahan yang terasa gatal

sejak 1 bulan yang lalu dan sudah sembuh setelah mendapatkan pengobatan. Adik

pasien juga mengalami bintik-bintik kemerahan yang gatal sejak 3 minggu yang

lalu.

Pasien dan keluarga tidak ada riwayat bersin-bersin di pagi hari.

Pasien dan keluarga tidak ada riwayat nafas menciut.

Pasien dan keluarga tidak ada riwayat alergi makanan sebelumnya.

Pasien dan keluarga tidak ada riwayat alergi obat sebelumnya.

8. Pemeriksaan Fisik

STATUS GENERALIS

Keadaan umum : Tidak tampak sakit


13
Kesadaran : Composmentis

Nadi : 90 x/menit

Nafas : 20 x/menit

Suhu : 36,8oC

BB : 28 kg

Status gizi : Baik

- Kepala : bentuk bulat, simetris, rambut hitam tidak mudah dicabut

- Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

- Telinga : tidak ditemukan kelainan

- Hidung : tidak ditemukan kelainan

- Tenggorokan : tonsil T1-T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis

- Leher : tidak teraba pembesaran KGB

- Dada :

Paru : Inspeksi : Normochest, simetris kiri dan kanan, retraksi tidak ada

Palpasi : fremitus kiri = kanan

Perkusi : Sonor

Auskultasi : Vesikuler, ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada

Jantung : Inspeksi : iktus tidak terlihat

Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V

Perkusi : batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur, bising tidak ada

- Abdomen : Inspeksi : distensi tidak ada

14
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba, turgor kembali lambat.

Perkusi : timpani

Auskultasi : bising usus (+) normal

- Ekstremitas: akral hangat, refilling kapiler baik, reflek fisiologis +/+, reflek patologis -/-

STATUS DERMATOLOGIKUS

Lokasi : sela-sela jari tangan kanan dan kiri, punggung tangan kanan dan

kiri, siku, perut bagian bawah, bokong, punggung kaki kanan dan

kiri, dan sela-sela jari kaki kanan dan kiri

Distribusi : generalisata, bilateral

Bentuk : Tidak khas

Susunan : Tidak khas

Batas : Tidak tegas

Ukuran : milier - lentikuler

Efloresensi : Papul eritema, plak eritema, ekskoriasi, skuama kasar

Status Venereologikus :

Tidak ditemukan kelainan

Kelainan Selaput :

Tidak Ditemukan Kelainan

Kelainan Kuku :

Jaringan sekitar kuku tidak ditemukan kelainan

Kelainan Rambut :

Tidak ditemukan kelainan


15
Kelainan Kelenjar Limfe :

Tidak ditemukan pembesaran KGB submandibula, regiocoli, aksila,

supraklavikula, infraklavikula, inguinal lateral dan medial.

9. Laboratorium:

Pemeriksaan kerokan kulit diharapkan ditemukan telur, kutu.

10. Diagnosis Kerja : Skabies

11. Diagnosis banding : -

12. Manajemen :

Preventif :

- Meminta anggota keluarga ( orang tua dan adik pasien) yang mengalami bintik-bintik

kemerahan yang gatal di tubuh turut berobat ke puskermas.

- Mengganti pakaian, handuk, seprei, alas bantal yang telah terkontaminasi atau yang

digunakan seminggu terakhir, dicuci dengan air hangat, dijemur di terik matahari

sampai kering dan diseterika.

- Hindari menggaruk secara berlebihan karena bisa menyebabkan terjadi nya luka dan

infeksi, bila gatal cukup dilakukan dengan menepuk-nepuk bagian yang gatal

tersebut.

- Hindari menyentuh mulut dan mata secara berlebihan.

- Menjaga kebersihan badan dengan mandi 2x sehari dan keringkan badan setelah

mandi.

- Menjaga kebersihan rumah dengan membersihkannya setiap hari dan mengganti

seprei, alas bantal, dan handuk secara rutin minimal sebulan sekali.
16
Promotif :

- Menjelaskan kepada pasien mengenai penyebab penyakitnya yaitu suatu tungau yang

dapat hidup dan bertelur pada kulit manusia terutama jaringan kulit yang longgar dan

menyebabkan keluhan gatal.

- Menjelaskan kepada pasien mengenai cara penularan penyakit skabies yaitu melalui

kontak secara langsung dan tidak langsung seperti melalui handuk, alas bantal atau

seprei.

- Menjelaskan kepada pasien bahwa kelainan kulit yang disebabkan oleh penyakit ini

tidak hanya disebabkan oleh tungau penyebab namun juga akibat garukan yang

berlebihan karena garukan yang berlebihan bisa menyebabkan terjadinya infeksi dan

penyakit yang lebih berat.

- Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya dapat ditanggulangi dengan menjaga

kebersihan perorangan dan lingkungan serta dan dengan penggunaan salaf yang

benar.

Kuratif :

Sistemik

CTM tablet 4 mg diminum 3x tablet sehari, apabila gatal sudah hilang maka

obat tidak perlu diminum lagi.

Topikal

Mengoleskan salap 2-4 ke seluruh badan termasuk wajah dan kulit kepala pada

pada anak-anak (untuk dewasa kecuali wajah dan kulit kepala) sesudah mandi
17
pada malam hari dan selanjutnya pasien tidak boleh mandi selama lebih kurang

24 jam. Ini dilakukan selama 3 hari berturut-turut.

Rehabilitatif :

- Apabila gatal semakin bertambah atau muncul bintik-bintik berisi nanah, kontrol

kembali ke puskesmas atau rumah sakit.

- Setelah salaf dioleskan ke tubuh sebaiknya pasien tidak terkena air selama 24 jam,

bila terkena air, ulangi pengolesan.

- Keluhan gatal biasanya masih akan dirasakan selama 4 minggu setelah pemberian

salaf namun bukan berarti bahwa penggunaan salaf tidak berhasil, jadi sebaiknya

salaf tidak digunakan secara berlebihan meskipun masih terasa gatal.

18
Penulisan Resep

Dinas Kesehatan Kota Padang

Puskesmas Padang Pasir

Padang, 22 november 2012

R/ CTM tab 4 mg No V

prn (max 3 dd tab )

R/ Salep 2-4 salf No I

ue ( dioleskan seluruh tubuh 3 hari

berturut-turut)

Pro : Siti

Umur : 10 tahun

19
20

Das könnte Ihnen auch gefallen