Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
sensitisasi tungau sarcoptes scabiei var, hominis jenis manusia dan produknya
pada tubuh.1 Penyakit yang mempengaruhi semua jenis ras di dunia tersebut
ditemukan hampir pada semua negara di seluruh dunia dengan angka prevalensi
populasi umum dan insidens tertinggi pada anak usia sekolah dan remaja.2
berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini
translusen, berwarna putih kotor dan tidak bermata. Ukuran betina berkisar antara
330-450 mikron x 250-350 mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni 200-
pasang kaki di depan sebagai alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada
betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga
berkembang melalui stadium larva, nimpa dan kemudian menjadi kutu dewasa
dalam 10- 14 hari. Lama hidup tungau betina kira-kira 30 hari sedangkan tungau
1
jantan biasanya segera mati setelah melakukan kopulasi atau beberapa hari setelah
melakukan kopulasi.5
Rasa gatal merupakan gejala utama skabies, yang terutama dirasakan pada
malam hari yang disebabkan karena aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang
lebih lembab dan panas.3 Lesi yang khas dan patognomonik berupa terowongan
biasanya pada sela-sela jari tangan, telapak tangan, pergelangan tangan sebelah
dalam, siku, ketiak, daerah mammae, daerah pusar dan perut bagian bawah,
daerah genital eksterna dan pantat. Pada anak-anak terutama bayi dapat mengenai
bagian lain seperti telapak kaki, telapak tangan, sela-sela jari kaki dan juga muka
(pipi).6 Kelainan kulit yang terjadi dapat berupa papula, vesikula, urtika, dll.
karena garukan.1
yang beragam. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan terapi yang akan
topikal harus dioleskan ke seluruh permukaan kulit, kecuali muka dan kulit
daerah belakang telinga. Pada anak-anak dan pasien skabies berkrusta, wajah dan
kulit kepala juga harus diolesi. Pasien harus diberi tahu bahwa setelah terapi
skabisidal yang adekuat, rasa gatal dan ruam dapat menetap hingga 4 minggu
berikutnya, jika tidak maka pasien akan menganggap terapinya tidak berhasil, dan
2
akan menggunakan obat secara berlebihan. Steroid topikal, antihistamin dan jika
perlu, steroid sistemik jangka pendek dapat diberikan untuk mengatasi rasa gatal
Salah satu jenis skabisid yang biasa digunakan ialah permethrin 5% dalam
bentuk krim. Permethrin 5% Krim efektif dan aman digunakan dalam terapi
sel saraf parasit yaitu melalui ikatan dengan Natrium. Hal ini memperlambat
dimetabolisir dengan cepat di kulit, hasil metabolisme yang bersifat tidak aktif
akan segera diekskresi melalui urin. Pengobatan terdiri dari aplikasi tunggal
tahun yang berobat di poliklinik Kulit dan Kelamin BLU RSUP Prof. dr. R. D.
Kandou, Manado.
3
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : V.M
Umur : 19 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Mahasiswa
B. Anamnesis
1. Keluhan Utama
Bintil bintil merah dirasakan penderita sejak 1 nulan yang lalu. Awalnya
pertama kalinya. Bintil-bintil merah disertai rasa gatal terutama pada malam
4
hari. Sudah pernah diberi obat minum dari dokter umum 3 minggu yang
lalu tetapi tidak ada perubahan. Kemudian pasien pergi ke dokter spesialis
kulit dan diberikan obat minum dan salep. Bintil-bintil merah di bagian perut
disangkal penderita.
Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini, hanya teman kuliah penderita yang
5. Riwayat Alergi
6. Riwayat Atopi
7. Riwayat Sosial
Rumah permanen (kost), lantai tehel, dinding beton, kamar tidur 1, kamar
8. Riwayat Kebiasaan
Penderita mandi 2 kali sehari, menggunakan sabun cair yang dipakai sendiri.
Handuk dipakai sendiri. Ganti pakaian dalam 2 kali sehari. Air yang
5
C. Pemeriksaan Fisik
1. Status Generalis
Nadi : 88 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 36,2 0C
Kepala
2. Status Dermatologis:
6
b. Regio thorakhalis, Regio abdominalis, Regio cruris (D/S), Regio penis :
Gambar :
7
D. Pemeriksaan penunjang
E. Diagnosis Banding
1. Pedikulosis Korporis
F. Diagnosis
Skabies
G. Penatalaksanaan
8
1. Farmakologik
2. Nonfarmakologi
H. Prognosis
9
BAB III
PEMBAHASAN
tungau.3 Pada anamnesis kasus ini didapatkan adanya bintil-bintil kemerahan yang
disertai rasa gatal pada malam hari dan adanya riwayat kontak dengan teman
pasien yang mengalami keluhan yang sama sejak + 1 bulan yang lalu. Sedangkan
Lokasi lesi: Awalnya timbul bintil-bintil merah di siku kanan, mulanya satu
perut, bokong, tungkai dan kaki. Lokasi pada lesi ini sesuai dengan kepustakaan
tipis yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar,
10
lipat ketiak bagian depan, areola mamme, umbilikus, bokong dan genitalia
eksterna dan perut bagian bawah. Dimana pada daerah ini akan lebih mudah bagi
tungau betina yang telah dibuahi untuk menggali terowongan dan meletakkan
telur-telurnya.3
Kerokan kulit dilakukan pada lesi didaerah predileksi, karena tungau terdapat
Diagnosis banding yang diambil untuk kasus ini adalah pedikulosis korporis
pinggang, ketiak dan inguinal. Penyakit ini menyerang orang dengan higiene yang
buruk atau jarang mandi dan mencuci pakaian.3 Sedangkan pada prurigo biasanya
karena keduanya tidak memiliki ciri yang khas seperti yang ditemukan pada
skabies yaitu gatal yang hebat pada malam hari. Selain itu tempat predileksi pada
tempat hidup tungau pediculus humanus var. corporis yaitu pada serat-serat kapas
bagian ekstensor.10
11
Untuk terapi farmakologi skabies pengobatan yang ideal yaitu
menimbulkan iritasi dan tidak toksik, tidak berbau atau kotor serta tidak merusak
atau mewarnai pakaian, mudah diperoleh dan harganya murah. Jenis jenis obat
topikal yang dipakai pada pengobatan skabies yaitu : belerang endap 4-20%,
emulsi benzil-benzoas 20-25%, gama benzena heksa klorida 1%, krotamiton 10%,
dan permethrin 5%. Pada kasus ini digunakan Permethrin krim 5% karena
aplikasi hanya sekali dan dihapus dalam 10 jam.3 Apabila belum sembuh bisa
ditemukan, biasanya berupa rasa terbakar, perih dan gatal namun mungkin hal
maleat tab 4mg 3x1. Pemberian klorfeniramin maleat untuk mengurangi rasa gatal
dan pemberian asam fusidat krim untuk mengurangi resiko infeksi dan
Prognosis pada pasien ini baik, dengan memperhatikan pemilihan dan cara
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Kandou RT. Penyakit kulit karena parasit hewani. Dalam: Warouw WFT,
Pandaleke HEJ, editor. Bahan ajar ilmu kesehatan kulit dan kelamin
5. Maskur HZ. Infeksi parasit dan gangguan serangga. Dalam: Harahap M. Ilmu
kelamin. Edisi ke-2. Surabaya: Airlangga university press 2009. Hal. 61-3.
7. Wolf K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ.
Companies 2008;1-2:2029-31.
13
8. Sadana LY. Krim Permethrin 5% untuk Pengobatan Scabies. http:// yosefw.
9. Amiruddin MD. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.1. Makassar: Fakultas
11. Dewoto HR. Histamin dan antialergi.Farmakologi dan Terapi. Edisi ke-5.
Jakarta:FKUI;2007.
http://mariasonhaji.wordpress.com/category/makalah-ilmiah/. Di unduh
14