Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
04011281419117
b. Apa makna suami tidak pernah melakukan hubungan seksual dengan wanita
lain?8 7
Hal ini untuk memastikan kemungkinan adanya infeksi bakteri yang ditularkan
melalui hubungan seksual, yaitu infeksi gonore yang dapat menyebabkan
servisitis dan mengakibatkan leucorrhea.
2. Gynecology examination:
Outer examination:
Abdomen was flat, symmetrically, uterine not palpable, mass (-), pain (-), free fluid
sign (-)
Inspeculo:
Portio wasnt livide, closed external os, fluor (+), whitish with excessive and
smelly, fluxus (-) erotion/ laceration/ polyp (-), uterine sondage was AF 6 cm.
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari:
Outer 7 6
Interpretasi: normal
- Abdomen datar, simetris, massa (-): tidak terdapat tumor baik berupa
mioma ataupun kistik.
- Uterus tidak teraba: uterus tidak cukup besar sampai melebihi atas
pelvis hingga dapat teraba dalam pemeriksaan. Uterus dapat teraba
pada usia kehamilan sekitar 12 minggu.
- Nyeri (-): tidak menunjukkan adanya peradangan/infeksi atau
hematoma retrouterina akibat kehamilan ektopik terganggu.
Portio 8 7
Interpretasi: sedang tidak dalam masa kehamilan sekurang-kurangnya
usia 8-10 minggu.
Portio livid atau berwarna kebiruan merupakan Chadwicks sign (warna
kebiruan yang tampak pada vagina, labia, dan serviks) akibat dari
kongesti vena setelah tubuh perempuan mengalami peningkatan level
estrogen. Chadwicks sign ini digunakan untuk mengidentifikasi
peningkatan level estrogen terkait kehamilan, dan dapat dilihat paling
tidak pada usia 8-10 minggu setelah konsepesi.
3. On Vaginal toucher:
Portio was firm, close external os, uterine corpus within normal limit, left and right
adnexal and parametrial within normal limit, douglas pouch within normal limit.
USG result:
Uterine was anteflexed, size and shape within normal limit
Both of adnexsa within normal limit
C/ There is no internal genitalia disorder.
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari:
left and right adnexal and parametrial within normal limit 7 6
interpretasi: normal
- parametrium dalam batas normal berarti parametrium tidak
teraba. Setiap kali parametrium dapat diraba, itu berarti suatu
kelainan.
- Adneksa: ovarium normal hanya dapat diraba pada
perempuan kurus dengan dinding yang lunak; besarnya
seperti ujung jari atau ujung ibu jari dan kenyal. Tuba
normalnya tidak teraba. Setiap kali tuba dapat diraba, itu
berarti suatu kelainan.
4. Inspeculo IVA: acetowhite (+), mosaic pattern (-), SSJ clear border
a. Bagaimana cara pemeriksaan inspeculo IVA? 7 6
A. Hipotesis: Ny. Retno, 30 tahun diduga menderita fluor albus
1. Bagaimana cara mendiagnosis dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk
mendiagnosis penyakit pada kasus? 8 7
Anamnesis
Dalam anamnesis harus terungkap apakah lekore ini fisiolgis atau patologis. Selain
disebabkan karena infeksi harus difikirkan juga kemungkinan ada benda asing atau
neoplasma
Pemeriksaan klinis
Pada pemeriksaan spekulum harus diperhatikan sifat cairannya seperti kekentalan,
warna, bau serta kemungkinan adanya benda asing, ulkus dan neoplasma (kelompok
khusus). Pemeriksaan dalam dilakukan setelah pengambilan sediaan untuk
pemeriksaan laboratorium.
Laboratorium
Dibuat sediaan basah NaCl 0,9% fisiologis untuk trikomoniasis, KOH 10% untuk
kandidias, pengecatan gram untuk bakteri penyebab gonore. Pemeriksaan tambahan
dilakukan bila ada kecurigaan keganasan. Kultur dilakukan pada keadaan klinis ke
arah gonore tetapi hasil pemeriksaan gram negatif. Pemeriksaan serologis dilakukan
bila kecurigaan ke arah klamidia.
Diagnosis infeksi jamur (Kandidiosis Vulvovaginal) pada Vagina
- Leukorrhea yang bervariasi mulai dari cair sampai kental dan sangat gatal
(pruritus vulva)
- Dapat ditemukan rasa nyeri pada vagina, dispareunia, rasa terbakar pada vulva dan
iritasi vulva
- Tanda inflamasi : dapat ditemukan eritem (+), edem (+) pada vulva dan labia, lesi
diskret pustulopapular (+), dermatitis vulva
- Laboratorium : pH vagina < 4,5, Whiff test (-). Pada sediaan gram : bentuk ragi (+)
dan pseudohifa (+)
- Mikroskopik : leukosit, sel epitel, 80% pasien dengan gejala terlihat : ragi (yeast)
mycelia atau pseudomycelia
- Saran: kultur jamur untuk menegakkan diagnosis. (kultur merupakan jenis
pemeriksaan yang paling sensitif untuk mendeteksi adanya candida)
Diagnosis infeksi protozoa (Trcihomoniasis) pada Vagina
- Jumlah leukorrhea banyak, sering disertai bau yang tidak enak, pruritus vulva,
external dysuria dan iritasi genital sering ada
- Warna sekret : putih, kuning atau purulen
- Konsistensi : homogen, basah, sering frothy atau berbusa (foamy)
- Tanda-tanda inflamasi: eritem pada mukosa vagina dan itrocoitus vagina, kadang-
kadang petechie pad serviks, dermatitis vulva
- Sekitar 2-5% serviks penderita tampak strawberry serviks
- Laboratorium : pH vagina 5,0, whiff test biasanya (+)
- Mikroskopik : dengan pembesaran 400 kali dapat terlihat pergerakan trichomonas.
Bentuknya ovoid, ukuran lebih besar dari sel PMN dan mempunyai flagel. Pada
80-90% penderita symtomatic leucocyte (+), clue cell dapat (+)
Diagnosis infeksi bakteri (Vaginosis Bakterial) pada vagina
- Keputihan yang berbau tidak enak/bau seperti ikan, terutama setelah berhubungan
seksual
- Sekret berlebihan, banyaknya sedang sampai banyak, warna sekret : putih atau
abu-abu dan melekat pada dinding vagina terutama forniks posterior
- Tanda-tanda inflamasi tidak ada
- Laboraorium : whiff test (+), pH 4,5 (biasanya 4,7-5,7)
- Mikroskopik : clue cell (+), jarang lekukosit, banyaknya lactobacilli berlebihan
karena bercampur dengan flora, meliputi coccus gram (+) dan coccobacilli
Diagnosis Servisitis Gonore
- Ditegakkan berdasarkan pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan langsung
sediaan apus endoserviks dengan pengecatan gram akan ditemukan diplokokus
gram negatif yang tampak di dalam sel PMN dan di luar sel PMN
Diagnosis Servisitis akibat infeksi Chlamydia trachomatis
- Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan laboratorium, yaitu pemeriksaan
sitologi, identifikasi antigen C.trachomatis, PCR dan isolasi C.trachomatis pada
biakan sel
B. LEARNING ISSUE
LEUKORRHEA
Leukorrhea (fluor albus, vaginal discharge, duh tubuh vagina) atau keputihan adalah cairan
yang keluar dari vagina yang bersifat berlebihan dan bukan merupakan darah.
Klasifikasi Leukorrhea
Leukorrhea dibagi menjadi dua, yaitu :
I. Leukorrhea Fisiologis
Yaitu sekret dari vagina normal yang berwarna jernih atau putih, menjadi kekuningan
bila kontak dengan udara yang disebabkan oleh proses oksidasi. Secara mikroskopik
terdiri dari sel-sel epitel vagina yang terdeskuamasi, cairan transudasi dari dinding
vagina, sekresi dari endoserviks berupa mukus, sekresi dari saluran yang lebih atas
dalam jumlah bervariasi serta mengandung berbagai mikroorganisme terutama
Lactobacillus doderlein. Memiliki pH < 4,5 yang terjadi karena produksi asam laktat
oleh Lactobacillus dari metabolisme glikogen pada sel epitel vagina.
Leukorrhea fisiologis terdapat pada keadaan sebagai berikut :
1. Bayi baru lahir sampai dengan usia 10 hari, hal ini disebabkan pengaruh estrogen
di plasenta terhadap uterus dan vagina bayi.
2. Premenarche, mulai timbul pengaruh estrogen
3. Saat sebelum dan sesudah haid
4. Saat atau sekitar ovulasi, keadaan sekret dari kelenjar pada serviks uteri menjadi
lebih encer
5. Pada kehamilan, karena pengaruh peningkatan vaskularisasi dan bendungan di
vagina dan di daerah pelvis
6. Stress emosional
7. Penyakit kronis, penyakit saraf, karena pengeluaran sekret dari kelenjar serviks
uteri juga bertambah
8. Pakaian (celana dalam ketat, pemakaian celana yang jarang ganti, pembalut)
9. Leukorrhea yang disebabkan oleh gangguan kondisi tubuh, seperti keadaan
anemia, kekurangan gizi, kelelahan, kegemukan, dan usia tua > 45 tahun
Diagnosis
Ketepatan dalam mendiagnosis penyebab leukorrhea merupakan kunci utama dalam
keberhasilan pengobatan, sehingga sangat perlu mengidentifikasi kuman penyebabnya secara
pasti.
i. Anamnesis
Dalam anamnesis harus terungkap apakah lekore ini fisiolgis atau patologis. Selain
disebabkan karena infeksi harus difikirkan juga kemungkinan ada benda asing atau
neoplasma
ii. Pemeriksaan klinis
Pada pemeriksaan spekulum harus diperhatikan sifat cairannya seperti kekentalan,
warn, bau serta kemungkinan adanya benda asing, ulkus dan neoplasma (kelompok
khusus). Pemeriksaan dalam dilakukan setelah pengambilan sediaan untuk
pemeriksaan laboratorium
iii. Laboratorium
Dibuat sediaan basah NaCl 0,9% fisiologis untuk trikomoniasis, KOH 10% untuk
kandidias, pengecatan gram untuk bakteri penyebab gonore. Pemeriksaan tambahan
dilakukan bila ada kecurigaan keganasan. Kultur dilakukan pada keadaan klinis ke
arah gonore tetapi hasil pemeriksaan gram negatif. Pemeriksaan serologis dilakukan
bila kecurigaan ke arah klamidia.
iv. Pengobatan
Pengobatan terapi jangan semata-mata bertumpu pada hasil-hasil pemeriksaan
laboratorium. Pada pengalaman klinik, ternyata kebanyakan lekore disebabkan oleh
infeksi campuran sehingga harus diberikan terapi kombinasi. Selain terapi untuk
pasien dan pasangannya pada waktu bersamaan harus juga diberikan penyuluhan/
konseling bahwa obat harus dimakan sesuai anjuran dan tidak melakukan hubungan
selama pengobatan dan harus melalukan pemeriksaan ulang sesuai anjuran
v. Pengawasan
Pada kunjungan ulang dilakukan pemeriksaan klinis dan laboratorium untuk menilai
keberhasilan terapi dan menentukan langkah selanjutnya. Bila lekore masih ada,
sedangkan tanda klinis sudah hilang, perlu dipikirkan sebab lain misalnya hormon.
Bila keadaan memburuk dan timbul reinfeksi harus dicari penyebabnya, bila perlu
dilakukan pemeriksaan kultur dan resistensi serta diulangi sesuai protokol.
Pengobatan
- Klotrimazol 500 mg intravagina dosis tunggal atau
- Klotrimazol 200 mg intravagina selama 3 hari atau
- Nistatin 100.000 unit intravagina selama 14 hari atau
- Fluconazole 150 mg peroral dosis tunggal atau
- Itraconazole 200 mg 2 x 1 tablet selama 1 hari atau
- Imidazole vagina krem, 1 tablet setiap hari selama3-7 hari
- Wanita hamil sebaiknya hanya menggunakan penggunaan topikal dengan tablet
vagina
Gejala klinis
- Asimtomatis pada sebagian wanita penderita trichomoniasis
- Bila ada keluhan, biasanya berupa cairan vagina yang banyak, sekitar 50%
penderita mengeluh bau yang tidak enak disertai gatal pada vulva dan dispareunia.
- Pada pemeriksaan, sekitar 75% penderita dapat ditemukan kelainan pada vulva
dan vagina. Vulva tampak eritem, lecet dan sembab. Pada pemasangan spekulum
terasa nyeri, dan dinding vagina tampak eritem
- Sekitar 2-5% serviks penderita tampak gambaran khas untuk trichomoniasis, yaitu
berwarna kuning, bergelumbung, biasanya banyak dan berbau tidak enak
- Pemeriksaan pH vagina >4,5
Pengobatan
- Metronidazole 2 gram peroral dosis tunggal atau
- Metronidazole 2x500 mg peroral selama 7 hari
- Pada wanita hamil trimester pertama dapat diberikan pengobatan topikal
klotrimazol 100 mg intravagina selama 6 hari
- Metronidazole tidak boleh diberikan pada kehamilan trimester pertama namun
dapat diberikan pada trimester kedua dan ketiga
Penanganan pada partner Seksual
- Partner tetap atau sumber kontak : pemeriksaan rutin traktus genitourinarius,
pengobatan dengan tablet metronidazole 2 gram peroral dosis tunggal
Gejala klinis
- Asimtomatik pada sebagian penderita vaginosis bakterialis
- Bila ada keluhan umumnya berupa cariran yang berbau amis seperti ikan terutama
setelah melakukan hubungan seksual
- Pada pemeriksaan didapatkan jumlah duh tubuh vagina tidak banyak, berwarna
putih, keabu-abuan, homogen, cair, dan biasanya melekat pada dinding vagina
Diagnosis
- Keputihan yang berbau tidak enak/bau seperti ikan, terutama setelah berhubungan
seksual
- Sekret berlebihan, banyaknya sedang sampai banyak, warna sekret : putih atau
abu-abu dan melekat pada dinding vagina terutama forniks posterior
- Tanda-tanda inflamasi tidak ada
- Laboraorium : whiff test (+), pH 4,5 (biasanya 4,7-5,7)
- Mikroskopik : clue cell (+), jarang lekukosit, banyaknya lactobacilli berlebihan
karena bercampur dengan flora, meliputi coccus gram (+) dan coccobacilli
Pengobatan
- Metronidazole 2 gram, peroral dosis tunggal atau
- Metronidazole 500 mg peroral, 2x1 hari selama 7 hari atau
- Ampisilin 500 mg peroral 4x1 hari selama 7 hari
Pengobatan lain dapat diberikan
- Krim klindamisin vagina 2% intravagina selama 7 hari atau
- Gel metronidazole 0,75% intravagina sehari 2 kali selama 5 hari
- Metronidazole tidak boleh diberikan pada kehamilan trimester pertama
Penanganan pada partner seksual
- Partner tetap atau sumber kontak : pemeriksaan rutin penyakit menular seksual
(sexual transmitted disease)
- Biasanya tidak diindikasikan untuk pengobatan
Komplikasi
Komplikasi fluor albus ialah pruritus, eczema dan condylomata acuminate sekitar
vulva.