Sie sind auf Seite 1von 17

Nur Mahmudah

04011281419117

SKENARIO D BLOK 24 2017


LEUKORRHEA
A. ANALISIS MASALAH
1. His husband work as driver inter state and have sexual intercourse with other woman
was denial.
a. Apa makna pekerjaan suami dengan keluhan pada kasus?7 6
Pekerjaan suami sebagai supir antar kota seringkali dikaitkan dengan tingginya
kemungkinan tindakan hubungan seksual dengan perempuan lain. Hal ini untuk
memastikan kemungkinan adanya infeksi gonore yang dapat menyebabkan
leucorrhea.

b. Apa makna suami tidak pernah melakukan hubungan seksual dengan wanita
lain?8 7
Hal ini untuk memastikan kemungkinan adanya infeksi bakteri yang ditularkan
melalui hubungan seksual, yaitu infeksi gonore yang dapat menyebabkan
servisitis dan mengakibatkan leucorrhea.

2. Gynecology examination:
Outer examination:
Abdomen was flat, symmetrically, uterine not palpable, mass (-), pain (-), free fluid
sign (-)
Inspeculo:
Portio wasnt livide, closed external os, fluor (+), whitish with excessive and
smelly, fluxus (-) erotion/ laceration/ polyp (-), uterine sondage was AF 6 cm.
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari:
Outer 7 6
Interpretasi: normal
- Abdomen datar, simetris, massa (-): tidak terdapat tumor baik berupa
mioma ataupun kistik.
- Uterus tidak teraba: uterus tidak cukup besar sampai melebihi atas
pelvis hingga dapat teraba dalam pemeriksaan. Uterus dapat teraba
pada usia kehamilan sekitar 12 minggu.
- Nyeri (-): tidak menunjukkan adanya peradangan/infeksi atau
hematoma retrouterina akibat kehamilan ektopik terganggu.

Portio 8 7
Interpretasi: sedang tidak dalam masa kehamilan sekurang-kurangnya
usia 8-10 minggu.
Portio livid atau berwarna kebiruan merupakan Chadwicks sign (warna
kebiruan yang tampak pada vagina, labia, dan serviks) akibat dari
kongesti vena setelah tubuh perempuan mengalami peningkatan level
estrogen. Chadwicks sign ini digunakan untuk mengidentifikasi
peningkatan level estrogen terkait kehamilan, dan dapat dilihat paling
tidak pada usia 8-10 minggu setelah konsepesi.

3. On Vaginal toucher:
Portio was firm, close external os, uterine corpus within normal limit, left and right
adnexal and parametrial within normal limit, douglas pouch within normal limit.
USG result:
Uterine was anteflexed, size and shape within normal limit
Both of adnexsa within normal limit
C/ There is no internal genitalia disorder.
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari:
left and right adnexal and parametrial within normal limit 7 6
interpretasi: normal
- parametrium dalam batas normal berarti parametrium tidak
teraba. Setiap kali parametrium dapat diraba, itu berarti suatu
kelainan.
- Adneksa: ovarium normal hanya dapat diraba pada
perempuan kurus dengan dinding yang lunak; besarnya
seperti ujung jari atau ujung ibu jari dan kenyal. Tuba
normalnya tidak teraba. Setiap kali tuba dapat diraba, itu
berarti suatu kelainan.

douglas pouch within normal limit 8 7


interpretasi: normal
Tidak terdapat kelainan seperti adanya abses atau cairan di
kavum Douglasi. Akumulasi cairan di cavum Douglasi
disebabkan oleh proses inflamasi di organ pelvis yang biasanya
disebabkan oleh infeksi (PID). Infeksi ini paling sering ascending
dari serviks atau vagina.

4. Inspeculo IVA: acetowhite (+), mosaic pattern (-), SSJ clear border
a. Bagaimana cara pemeriksaan inspeculo IVA? 7 6
A. Hipotesis: Ny. Retno, 30 tahun diduga menderita fluor albus
1. Bagaimana cara mendiagnosis dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk
mendiagnosis penyakit pada kasus? 8 7
Anamnesis
Dalam anamnesis harus terungkap apakah lekore ini fisiolgis atau patologis. Selain
disebabkan karena infeksi harus difikirkan juga kemungkinan ada benda asing atau
neoplasma
Pemeriksaan klinis
Pada pemeriksaan spekulum harus diperhatikan sifat cairannya seperti kekentalan,
warna, bau serta kemungkinan adanya benda asing, ulkus dan neoplasma (kelompok
khusus). Pemeriksaan dalam dilakukan setelah pengambilan sediaan untuk
pemeriksaan laboratorium.
Laboratorium
Dibuat sediaan basah NaCl 0,9% fisiologis untuk trikomoniasis, KOH 10% untuk
kandidias, pengecatan gram untuk bakteri penyebab gonore. Pemeriksaan tambahan
dilakukan bila ada kecurigaan keganasan. Kultur dilakukan pada keadaan klinis ke
arah gonore tetapi hasil pemeriksaan gram negatif. Pemeriksaan serologis dilakukan
bila kecurigaan ke arah klamidia.
Diagnosis infeksi jamur (Kandidiosis Vulvovaginal) pada Vagina
- Leukorrhea yang bervariasi mulai dari cair sampai kental dan sangat gatal
(pruritus vulva)
- Dapat ditemukan rasa nyeri pada vagina, dispareunia, rasa terbakar pada vulva dan
iritasi vulva
- Tanda inflamasi : dapat ditemukan eritem (+), edem (+) pada vulva dan labia, lesi
diskret pustulopapular (+), dermatitis vulva
- Laboratorium : pH vagina < 4,5, Whiff test (-). Pada sediaan gram : bentuk ragi (+)
dan pseudohifa (+)
- Mikroskopik : leukosit, sel epitel, 80% pasien dengan gejala terlihat : ragi (yeast)
mycelia atau pseudomycelia
- Saran: kultur jamur untuk menegakkan diagnosis. (kultur merupakan jenis
pemeriksaan yang paling sensitif untuk mendeteksi adanya candida)
Diagnosis infeksi protozoa (Trcihomoniasis) pada Vagina
- Jumlah leukorrhea banyak, sering disertai bau yang tidak enak, pruritus vulva,
external dysuria dan iritasi genital sering ada
- Warna sekret : putih, kuning atau purulen
- Konsistensi : homogen, basah, sering frothy atau berbusa (foamy)
- Tanda-tanda inflamasi: eritem pada mukosa vagina dan itrocoitus vagina, kadang-
kadang petechie pad serviks, dermatitis vulva
- Sekitar 2-5% serviks penderita tampak strawberry serviks
- Laboratorium : pH vagina 5,0, whiff test biasanya (+)
- Mikroskopik : dengan pembesaran 400 kali dapat terlihat pergerakan trichomonas.
Bentuknya ovoid, ukuran lebih besar dari sel PMN dan mempunyai flagel. Pada
80-90% penderita symtomatic leucocyte (+), clue cell dapat (+)
Diagnosis infeksi bakteri (Vaginosis Bakterial) pada vagina
- Keputihan yang berbau tidak enak/bau seperti ikan, terutama setelah berhubungan
seksual
- Sekret berlebihan, banyaknya sedang sampai banyak, warna sekret : putih atau
abu-abu dan melekat pada dinding vagina terutama forniks posterior
- Tanda-tanda inflamasi tidak ada
- Laboraorium : whiff test (+), pH 4,5 (biasanya 4,7-5,7)
- Mikroskopik : clue cell (+), jarang lekukosit, banyaknya lactobacilli berlebihan
karena bercampur dengan flora, meliputi coccus gram (+) dan coccobacilli
Diagnosis Servisitis Gonore
- Ditegakkan berdasarkan pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan langsung
sediaan apus endoserviks dengan pengecatan gram akan ditemukan diplokokus
gram negatif yang tampak di dalam sel PMN dan di luar sel PMN
Diagnosis Servisitis akibat infeksi Chlamydia trachomatis
- Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan laboratorium, yaitu pemeriksaan
sitologi, identifikasi antigen C.trachomatis, PCR dan isolasi C.trachomatis pada
biakan sel

2. Bagaimana komplikasi dari penyakit pada kasus? 7 6


Komplikasi fluor albus ialah pruritus, eczema dan condylomata acuminate sekitar
vulva.

3. Bagaimana prognosis dari penyakit pada kasus? 8 7


Biasanya kondisi-kondisi yang menyebabkan fluor albus memberikan respon
terhadap pengobatan dalam beberapa hari. Kadang-kadang infeksi akan berulang.
Dengan perawatan kesehatan akan menentukan pengobatan yang lebih efektif.
BAB

B. LEARNING ISSUE
LEUKORRHEA
Leukorrhea (fluor albus, vaginal discharge, duh tubuh vagina) atau keputihan adalah cairan
yang keluar dari vagina yang bersifat berlebihan dan bukan merupakan darah.

Klasifikasi Leukorrhea
Leukorrhea dibagi menjadi dua, yaitu :
I. Leukorrhea Fisiologis
Yaitu sekret dari vagina normal yang berwarna jernih atau putih, menjadi kekuningan
bila kontak dengan udara yang disebabkan oleh proses oksidasi. Secara mikroskopik
terdiri dari sel-sel epitel vagina yang terdeskuamasi, cairan transudasi dari dinding
vagina, sekresi dari endoserviks berupa mukus, sekresi dari saluran yang lebih atas
dalam jumlah bervariasi serta mengandung berbagai mikroorganisme terutama
Lactobacillus doderlein. Memiliki pH < 4,5 yang terjadi karena produksi asam laktat
oleh Lactobacillus dari metabolisme glikogen pada sel epitel vagina.
Leukorrhea fisiologis terdapat pada keadaan sebagai berikut :
1. Bayi baru lahir sampai dengan usia 10 hari, hal ini disebabkan pengaruh estrogen
di plasenta terhadap uterus dan vagina bayi.
2. Premenarche, mulai timbul pengaruh estrogen
3. Saat sebelum dan sesudah haid
4. Saat atau sekitar ovulasi, keadaan sekret dari kelenjar pada serviks uteri menjadi
lebih encer
5. Pada kehamilan, karena pengaruh peningkatan vaskularisasi dan bendungan di
vagina dan di daerah pelvis
6. Stress emosional
7. Penyakit kronis, penyakit saraf, karena pengeluaran sekret dari kelenjar serviks
uteri juga bertambah
8. Pakaian (celana dalam ketat, pemakaian celana yang jarang ganti, pembalut)
9. Leukorrhea yang disebabkan oleh gangguan kondisi tubuh, seperti keadaan
anemia, kekurangan gizi, kelelahan, kegemukan, dan usia tua > 45 tahun

II. Leukorrhea Patologis


Leukorrhea dikatakan tidak normal jika terjadi peningkatan volume (khususnya
membasahi pakaian), bau yang khas dan perubahan konsistensi atau warna. Penyebab
terjadinya leukorrhea patologis bermacam-macam, dapat disebabkan oleh adanya
infeksi (oleh bakteri, jamur, protozoa, virus) adanya benda asing dalam vagina,
gangguan hormonal akibat menopause dan adanya kanker atau keganasan dari alat
kelamin, terutama pada serviks.
Penyebab leukorrhea patologis :
a. Infeksi
Penyebab leukorrhea terbanyak adalah infeksi pada vagina (vaginitis) dan seviks
(servisitis). Ada atau tidaknya bau, gatal dan warna dapat membantu menemukan
etiologinya. Sekret yang disebabkan oeh infeksi biasanya mukopurulen, warnanya
bervariasi dari putih kekuningan hingga berwarna kehijauan. Vaginitis paling sering
disebabkan oleh Candida spp., Trichomonas vaginalis, Vaginalis bakterialis.
Sedangkan servisitis paling sering disebabkan oleh Chlamidia trachomatis dan
Neisseria gonorrhoeae. Selain itu penyebab infeksi yang lain adalah infeksi sekunder
pada luka, abrasi (termasuk yang disebabkan oleh benda asing), ataupun terbakar.
b. Non infeksi
Dapat disebabkan oleh :
Kelainan alat kelamin didapat atau bawaan
Kadang-kadang pada wanita ditemukan cairan dari vagina yang tercampur dengan
urine atau feses. Hal ini dapat terjadi akibat adanya fistel uterovagina, fistel
rektovagina yang disebabkan kelainan kongenital, cedera persalinan, radiasi pada
kanker alat kandungan atau akibat kanker itu sendiri.
Benda asing
Adanya benda asing seperti kotoran tanah atau biji-bijian pada anak-anak ataupun
tertinggalnya tampon maupun kondom pada wanita dewasa, adanya cincin
pesariumpada wanita yang menderita prolaps uteri serta pemakaian alat
kontrasepsi seperti IUD dapat merangsang pengeluaran sekret secara berlebihan.
Hormonal
Perubahan hormonal estrogen dan progesteron yang terjadi dapat dikarenakan
adanya perubahan konstitusi dalam tubuh wanitu itu sendiri atau karena pengaruh
dari luar misalnya karena obat/cara kontrasepsi, dapat juga karena penderita
sedang dalam pengobatan hormonal.
Kanker
Pada kanker terdapat gangguan dari pertumbuhan sel normal yang berlebihan
sehingga mengakibatkan sel bertumbuh sangat cepat secara abnormal dan mudah
rusak, akibatnya terjadi pembusukan dan perdarahan akibat pecahnya pembuluh
darah yang bertambah untuk memberikan makanan dan oksigen pada sel kanker
tersebut. Pada Ca cerviks terjadi pengeluaran cairan yang banyak disertai bau
busuk akibat terjadinya proses pembusukan tadi, dan acapkali disertai adanya
darah yang tidak segar.

Diagnosis
Ketepatan dalam mendiagnosis penyebab leukorrhea merupakan kunci utama dalam
keberhasilan pengobatan, sehingga sangat perlu mengidentifikasi kuman penyebabnya secara
pasti.
i. Anamnesis
Dalam anamnesis harus terungkap apakah lekore ini fisiolgis atau patologis. Selain
disebabkan karena infeksi harus difikirkan juga kemungkinan ada benda asing atau
neoplasma
ii. Pemeriksaan klinis
Pada pemeriksaan spekulum harus diperhatikan sifat cairannya seperti kekentalan,
warn, bau serta kemungkinan adanya benda asing, ulkus dan neoplasma (kelompok
khusus). Pemeriksaan dalam dilakukan setelah pengambilan sediaan untuk
pemeriksaan laboratorium
iii. Laboratorium
Dibuat sediaan basah NaCl 0,9% fisiologis untuk trikomoniasis, KOH 10% untuk
kandidias, pengecatan gram untuk bakteri penyebab gonore. Pemeriksaan tambahan
dilakukan bila ada kecurigaan keganasan. Kultur dilakukan pada keadaan klinis ke
arah gonore tetapi hasil pemeriksaan gram negatif. Pemeriksaan serologis dilakukan
bila kecurigaan ke arah klamidia.
iv. Pengobatan
Pengobatan terapi jangan semata-mata bertumpu pada hasil-hasil pemeriksaan
laboratorium. Pada pengalaman klinik, ternyata kebanyakan lekore disebabkan oleh
infeksi campuran sehingga harus diberikan terapi kombinasi. Selain terapi untuk
pasien dan pasangannya pada waktu bersamaan harus juga diberikan penyuluhan/
konseling bahwa obat harus dimakan sesuai anjuran dan tidak melakukan hubungan
selama pengobatan dan harus melalukan pemeriksaan ulang sesuai anjuran
v. Pengawasan
Pada kunjungan ulang dilakukan pemeriksaan klinis dan laboratorium untuk menilai
keberhasilan terapi dan menentukan langkah selanjutnya. Bila lekore masih ada,
sedangkan tanda klinis sudah hilang, perlu dipikirkan sebab lain misalnya hormon.
Bila keadaan memburuk dan timbul reinfeksi harus dicari penyebabnya, bila perlu
dilakukan pemeriksaan kultur dan resistensi serta diulangi sesuai protokol.

INFEKSI PADA VAGINA


Pada pemeriksaan sekret vagina pada pasien normal, dapat ditemukan batang gram positif,
yaitu Lactobacillus acidophillus. Bakteri ini dapat mempertahankan ekosistem vagina dengan
3 cara:
a. Memproduksi asam laktat yang mempertahankan pH vagina normal, yaitu 4 (rata-rata
3,8-4,2) , sehingga dapat menghambat patogen
b. Memproduksi Hidrogen Peroksida yang toksis terhadap mikroflora anaerob
c. Memiliki mikrovili yang menempel pada reseptor di sel-sel epitel vagina, sehingga
menghalangi penempelan patogen.

Pewarnaan gram pada sekret vagina normal


I. Infeksi Jamur
Kandidiosis vulvovaginal (KV)
Kandidiosis vulvovaginal merupakan infeksi vagina yang disebabkan oleh
Candida spp terutama Candida albicans. Diperkirakan sekitar 50% wanita pernah
mengalami kandidiosis vulvovaginitis paling sedikit dua kali dalam hidupnya. Jamur
ini hidup dalam suasana asam yang mengandung glikogen. Keadaan-keadaan yang
mendukung timbulnya infeksi adalah kehamilan, pemakaian pil kontrasepsi,
pemakaian kortikosteroid dan pada penderita Diabetes Melitus.

Gambaran Mikroskopis Candida albicans


Gejala klinis Kandidiosis Vulvovaginal (KV)
- Duh tubuh vagina disertai gatal pada vula
- Disuria eksternal dan dipareunia superfisial
- Pada pemeriksaan tampak vulva eritem, edem dan lecet

Vagina dengan Fluor albus


- Pada pemeriksaan spekulum tampak duh tubuh vagina dengan jumlah yang
bervariasi, konsistensi dapat cair atau seperti susu pecah
Pemeriksaan vagina dengan spekulum
- Pada kasus yang lebih berat pemeriksaan inspekulo menimbulkan rasa nyeri pada
penderita. Mukosa vagina dan ektoserviks tampak eritem, serta pada dinding
vagina tampak gumpalan putih seperti keju.
- Pemeriksaan pH vagina berkisar 4-4,5
Diagnosis
- Leukorrhea yang bervariasi mulai dari cair sampai kental dan sangat gatal
(pruritus vulva)
- Dapat ditemukan rasa nyeri pada vagina, dispareunia, rasa terbakar pada vulva dan
iritasi vulva
- Tanda inflamasi : dapat ditemukan eritem (+), edem (+) pada vulva dan labia, lesi
diskret pustulopapular (+), dermatitis vulva
- Laboratorium : pH vagina < 4,5, Whiff test (-). Pada sediaan gram : bentuk ragi (+)
dan pseudohifa (+)
- Mikroskopik : leukosit, sel epitel, 80% pasien dengan gejala terlihat : ragi (yeast)
mycelia atau pseudomycelia
- Saran: kultur jamur untuk menegakkan diagnosis. (kultur merupakan jenis
pemeriksaan yang paling sensitif untuk mendeteksi adanya candida)

Pengobatan
- Klotrimazol 500 mg intravagina dosis tunggal atau
- Klotrimazol 200 mg intravagina selama 3 hari atau
- Nistatin 100.000 unit intravagina selama 14 hari atau
- Fluconazole 150 mg peroral dosis tunggal atau
- Itraconazole 200 mg 2 x 1 tablet selama 1 hari atau
- Imidazole vagina krem, 1 tablet setiap hari selama3-7 hari
- Wanita hamil sebaiknya hanya menggunakan penggunaan topikal dengan tablet
vagina

II. Infeksi Protozoa


Trichomoniasis
Trichomoniasis adalah infeksi traktus urogenitalis yang disebabkan oleh protozoa
yaitu T. vaginalis. Masa inkubasi berkisar antara 5-28 hari. Pada wanita T. vaginalis
paling sering menyebabkan infeksi pada epitel vagina, selain pada uretra, serviks,
kelenjar Bartholini dan kelenjar skene.

Gambaran mikroskopis Trichomoniasis


Trichomoniasis biasanya ditularkan melalui hubungan seksual tanpa menggunakan
pelindung (kondom) dengan seseorang yang mengidap trichomoniasis atau dapat juga
ditularkan melalui perlengkapan mandi (handuk).

Gejala klinis
- Asimtomatis pada sebagian wanita penderita trichomoniasis
- Bila ada keluhan, biasanya berupa cairan vagina yang banyak, sekitar 50%
penderita mengeluh bau yang tidak enak disertai gatal pada vulva dan dispareunia.
- Pada pemeriksaan, sekitar 75% penderita dapat ditemukan kelainan pada vulva
dan vagina. Vulva tampak eritem, lecet dan sembab. Pada pemasangan spekulum
terasa nyeri, dan dinding vagina tampak eritem
- Sekitar 2-5% serviks penderita tampak gambaran khas untuk trichomoniasis, yaitu
berwarna kuning, bergelumbung, biasanya banyak dan berbau tidak enak
- Pemeriksaan pH vagina >4,5

Gambaran fluor albus pada Trichomonas vaginalis


Diagnosis
- Jumlah leukorrhea banyak, sering disertai bau yang tidak enak, pruritus vulva,
external dysuria dan iritasi genital sering ada
- Warna sekret : putih, kuning atau purulen
- Konsistensi : homogen, basah, sering frothy atau berbusa (foamy)
- Tanda-tanda inflamasi: eritem pada mukosa vagina dan itrocoitus vagina, kadang-
kadang petechie pad serviks, dermatitis vulva
- Sekitar 2-5% serviks penderita tampak strawberry serviks
- Laboratorium : pH vagina 5,0, whiff test biasanya (+)
- Mikroskopik : dengan pembesaran 400 kali dapat terlihat pergerakan trichomonas.
Bentuknya ovoid, ukuran lebih besar dari sel PMN dan mempunyai flagel. Pada
80-90% penderita symtomatic leucocyte (+), clue cell dapat (+)

Pengobatan
- Metronidazole 2 gram peroral dosis tunggal atau
- Metronidazole 2x500 mg peroral selama 7 hari
- Pada wanita hamil trimester pertama dapat diberikan pengobatan topikal
klotrimazol 100 mg intravagina selama 6 hari
- Metronidazole tidak boleh diberikan pada kehamilan trimester pertama namun
dapat diberikan pada trimester kedua dan ketiga
Penanganan pada partner Seksual
- Partner tetap atau sumber kontak : pemeriksaan rutin traktus genitourinarius,
pengobatan dengan tablet metronidazole 2 gram peroral dosis tunggal

III. Infeksi Bakteri


Vaginosis Bakterial (VB)
Vaginosis bakterial merupakan sindroma atau kumpulan gejala klinis akibat
pergeseran lactobacilli yang merupakan flora normal vagina yang dominan oleh
bakteri lain, seperti Gardnerella vaginalis, Prevotella spp, Mobilancus spp,
Mycoplasma spp dan Bacteroides spp. Vaginosis bakterial merupakan penyebab
vaginitis yang sering ditemukan terutama pada wanita yang masih aktif secara
seksual, namun demikian Vaginosis bakterial tidak ditularkan melalui hubungan
seksual.

Gejala klinis
- Asimtomatik pada sebagian penderita vaginosis bakterialis
- Bila ada keluhan umumnya berupa cariran yang berbau amis seperti ikan terutama
setelah melakukan hubungan seksual
- Pada pemeriksaan didapatkan jumlah duh tubuh vagina tidak banyak, berwarna
putih, keabu-abuan, homogen, cair, dan biasanya melekat pada dinding vagina

Gambaran Fluor albus akibat Vaginosis bakterial


- Pada vulva atau vagina jarang atau tidak ditemukan inflamasi
- Pemeriksaan pH vagina >4,5 , penambahan KOH 10% pada duh tubuh vagina
tercium bau amis (whiff test)
- Pada sediaan apus vagina yang diwarnai dengan pewarnaan gram ditemkan sel
epitel vagina yang ditutupi bakteri batang sehingga batas sel menjadi kabur (clue
cells)
Diagnosis vaginosis bakterial dapat ditegakkan bila ditemukan tiga dari empat gejala
berikut (Kriteria Amsell) :
1. Cairan vagina homogen, putih keabu-abuan, melekat pada dinding vagina
2. pH vagina > 4,5
3. Whiff test (+)
4. Ditemukan clue cell pada pemeriksaan mikroskopik

Diagnosis
- Keputihan yang berbau tidak enak/bau seperti ikan, terutama setelah berhubungan
seksual
- Sekret berlebihan, banyaknya sedang sampai banyak, warna sekret : putih atau
abu-abu dan melekat pada dinding vagina terutama forniks posterior
- Tanda-tanda inflamasi tidak ada
- Laboraorium : whiff test (+), pH 4,5 (biasanya 4,7-5,7)
- Mikroskopik : clue cell (+), jarang lekukosit, banyaknya lactobacilli berlebihan
karena bercampur dengan flora, meliputi coccus gram (+) dan coccobacilli

Pengobatan
- Metronidazole 2 gram, peroral dosis tunggal atau
- Metronidazole 500 mg peroral, 2x1 hari selama 7 hari atau
- Ampisilin 500 mg peroral 4x1 hari selama 7 hari
Pengobatan lain dapat diberikan
- Krim klindamisin vagina 2% intravagina selama 7 hari atau
- Gel metronidazole 0,75% intravagina sehari 2 kali selama 5 hari
- Metronidazole tidak boleh diberikan pada kehamilan trimester pertama
Penanganan pada partner seksual
- Partner tetap atau sumber kontak : pemeriksaan rutin penyakit menular seksual
(sexual transmitted disease)
- Biasanya tidak diindikasikan untuk pengobatan

Komplikasi
Komplikasi fluor albus ialah pruritus, eczema dan condylomata acuminate sekitar
vulva.

Tabel 1. Penyebab, Gejala Klinis, Diagnosis Infeksi Vagina


Kandidosis Trichomoniasis Vaginosis Bakterial
Vulvovaginalis
PENYEBAB C.albicans T.vaginalis G.vaginalis
Bakteri anaerob
Mycoplasma
KELUHAN
- bau duh tubuh Bau asam Bau Bau amis
vagina
- lecet pada vulva + + Jarang
- iritasi pada vulva + + Jarang
- dispareunia + + Jarang
GEJALA
- Vulvitis/vaginitis + + Jarang
- Duh tubuh vagina
Jumlah Sedikit-sedang Banyak Sedang
Warna Putih Kuning Putih Keabuan
konsistensi Encer/menggumpal/cheesy Encer/berbusa purulen Encer/berbusa.
plaques Homogen, tipis, melekat
pada dinding vagina
DIAGNOSIS
- pH vagina 4,5 > 4,5 > 4,5
- Whiff test (-) seringkali (+) (+)
- Mikroskopis
KOH 10% Bentuk ragi/sel tunas
Pseudohifa bentuk ragi
(+)
Gram Clue cells, PMN sedikit,
lactobacilli sedikit (-)

NaCl Gerakan Trichomonas


(+)
Banyak sel PMN

Das könnte Ihnen auch gefallen