Sie sind auf Seite 1von 7

Terdapat 3 (tiga) cara/mekanisme meremuk partikel, yaitu :

a. Compression (Tekanan).

b. Impact (Benturan).

c. Abrasion.

Kominusi terdiri dari dua tahap yaitu crushing (peremukan) dan grinding

(penggerusan).

a. Crushing.

Crushing merupakan suatu proses peremukan ore (bijih) dari hasil

penambangan melalui perlakuan mekanis.Ada 2 tahap dalam proses peremukan

yaitu primary crushing dan secondary crushing.Primary crusher adalah peremuk

yang digunakan untuk mengecilkan ukuran bijih yang datang dari tambang

pada tahap pertama dan dioperasikan secara terbuka. SementaraSecondary

Crusher merupakan alat untuk meremuk material yang telah diremukan oleh

primary crusher.

b. Grinding

Grinding atau penggerusan merupakan lanjutan dari crushing dan

merupakan tahapan akhir dari kominusi, yaitu untuk mendapatkan ukuran

butiran yang sesuai sehingga pada tahap selanjutnya bisa dilakukan pelindian.

1. Pengayakan (Screening).

Pengayakan adalah pemisahan partikel-partikel secara mekanis berdasarkan

ukuran, dan hanya dapat dilakukan pada partikel yang relatif berukuran kasar. Di

dalam industri mineral, tujuan pengayakan ialah :


a. Mencegah masuknya undersize ke proses komunusi sehingga meningkatkan

kapasitas dan efisiensi alat peremuk atau penggerus.

b. Mencegah oversize masuk ke tahap berikutnya pada operasi sirkuit tertutup

pada peremukan dan penggerusan sehingga alat peremuk atau penggerus lebih

awet.

c. Mempersiapkan umpan yang berselang ukuran kecil pada operasi konsentrasi

d. Menghasilkan produk dalam kelompok-kelompok ukuran tertentu, misalnya

pada industri pasir dan batu.

2. Klasifikasi

Klasifikasi adalah proses pemisahan antara ukuran partikel yang diinginkan

dan yang tidak diinginkan. Pemisahan ini biasanya dilakukan di dalam fluida (gas

dan air). Tapi di industri pengolahan bahan galian biasanya digunakan air. Alat

untuk melakukan klasifikasi disebut classifier. Secara lebih khusus fungsi

classifier yaitu :

a. Mengeluarkan material yang ukurannya sudah memenuhi syarat sebagai

overflow.

b. Mencegah terjadinya overgrinding (penggerusan yang berlebihan).

c. Mengembalikan material yang masih kasar untuk digerus kembali.

3. Leaching

Leaching adalah proses pelarutan selektif dimana hanya logam-logam

tertentu yang dapat larut. Secara hidrometalurgi terdapat beberapa jenis leaching,

yaitu :
a. Leaching in Place (In-situ Leaching)

Leaching yang dilakukan di tempat bijih ditemukan atau di tempat

penyimpamnan bijih. Pada metode ini tidak ada proses transportasi. Metode ini

digunakan untuk bijih kadar rendah atau bijih yang sebelumnya tidak masuk

kategori layak olah.

b. Heap Leaching

Dalam heap leaching terdapat proses preparasi dan pengangkutan ke tempat

penumpukan setelah diremuk, heap leaching cocok untuk bijih kadar rendah.

c. Vat Leaching /Percolation Leaching

Penggunaan vat leaching terbatas pada leaching untuk material yang tidak biasa

yaitu material yang tidak bisa diproses dengan heap leching tetapi tidak

memerlukan grinding untuk pemisahan emasnya. Keuntungan dari vat leaching

ini adalah :

1) konsumsi bahan pelindi minimal.

2) dapat menghasilkan larutan kadar relatif tinggi.

3) mengurangi cost karena tidak perlu filter atau thickener.

d. Agitation Leaching

Cocok untuk bijih dengan kadar medium hingga tinggi.

e. Autoclaving.

1) pelindian pada temperatur dan tekanan tinggi

2) bijih kadar tinggi yang bersifat refraktori yaitu sulit dilarutkan pada kondisi

normal
4. Adsorpsi

Larutan emas hasil ekstraksi di serap oleh ekstraktan yang berupa karbon

aktif atau ion exchange resin sintetic. Ekstrakan yang memakai karbon aktif,

prosesnya disebut Carbon In Leach (CIL).

5. Elution

Elution adalah proses desorbsi, yaitu pelepasan kembali [Au(CN)2]- dari

karbon aktif dengan cara pemutusan ikatan antara keduanya. Faktor-faktor yang

mempengaruhi desorbsi yaitu:

a. Temperatur dan Tekanan.

b. Konsentrasi Sianida

c. Kekuatan Ion

d. pH

e. Larutan Organik

f. Pembersihan Pengotor Inorganik

g. Pembersihan Pengotor Organik

6. Electrowining

Elektrowinning adalah proses penangkapan logam-logam yang ada dalam air

kaya dengan prinsip elektrolisa (reaksi reduksi-oksidasi). Faktor-faktor yang

mempengaruhi proses elektrowining larutan yaitu:

a. Arus yang digunakan

b. Voltage yang digunakan


c. Konsentrasi Emas

d. Jumlah dan luas permukaan katoda

e. Konsentrasi sianida

f. Konduktivitas larutan

g. Hidrodinamika elektrolit

h. Temperatur

i. pH

8. Smelting

Peleburan bertujuan untuk mengambil logam Au-Ag dari cake dengan cara

memisahkan logam berharga dengan slagnya pada suhu tinggi (titik leburnya)

dengan bantuan penambahan flux. Fungsi flux adalah untuk mengikat slag agar

terpisah dengan baik dari logam berharganya, di samping itu juga bisa

menurunkan titik lebur.

2.1 Pengolahan Bijih Nikel

7. Kominusi

Komunisi adalah proses reduksi ukuran dari ore agar mineral bisa terlepas dari

bijjhnya. Berbeda dengan pengolahan emas, dalam tahap komunisi nikel ore ini

hanya dibutuhkan ukuran maksimal 30 mm sehingga hanya dibutuhkan crusher

saja dan tidak dibutuhkan grinder.


8. Drying

Dryring atau pengeringan dibutuhkan untuk mengurangi kadar moisture dalam

bjih. Bisanya kadar moisture dalam bijih sdekitar 30-35% dan diturunkan dalam

proses ini dengan rotary dryer menjadi 23%. Dalam rotary dryer ini, pengeringan

dilakukan dengan cara mengalirkan gas panas yang dihasilkan dari pembakaran

pulverized coal dan marine fuel dalam Hot Air Generator (HAG) secara Co-Current

(searah) pada temperatur sampai 200o C.

9. Calcining

Tujuan Utama proses ini adalah menghilangkan air kristal yang ada dalam

bijih, air kristal yang biasa dijumpai adalah serpentine 3MgO.2SiO2.2H2O dan

goethite (Fe2O3.H2O). Proses dekomposisi dilakukan dalam Rotary Kiln dengan

temperatur sampai 850o C meggunakan pulverized coal secara Counter Current.

Disamping menghilangkan air kristal, pada proses ini juga biasanya didesain sudah

terjadi reaksi reduksi dari NiO dan Fe2o3. Dalam teknologi Krupp rent, semua

reduksi dilakukan dalam rotaru kiln dan dihasilkan luppen. Sedangkan dalan

teknologi Electric Furnace, hanya sekitar 20% NiO tereduksi secara tidak langsung

dalam rotary kiln menjadi Ni dan 80% Fe2O3 menjadi FeO sedangkan sisanya

dilakukan dalam electric furnace. Produk dari rotary kiln ini disebut dengan calcined

ore dengan kandungan moisture sekitar 2% dan siap lebur dalam electric furnace.

10. Smelting
Proses peleburan dalam electric furnace adalah proses utama dalan rangkaian

proses ini. Reaksi reduksi 80% terjadi secara lagsung dan 20% secara tidak langsung

pada temperature sampai 1650o C.

11. Refining

(Pemurnian) Pada proses pemurnian ini, unsur-unsur yang akan dihilangkan

berupa karbon, silikon, fosfor dan sulfur. Proses yang terjadi adalah proses oksidasi

dengan menghembuskan oksigen kepermukaan logam dan penambahan unsur unsur

additive pengikat unsur-unsur pengotor yang terdapat didalam logam. Setelah

melalui proses ini selanjutnya adalah proses pencetakan produk dalam bentuk shot

(butiran) atau ingot (batangan).

Das könnte Ihnen auch gefallen