Electrotherapy

(SWT, LASER)

Heru Purbo Kuntono Dipl. PT, M. Kes

Shock Wave Therapy
 Bahasan SWT
1.Pengertian SWT
2.Terminology
3.Fisika Dasar SWT (RSWT dan ESWT)
4.Efek SWT
5.Indikasi dan Kontraindikasi SWT
6.Metode Aplikasi

Shockwave therapy / Ondrej

Prouza
 Shockwaves in medicine

Shockwave therapy / Ondrej

4
Prouza
 Terminology
Low energy shockwave
Radial shockwave therapy
Pressure pulse therapy
Acoustic wave therapy

All refer to one therapy defined by:

Shape of the pulse

Energy 1 - 5 bar = 0.150.47 mJ/mm2

EFD, Energy Flux Density

Shockwave therapy / Ondrej

Prouza
 FISIKA DASAR DAN
TEKNOLOGI
SWT - TECHNOLOGIES

Shockwave therapy / Ondrej

Prouza
 (Gerdesmeyer et al, 2004)

(Cacchio et al, 2006) 7

How it works
Body
Compressed air

Projectile Transmitter
Fat Muscle

The projectile accumulates a quantity of energy (in Joules)

depending on
Square of Speed (V)
Weight (M) of the transmitter
E = MV2
 gelombang mekanik
akustik yang
ditransmisikan melalui
media cairan dan udara

(Wang, 2003) 9
 Kategori
Proses pembentukan : elektromagnetik,
electrohidraulic, piezoelectric
Energy flow density : high-energy, low-energy
Aplikasi : fokus, radial, planar

(Rompe et al, 2006)

10
 SHOCKWAVE TECHNOLOGIES

Shockwave therapy / Ondrej

11
Prouza
Radial = BTL pneumatic principle

Focused:
Electrohydraulic principle

Electromagnetic principle

Piezoelectric principle

KLIK
Shockwave therapy / Ondrej
12
Prouza 12
 Applicators- Transmitters:
9 mm for acupuncture points
and for more accurate
applications (finger joints)

15 mm universal transmitter
for all applications

Focused 15 mm for more

targeted applications ( deep
trigger points)
Shockwave therapy / Ondrej
14
Prouza
 SHOCKWAVE THERAPY
BIOLOGICAL EFFECTS

Shockwave therapy / Ondrej

15
Prouza
 ESWT effects generally

1. Analgesia, myorelaxation
2. Tissue regeneration and repair
3. Neovascularization and angiogenesis
4. Calcific deposits reabsorption

Shockwave therapy / Ondrej

16
Prouza 16
1. Efek analgesik dan muscle relaxan:

Local increase of microcirculation

Immediate myorelaxation

Immediate and strong analgesia

Shockwave therapy / Ondrej

17 17
Prouza
 .
Analgesia- how does it act?
inhibition of spasm
inhibition of nociceptive fibres - Gate mechanism
endorfines and serotonine release
acceleration of substance P washout

*Substance P:
excitation mediator,
stimulates nociceptive
nervous fibres,
supports resorption of
oedema and
secretion of histamine-
anti-inflammatory effects
of swt

Shockwave therapy / Ondrej

18 18
Prouza
2. Tissue regeneration and
repair
Shockwave effects
Stimulation of activity of osteoblasts increase of
osteogenesis

Stimulation of production of collagen by fibroblasts-

acceleration of healing processes

Ligament and bone neovascularization

Shockwave therapy / Ondrej

19 19
Prouza
 3. Neovascularization and
angiogenesis
What cell are involved in
this reaction?

Specific cells activation:

Neovascularization - pericytes
Osteoblasts - osteogenesis
Fibroblasts - collagen production

Supported by vasodilatation

Shockwave therapy / Ondrej

20
Prouza
 4. Calcific deposits reabsorption.

Cavitation Bubbles and effects on

cells

Crum, L.A.: Cavitation on microjets as a contributary mechanism for renal calculi

disin- tegration in ESWL. J. Urol. 140: 1587, 1988

Shockwave therapy / Ondrej

21
Prouza
 Indikasi SWT secara umum

Shockwave therapy / Ondrej

22 22
Prouza
 CONTRAINDICATIONS
OF ESWT

RELATIVE

Skin defects relative, some studies show improvement i.e.

in DM ulcer
TBC
Tumor diseases
Fever, flu or other infectious disease
Application in the area of varices
Application just above the nerve
Application on certain tissues (eyes and periorbital area,
myocardium, spinal cord, gonads, kidneys, liver)
Shockwave therapy / Ondrej
23
Prouza 23
 Lanjutan...

Pharmacotherapy by corticosteroids within last 6 weeks

Sensational deficite in the treated area
Disc hernia or protrusion

ABSOLUTE

Blood coagulation disorders, anticoagulation treatment

Pregnancy
Abdominal or frontal pelvic application

Shockwave therapy / Ondrej

24
Prouza
Possible Temporary Side
Effects
Temporary hyper/hypo- sensitivity
Erythema

Petechia
Haematoma
Oedema
Most of the patients never experience any of
these side effects

Can be maximally reduced in combination with

other therapies e.g. Lasertherapy,
magnetotherapy
LASER
 PENATALAKSANAAN TERAPI LASER

Aspek Teknis Fisika Dasar

Spesifikasi Jaringan Interaksi Biofisiologi

yang Dituju
Efek dan Indikasi

Dosis dan Metode

Penatalaksanaan
Terapi
 Fisika Dasar
L : Light - Licht
A : Amplification by - Versterking door
S : Stimulated - Gestimuleerde
E : Emission Of - Emissie Van
R : Radiation -Straling

Sinar yang diperkuat melalui stimulasi

emisi dari suatu radiasi
 Bentuk Dasar Laser
v Actief Medium (Laser Ende Fabric)
vResonator (rongga)
vPompmechanisme (Metode masukan energi )
vOptica (metode disipasi energi)
Bentuk Dasar Laser
 Sifat Sinar Laser
a. Koheren : Amplitudo selalu
& Kontinyu

LASER Laser
Beam
Direction

Temporal
Koheren

LASER

Konsekwensi : Energi Kontinyu & Tinggi

Stimulasi sell
 Sifat Sinar Laser
b. Monokromatis ( Satu Warna)
HeNe
LASER

INTENSITEIT

SINAR BIASA
GEWON LIGHT
 Sifat Sinar Laser
c. Frekuensi Sinar Tinggi
d. Satu Arah & Intensitas Kontinyu dan Tinggi

Konsekwensi :
Koagulasi Jaringan
Perusak Jaringan (Tissue Damage)
Biostimulasi

INDIKASI DI BIDANG FISIOTERAPI

 Aplikasi Laser
Laser Radiasi

Koagulasi Pemotong Biostimulasi

Jaringan Jaringan
- Oftomologi -Hellkunde - Fisioterapi
- Oncologi - : 650-1200nm
- Dermatologi
(Rb, Nd, Ar) (Co2, Nd-YAG Laser) (He Ne Laser, IR
Diode Laser)
HIPOTESA :
Resonansi Teori Spesifikasi Jaringan
Laser Catalyzed Reaction yang Dituju
Peningah Energi Molekul (Sel)
 Spesifikasi Jaringan yang Dituju
(Efek dan Indikasi)
Interaksi Biofisis antara Energi Laser dan Jaringan

Laser : Sifat Electris Sel (Bioplasma)

Stimulasi Ringan Stimulasi Tinggi

plasma membran Merusak Jaringan
vibrasi (occilasi) (Tissue Demage)
(onsteking reaksi-reparasi)
 Laser : Mitochondrial cell
- ATP & ADP
- Aerobic Energi Produksi

Meningkatkan Level Energi Molekul

(Biostimulasi) :
- Vasodilatasi
- Stimulasi Macrophages
- Stimulasi Fibroblast (trauma)
- Stimulasi Supressor T Cell
(Imun Complex)
- dll (Hipotesis)
Efek Terapeutik
Analgesic : Tissue Damage
- Prostaglandine E ATP
- SOD (Superoxyde desmutase)
Prostaglandin
Pain - pijn Demping
- Endorphines
- Placebo Effect !!
 Biostimulasi
- Microvasculer Sistem
- Energi Fibrocyt & macrophanges
- Metabolisme sel (ATP,ADP)
- Memperbaiki permeabilitas membran sel
Oedem Reabsorsi
- Mempercepat regenerasi lymfe system
- Penurunan tekanan kapiler
- Peningkatan SOD di ikuti penurunan
tekanan intertitiele
Mempengaruhi Immun System
- Memacu Keseimbangan Lympocyt B dan
Lympocyt T
 Indikasi dan Kontraindikasi
INDIKASI
vKelainan kulit : jaringan
parut (post operasi ),
transplantasi, luka KONTRAINDIKASI
bakar, acne, herpes
zoster vRadiasi langsung
vR A : S h o f t t i s s u e pada mata
rheumetisme, tendinitis, vMinimal 4-6 bulan
tendinomyofen, setelah radioterapi
tendioperiosteal. vE n d o c r i n e g l a n d
vPost taumatic injury : (lokal)
Strain, Sprain, vEpilepsi, demam,
haematom t u m o r d a n
vN y e r i : N e u r o g e n i c , kehamilan.
myogenic
vN e u r o m u s c u l a r d a n
Musculoskeletal
 Metode dan Dosis
Penatalaksanaan Terapi

Metode Pemeriksaan (Skema PLF Laser)

Area dibersihkan dengan alkohol
- me L-si Refexi
Pembagian area pengobatan sesuai dengan
penampang probe laser
Jarak kulit probe : 15mm
RA sendi probe pd garis batas sendi yang
telah disesuaikan areanya
 Dosis
Ditentukan Oleh

1. Energi Density : Pancaran energi Laser (W)

XT
Area yang diterapi
IED: Joule/cm2
T: 1menit/cm2
minimal energi dencity: (0,052)joule/cm2
(sub-max) energi dencity: >(2-6)joule/cm2
 Dosis

2. Keadaan Patologis
- Stadium , actualitas
- Letak lokalisasi

Alat Baru : Intensitas dan Energi di

atur Otomatis
 KLASIFIKASI LASER

Kelas Intensitas Jenis Sinar Efek

I < 0.5 mW Tampak / Tak Tampak tidak merusak
II < 1 mW Tampak / Tak Tampak merusak setelah 1000
detik kontak
IIIA < 5 mW Tampak merusak mata pada
radiasi langsung
IIIB < 500 mW Tampak / Tak Tampak merusak mata pada
radiasi langsung
IV > 500 mW Tampak / Tak Tampak merusak mata dan
kulit baik langsung
maupun tidak

Low Level Laser Therapy adalah kelas 3B

High Intensity Laser adalah kelas 4
 NEUROFISIOLOGI LASER
Biostimulasi
Aktivasi produksi kolagen
Regenerasi sel endotel, pembuluh darah dan limfe
Perbaikan jaringan epitel dan jaringan yang rusak
Replikasi DNA Mitokondria, peningkatan sintesis DNA nuclear
Anti-inflamasi
Aktivasi monosit & macrophag,
Meningkatkan profilerasi Fagosit dan Limfosit
Menurunkan konsentrasi prostaglandin E2
Efek Anti Edema :
Peningkatan Mikrosirkulasi
Vasodilatasi
Peningkatan aliran darah lokal
APA YANG MEMBEDAKAN HIL/LASER
INTENSITAS TINGGI DARI LLLT/TERAPI
LASER TINGKAT RENDAH ?
ABSORBSI DAN PENETRASI LASER DALAM
JARINGAN
Laser Kelas 4 HIL
Memberikan 30-
40 kali hasil
maksimum dari
LLLT
Mampu
menggunakan
panjang
gelombang
optimal
 PENETRASI JARINGAN
Output yang tinggi diperlukan untuk penetrasi yang dalam
 ABSORBSI JARINGAN
Membedakan panjang gelombang untuk
mendapatkan target terapeutik yang berbeda:
685nm (tampak)
Digunakan untuk penanganan
luka

900nm (LLLT maksimal)

Kecepatan absorbsi sama
Kedua absorbsi hemoglobin
dan air mulai meningkat

1064nm (HIL)
Absorbsi hemoglobin tertinggi
Absorbsi Komparatif Optimum
 Bidang Aplikasi

Kulit & Kedokteran

Ortopedi PT Rehab
Kelamin olahraga
 INDIKASI
Kontusio
Luka
Haematoma
Achillodynia
Carpal tunnel syndrome
Muscle rupture
Ligament distension
Trigger points (multiple)
Heel spur
Epicondylitis
Impingement syndrome
Knee/Hip arthritis
Low back pain
Skin diseases
Paresis Nervus Perifer/ Stimulasi motor point
Radicular pain
Trigeminal neuralgy
Paresis Nervus Facialis
 CARA KERJA HIL
Ukuran spacer menentulan area yang ditangani,
densitas energi dan melindungi operator

Ukuran 10 mm / ukuran Spot 12 mm

Kedalaman penetrasi maks. & efek thermal

Ukuran 30 mm / ukuran Spot 20 mm

Rasio Optimal (thermal/penetrasi)

Ukuran 60 mm / ukuran Spot 35 mm

Terapi superfisial optimal

BTL - 6000 High Intensity Laser 52

 LASER INTENSITAS TINGGI PROSEDUR TERAPI

Mode emisi sinar menentukan efek terapeutik

Emisi Continuous
Biostimulasi maksimal, efek
anti-inflamasi
Pemanasan kulit yang
dapat ditolerir

Emisi Pulse (25Hz)

Optimal untuk Penurunan Nyeri
Non-thermal
 PARAMETER TERAPI
1 Watt = 1 Joule/1detik

Sumber 100mW melepaskan 6J/menit.

Sumber 12W melepaskan 720J/menit.

Terapi Laser therapy ditetapkan dengan dosis

Dosis dalam Joules/cm2

Dosis rata-rata 50-120J/cm2

 PARAMETER TERAPI II.
Power menentukan kedalaman penetrasi, efek
termal, efek analgesik

<3W untuk penggunaan non thermal dan superficial

3-5W untuk aplikasi thermal rendah

Lebih dari 5W untuk aplikasi thermal

8-12W pada mode pulse, untuk efek analgesik

Power yang digunakan sangat bergantung pada tipe kulit, mode emisi
laser
 PARAMETER TERAPI III.
Frekuensi Aplikasi
Setiap hari pada kondisi akut
2-3 kali per minggu pada kondisi kronik

Waktu Terapi

Kombinasi dengan terapi lain

 LASER INTENSITAS TINGGI EFEK
THERMAL

Secara thermal menstimulasi

peningkatan mikrosirkulasi

Vasodilatasi lokal
Reduksi Oedema
Membantu Metabolisme
Persepsi pasien!
LASER INTENSITAS TINGGI EFEK THERMAL

5 detik

60 detik

60 detik
 ALIRAN DARAH PENELITIAN KLINIS

ALIRAN DARAH TUBUH SETELAH TERAPI LASER KELAS 4 (Larkin, 2012)

Intervensi: Sebuah alat laser kelas 4 laser yang menangani seluruh area
biceps brachii menerima dosis terapi laser: placebo vs. penanganan
3W

Hasil: Dibandingkan dengan sebelumnya, aliran darah meningkat

seiring waktu dengan 3-W treatment
 FORMULA LASER ATASI NYERI DAN
RECOVERY JARINGAN .

Cedera jar dan Nyeri adalah bagian dari Reaksi

Radang
Pahami Healing Process tiap jenis jaringan
Pahami Neurofisiologi Painless dan Neurogenic
Inflamation (MTD)
Fahami variasi nyeri ( Neuropathic, Nociceptive
dan Mixed pain) serta nyeri diam, tekan dan
nyeri gerak,
Fahami tehnik Modifikasi kaitannya dgn
dosimetry untuk LASER.
 DOSIMETRY LASER UNTUK ATASI NYERI DAN
RECOVERY JARINGAN

Desain dosis LASER atasi Nyeri akut :

F : Setiap hari
I : 8 12 W mode pulse
T : direct contact
T : 1 menit/cm2 area yang ditangani
 Desain dosis Kondisi kronik :
F : 2-3 x seminggu selang sehari
I : 3-5 W
T : direct contact
T : 1 menit/cm2 area yang ditangani.
TERIMA KASIH