Sie sind auf Seite 1von 17

A.

SEJARAH BULU TANGKIS

Olah raga yang menggunakan bola dan raket ini berkembang di Mesir
kuno sekitar 2000 tahun lalu. Nenek moyangnya adalah sebuah permainan
Tionghoa bernama Jianzi yang melibatkan penggunaan bola tetapi tanpa raket.
Objek atau misi permainan ini adalah untuk menjaga bola agar tidak
menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan.

Di Inggris sejak zaman pertengahan, permainan ini dimainkan oleh


anak-anak disebut dengan Battledores atau Shuttlecocks, raketnya memakai
dayung/tongkat (Battledores). Ini cukup populer di jalan-jalan London pada
tahun 1854 ketika majalah Punch mempublikasikan kartun untuk permainan
ini. Penduduk Britania membawa permainan ini ke Jepang, Tiongkok, dan
Siam selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan segera menjadi
permainan anak- anak di wilayah setempat mereka. Olah raga kompetitif
bulutangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada abad
ke-19 saat mereka menambahkan jaring/net dan memainkannya secara
bersaingan. Oleh sebab itu kota Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, pada
masa itu permainan tersebut juga dikenali sebagai Poona. Para tentara
membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga ini
mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh
Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul Badminton
Battledore a new game Ini melukiskan permainan tersebut dimainkan di
Gedung Badminton (Badminton House), estat Duke of Beauforts di
Gloucestershire, Inggris.

Rencengan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath


pada 1877. Asosiasi Bulutangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan
internasional pertamanya berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan
Kejuaraan All England. Bulutangkis menjadi sebuah olah raga populer di
dunia, terutama di wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini
mendominasi olah raga ini, dan di negara-negara Skandinavia. Federasi
Bulutangkis Internasional (IBF) didirikan pada 1934 dan membukukan
Inggris, Irlandia, Skotlandia, Wales, Denmark, Belanda, Kanada, Selandia
Baru, dan Prancis sebagai anggota-anggota pelopornya. India bergabung
sebagai afiliat pada 1936. Olah raga ini menjadi olah raga Olimpiade Musim
Panas di Olimpiade Barcelona tahun 1992. Indonesia dan Korea Selatan sama-
sama memperoleh masing-masing dua medali emas tahun itu.

Perkembangan Bulutangkis di Indonesia tidak dapat dipisahkan


dengan perkembangan bangsa Indonesia, sejak masa sebelum revolusi fisik,
gerakan kemerdekaan, sampai dengan periode pembangunan masa orde baru
dewasa ini. Beberapa orang Belanda membawa jenis cabang. olahraga ini,
serta pelajar-pelajar Indonesia yang pulang belajar dari luar negeri, dengan
cepat menjadikan cabang olahraga ini digemari masyarakat. Pada sekitar
tahun 40 an, cabang ini telah merasuk di setiap pelosok masyarakat. Namun
cabang olahraga ini baru menemukan bentuk organisasinya setelah tiga tahun
diselenggarakan PON I di Solo 1948. Tepatnya tanggal 5 Mei 1951, Persatuan
Bulutangkis Indonesia baru terbentuk disingkat PBSI di kota Bandung.
Kegiatan yang semarak, pertandingan kompetisi yang teratur, dalam waktu
tujuh tahun telah membuahkan hasil yang positif yakni keberhasilan merebut
Thomas Cup, lambang supremasi dunia Bulutangkis. Hampir tidak masuk
akal menurut pertimbangan ilmiah, bangsa yang baru saja hancur karena
perang kemerdekaan, ternyata mampu meraih prestasi gemilang di dunia
internasional. Keberhasilan ini tidak saja mengejutkan dari arti prestasi, tetapi
juga memberikan pengaruh yang mantap. Keberhasilan itu sekaligus menarik
perhatian pemerintah masyarakat, sehingga sejak tahun 1958 itu, PBSI tidak
lagi bekerja seorang diri. Tidak saja hasil di Thomas Cup, sejak saat itu para
pemain Indonesia mampu menunjukkan prestasinya di berbagai turnamen
internasional, seperti All England, Asian Games, Uber Cup dan lain-lainnya.
Oleh karena perkembangannya sudah cukup luas, maka perlu didirikan
organisasi yang akan mengatur kegiatan bulutangkis. Organisasi tersebut
diberi nama Internasional Badminton Federation (IBF) pada tanggal 5 Juli
1934. Di Indonesia sendiri dibentuk organisasi induk tingkat nasional yaitu
Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pada tanggal 5 Mei 1951.
Kemudian pada tahun 1953 Indonesia menjadi anggota IBF. Dengan demikian
Indonesia berhak untuk mengikuti perandingan-pertandingan Internasional.

B. TEKNIK DASAR BULU TANGKIS


Dalam bermain bulutangkis, kita memerlukan teknik yang tepat agar
permainan kita tidak buruk atau setidak bisa memukul kok lebih kuat karena
menggunakan teknik yang tepat.
Berikut adalah teknik dasar dalam bermain bulu tangkis:
a. Cara Memegang Raket (Grip)
Ada 2 cara yang dapat kita gunakan untuk memegang raket secara benar, yaitu
forehand grip dan backhand grip.
1. Forehand Grip
Pegangan forehand (pegangan dasar) Pegangan ini dapat di peroleh
dengan cara mendirkan raket yang sisinya tegak dengan lantai Pegangan
ini hampir sama dengan posisi tangan sedang bersalaman.
2. Backhand Grip

Pegangan ini dapat di peroleh dengan jalan memutar seperempat ke kanan


dari pegangan forehead.

Cara Latihan:
Sebelum praktek melakukan latihan pukulan, perlu dilakukan latihan
untuk adaptasi menggerak-gerakkan pergelangan tangan dengan tetap
memegang raket dengan benar.
a) Peserta latih dibiasakan selalu memegang raket dengan jari-jari tangan,
luwes, dan tetap rileks, tetapi tetap mempunyai tenaga.\
b) Lakukan gerakan raket ke arah kanan dan kiri, dengan menggunakan
tenaga pergelangan tangan. Begitu juga gerakan ke depan dan ke
belakang, sehingga terasa betul terjadinya tekukan pada pergelangan
tangan. Gerakkan pergelangan tangan ke atas dan ke bawah.
3. Memukul bola (kok) ke tembok.
4. Bouncing ball.
Sikap berdiri pada saat melakukan servis ada dua, yaitu :
a) Servis forehand dilakukan dengan cara pemain berdiri di sudut depan
garis tengah pada daerah servis kira-kira setengah meter di belakang
garis servis pendek. Kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang,
sementara berat badan bertumpu pada kaki belakang. Pada saat kok
dipukul, berat badan pindahkan ke depan.
b) Servis backhand dilakukan dengan cara pemain berdiri di sudut depan
garis tengah pada daerah servis kira-kira setengah meter di belakang
garis pendek. Kaki kanan di depan dan kaki kiri di belakang, berat
badan berada di tengah dan pada saat servis dilakukan berat badan
pindahkan ke depan.
Sikap berdiri pada saat menerima servis, baik forehand maupun
backhand:
a) Sikap berdiri untuk permainan tunggal adalah berdiri pada daerah
servis kira-kira di tengah-tengah daerah servis dan satu meter di
belakang garis servis pendek.
b) Sikap berdiri untuk permainan ganda adalah pemain lebih maju ke
depan tetapi tidak melewati garis servis pendek. Kaki kiri di depan
dan kaki kanan di belakang. Berat badan berada di kaki depan dengan
posisi labil (kedua kaki agak jinjit). Pada saat servis dilakukan berat
badan dipindahkan ke arah datangnya kok, mungkin ke depan atau
belakang tergantung pada jenis servis.
c) Sikap berdiri pada saat rally
Sikap ini sangat bervariasi, tergantung pada posisi pemain, apakah ia
melakukan serangan atau bertahan. Juga harus diperhatikan dari
mana arah datangnya kok, apakah dari depan, belakang, di atas
kepala, di samping atau di bawah. Sebagai patokan, sikap berdiri
pemain tunggal dianjutkan untuk selalu berdiri di tengah-tengah
lapangan dan kedua kaki tidak sejajar.Gerak Kaki (Foot Work)
5. Gerak kaki atau kerja kaki adalah gerakan langkah-langkah yang
mengatur badan untuk menempatkan posisi badan agar memudahkan
pemain dalam melakukan gerakan memukul kok sesuai dengan posisinya.
b. Teknik Pukulan
1. Pukulan Servis
Pukulan servis merupakan pukulan dengan raket untuk menerbangkan
shuttlecock ke bidang lapangan lawan secara diagonal dan bertujuan
sebagai permulaan permainan. Macam-macam pukulan servis, yaitu:
a) Pukulan Servis Drive
Tujuan dari servis drive adalah memukul kok dengan cepat,
mendatar, dan setipis mungkin melewati net. Sasarannya adalah
sudut titik-titik perpotongan antara garis belakang dengan garis
tengah lapangan. Cara melakukan pukulan servis ini adalah
dengan melemparkan kok agak jauh dari badan. Lengan bergerak
bebas dan leluasa dalam mengayunkan raket.
b) Pukulan Servis Pendek
Servis pendek adalah servis di mana kok melintas tipis melewati
net. Pukulannya mengarahkan kok ke sudut perpotongan garis
servis depan dengan garis tengah atau garis servis dan garis tepi.
Coba Anda lakukan servis pendek dengan cara berikut ini.
Tangan kanan memegang raket dan tangan kiri memegang
kok.
Perpindahan berat badan dimulai dari kaki belakang ke
kaki depan.
Ayunkan raket dari belakang setinggi bahu ke depan.
Lepaskan kok dan pukullah kok dengan penuh atau
dipotong.
c) Pukulan Servis Panjang
Servis panjang bertujuan menerbangkan kok setinggi-tingginya
sehingga jatuh ke garis belakang bidang lapangan lawan. Pada
permainan tunggal, servis panjang dilakukan dengan memukul
penuh kok. Untuk melakukan pukulan servis panjang, Anda dapat
melakukan cara berikut.
Letakkan kaki kiri ke depan.
Titik berat badan berada di antara kedua kaki.
Ayunkan tangan yang memegang raket ke belakang
sampai setinggi bahu.
Pukullah kok setelah ayunan sampai di depan badan
dengan mencambukkan pergelangan tangan.
d) Pukulan Servis Cambukan
Servis cambukan menerbangkan kok ke belakang. Hasil pukulan
ini bisa membingungkan lawan sehingga kok jatuh tanpa disadari
pihak lawan. Sasaran servis ini adalah sudut perpotongan garis
tepi dengan garis belakang dan sudut perpotongan garis belakang
dengan garis tengah. Servis ini caranya sama dengan servis biasa.
Tetapi, pukulan mendadak dicambukkan saat raket menyentuh
kok.
e) Pukulan Lob
Pukulan lob adalah pukulan dalam permainan bulutangkis yang
bertujuan untuk menerbangkan shuttlecock setinggi mungkin
mengarah jauh ke belakang garis lapangan lawan. Pukulan lob
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
Overhead lob, yaitu pukulan lob yang dilakukan dari atas
kepala dengan cara menerbangkan shuttlecock melambung
ke arah belakang.
Underhand lob, yaitu pukulan lob yang dilakukan dari
bawah dengan cara memukul shuttlecock yang berada di
bawah badan dan di lambungkan tinggi ke belakang.
f) Pukulan Smash
Smash adalah suatu jenis pukulan yang dilakukan dengan tenaga
keras dan umumnya ditujukan untuk meraih skor yang mengarah
kebawah lapangan lawan pada olahraga bulutangkis, tenis, dan
voli.
Berikut adalah saran untuk melakukan smash pada permainan
bulutangkis:
Jangan gunakan tenaga yang banyak dulu, konsentrasikan
dulu pemakaian tenaga pergelangan tangan.
Percepat gerakan memukul kok dengan memakai tenaga
dari pergelangan tangan.
Pembangkitan tenaga saat melakukan smash harus
cepat/seketika dan fokuskan perpindahan tenaga dari
kepala raket ke kok.
Jangan pergunakan tenaga yang banyak sebelum tekniknya
benar.
Posisi pegangan raket (grip) saat melakukan smash:
Pegangan (grip) mesti relax dulu sebab dengan
begitu kita baru bisa memakai tenaga pergelangan
tangan secara keras kebawah.
Pakailah pegangan grip yang sesuai dengan style
masing- masing pemain, misalnya bahan yang
terbuat dari kain atau karet atau sejenisnya.
Jangan pegang ujung raket terlalu keras sebab saat
smash gerakan akan menjadi kaku.
Sebelum smash pegangan grip mesti relax, per-erat
jari-jari tangan hanya pada saat pemukulan kok
saja.
Posisi badan, kaki, tangan dan timing harus juga
diperhitungkan.
Beberapa tips untuk melakukan smash yang kuat
(powerful smash):
Kok harus tinggi dan juga berada di depan badan si
pemain.
Pada saat memukul kok, pergelangan tangan
memukul dengan cepat kearah bawah dan ke arah
dalam, kepala raket mengenai kok langsung pada
posisi tegak lurus terhadap kok.
3. Saat memukul kok, kita harus mempercepat
pergelangan tangan dan pemakaian tenaga mesti
fokus, jari-jari memegang grip dengan cukup ketat
untuk menambah ledakan dan mempercepat laju
kepala raket.
C. PERATURAN PERMAINAN BULU TANGKIS
Peraturan permainan bulutangkis ditetapkan oleh WBF (World
Badminton Federation). Beberapa peraturan tersebut adalah :
a. Ukuran Lapangan
Garis di dalam lapangan ditandai dengan warna putih, hitam, atau warna
lainnya yang terlihat jelas, dengan tebal garis 3,8 cm (1 inci). Dalam
menandai lapangan, lebar dari garis tengah lapangan harus dibagi dua,
sama antara bidang servis kanan dan kiri. Ketebalan garis servis pendek
dan garis servis panajng (masing-masing 3,8 cm atau (1 inci) harus
berada di dalam ukuran 13 atau sama dengan 3,96 m yang dicantumkan
sebagai panjang lapangan servis, dan ketebalan dari semua garis batasnya
(masing-masing 3,8 cm atau 1 inci) harus berada dalam batas ukuran
yang telah ditentukan.
Jika ruang yang tersedia tidak memungkinkan pemberian tanda batas
lapangan untuk permainan ganda, dapat dibuat tanda-tanda hanya untuk
permainan tunggal. Garis batas belakang juga menjadi garis servis
panjang, dan tiang-tiang atau garis batas pada jaring akan ditempatkan
pada garis samping lapangan.
b. Tiang
Tinggi kedua tiang adalah 155 cm (5 kaki 1 inci) dari lantai. Tiang harus
kuat, agar jaring tegang dan lurus dan ditempatkan pada garis batas
samping lapangan.
c. Jaring
Jaring harus dibuat dari tali halus yang dimasak dan dijala dengan jaring
1,6 cm sampai dengan 2, 0 cm. Jaring harus terentang 76 cm. Ujung atas
jaring harus berada 152 cm (5 kaki) dari lantai pada pertengahan lapangan
dan 155 cm dari lantai pada tiang-tiangnya. Jaring harus mempunyai tepi
dari pita putih selebar 3,8 cm, serta bagian tengah pita tersebut didukung
oleh kawat atau tali, yang ditarik dan ditegangkan dari ujung-ujung tiang.
d. Kok atau Shuttlecock
Sebuah shuttlecock harus memiliki berat 4,8-5,6 gram dan mempunyai
14-16 helai bulu yang dilekatkan pada kepala dari gabus yang
berdiameter 2,5-2,9 cm. Panjang bulu dari ujung bawah sampai ujung
yang menempel pada dasar gabus kepalanya adalah 6,2 6,9 cm. Bulu-
bulu ini menyebar menjauhi gabus dan berdiameter 5,5-6,3 cm pada
ujung bawahnya, serta diikat dengan benang atau bahan lain cocok
sehingga kuat.
e. Pemain
Permainan harus dimainkan oleh masing-masing satu permainan di satu
sisi lapangan (pada permainan tunggal) atau masing-masing dua pemain
di satu sisi (pada permainan ganda). Sisi lapangan tempat tim yang
mendapat giliran melakukan servis dinamakan sisi dalam (inside),
sedangkan sisi yang timnya menerima servis dinamakan sisi luar
(outside).
f. Pengundian
Sebelum pertandingan dimulai, wasit memanggil kedua tim/pemain yang
berlawanan untuk mengundi pihak yang berhak melakukan servis pertama
dan memilih sisi lapangan bagi timnya untuk memulai permainan.
g. Penilaian
Ada beberapa macam penilaian :
1. Jumlah nilai (skor) permainan ganda atau tunggal putra, terdiri atas
15 angka, seperti yang telah ditentukan sebelumnya. Misalnya, dalam
pertandingan dengan nilai 15, bila kedua belah pihak telah mencapai
angka 14 sama. Pihak yang pertama kali memperoleh angka 14 dapat
menambahkan nilai akhir dengan 3 angka (dikenal dengan sebutan
setting game). Jika pertandingan telah ditetapkan (diset), maka nilai
awal yang ditentukan dinamakan love-all. Pihak pertama yang
mencapai angka 3 dinyatakan sebagai pemenang.
2. Jumlah skor pada pertandingan tunggal putri adalah 11 angka. Jika
telah dicapai angka 10-10 , maka pihak yang lebih dahulu mencapai
angka 10 berhak menambah nilai tambahan akhir dengan 3 angka.
Pihak yang pertama mencapai 3 angka dinyatakan sebagai pemenang.
Kedua pihak yang bertanding akan memainkan tiga sel pertandingan
untuk menentukan pemenang. Pemain yang mampu memenangkan
lebih dahulu 2 sel pertandingan (2 games) akan dinyatakan sebagai
pemenang. Pemain akan bertukar sisi lapangan (tempat) pada setiap
akhir suatu game. Pada game ketiga, pemain juga akan berpindah
lapangan ketika nilai akhir mencapai :
a) Skor 8 pada pertandingan dengan 15 angka
b) Skor 6 pada pertandingan dengan 11 angka
c) Skor 11 pada sistem reli poin 21 angka
Keterangan : Aturan reli poin adalah 1 game terdiri atas 21 poin.
Jika kedua pemain mencapai poin 20-20, maka terjadilah deuce
(yus). Pemenang dapat ditentukan jika telah muncul selisih 2
poin (misalnya 22-20). Bila selisih masih 1 poin (21-20),
pemenang belum dapat ditentukan. Angka maksimal tiap game
adalah 30. Dengan demikian, jika terjadi poin 29-29, maka
pemenangnya adalah pemain yang terlebih dulu mencapai angka
30.
h. Pertandingan Ganda
Beberapa peraturan dalam pertandingan ganda adalah sebagai berikut :
1. Telah ditetapkan pihak mana yang akan melakukan servis pertama
pemain di bidang servis kanan memulai pukulan servis ke arah lawan
yang berdiri secara diagonal dihadapannya.
2. Pukulan servis pertama yang dilakukan pihak berada di sisi dalam
lapangan selalu dilakukan dari bidang servis kanan.
3. Hanya pemain yang menjadi sasaran servis saja yang boleh
menerima servis. Jika shuttlecock tersentuh atau dipukul oleh pemain
pasangannya, pihak yang berada disisi dalam mendapat angka.
4. Hanya satu pemain pada pihak yang melakukan servis permulaan
atau pertama dari suatu pertandingan yang dapat melakukan pukulan
servis tersebut.
5. Jika seorang pemain melakukan servis yang tidak pada gilirannya
atau dari sisi lapangan yang salah, dan pihak yang melakukan servis
yang memenangkan reli tersebut, maka akan terjadi let kembali yang
harus diajukan sebelum pukulan servis berikut dilakukan.
i. Pertandingan Tunggal
Dalam pertandingan tunggal, peraturan 8a dan 8e berlaku pada
pertandingan tunggal. Tambahan peraturan untuk pertandingan tunggal
adalah sebagai berikut:
1. Permaianan akan melakukan servis dari atau menerima servis dari
bidang servis kanan hanya bila nilai pelaku servis adalah 0 atau
angka genap pertandingan. Servis dilakukan dan diterima dari bidang
servis kiri bila nilai pelaku servis merupakan angka ganjil.
2. Kedua pemain yang bertanding akan mengubah bidang servis tempat
masing-masing pemain itu berdiri setiap kali sebuah angka dibuat.
j. Kesalahan
Kesalahan yang dilakukan pemain yang berada pada sisi dalam lapangan
akan menggagalkan servis yang dilakukannya. Jika kesalahan dilakukan
oleh pemain yang berada di sisi luar (sisi lapangan yang menerima
servis), maka satu angka diperoleh pihak yang berada di sisi dalam (sisi
lapangan yang melakukan servis).
k. Kesalahan terjadi jika
1. Saat melakukan servis, posisi shuttlecock pada saat disentuh raket
berada di atas ketinggian pinggang pemain; atau salah satu bagian
dari kepala raket berada pada posisi lebih tinggi dari salah satu
bagian tangan pelaku servis yang memegang raket ketika shuttlecock
disentuh raket.
2. Saat melakukan servis, shuttlecock jatuh ke bidang servis yang salah
yakni ke sisi yang tidak berhadapan diagonal dengan pelaku servis;
atau jatuh di muka garis servis pendek; atau jatuh dibelakang garis
servis panjang; atau jatuh di luar garis batas samping lapangan.
3. Kaki pelaku servis tidak berada dalam bidang servisnya, atau kaki
penerima servis tidak berada dalam bidang servisnya yang terletak
bersebarangan diagonal dan bidang servis pelaku servis, sampai
pukulan servis selesai dilakukan.
4. Sebelum atau ketika melakukan servis, salah satu pemain melakukan
gerak tipu atau pura-pura atau secara sengaja mengejutkan lawannya.
5. Pada servis ataupun sedang reli, shuttlecock jatuh di luar garis batas
lapangan, melayang menembus atau di bawah jaring, menyentuh
langit-langit, menyentuh dinding samping, atau menyentuh tubuh
atau pakaian pemain.
6. Shuttlecock yang sedang dalam permainan dipukul sebelum
menyeberang ke sisi lapangan pihak yang melakukan pukulan.
7. Waktu shuttlecock dalam permainan, pemain menyentuh jaring atau
tiang penyangga dengan raket, bagian tubuh, atau bajunya.
8. Shuttlecock menempel pada raket saat pukulan dilakukan atau
shuttlecock dipukul dua kali berurutan.
9. Saat dalam permainan, seorang pemain tersentuh shuttlecock ketika
ia berada di dalam atau di luar batas lapangan.
10. Pemain menghalang-halangi lawan.
l. Umum
1. Pelaku servis tidak boleh melakukan servis hingga penerima servis
dalam keadaan siap. Penerima servis dianggap siap jika ia melakukan
gerakan untuk menerima servis yang telah dibayangkan.
2. Pelaku dan penerima servis harus berdiri di dalam batas bidang
servisnya masing-masing dan bagian dari kedua kaki pemain ini
harus tetap bersentuhan dengan lantai, dalam posisi diam, hingga
shuttlecock disentuh raket.
a) Jika saat servis atau reli, shuttlecock menyentuh dan tidak
melampui jaring, maka hal itu dianggap tidak sah.
b) jika saat servis dan reli, shuttlecock tersangkut pada net, maka
diajukan let.jika penerima servis dinyatakan salah karena
bergerak pada saat servis sedang dilakukan, atau karena tidak
berada dalam batas bidang servis yang seharusnya, sementara
pada saat yang sama pelaku servis juga dinyatakan melakukan
kesalahan, maka diajukan let.
c) Jika diajukan let, permainan yang terjadi servis sejak servis
terakhir yang benar, tidak dihitung. Pemain yang baru saja
melakukan servis akan melakukan servis ulang, kecuali jika
peraturan lain telah ditetapkan.
3. Jika pelaku servis pada saat melakukan servis tidak mengenai
shuttlecock, maka ia dianggap melakukan kesalahan (fault); tetapi
jika shuttlecock tersentuh raket, servis telah dianggap telah
dilakukan.
4. Jika dalam permainan shuttlecock menyentuh jaring dan tetap
tersangkut disana, atau menyentuh jaring dan jatuh di posisi
pemukulnya, atau menyentuh lantai diluar lapangan; dan pemain
lawan menyentuh jaring atau shuttlecock dengan raket dan
tubuhnya, maka tidak ada pinalti, sebab shuttlecock dianggap
dalam permainan.
5. Jika pemain memukul shuttlecock dengan arah ke bawah , ketika
berada dekat jaring dengan harapan bahwa shuttlecock akan
terpukul kembali olehnya, hal ini dianggap menghalangi lawan.
Maka wasit wajib menyatakan kesalahan (fault) atau let, jika hal
tersebut terjadi tanpa pemain mengajukannya. Jika pemain
mengajukan hal tersebut, maka wasit harus memberikan
keputusan.
m. Kontinuitas Permainan
Permainan harus berkelanjutan dari servis yang pertama hingga akhir
pertandingan, ketika tim menang diputuskan, kecuali:
1. Pada internasional Badminton Championship dan Ladies
Internasional Badminton Championship harus diizinkan suatu waktu
istirahat (tidak lebih dari 5 menit) yakni antara pertandingan kedua
dan ketiga.
2. Di daerah yang kondisi cuacanya menyebabkan waktu istirahat
dibutuhkan (maksimal 5 menit), yakni antara pertandingan kedua dan
ketiga, baik untuk tunggal, ganda atau keduanya.
3. Karena keadaan yang tak terhindarkan oleh pemain, wasit dapat
menunda permainan hingga waktu yang menurut pertimbangannya
dibutuhkan.

Das könnte Ihnen auch gefallen