Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
1. Identitas Klien
Nama : Tn. H
Umur : 31 th
Alamat : malang
Pendidikan : SD
Agama : islam
No RM : 688XX
1. Alasan Masuk
2. Data Primer
2. Data sekunder
Status: Klien marah-marah, mengancam, memukul tetangga, bicara dan tertawa sendiri,
menganggu lingkungan, melempar kaca mobil tetangga dengan batu.
Pasien kambuh lagi kurang lebih 3 minggu yang lalu, penyebab kekambuhannya adalah
karena tidak rutin minum obat, gejalanya adalah klien bicara dan tertawa sendiri dan klien
mengatakan terkadang dibisiki suara orang seperti menyuruh memukul orang dan melempar
batu kekaca mobil. Yang sudah dilakukan klien adalah memukul tetangganya,memukul kaca
jendela dan memecahkan kaca mobil dengan melempar batu, kemudian klien dibawah ke RSJ
LAWANG.
1. Faktor Predisposisi
2. Pernahkah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu?
Pasien sakit sejak tahun 2006, dirawat di RSJ LAWANG 7 kali yaitu dibuktikan dengan data
yang didapatkan dari status, sebagai berikut:
2. Pengobatan sebelumnya
Berhasil: dikatakan berhasil karena klien mampu beradaptasi dengan masyarakat dibuktikan
dengan klien bisa bekerja sebagai kuli bangunan.
3. Riwayat NAPZA
Status: Klien mempunyai riwayat minum-minuman keras dan merokok, hinga saat
pengkajian klien masih perokok aktif.
4. Trauma
Klien pernah mengalami aniaya fisik sebagai pelaku yaitu memukul orang lain,merusak kaca
jendela dan kaca mobil dengan cara dilempar dengan batu. Klien tidak pernah mengalami
aniaya seksual, penolakan, kekerasan dalam rumah tangga, dan tindakan kriminal baik
sebagai pelaku, korban, dan saksi.
Klien mengatakan pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan adalah saat klien putus
cinta dengan pacarnya, dan sampai sekarang klien tidak mau menikah.
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Diagnosa keperawatan :
1. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
pandangan mata tajam, raut wajah tegang, cara berjalan kaku, nada bicara ketus.
2. Tanda Vital
o TD: 110/70 mmhg
o N : 82 x/menit
o S : 36 oC
o P : 22 x/menit
3. Ukur:
o TB : 154 cm
o BB: 55 kg
4. Keluhan Fisik
1. Psikososial
2. Genogram
Keterangan:
: Laki Laki
: Perempuan
: Klien
: Tingga serumah
: Meninggal
: Garis Keturunan
: Orang Terdekat
: Garis Perkawinan
Penjelasan:
Klien tinggal dirumah sendirian,kedua orang tuanya sudah meninggal dunia klien merupakan
anak ke-6 dari 7 bersaudara, saudara yang ke-5 merupakan orang yang terdekat baginya.
1. Pola asuh
Klien mengatakan sejak kecil sampai dewasa pasien diasuh dengan didikan keras
1. Pengambilan keputusan
Klien mengatakan bila klien mengalami permasalahan yang menyelesaikan dirinya sendiri
terkadang minta bantuan saudaranya.
1. komunikasi
2. Konsep Diri
3. Citra tubuh
Klien mengatakan menerima keadan tubuhnya yang pendek, klien menyukai bentuk tubuhnya
Karena bentuk tubuhnya seperti tentara.
1. Identitas diri
Klien mengetahui bahwa klien benama H alamatnya dimalang, jenis kelaminnya laki-laki
dan klien bangga menjadi laki-laki. Karena bisa menjadi penguasa. Klien puas dengan
statusnya meskipun klien belum menikah.
1. Peran
klien mengatakan saat dirumah tinggal sendiri dan sebagai kepala keluarga,klien dirumah
bekerja sebagai kuli bangunan dan mengerjakan pekerjaan rumah sendiri. Sedangkan klien
dirumah sakit, klien sebagai pasien dan klien melakukan aktivitas sesuai jadwal diruangan.
1. Ideal diri
Klien mengatakan dulu sebelum masuk rumah sakit klien ingin mempunyai toko sepeda.
Sedangkan saat di rumah sakit, klien ingin segera pulang dan bebas lalu klien ingin bekerja
lagi sebagai kuli bangunan.
1. Harga diri
klien merasa malu, karena orang lain menjauhinya karena dikira gila, dan orang- orang takut
kepadanya.
3. Hubungan Sosial
4. Orang yang berarti/ terdekat:
Klien mengatakan orang yang terdekat adalah kakaknya,karena kakaknya yang sering
perhatian dengan klien.
Klien mengatakan selama dirumah klien jarang mengikuti kegiatan di masyarakat. Seperti
kerja bakti, dll
Pasien mangatakan klien lebih senang duduk sendiri daripada berbicara dengan orang lain
karena merasa dirinya sudah sembuh dan yang lainnya masih gila.
4. Spiritual
5. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang muslim dan tau bahwa Allah adalah
tuhannya, dan klien meyakini bahwa sakitnya itu karena pikirannya sendiri.
1. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan selama dirumah klien jarang sholat, karena malas, sedangkan dirumah
sakit, klien tidak pernah melakukan sholat, karena klien merasatidak enak kalau sholat tidak
di mushollah.
Diagnosa keperawatan :
Status Mental
1. Penampilan
Klien terlihat rambutnya bersih, giginya bersih, tubuh bersih tidak berbau dan cara
berpakaian sudah tepat dan sesuai.
Diagnosa keperawatan :
1. Pembicaraan
klien berbicara dengan intonasi keras dan jelas. klien menjawab semua pertanyaan yang
diberikan, klien juga mengerti isi pembicaraan yang diajukan oleh lawan bicara. klien bicara
apabila ditanya dan klien jarang berbicara dengan temannya.
Diagnosa keperawatan :
1. Aktivitas motorik
Wajah klien tampak tegang, tatapan mata tajam kearah lawan bicara, cara berjalan kaku, klien
juga sering membuat gerakan-gerakan seperti mau meninju.
1. Afek emosi
Afek
Afek adekuat dibuktikan dengan saat diajak bercerita tentang hal-hal yang menyenangkan
klien nampak tersenyum, sebaliknya jika klien diajak bercerita tentang hal yang
menyedihkan, klien terlihat sedih dan menundukan kepalanya.
Diagnosa keperawatan :
Emosi
klien terlihat pandangan mata tajam, raut wajah tegang, seperti ingin marah , cara berjalan
kaku, dan nada bicara ketus
klien kooperatif dapat menjawab pertanyaan dengan sesuai. Posisi berhadapan sesuai dengan
jarak yang aman.tatapan mata klien tajam kearah lawan bicara dan raut wajah tegang.intonasi
suara sedang tetapi jelas.
Diagnosa keperawatan :
1. Persepsi-sensori
Halusinasi pendengaran : klien bicara dan tertawa sendiri,serta klien sering marah-marah
sendiri. Klien mengatakan terkadang dibisiki suara orang seperti menyuruh memukul orang
dan melempar batu kekaca mobil, klien mendengar bisikan itu pada saat dia sedang sendiri,
kurang lebih 1 hari 1-2 kali. Klien tiduran, bicara sendiri, jarang berinteraksi dengan orang
lain.
1. Proses pikir
2. Arus pikir
Pada waktu diajak bicara, klien bicara dengan intonasi keras dan jelas, kecepatan spontan
menjawab isi pembicaraan sesuai apa yang diajukan.
Diagnose keperawatan:
1. Isi pikir
klien selalu tanggap, waktu diajak berbicara tepat sesuai isi yang dibicarakan
Diagnose keperawatan :
1. Bentuk pikir
realistik : cara berfikir klien masuk akal dan sesuai dengan kenyataan.
Diagnosa keperawatan :
1. Tingkat kesadaran
Diagnosa keperawatan :
1. Orientasi
Klien waktu diwawancari,klien dapat mengetahui waktu,tempat dan orang dengan benar dan
jelas. Yang ditandai dengan klian waktu dikaji,ditanya oleh perawat hari ini hari apa ? klien
menjawab hari selasa,klien juga mampu menyebutkan beberapa nama perawat. Tetapi klien
tidak dapan menyebutkan tanggal karena klien lupa.
1. Memori
Diagnosa keperawatan :
Klien dapat menghitung dengan baik saat diberi pertanyaan hitung-hitungan, klien mampu
menjawabnya dengan benar, dan klien dapat memfokuskan konsentrasi dengan baik. Salah
satunya 5+ 4 = 9 dan 25= 10.
Diagnosa keperawatan :
1. Kemampuan penilaian
Klien sudah menyadari dan mampu menilai bahwa suatu masalah yang dilakukan dengan
marah-marah itu sangat merugikan dirinyaa sendiri dan orang lain.
Diagnosa keperawatan :
Klien mengatakan mampu mengenali penyakit yang dideritanya dan tidak mengingkari
terhadap penyakitnya karena klien mampu menyebutkan kenapa klien bisa seperti ini dan
penyebab mengapa klien bisa sakit jiwa.
Diagnosa keperawatan :
Klien mampu makan secara mandiri tanpa bantuan,klien makan 3x sehari dengan komposisi
nasi,sayur,lauk pauk dan klien minum kurang lebih 8 gelas/hari.
Klien mampu melakukan eliminasi dengan baik secara mandiri. BAB 1x dan BAK kurang
lebih 5x sehari. Mandi 2x sehari pagi dan sore.
1. Istirahat tidur
Klien selama ini tidak mengalami gangguan tidur,klien dapat tidur dengan kualitas 6-9
jam/hari. Tidur siang mulai 10.00-11.30 dan tidur malam 21.00-04.30 dan klien sebelum dan
sesudah tidur merapikan tempat tidurnya.
1. Penggunaan obat
Klien mengatakan dirumah sakit selalu minum obat-obatan yg diberikan oleh perawat.yaitu
obat
1. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan dirumah sebagai kuli bangunan,kalau tidak ada kerjaan klien hanya
beristirahat dan melakukan pekerjaan rumah.
Klien mengatakan mengikuti kegiatan dimasyarakat tetapi jarang dan klien sering jalan-jalan
ketempat yg dia suka.
Diagnosa keperawatan:
Mekanisme Koping
Klien mengatakan jika sedang ada masalah klien memilih untuk memendamnya sendiri, klien
juga suka minum-minuman keras dan merokok,serta melampiaskan kemarahan dengan
memukul orang lain.
Klien hanya mengikuti kegiatan kelompok yang sudah direncanakan oleh perawat. Namun
diluar kegiatan tersebut,klien hanya menghabiskan waktu dengan tidur
klien sedikit menarik diri dari lingkungannya karena tidak ada hal yang enak dilakukan dan
merasa malas berhubungan dengan teman-temannya karena tidak ramah.
1. Masalah dengan pendidikan
klien mengatakan pernah sekolah smp,tetapi tidak tamat karena klien bekerja
klien mengatakan tidak ada masalah dengan ekonominya kerena klien dapat memenuhi
kebutuhan sehari-harinya dari uang hasil bekerja sebagai kuli bangunan.
Klien dirawat dirumah sakit jiwa lawang dan memiliki asuransi BPJS kesehatan.
Aspek Pengetahuan
Klien mengatakan tidak mengerti tentang perilaku kekerasan dan cara mengontrolnya, untuk
obat-obatan klien hanya mengetahui warnanya, sedangkan nama ,dosis dan kegunaannya
klien tidak mengetahui. Saat ditanya mengenai hal itu klien terlihat bingung dan tersenyum.
Aspek Medis
1. Diagnosa medis
Axis 2 : pendiam,tertutup
1. Terapi medis
Analisa data
Nama : Tn. H
No. RM : 688XX
DO:
Resiko tinggi perilaku
1.
Klien pernah mengalami aniaya fisik sebagai kekerasan
pelaku yaitu memukul orang lain, merusak kaca
jendela dan kaca mobil dengan cara dilempar dengan
batu
DO:
2. Koping individu inefektif
jika ada masalah klien lebih suka
memendamnya.
DO:
No Data Diagnosa Keperawatan
klien sering tiduran
Bicara sendiri
Pembimbing:
Ahmad Zakiudin, S.Kep
Disusun Oleh :
ISQIYATUL AMANAH
NIM : 011.014
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan praktek keperawatan klinik jiwa dengan judul Asuhan Keperawatan pada Tn T
dengan Gangguan Ekspresi Marah : Perilaku Kekerasan di Bangsal Perkasa RSJD Klaten,
telah disetujui dan disahkan pada :
Hari : Sabtu
Tanggal : 19 Januari 2013
Ruang : Perkasa
Mengetahui :
Mengetahui :
Pembimbing Akademik
Ahmad Zakiuddin, SKM
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelessaikan loporan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn T DENGAN GANGGUAN EKSPRESI MARAH :
PERILAKU KEKERASAN DI BANGSAL PERKASA RSJD KLATEN.
Dalam penyusunan laporan ini penulis mendapat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak
baik moril, materil maupun spiritual, maka perkenankanlah penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Direktur RSJD Soedjarwadi Klaten
2. KH.Sholahudin, selaku pengasuh Pondok Pesantren Al Hikmah
3. Bapak Purnomo, S.Kep selaku pembimbing Klinik yang telah memberikan bimbingan,
dukungan, dan motifasi kepada penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan
4. Bapak Ahmad Zakiuddin, SKM, selaku dosen pembimbing akademik
5. Orang tua yang selalu mendoakan
6. Rekan-rekan dan semua pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan
dalam penyusunan makalah ini
Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari masih banyak kesalahan dan
kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi laporan selanjutnya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa
Akper Al Hikmah pada khususnya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR iii
DASFTAR ISI iv
PENDAHULUAN
A. Latar belakang 1
B. Tujuan penulisan 1
C. Metode penulisan 1
TINJAUAN TEORITIS PERILAKU KEKERASAN
A. Definisi 2
B. Faktor predisposisi 3
C. Faktor prestipasi 3
D. Faktor perilaku 4
E. Mekanisme koping 4
F. Pohon masalah 4
G. Diagnosa keperawatan 5
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian 20
B. Alasan masuk 20
C. Faktor predisposisi 21
D. Faktor presipitasi 21
E. Pemeriksaan fisik 21
F. Psikososial 21
G. Status mental 22
H. Kebutuhan persiapan pulang 23
I. Mekanisme koping 24
J. Aspek medik 24
K. Pohon Masalah 24
L. Diagnosa 25
M. Analisa data 26
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asuhan keperawatan pada gangguan jiwa sekarang merupakan suatu pelayanan yang harus
mendapatkan perhatian khusus dibidang kesehatan. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang semakin pesat akan mengakibatkan persaingan dibidang sosial dan
ekonomi, sehigga dalam kehidupan memungkinkan akan terjadi ketidakmampuan sehingga
akan menyebabkan prosentase penyakit jiwa meningkat.
Dalam kehidupan di masyarakat yang jelas sering terjadi masalah-masalah sehingga
masyarakat yang tidak kuat mental bisa mengalami ketegangan jasmani dan rohani, sehingga
dapat mengganggu kesehatan jiwa seseorang salah satunya adalah Gangguan ekspresi
marah : Perilaku kekerasan .
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Mampu memberikan dan melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan mental yang
komperetensif sesuai dengan teori dan kondisi di lapangan.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengkaji status mental yang dialami oleh penderita gangguan jiwa khususnya
gangguan ekspresi marah : perilaku kekerasan.
b. Dapat merencanakan intervensi yang dilakukan.
c. Dapat melaksanakan implementasi dan mencegah masalah yang dialami penderita
gangguan jiwa.
d. Dapat mengevaluasi hasil ASKEP yang telah diberikan.
C. METODE PENULISAN
Dalam penulisan laporan ini penulis menggunakan metode sebagai berikut :
1. Study kasus yaitu buku-buku dan bacaan yang berhubungan dengan mata kuliah
keperawatan jiwa.
2. Study dokumentasi yaitu dokumentasi klien yang berada di bangsal Perkasa RSJD
DR.RM Soedjarwadi Klaten
3. Wawancara langsung dengan klien dan perawat ruangan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
PERILAKU KEKERASAN
A. Definisi
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang individu mengalami perilaku-
perilaku yang dapat melukai fisik, baik terhadap diri sendiri atau orang lain. ( Towsed Mc,
1998. Hal 62 )
Perilaku kekrasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai diri sendiri, orang lain secara fisik maupun psikologis.
( Berkowlt, 1993 )
Berdasarkan definisi diatas maka perilaku kekerasan dapat dibagi menjadi dua yaitu perilaku
kekerasan secara verbal dan secar fisik. ( Kahner Ebl, 1995 )
B. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Mal Adaptif
C. Faktor predisposisi
1. Faktor biologis
a. Teori Dorongan Naluri ( Instintural drive Theory )
Disebabkan oleh suatu dorongan kebutuhan dasar yang sangat lewat.
b. Teori Psikosomatik ( Psychomatic Theory )
Pengalaman rasa marah adalah sebagai akibat dari respon psikologis terhadap stimulus
eksternal, internal maupun lingkungan.
2. Faktor psikologis
a. Teori Agresi Frustasi ( Frustation Aggression theory )
Frustasi terjadi apabila keinginan individu untuk mencapai sesuatu gagal sehingga akan
mendorong perilaku agresif.
b. Teori Perilaku ( Behavorational Theory )
Kemarahan adalah respon belajar, hal ini dapat dicapai bila fasilitas atau suatu yang
mendukung.
3. Faktor sosial kultural
a. Teori lingkungan sosial ( Social Environment )
Lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap individu untuk mengekspresikan marah.
b. Teori Belajar Sosial ( Soccial Learning Theory )
Perilaku agresif dapat dipelajari secara langsung imitasi dari proses sosialitas.
D. Faktor presipitasi
Stressor :
1. Stressor, dari luar ( serangan fisik, kehilangan, kematian )
2. Stressor dari dalam ( putus hubungan, kehilangan rasa cinta, menurunnya prestasi kerja,
rasa bersalah yang tidak dapat dikendalikan )
E. Tanda dan Gejala
1. Muka merah
2. Pandangan tajam
3. Otot tegang
4. Nada suara tinggi
5. Berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak memukul jika tidak
senang
F. Faktor perilaku
1. Menyerang atau menghindar
2. Menyatakan dengan jelas
3. Memberontak ( Acting out )
4. Kekerasan, amuk ( Violence )
G. Mekanisme koping
Mekanisme koping yang sering digunakan Klien dengan gangguan ekspresi marah : perilaku
kekerasan adalah :
Persaingan dibidang pekerjaan atau sekolah
Olah raga dan permainan
Musik
Bacaan film dan drama
Kegiatan
Sublimasi, mengalihkan keinginan bawah sadar yang disadari kepada cita-cita yang lebih
luhur.
H. Pohon masalah
Akibat Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
I. Diagnosa keperawatan
3. Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku
kekerasan.
4. Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah.
LAPORAN PENDAHULUAN
A. MASALAH UTAMA
Perilaku kekerasan
C. POHON MASALAH
Perilaku kekerasan
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku
kekerasan
2. Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah
c. Kontrak
Topik : Bagaimana kalau sekarang kita bercakap-cakap tentang perasaan marah Bapak ?
Tempat : Bapa mau dimana kita bercakap-cakapnya ? bagaimana kalau di tempat itu ?
Waktu : Mau berapa lama kita bercakap-cakap ? bagaimana kalau 10 menit saja.
2. Fase kerja
Coba Bapak ceritakan lagi tentang perasaan marah yang Bapak alami ?
Saat ini apakah Bapak juga lagi merasa jengkel ?
Penyebabnya ada Bapak ?
Apa yang membuat Bapak selalu ingin memukul orang ?
Apa penyebabnya ?
Apa sebelumnya Bapak suka memukul orang ?
Apa penyebabnya ?
3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif : Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang perasaan
marah yang Bapak alami ?
Obyektif : Coba sekarang Bapak sebutkan apa saja yang menyebabkan Bapak marah ?
bagus
b. Rencana tindak lanjut
Baiklah Bapak waktu kita sudah habis nanti Bapak cerita penyebab marah yang belum Bapak
ceritakan pada saya. Ya Pak.
c. Kontrak
Topik : Nah Bapak nanti kita akan berbicara tentang apa saja tanda-tanda perilaku
kekerasan dan cara marah yang biasa Bapak lakukan.
Tempat : Mau bicara dimana Bapak ? baiklah.
Waktu : Lalu kira-kira jam berapa kita bisa bertemu ? baiklah, sampai nanti Bapak
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Pertemuan II
A. Proses keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien dapat menyebutkan penyebab marah
2. Diagnosa keperawatan
Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan
3. Tujuan khusus
3) Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
4) Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
5) Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
4. Rencana tindakan keperawatan
Anjurkan Klien mengungkapkan yang dialami saat marah atau jengkel
Observasi tanda perilaku kekerasan pada sikap
Simpulkan bersama Klien tanda-tanda jengkel atau kesal yang dialami Klien
Anjurkan Klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
Bantu Klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
Bicarakan dengan Klien apakah dengan cara yang Klien lakukan masalahnya selesai ?
4.1 Bicarakan akibat atau kerugian dari cara yang dilakukan Klien
4.2 Bersama Klien menyimpulkan akibat cara yang digunakan oleh Klien
3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif : Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang tanda-tanda
perilaku kekerasan, cara marah yang biasa Bapak lakukan dan akibat dari tindakan Bapak
tersebut.
Obyektif : Nah Bapak, sekarang coba apa saja tanda-tanda dari perilaku kekerasan ? bagus.
Lalu cara apa saja yang biasa Bapak lakukan saat marah ? apa itu merupakan tindakan yang
bagus ? lalu apa akibatnya jika Bapak marah sampai memukul ?
b. Rencana tindak lanjut
Baiklah, Bapak sudah banyak yang kita bicarakan, nanti coba diingat-ingat lagi tanda-tanda
perilaku kekerasan. Cara yang biasa Bapak lakukan dan akibat yang timbul dari tindakan
yang biasa Bapak lakukan Ya Bapak? bagus.
c. kontrak
Topik : Apa Bapak masih ingat kita akan membicarakan apa ?siang ini kita akan
mempelajari tentang tanda-tanda perilaku kekerasan dan cara marah yang biasa Bapak
lakukan serta akibatnya.
Tempat : Dimana kita akan bercakap-cakap Pak ?
Waktu : Mau berapa lama Bapak ? bagaimana kalau 10 menit.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Pertemuan III
A. Proses keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien dapat menyebutkan tanda dan gejala marah, cara marah yang biasa dilakukan serta
akibat yang terjadi.
2. Diagnosa keperawatan
Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan
3. Tujuan khusus
1) Klien dapat mengidentifikasi cara kontruktif dalam merespon terhadap kemarahan
2) Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan
4. Rencana tindakan keperawatan
4.1 Tanyakan pada Klien apa ia ingin mempelajari cara baru yang sehat.
4.2 Beri pujian jika Klien mengetahui cara lain yang sehat.
4.3 Diskusikan dengan Klien cara lain yang sehat.
a. Secara fisik
Tarik nafas dalam jika sedang kesal / memukul bantal, kasur atau olah raga atau pekerjaan
yang memerlukan tenaga
b. Secara verbal
Katakan anda sedang kesal / tersinggung / jengkel ( saya kesal anda berkata seperti itu, saya
marah karena mama tidak memenuhi keinginan saya )
c. Secara sosial
Lakukan dalam kelompok cara cara marah yang sehat, latihan asertif. Latihan manajemen
perilaku kekerasan.
d. Secara spiritual
Anjurkan Klien sembahyang, berdoa / ibadah lain, meminta pada Tuhan untuk diberi
kesabaran, mengadu kepada Tuhan kekerasaan / kejengkelan.
5.1 Bantu Klien memilih cara yang paling tepat untuk Klien
5.2 Bantu Klien mengidentivikasi manfaat cara yang dipilih
5.3 Bantu Klien untuk menstimulasi cara tersebut ( Role play )
5.4 Beri reinforcement positif atau keberhasilan klien menstimulasi cara tersebut
5.5 Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah dipelajari saat jengkel / marah
A. Proses Keperawatan.
1. Kondisi klien.
Klien dapat menyebutkan tanda dan gejala marah, cara marah yang biasa dilakukan serta
akibat yang terjadi.
2. Diagnosa keperawatan.
Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan.
3. Tujuan khusus.
Klien dapat menggunakan obat-obatan yang diminum dan kegunaannya (jenis, dosis dan
efek).
4. Rencana tindakan keperawatan.
4.1 Jelaskan jenis-jenis obat yang diminum klien pada klien.
4.2 Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian minum obat tanpa seizin dokter.
4.3 Jelaskan prinsip benar minum obat (baca nama yang tertera pada botol ? obat, dosis obat,
waktu dan cara minum).
4.4 Ajarkan Klien minta obat dan minum tepat waktu.
4.5 Anjurkan klien melaporkan pada perawatan / dokter jika merasakan efek yang tidak
menyenengkan.
4.6 Beri pujian jika Klien minum obat dengan benar.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Tn. T
Umur : 29 Tahun
Alamat : Jenggotan Pranggon Andong Boyolali
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : MI
Pekerjaan : Pedagang
No. CM : 03 74 38
B. Penganggung Jawab
Nama : Tn. J
Hubungan dengan Klien : Ayah Kandung
Alamat : Jenggotan Pranggon Andong Boyolali
II. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan sering marah karena tidak bisa hidup seperti orang lain yang normal,
terkadang mengamuk, mengancam hingga memukul orang.
III. ALASAN MASUK
2 hari sebelum masuk rumah sakit klien bingung, labil, marah marah, mengamuk
mengancam, gelisah, sulit tidur, hyperaktif, bicara kacau dan bicara sendiri, sulit
dikendalikan, memukul orang lain.
Perilaku Kekerasan
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Pada kasus perilaku kekerasan yang dialami pada Tn. T tindakan yang dilakukan sesuai
dengan konsep teori adalah membina hubungan saling percaya, membantu klien
mengungkapkan penyebab perasaan jengkel atau marah, membantu klien mengidentifikasi
tanda-tanda perilaku kekerasan, membantu mengungkapkan akibat atau kerugian dari cara
yang digunakan klien, membantu klien mengidentifikasi cara yang konstruktif dalam
berespon terhadap kemarahannya dan mengajarkan cara untuk menyalurkan energy marah
yang sehat agar tidak menciderai diri sendiri, oarng lain dan lingkungan.
(Budi Anna Keliat , S.Kp 1998)
Saran
Untuk pasien :
Usulan penulis pada klien dengan ekspresi marah untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
1. Hindarkan hal-hal yang bisa menyebabkan marah yaitu mengungkit masalah tentang
keinginan yang tidak terpenuhi, menjauhi hal-hal yang menyebabkan klien jengkel.
2. Ekspresikan marah dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti dan diterima
tanpa menyakiti orang lain
3. Anjurkan klien untuk mengikuti kegiatan atau aktivitas sehari-hari baik didalam ruangan
maupun diluar ruangan.
4. Anjurkan klien minum obat secara teratursesuai dengan ketentuan dokter.
5. Anjurkan klien kontrol dengan teratur setelah pulang dari rumah sakit
Untuk perawat :
1. Perawat perlu mengeksplorasikan perasaan marah dengan : mengkaji pengalaman marah
masa lalu dan bermain peran dalam mengungkapkan marah.
2. Perawat perlu mengembangkan tingkah laku asertif bagi klien yaitu menganjurkan pada
klien untuk mengungkapkan perasaannya secara berkelompok misal dengan keluarga untuk
dapat pemecehan masalahya.
3. Perawat perlu mengembangkan dan menyalurkan nergi kemarahannya dengan cara yang
konstruktif.
4. Melakukan aktivitas fisik seperti olahraga, lari pagi, angkat berat dan aktivitas lain yang
membantu relaksasi otot seperti olahraga.
5. Mengikutsertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok.
Untuk mahasiswa :
1. Tingkatkan semangat individu dan kerjasama kelompok, mengelola kasus kelompok agar
dapat memberikan asuhan keperawatan secara profesional.
2. Mempersiapkan diri baik fisik maupun materi sebelum praktek khususnya dalam bidang
keperawatan jiwa.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Anna Kelliat, 2005, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta. EGC
Keliat, B.A. (1999). Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial, Menarik diri. Jakarta
: FKUI
Stuart GW, Sunden . 1998 . Buku Saku Keperawatan Jiwa . Jakarta EGC