Sie sind auf Seite 1von 17

TUGAS TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN


DOSEN: KHAYAN, SKM, M. Kes

OLEH:
ADWAN HARTONO
NPM: 081510042
AHMAD
NPM: 081510104
THERESIA ELSY ANJIU
NPM: 081510117
DADANG SUDIRMAN
NPM: 091510171
YANTI MARYATI
NPM: 081510615

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang atas berkat dan karunia-Nya kami
mampu menyelesaikan makalah mata kuliah Toksikologi Lingkungan mengenai bahan kimia
Alkohol ini tepat pada waktunya. Tidak lupa juga kami ucapkan banyak terima kasih kepada
seluruh teman-teman yang telah memberikan saduran dan berbagai pustaka yang berkaitan dengan
makalah ini sehingga makalah ini rampung.
Makalah ini merupakan tugas akhir mid semester VI di Universitas Muhammadiyah
Pontianak, Fakultas Ilmu Kesehatan, Peminatan Kesehatan Lingkungan yang diampu oleh Bapak
Khayan, SKM, M. Kes. Pada kesempatan kali ini kami ditugaskan untuk menyusun makalah
mengenai toksikologi bahan alkohol.
Kami sangat berharap makalah ini telah memenuhi sarat untuk dapat diterima dan dinilai
sebagaimana mestinya. Semoga makalah ini juga dapat memberikan informasi mengenai alkohol,
walaupun mungkin masih banyak informasi yang terlewatkan oleh kami.

Pontianak, Mei 2011


Adwan Hartono, Ahmad, Theresia Elsy Anjiu, Dadang Sudirman
ALKOHOL

Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang untuk
minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai
bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan
alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya
alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi.
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun yang
memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom
hidrogen dan/atau atom karbon lain.
Jenis-jenis alkohol
Alkohol dapat dibagi kedalam beberapa kelompok tergantung pada bagaimana posisi gugus -OH dalam
rantai atom-atom karbonnya. Masing-masing kelompok alkohol ini juga memiliki beberapa perbedaan
kimiawi.
Alkohol Primer
Pada alkohol primer(1), atom karbon yang membawa gugus -OH hanya terikat pada satu gugus alkil.
Beberapa contoh alkohol primer antara lain:

Perhatikan bahwa tidak jadi masalah seberapa kompleks gugus alkil yang terikat. Pada masing-masing
contoh di atas, hanya ada satu ikatan antara gugus CH2 yang mengikat gugus -OH dengan sebuah gugus
alkil.
Ada pengecualian untuk metanol, CH3OH, dimana metanol ini dianggap sebagai sebuah alkohol primer
meskipun tidak ada gugus alkil yang terikat pada atom karbon yang membawa gugus -OH.
Alkohol sekunder
Pada alkohol sekunder (2), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan langsung dengan dua
gugus alkil, kedua gugus alkil ini bisa sama atau berbeda.
Contoh:

Alkohol tersier
Pada alkohol tersier (3), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan langsung dengan tiga gugus
alkil, yang bisa merupakan kombinasi dari alkil yang sama atau berbeda.
Contoh:

Sifat-sifat fisik alkohol


Secara umum senyawa alkohol mempunyai beberapat sifat, sebagai berikut :
1) Mudah terbakar
2) Mudah bercampur dengan air
3) Bentuk fasa pada suhu ruang :
dengan C 1 s/d 4 berupa gas atau cair
dengan C 5 s/d 9 berupa cairan kental seperti minyak
dengan C 10 atau lebih berupa zat padat
4) Pada umumnya alkohol mempunyai titik didih yang cukup tinggi dibandingkan
alkananya. Hal ini disebabkan adanya ikatan hidrogen atas molekulnya.
Pembuatan Alkohol
a) Metanol
Metanol adalah jenis alkohol yang bersifat racun keras, dapat menyebabkan kebutaan dan kematian.
Metanol biasanya dibuat dan campuran CO dan H2 menggunakan katalis ZnO atau Cr2O3pada suhu
4000C dan tekanan 200 atm.
b) Etanol
Berbeda dengan metanol etanol merupakan senyawa alkohol yang tidak bersifat racun. Etanol dapat
dibuat dari fermentasi karbohidrat.

Beberapa Reaksi Spesifik dari Alkohol


Reaksi dengan logam aktif
Atom H dari gugus OH dapat disubstitusi oleh logam aktif seperti natrium dan kalium, membentuk
alkoksida dan gas hidrogen. Reaksi ini mirip dengan reaksi natrium dengan air, tetapi reaksi dengan air
berlangsung lebih cepat. Reaksi ini menunjukkan bahwa alkohol bersifat sebagai asam lemah (lebih
lemah daripada air).

Substitusi Gugus OH oleh Halogen


Gugus OH alkohol dapat disubstitusi oleh atom halogen bila direaksikan dengan HX pekat, PX3 atau
PX5 (X= halogen).
Contoh:
Oksidasi Alkohol
Alkohol sederhana mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air. Oleh karena itu, etanol
digunakan sebagai bahan bakar spirtus (spiritus). Reaksi pembakaran etanol, berlangsung sebagai berikut:

Dengan zat-zat pengoksidasi sedang, seperti larutan K2Cr2O7 dalam lingkungan asam, alkohol teroksidasi
sebagai berikut:
- Alkohol primer membentuk aldehida dan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk asam
karboksilat.

- Alkohol sekunder membentuk keton.

- Alkohol tersier tidak teroksidasi.

Reaksi oksidasi etanol dapat dianggap berlangsung sebagai berikut:

Etanal yang dihasilkan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk asam asetat. Hal ini terjadi karena
oksidasi aldehida lebih mudah daripada oksidasi alkohol.

Pembentukan Ester (Esterifikasi)


Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat membentuk ester dan air.

Dehidrasi Alkohol
Jika alkohol dipanaskan bersama asam sulfat pekat akan mengalami dehidrasi (melepas molekul air)
membentuk eter atau alkena. Pemanasan pada suhu sekitar 1300C menghasilkan eter, sedangkan
pemanasan pada suhu sekitar 1800C menghasilkan alkena. Reaksi dehidrasi etanol berlangsung sebagai
berikut:
Penggunaan Alkohol
Beberapa penggunaan senyawa alkohol dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
1) Pada umumnya alkohol digunakan sebagai pelarut.
Misal : lak dan vernis
2) Etanol dengan kadar 76% digunakan sebagai zat antiseptik.
3) Etanol juga banyak sebagai bahan pembuat plastik, bahan peledak, kosmestik.
4) Campuran etanol dengan metanol digunakan sebagai bahan bakar yang biasa dikenal dengan nama
Spirtus.
5) Bahan bakar otomotiv
6) Bahan pengawet
7) Etanol banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan minuman keras

Alkohol di dalam Tubuh Manusia


Alkohol yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami serangkaian proses biokimia. Menurut Zakhari
(2006), metabolisme alkohol melibatkan 3 jalur, yaitu:

a. Jalur Sitosol/Lintasan Alkohol Dehidrogenase : Jalur ini adalah proses oksidasi dengan melibatkan
enzim alkohol dehidrogenase (ADH). Proses oksidasi dengan menggunakan ADH terutama terjadi di
dalam hepar. Metabolisme alkohol oleh ADH akan menghasilkan asetaldehid. Asetaldehid merupakan
produk yang sangat reaktif dan sangat beracun sehingga menyebabkan kerusakan beberapa jaringan
atau sel.

b. Jalur Peroksisom/Sistem Katalase : Sistem ini berlangsung di dalam peroksisom dengan


menggunakan katalase. Pada jalur ini diperlukan H2O2. Sistem ini diperlukan ketika kadar alkohol di
dalam tubuh meningkat.

c. Jalur Mikrosom : Jalur ini juga sering disebut dengan sistem SOEM (Sistem Oksidasi Etanol
Mikrosom). Sistem ini melibatkan enzim sitokrom P450 yang berada dalam mikrosom. Oleh ketiga
jalur tersebut alkohol akan diubah menjadi asetaldehid, kemudian akan diubah menjadi asetat oleh
aldehid dehidrogenase di dalam mitokondria. Alkohol yang masuk ke saluran pencernaan akan
diabsorbsi melalui dinding gastrointestinal, tetapi lokasi yang efisien untuk terjadi absorbsi adalah di
dalam usus kecil. Setelah diabsorbsi, alkohol akan didistribusikan ke semua jaringan dan cairan tubuh
serta cairan jaringan. Sekitar 90-98% alkohol yang diabsorbsi dalam tubuh akan mengalami oksidasi
dengan enzim, sedangkan 2-10%nya diekskresikan tanpa mengalami perubahan, baik melalui paru-
paru maupun ginjal. Sebagian kecil akan dikeluarkan melalui keringat, air mata, empedu, cairan
lambung, dan air ludah.

Metabolisme Alkohol Dalam Tubuh


Metabolisme alkohol terutama terjadi di dalam hati. Bila diminum dalam dosis rendah, alkohol dipecah
oleh enzim alkohol dehidrogenase menjadi asetaldehida (hampir 95% etanol dalam tubuh akan teroksidasi
menjadi asetaldehid dan asetat, sedangkan 5% sisanya akan dieksresi bersama urin). Enzim ini
membutuhkan seng (Zn) sebagai katalisator. Asetaldehida kemudian diubah menjadi asetil KoA, lagi-lagi
oleh enzim dehidrogenase. Kedua reaksi ini membutuhkan koenzim NAD. Ion H yang terbentuk diikat
oleh NAD dan membentuk NADH. Asetil KoA kemudian memasuki siklus asam trikarboksilik (TCA),
yang kemudian menghasilkan NADH, FADH2, dan GTP yang digunakan untuk membentuk adenosin
trifosfat (ATP), yaitu senyawa energi tinggi yang berperan sebagai cadangan energi yang mobile di dalam
sel. Namun bila alkohol yang diminum banyak, enzim dehidrogenase tidak cukup untuk memetabolisme
seluruh alkohol menjadi asetaldehida. Sebagai penggantinya hati menggunakan sistem enzim lain yang
dinamakan Microsomal Ethanol Oxidizng System (MEOS).

Asetaldehida yang dihasilkan dari pemecahan alkohol oleh enzim dehidrogenase, manakala
berinteraksi kembali dengan alkohol akan menghasilkan senyawa yang susunannya mendekati morfin,
hingga bisa menyebabkan orang jadi kecanduan alkohol atau alkoholik. Selain lebih mendekatkan diri
pada situasi mati konyol, jika ternyata memiliki umur panjang, alkoholik cenderung terancam rupa-rupa
penderitaan.
Ancaman pertama yang akan menimpa yaitu menurunnya konsumsi zat makanan lain yang
dibutuhkan untuk menjaga kesehatan, menyebabkan berbagai bentuk malnutrisi. Ini terjadi karena
alkoholik umumnya kurang sensitif terhadap rasa lapar, gara-gara kebutuhan energinya telah dipasok
alkohol.
Bentuk malnutrisi yang paling umum ialah defisiensi folat, tiamin, dan piridoksin, akibat metabolisme
etanol menjadi asetaldehid, yang merangsang hidrolisis gugus fosfat koenzim tersebut dan rendahnya
kadar Mn, Co, dan Zn dalam darah.
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan metabolisme dan penyerapan alkohol oleh
tubuh manusia, antara lain :
1. Jenis dan besar kadar alkohol yang diminum.
Makin tinggi kadar alkohol yang diminum maka makin cepat dan banyak alkohol yang dapat diserap oleh
tubuh manusia. Jenis minuman alkohol juga menentukan besar kadarnya.
2. Jumlah alkohol yang diminum.
Makin banyak alkohol yang diminum maka makin tinggi kadar alkohol yang dapat ditemukan dalam
tubuh.
3. Keadaan mukosa lambung dan usus.
Adanya makanan dan jenis makanan tertentu dalam lambung saat mengkonsumsi alkohol dapat
penyerapan. Jumlah alkohol yang dapat diserap tergantung pada seberapa cepat lambung mengkosongkan
isinya. Jika seseorang minum alkohol setelah makan (makanan yang mengandung karbohidrat, protein
dan lemak), maka kecepatan alkohol yang dapat diserap tubuh menjadi tiga kali lebih lambat daripada
saat lambung dan usus kosong.
4. Jumlah kandungan air dalam tubuh.
Semakin besar tubuh manusia semakin banyak kandungan air di dalamnya karena hampir 2/3 dari berat
badan manusia terdiri dari air. Alkohol dapat bercampur dengan air sehingga kepekatan alkohol dalam
darah berkurang.
5. Berat badan manusia.
Respon tubuh terhadap alkohol antara orang kurus dan gemuk adalah berbeda. Hal ini disebabkan orang
yang lebih kurus dan kecil mempunyai volume atau jumlah darah yang lebih sedikit dan organ hatinya
juga lebih kecil. Oleh karena itu, level alkohol dalam darah yang mengalir ke organ hati akan lebih besar
dan mungkin akan lebih besar lagi saat darah mengalir meninggalkan organ tersebut.
6. Jenis kelamin.
Metabolisme dan penyerapan alkohol pada wanita berbeda dengan pria. Wanita mempunyai konsentrasi
alkohol darah (BAC) lebih tinggi setelah mengkonsumsi minuman beralkohol yang sama banyaknya
dengan yang dikonsumsi oleh seorang pria. Kemampuan alkohol dalam tubuh wanita untuk
memetabolisme enzim ADH dalam perut lebih lemah daripada pria. Selain itu, wanita memiliki
kemungkinan yang lebih besar untuk terjadinya penyakit hati, kerusakan otot jantung dan kerusakan otak.
Wanita juga memiliki kandungan air dalam tubuh lebih sedikit dari pria, sehingga konsentrasi alkohol
dalam darah lebih besar jika minum dengan jumlah yang sama dan berat badan juga sama dengan seorang
pria.
7. Kebiasaan minum.
Minuman beralkohol adalah sumber utama energi-misalnya, enam pint bir berisi sekitar 500 kkal dan
setengah liter wiski berisi 1650 kkal. Kebutuhan energi sehari-hari bagi seorang pria sedang aktif adalah
3.000 kkal dan untuk wanita 2200 kkal, setengah botol wiski adalah setara dalam hal molar sampai 500 g
aspirin atau 1,2 kg tetrasiklin. Bila seseorang terbiasa minum alkohol maka makin cepat pula penyerapan
oleh tubuhnya.Ketika kadar alkohol di dalam darah mencapai 0,050%, efek depresan dari alkohol mulai
bekerja, sementara pada kadar alkohol 0,1%, syaraf-syaraf motorik mulai terpengaruh. Berjalan,
penggerakan tangan dan berbicara mulai sedikit ada nampak perbedaan. Di beberapa negara bagian di
Amerika Serikat, kadar mabuk didefinisikan sebagai kadar alkohol yang mencapai 0,1% di dalam darah.
Dalam undang-undang mengenai keamanan berkendaraan di jalan raya di beberapa negara bagian di AS,
keadaan mabuk bahkan didefinisikan lebih rendah lagi, yaitu sekitar 0,05% kadar alkohol dalam darah.
Pada kadar alkohol 0,2% dalam darah, syaraf motorik seseorang benar-benar terlumpuhkan dan keadaan
emosi orang tersebut mulai terganggu. Marah-marah, merasa jagoan, dan bicara layaknya seorang yang
sok berani, biasanya mulai terlihat apalagi jika ada orang yang tidak mabuk yang mengatakan bahwa ia
mabuk. Sedangkan dalam kadar 0,3%, si pemabuk benar-benar dalam keadaan kacau dan bisa kolaps atau
jikalau ia mendapatkan stimulus dari luar ia akan sangat sulit bereaksi dengan baik. Lantas dengan kadar
alkohol 0,4 hingga 0,5% dalam darah, orang akan berada dalam keadaan koma, dan beberapa bagian di
otak yang mengatur detakan jantung dan pernafasan akan sangat terganggu sehingga dapat
menimbulkan kematian!.
Data toxikologi:
LD50/oral/tikus: 7060 mg/kg (literature data)
LC50/inhalation/tikus: 38 mg/l/10 h (literature data)
Efek Alkohol
Efek: Akut
Tertelan: Kecelakaan tertelannya ethanol dalam industri sangat dihindari. Menelan ethanol
dapat menyebabkan reaksi mabuk dan gangguan sistem saraf pusat.
Sejumlah 50 - 100 ml ethanol yang diminum oleh seorang pekerja dengan berat 70kg
dapat mengakibatkan keamanan kerja terganggu. Efek yang dapat timbul berupa
eksitasi, euphoria, sakit kepala, rasa lesu, mengantuk, pandangan kabur, dan
kelelahan.
Mata: Dalam
Uap jumlah
ethanol banyak
dapat dapat mengakibatkan
mengiritasi mata. Cairan keracunan
dan embunakut,
etaholgemetar, kejang, hilang
selain mengiritasi mata
juga akan merusak kornea mata.
Kulit: Kontak kulit dapat mengakibatkan iritasi ringan dan kemerahan.
Terhirup: Uap ethanol menyebabkan iritasi pada membran mukosa dan saluran pernafasan.
Inhalasi uap ethanol dalam jumlah besar dapat mengakibatkan efek mabuk atau sakit
kepala, mual, koordinasi kacau, narkosis (ngantuk) dan muntah.
Gejala awal dapat timbul pada konsentrasi di udara 1000 sampai 5000 ppm.
Efek: Kronik
Paparan dalam jangka waktu lama berupa tertelan atau inhalasi berulang dapat menyebabkan degenerasi
pada hati, ginjal, saluran pencernaan dan otot jantung.
Kontak pada kulit telalu lama atau sering dan kontaminasi berat pada kulit dapat menyebabkan
kulit kering dan pecah-pecah dan/atau dermatitis dengan kemerahan, gatal. Dapat terjadi infeksi
sekunder. Paparan dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan gejala sistem saraf pusat.

Catatan Tambahan
Iritasi hidung dan mata dapat saja terjadi pada konsentrasi dibawah level standar. Efek kesehatan pada
pekerja merupakan hasil dari total paparan terelan, terhirup, dan melalui kulit.
Di dalam area tempat kerja, dimana level standar diterapkan, maka perlu diperhatikan:

- Individu dengan kondisi awal memiliki gangguan fungsi hati, gangguan pernafasan dan kulit,
akan memiliki resiko yang lebih besar.

- Ethanol dapat mempengaruhi kesuburan reproduksi.

- Konsumsi obat-obatan akan ikut mempengaruhi kesehatan.

- Paparan pada wanita hamil dapat menyebabkan efek serius pada bayi baru lahir yang disebut
"foetal alcohol syndrome".

National Occupational Health & Safety Commission in Australia (NOHSC) Komisi nasional kesehatan
dan keselamatan kerja Australia tidak mengklasifikasikan ethanol sebagai carcinogen.
International Agency for Research on Cancer (IARC) Agen penelitian kanker internasional
mengevaluasi ethanol sebagai karsinogen dalam bentuk minuman beralkohol, tetapi belum diketahui
efeknya jika sebagai paparan di tempat kerja.
Kadar alkohol dalam darah yang melebihi 0.05g/100ml memberikan efek hilang koordinasi pada operator
mesin.

Pertolongan Pertama
Tertelan: Dalam jumlah kecil, jika sadar beri banyak minum air putih. Sampai keadaan
benar-benar pulih, tidak diperkenankan melakukan pekerjaan.
Jangan memberikan apapun per oral, atau merangsang untuk muntah jika terjadi
ketidak sadaran.
Mata: Cuci mata dengan air bersih mengalir minimal 15 menit. Segera ke sarana
kesehatan jika iritasi berlanjut atau terjadi hilang penglihatan.
Kulit: Segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi. Cuci kulit dengan air.
Cuci bersih pakaian sebelum digunakan kembali.
Terhirup: Segera menuju udara segar. Jika terjadi mabuk atau iritasi saluran nafas,
kelemahan, mual atau sakit kepala, segera ke sarana kesehatan.
Pada kasus tidak sadar, posisikan pada posisi koma. Perlu dilakukan nafas
buatan jika terjadi henti nafas.
Fasilitas Pertolongan Safety showers, eye wash stations dan First Aid kits.
Pertama:
Saran ke dokter: Perawatan sesuai gejala, seperti pada kasus narkosis.

Pencegahan Kebakaran
Kemampuan Terbakar: Cairan sangat mudah terbakar. Dapat membentuk campuran mudah
terbakar dengan udara. Terbakar dengan api tak berwarna. Uap
lebih berat dari udara sehingga dapat meyebar di lantai/permukaan
tanah; memungkinkan terjadi semburan api balik.
Mengalirkan ke saluran air atau IPAL dapat menyebabkan kebakaran.
Isolasi tempat dalam radius minimal sejauh 800 meter jika tangki
Media pemadam yang cocok: Busa tahan alkohol sangat baik digunakan, tapi jika tidak ada dapat
digunakan semprotan air. Dapat juga digunakan bahan kimia kering
atau carbon dioksida.
Bahaya dari produk carbon monoxide dan/atau carbon dioxide.
pembakaran:
Penanganan dan Penyimpanan
Penanganan: Gunakan pada tempat dengan ventilasi yang baik dan terhindar dari
percikan api.
Penyimpanan: Simpan dalam wadah tertutup rapat pada tempat yang dingin, kering,
terisolasi dan berventilasi baik jauh dari panas, sumber api dan
bahaya api. Jauhkan dari zat yang mudah teroksidasi. Wadah selalu
ditutup rapat dan lakukan pemeriksaan kebocoran. Jangan makan,
minum, atau merokok di lokasi penyimpanan.
Wadah kosong masih meninggalkan residu yang berbahaya. Jangan
memahat, melobangi, solder, bor, grinda atau mengekspos wadah ke
tempat panas, api, percikan, listrik statik, atau sumber penyalaan
lainnya.
Jangan dilakukan: Menyimpan bersama bahan peledak, gas mudah terbakar, gas
beracun, substansi yang dapat terbakar spontan, agen pengoksida,
periksida organik, substansi radioaktif.

PENGENDALIAN PAJANAN / PERLINDUNGAN DIRI


Standar Pajanan: Ethanol:
TWA - 1000 ppm (1880 mg/m3)
Catatan: Paparan kepada atmosfer bebas harus diupayakan lebih rendah dari
standar paparan di lingkungan kerja.
Satandar pajanan ini merupakan panduan untuk digunakan dalam
pengendalian bahaya kerja. Tidak dapat digunakan sebagai penentu
batas konsentrasi aman dan bahaya. Dan bukan sebagai ukuran
toksisitas.
TWA (Time Weighted Average): merupakan rata-rata waktu kerja
selama delapan jam sehari, dan lima hari seminggu. Dimana
sepanjang pengetahuan yang ada konsentrasi tersebut tidak
menimbulkan gangguan kesehatan, atau ketidaknyamanan kepada
seluruh pekerja.
Nilai batas biologi: No biological limit allocated.
Pengendalian Rancang Bangun
Ventilasi: Ventilasi harus mamgpu mengalirkan uap ethanol yang terbentuk.
Penanganan khusus untuk Wadah yang kosong masih memiliki residu yang mudah terbakar,
perangkat yang hindarkan dari sumber api dan percikan api, atau melakukan hal
terkontaminasi: yang bisa menimbulkan percikan api pada wadah. Lakukan
pencucian dengan air dan sabun.
Uap ethanol lebih berat dari udara - cegah penumpukan konsentrasi
pada cekungan. Jangan memasuki ruangan sempit dimana terjadi
penumpukan konsentrasi. Selalu menutup rapat wadah saat ethanol
tidak digunakan.
Perlindungan Diri
Personal Hygiene Pakaian pelindung (sarung tangan, dan lainnya) untuk menghindari
kontak kulit. Selalu cuci tangan sebelum merokok, minum, makan,
atau ke WC.
Perlindungan Kulit: Hindarkan kontak bahan dengan kulit.
Perlindungan Mata: Hindari kontak bahan ke mata dengan menggunakan kacamata
tertutup.
Menyediakan tempat dan alat cuci mata di tempat-tempat dimana
bahan ditangani.
Perlindungan pernafasan: Tidak diperlukan jika rancang bangun dapat secara adequat menjaga
konsentrasi di bawah standar.
Jika terjadi peningkatan konsentrasi, gunakan masker oksigen.
PHYSICAL AND CHEMICAL PROPERTIES

Appearance: Clear colourless liquid


Odour: Ethanol odour detectable at 80 - 100 ppm.
pH, at stated concentration: Not available
Vapour Pressure: 44 mm Hg @ 20C
Vapour Density: 1.59 (air = 1)
Boiling Point/range (C): 78C (Ethanol)
Freezing/Melting Point (C): -117C
Solubility: Complete
Specific Gravity (H2O = 1): Approximately 0.8
FLAMMABLE MATERIALS
Flash Point: 13C (Ethanol)
Flash Point Method: Abel closed cup
Flammable (Explosive) Limit - Upper: 19%

Flammable (Explosive) Limit - Lower: 3.5%

Autoignition Temperature: 392C

ADDITIONAL PROPERTIES
Evaporation Rate: 253 (n-Butyl Acetate = 100)
Molecular Weight: Not available
Volatile Organic Compounds Content 100%
(VOC):
(as specified by the Green Building Council of
Australia)
% Volatiles: 100%

Untuk memusnahkannya dapat dengan cara dibakar dengan pengawasan, dan tetap pada
peraturan penanganan yang ada.
Produk harus ditempatkan pada wadah dan tidak diperbolehkan dibuang ke sistem pengolah
limbah, drainase, atau saluran air, karena dapat memicu kebakaran di alam. Wadah yang kosong
harus didekontaminasi dengan sabun dan air.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Alkohol

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/senyawa-hidrokarbon/sifat-sifat-
alkohol/

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/sifat_senyawa_organik/alkohol1/pengantar_alkohol/

http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/06/senyawa-alkohol.html

Sucrogen BioEthanol Pty Ltd. 2010. Material Safety Data Sheet For Ethanol. Victoria, Australia.

Das könnte Ihnen auch gefallen