Sie sind auf Seite 1von 6

AKU MASIH SELAMAT

Berdiri di atas puncak gunung, bagi sebagian orang adalah suatu kebanggaan tersendiri, apalagi
jika kita disuguhkan oleh pemandangan yang memanjakan mata. Begitupun yang dirasakan olehku dan
Dendi temanku. Kami berhasil mencicipi nikmatnya ciptaan Yang Maha Kuasa dari ketinggian 2821
Meter Di atas Permukaan Laut dengan berbagai rintangan sebelumnya.
Sebelumnya perkenalkan, namaku Alan, orang bilang aku ini seorang pendaki gunung, namun
aku lebih suka menyebut diriku sendiri sebagai seseorang yang ingin bertafakur, dengan menggunakan
gunung sebagai objeknya. Hari ini, 2 Juli 2014, aku melakukan pendakian bersama temanku, Dendi.
Kami berhasil sampai dataran tertinggi Kabupaten Garut.
Namun seperti yang kita tahu bahwa; siapapun yang berada di atas, suatu saat akan kembali ke
bawah. Aku dan Dendi menyetujui hal itu. Setelah puas menikmati puncak, kami harus bergegas turun
untuk menjumpai keluarga yang sebenarnya di bawah.
Saat itu, indahnya puncak tak seindah perjalanan pulang. Kami harus bergaul dengan lelah, kerja
otak yang terus berputar memikirkan kemana arah jalan pulang. Tak seperti biasanya jalan yang kami
lalui saat naik, menjadi sebuah semak, tak ada jalan, tak ada tanda-tanda arah menuju perkampungan.
Aku bertanya pada Dendi, Mana jalan, Di? Kemarin bener kan lewat sini? Namun
pertanyaanku, hanya sebuah pertanyaan semata. Tak ada jawaban dari Dendi, dan ketika aku menengok,
memang benar Dendi tidak bersamaku, untuk turun.
Cemas, panik, bingung, takut dan berbagai perasaan negatif lainnya mulai berdatangan. Apa
yang harus aku lakukan untuk memastikan hidupku benar-benar aman. Aku coba berjalan menerobos
rumput liar yang kering. Hingga akhirnya aku sampai pada sebuah tanah datar yang cukup luas, aku
beristirahat sejenak dan menenangka fikiran. Setelah cukup aman menurutku, lalu aku bergegas
menyusuri jalan setapak yang entah akan membawaku kemana. Namun aku tak yakin dengan itu, aku
hanya mengikuti apa kata hati berbicara. Benar dugaanku, sekian lama aku berjalan, tempat istirahatku
tadi sudah aku lewati berulang kali. Aku baru menyadari setelah tiga kali melewatinya.
Perasaan cemas hinggap kembali padaku. Namun satu hal yang aku sadari, Tuhanku masih
bersamaku, dia bisa menolongku begitu mudahnya. Dengan hasil pendidikanku selama menjadi anggota
Pecinta Alam, dalam situasi seperti ini yang harus aku lakukan adalah tetap tenang, dan hindari panik,
kuatkan diri berpegang kepada sang pencipta, mungkin itu bisa meringankan bebanku.
Aku berbaring sambil memejamkan mataku, dan berdoa kepada Tuhan agar aku bisa keluar dari
semua ini. Saat aku tengah tertidur, ada suara seolah mencoba membangunkanku.
Lan, bangun Lan. Itu yang Aku dengar dalam keadaan sedikit sadar. Aku terbangun dan orang
pertama yang aku lihat adalah Dendi. Dengan sedikit bingung, aku duduk dan memastikan bahwa aku
berada di alam yang benar-benar nyata. Setelah Dendi menceritakan bahwa aku tertidur dari tadi, aku
bersyukur kepada Tuhan bahwa semua kejadian itu hanyalah mimpi yang hinggap saat aku lelah
menuruni gunung.
Tiga Pendekar dan Cincin Tayam
Malam itu terasa sangat dingin dan sunyi biasanya banyak orang yang berkumpul di pendopo
ataupun di depan rumahnya. Hanya terlihat tiga orang pemuda yang sedang asyik bermain kartu di
pendopo mereka adalah Reza, Rahman dan Fathur. Sejak kecil mereka bertiga memang selalu bersama,
di tengah permainan tiba-tiba terdengar suara ledakan seperti meteor jatuh. Seketika itu mereka bertiga
kaget dengan apa yang mereka dengar.
Hey kalian tau suara apa itu? kata rahman
Aku tidak tau jawab reza tidak peduli
Seperti bunyi gas meledak, apa itu gas yang ada di rumahmu man? tanya fathur
Sembarangan saja kau kalau bicara, kalau gas yang ada di rumahku meledak pasti rumahku sudah
terbakar kata rahman dengan nada kesal
Iya juga sih, wkwkwk kata fathur tertawa
Lalu, suara apa itu? tanya reza
Entahlah, bagaimana kalau kita melihatnya? tanya fathur
Ayolah siapa takut kata reza dan rahman bersamaan.
Mereka bertiga akhirnya pergi ke tempat asal suara itu, dengan hati-hati mereka mencari tau
sebenarnya suara apa itu. Tak lama kemudian fathur melihat sebuah cahaya, ia segera memberi tahu
teman-temanya. Fathur dan teman-temanya segera menghampiri cahaya itu, setelah sampai alangkah
kagetnya mereka melihat sebuah peti kecil yang hangus dan mengeluarkan asap.
Thur, menurutmu apa isi peti itu? tanya reza
Mungkin onta barang kali kata fathur
Onta? kau mengigau yaa, mana mungkin ada onta di peti kecil itu kata reza
Dari mana kau tahu tidak ada onta di situ? memangnya kau sudah melihat isi peti itu? tanya fathur
meledek
Terserah kau sajalah thur kata reza kesal
Sudah berhentilah berdebat, lebih baik kita buka saja peti itu kata rahman
Lalu dengan rasa takut dan penasaran rahman membuka peti itu, alangkah terkejutnya mereka
ternyata isi peti itu adalah cincin. Di peti itu ada tiga buah cincin, setiap cincin mempunyai warna dan
ciri khasnya masing-masing. Dengan ragu masing-masing dari mereka mengambil satu buah cincin, reza
mengambil cincin berwarna merah, fathur mengambil cincin berwarna biru, sedangkan rahman
mengambil cincin berwarna ungu namun mereka masih ragu untuk memakainya.
Mau kita apakan cincin ini? kata rahman
Entahlah mungkin aku akan menjualnya, cincin ini pasti mahal harganya kata fathur
Kalau aku sih ingin aku kasih ke ibuku karena sejak dulu ibuku ingin sekali punya cincin kata reza
Kau sendiri ingin kau apakan cincin itu man? tanya fathur
Mungkin akan aku pajang di rumah sebagai hiasan kata rahman
Setelah itu mereka kembali ke pendopo untuk melanjutkan permainan kartunya, di tengah
permainan tiba-tiba cincin mereka mengeluarkan cahaya yang amat terang hingga membuat mereka
tidak sadarkan diri. Tak beberapa lama mereka terbangun tetapi bukan di pendopo melainkan di sebuah
hutan, mereka kebingungan bagaimana bisa mereka ada di sebuah hutan, sampai pada akhirnya datang
seorang wanita cantik pakaiannya serba putih menghampiri mereka bertiga.
Apa aku sudah mati? apa kau malaikat? tanya fathur
Bukan, aku Ratu Bilqis dari kerajaan koya-koya kalian adalah para pendekar yang telah terpilih untuk
menaklukan kerajaan rawa-rawa kata ratu
Kami pendekar? Kami hanyalah orang biasa yang terdampar di hutan ini kata reza
Tidak, kalian bukan terdampar akulah yang memanggil kalian kesini kata ratu bilqis
Tapi bagaimana bisa? tanya rahman
Cincin yang kalian pegang itulah yang membawa kalian ke hutan ini tanya fathur
Sebenarnya cincin apa ini? tanya rahman
Itu adalah cincin Magellan. Aku yang mengirimnya kepada kalian karena aku yakin kalianlah pendekar
yang sudah diramalkan kata ratu
Jadi sebenarnya dunia apa ini? tanya rahman
Kalian ada di dunia tayam jelas ratu
Apa tai ayam? tanya fathur
Katanya tayam bukan tai ayam kata reza kesal
Makanya setiap minggu kuping kamu itu dibersihin biar gak ada kotoranya kata rahman meledek
Sudah, sekarang pakailah cincin itu kata ratu bilqis
Tanpa ragu ragu mereka memakai cincin itu seketika itu juga di tubuh mereka sudah terpasang
baju jirah yang sangat kokoh, mereka bertiga terkejut sekaligus senang dengan apa yang didapatkanya,
lalu mereka dan Ratu Bilqis pergi ke kerajaan koya-koya untuk menyusun rencana menyerang kerajaan
rawa-rawa. Di kerajaan mereka diberi tau bahwa di dunia ini sebenarnya ada lima cincin, dua
diantaranya dimiliki oleh raja lotus dan panglimanya dari kerajaan rawa-rawa. Raja Lotus memegang
cincin berwarna hitam cincin itulah yang terkuat tetapi siapapun yang memakai cincin itu maka ia akan
menjadi seseorang yang jahat dan keji, sedangkan panglima memegang cincin berwarna cokelat. Ratu
bilqis memberi tahu bahwa setiap cincin memiliki kekuatanya masing-masing dan jika para pendekar
ingin kembali ke dunia asalnya mereka harus mengalahkan Raja Lotus atau mereka akan mati. Setelah
mengetahui rencananya mereka dengan gagah berani pergi menuju kerajaan rawa-rawa untuk
menaklukan raja lotus.
Di tempat lain kabar bahwa tiga pendekar sudah ada di dunia tayam dan sedang menuju ke
kerajaan rawa rawa sudah sampai di telinga Raja Lotus dan itu membuat Raja Lotus khawatir tentang
ramalan yang selama ini beredar. Lalu Raja Lotus memerintahkan 100 prajuritnya menghabisi tiga
pendekar itu, prajurit Raja Lotus adalah prajurit terbaik yang pernah ada mereka dilatih sendiri oleh Raja
Lotus.
Akhirnya di perjalanan para pendekar bertemu dengan prajurit Raja Lotus, awalnya mereka ragu
karena mereka kalah jumlah tetapi karena mereka ingin kembali ke dunia asal mereka, dengan kekuatan
yang mereka miliki yaitu Reza dengan kekuatan api, Fathur dengan kekuatan air, sedangkan Rahman
dengan kekuatan listriknya menghadapi para prajurit dengan sekuat tenaga tetapi karena kekuatan itu
belum sempurna keluar dan mereka kalah jumlah para pendekar kewalahan menghadapi serangan
prajurit Raja Lotus.
Reza yang sedang terdesak dan hampir terbunuh diselamatkan oleh bala bantuan yang datang
entah dari mana datangnya yang jumlahnya cukup banyak sekitar 200 prajurit yang tidak kalah tangguh
dari prajurit Raja Lotus, dengan bantuan tersebut para pendekar berhasil memukul mundur para prajurit.
Siapa kalian? Kenapa kalian membantu kami? tanya rahman
Kami adalah prajurit dari kerajaan Yamanoya yang diperintahkan Ratu Bilqis untuk membantu kalian
menghadapi Raja Lotus kata salah satu prajurit yang diketahui namanya itu Larry
Lalu bagaimana sekarang? tanya reza
Lebih baik kita lanjutkan esok pagi karena hari sudah mulai gelap jelas larry
Baiklah kalau begitu kata reza
Keesokan paginya para pandekar dan prajurit Yamanoya melanjutkan perjalanan, di tengah
perjalanan tanpa disadari Larry telah diculik oleh prajurit Raja Lotus. Akhirnya mereka sampai di
Kerajaan Raja Lotus, disana mereka baru menyadari bahwa larry telah menghilang lalu tiba-tiba pintu
gerbang terbuka dan terlihat larry telah ditawan oleh Raja Lotus, seketika itu para pendekar marah dan
kemarahan itu direspon oleh cincin mereka masing masing. Seketika itu muncul lah pedang yang
mengeluarkan kekuatan mereka dengan sempurna.
Pedang apa ini? tanya fathur
Mungkin ini adalah pedang yang akan memaksimalkan kekuatan kita kata reza
Yaa, ini hebat, larry kami pasti akan menyelamatkanmu kata rahman berteriak kepada larry yang
dibawa ke ruang tahanan bawah tanah
Hey Raja Lotus sebaiknya kau membuat batu nisanmu sendiri karena aku sudah menyiapkan kuburan
untukmu kata fathur meledek
Kalian jangan sombong dulu memang hanya kalian saja, kami pun sudah menyempurnakan kekuatan
kami kata Raja Lotus
Cincin Raja Lotus mengeluarkan kekuatan angin puting beliung yang sangat besar sedangkan
sang panglima mengendalikan tanah tetapi itu tidak membuat mereka gentar. Para pendekar lebih
memproitaskan keselamatan larry daripada mengalahkan Raja Lotus maka dengan itu fathur pergi ke
ruang bawah tanah sedangkan reza dan rahman menghadapi Raja Lotus dan Panglimanya. fathur sempat
kewalahan menghadapi penjagaan tetapi ia tetap berhasil menyelamatkan larry.
Di tempat lain reza dan rahman berhasil mengalahkan sang panglima tetapi Raja Lotus sulit
untuk dikalahkan walupun para pendekar telah bersatu untuk mengalahkan Raja Lotus. Tiba tiba
terdengar suara entah dari mana datangnya.
Hay para pendekar kata seseorang yang misterius
Siapa kau kenapa suaramu terdengar di telinga kami? tanya fathur
Siapa aku itu tidak penting, sekarang aku akan memberi tahu cara mengalahkan Raja Lotus kata
seseorang yang misterius
Bagaimana caranya? tanya rahman
Kalian harus bisa mematahkan pedang itu, tetapi siapapun yang mematahkan pedang itu dipastikan
orang itu akan mati kata seseorang yang misterius
Para pendekar mengganggap cara itu terlalu beresiko maka mereka menggunakan cara lain yaitu
menyerangnya habis-habisan, di tengah pertarungan akhirnya pedang itu pun terlepas dari tangan Raja
Lotus tiba-tiba larry datang dan ingin mematahkan pedang Raja Lotus dengan menggunakan pedang
sang panglima yang telah dikalahkan oleh para pendekar.
Jangan lakukan itu larry kata rahman
Tapi inilah satu satunya cara untuk mengembalikan kedamaian di dunia ini kata larry dengan yakin
Akhirnya larry pun menghancurkan pedang itu dan itu membuat Raja Lotus menjadi lemah
kesempatan itu langsung diambil oleh para pendekar, Raja Lotus pun mati dan larry pun juga bernasib
sama karena mematahkan pedang Lotus dan itu membuat para pendekar sedih.
Keesokan harinya ketika dunia tayam sudah kembali damai dan sekarang saatnya para pendekar
kembali ke dunia asalnya dan kerajaan koya-koya berganti nama menjadi kerajaan Larry sebagai
penghargaan atas jasanya yang sangat besar.
Sudah saatnya kalian kembali kata ratu bilqis
Aku tidak percaya akan mengatakan ini tapi aku akan merindukan tempat ini kata reza dengan nada
agak sedih
Terima kasih telah memberikan pengalaman yang berharga kepada kami kata rahman
Yaa, itu benar terima kasih Ratu Balqis kata fathur
Namanya Bilqis thur bukan Balqis kata reza kesal
Kamu ini komen mulu bisanya kata fathur meledek
Sudah, terserah kalian ingin memanggilku apa tapi kamilah yang harus berterima kasih, atas nama
bangsa tayam saya berterima kasih kepada kalian semua kata ratu bilqis
Setelah percakapan itu mereka tiba-tiba mereka sudah kembali ke dunia asalnya, mereka merasa
seperti terbangun dari mimpi mereka senang bisa kembali tapi mereka khawatir karena sudah berhari-
hari mereka tidak pulang. Tetapi ketika melihat tanggal dan jam yang ada di pendopo ternyata waktu
dan tanggal tidak berubah masih sama seperti pada saat mereka menghilang. Lalu mereka pulang dan
menceritakannya kepada orangtuanya masing-masing, tentu saja tidak ada yang percaya dengan cerita
itu tapi para pendekar tetap yakin bahwa dunia Tayam itu memang ada.

Das könnte Ihnen auch gefallen