Sie sind auf Seite 1von 7

Pengertian Kepailitan

Pailit dapat diartikan debitor dalam keadaan berhenti membayar hutang karena tidak mampu.
Kata Pailit dapat juga diartikan sebagai Bankcrupt. Kata Bankrupt sendiri mengandung arti
Banca Ruta, dimana kata tersebut bermaksud memporak-porandakan kursi-kursi, adapun
sejarahnya mengapa dikatakan demikian adalah karena dahulu suatu peristiwa dimana terdapat
seorang debitor yang tidak dapat membayar hutangnya kepada kreditor, karena marah sang
kreditor mengamuk dan menghancurkan seluruh kursi-kursi yang terdapat di tempat debitor.
Menurut Siti Soemarti Hartono Pailit adalah mogok melakukan pembayaran.

Sedangkan berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan
dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UU Kepailitan), kepailitan adalah sita umum
atas semua kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator
di bawah pengawasan Hakim Pengawas

Kepailitan merupakan suatu proses di mana seorang debitur yang mempunyai kesulitan keuangan
untuk membayar utangnya dinyatakan pailit oleh pengadilan, dalam hal ini adalah pengadilan niaga,
dikarenakan debitur tersebut tidak dapat membayar utangnya, Harta debitur dapat dibagikan kepada
para kreditur sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

1. Pengertian Pailit
Pasal 1 butir 7 mengartikan kepailitan sebagai sita umum atas semua kekayaan debitor pailit
(Pasal 1 butir 4: debitor yang sudah dinyatakan pailit oleh putusan pengadilan) yang pengurusan
dan pemberesannya dilakukan oleh kurator di bawah pengawasan hakim pengawas sebagaimana
diatur dalam undang-undang ini.
Dalam Pasal 1 butir 7 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan utang adalah kewajiban yang
dinyatakan dalam jumlah uang, baik mata uang Indonesia maupun mata uang asing, baik secara
langsung maupun yang akan timbul di kemudian hari karena perjanjian atau undang-undang dan
wajib dipenuhi oleh debitor, bila tidak dipenuhi kreditor berhak mendapat pemenuhannya dari
harta kekayaan debitor.
2. Pihak-Pihak yang Dapat Mengajukan Kepailitan
1.
1. Debitor yang memiliki minimal dua kreditor yang tidak membayar lunas
sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih dinyatakan pailit
oleh pengadilan, baik atas permohonan sendiri maupun satu atau lebih kreditornya
2. Kejaksaan dapat mengajukan permohonan pailit dengan alasan
kepentingan umum, misalnya:
1. Debitor melarikan diri
2. Debitor menggelapkan bagian dari harta kekayaan
3. Debitor berutang kepada BUMN / badan usaha lain penghimpun
dana masyarakat
4. Debitor berutang yang berasal dari penghimpunan dana dari
masyarakat luas
5. Debitor tidak beritikad baik/kooperatif dalam menyelesaikan
masalah utang piutang yang telah jatuh waktu
6. Dalam hal lainnya menurut kejaksaan adalah kepentingan umum
7. Debitor adalah bank maka permohonan pernyataan pailit bagi bank
sepenuhnya merupakan kewenangan BI
8. Debitor adalah perusahaan efek, bursa efek, lembaga kliring dan
penjamin, lembaga penyimpan dan penyelesaian, permohonan hanya dapat
diajukan oleh BPPM karena lembaga tsb melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan dana masyarakat yang diinvestasikan dalam efek di
bawah pengawasan BPPM
9. Debitor adalah perusahaan asuransi, reasuransi, dana pension, atau
BUMN di bidang kepentingan public maka permohonan pernyataan pailit
sepenuhnya ada pada menteri keuangan.
Putusan pernyataan pailit yang berkaitan dengn undang-undang ini diputuskan oleh pengadilan
di daerah tempat kedudukan hukum debitor. Jika debitor telah meninggalkan wilayah RI,
pengadilan yang berwenang menjatuhkan putusan atas permohonan pernyatan pailit adalah
pengadilan di daerah tempat kedudukan hukum terakhir debitor. Jadi pengadilan yang berhak
adalah pengadilan niaga dalam lingkungan peradilan umum.
Putusan atas permohonan pernyataan pailit harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum
dan dapat dijalankan terlebih dahulu, meskipun terhadap putusan diajukan suatu upaya hukum.
Selama putusan atas permohonan pernyataan pailit belum ditetapkan/diucapkan setiap kreditor,
kejaksaan, BI, BPPM, atau menteri keuangan dapat mengajukan permohonan kepada pengadilan
untuk:
1. Meletakkan sita jaminan terhadap sebagian/seluruh kekayaan debitor
2. Menunjuk kurator sementara untuk mengawasi pengelolaan usaha debitor dan
pembubaran kepada kreditor, pengalihan atau penggunaan kekayaan debitor dalam
kepailitan merupakan wewenang kurator.
Dengan demikian, dalam putusan pernyataan pailit harus diangkat kurator dan hakim pengawas
yang ditunjuk oleh hakim pengadilan niaga yang mengawasi pengurusan dan pemberesan harta
pailit yang dilakukan oleh kurator.
Dalam hal putusan pernyataan pailit dibatalkan sebagai akibat adanya kasasi atau peninjauan
kembali, segala perbuatan yang telah dilakukan kurator sebelum tanggal kurator menerima
pemberitahuan tentang putusan pembatalan tetap sah dan mengikat debitor. Perbuatan kurator tak
dapat digugat di pengadilan mana pun.
Bila kreditor atau debitor tidak mengajukan usul pengangkatan kurator ke pengadilan maka Balai
Harta Peninggalan (BHP) bertindak selaku kurator, namun bila yang bukan BHP diangkat
sebagai kurator maka kurator tsb harus independen dan tidak mempunyai benturan kepentingan
dengan pihak kreditor dan debitor.
3. Keputusan Pailit dan Akibat Hukumnya
Demi hukum debitor telah kehilangan haknya untuk menguasai dan mengurus kekayaannya yang
termasuk dalam harta pailit. Bila debitor adalah perseroan terbatas, organ perseroan tsb tetap
berfungsi dengan ketentuan jika dalam pelaksanaan fungsi tersebut menyebabkan berkurangnya
harta pailit maka pengeluaran uang yang merupakan bagian harta pailit adalah wewenang
kurator. Putusan dihitung sejak tanggal pernyataan pailit diucapkan sejak pukul 00.00 waktu
setempat.
Namun ketentuan sebagaimana dalam Pasal 21 di atas tidak berlaku terhadap barang-barang sbb:
1. Benda termasuk hewan yang benar-benar dibutuhkan oleh debitor sehubungan
dengan pekerjaannya, bagian makanan untuk tiga puluh hari bagi debitor dan keluarganya
yang terdapat di tempat itu
2. Segala sesuatu yang diperoleh dari debitor dari pekerjaannya sendiri sebagai
penggajian atau jasa sebagai upah, pensiun, uang tunggu, uang tunjangan sejauh yang
ditentukan oleh hakim pengawas
3. Uang yang diberikan kepada debitor untuk memenuhi kewajiban memberi nafkah
menurut undang-undang
4. Pihak-Pihak yang Terkait dalam Pengurusan Harta Pailit
1. Hakim pengawas (mengawasi pengurusan dan pemberesan harta pailit)
2. Kurator (mengurus dan atau membereskan harta pailit)
Dalam Pasal 70, kurator dapat dilakukan oleh BHP dan kurator lain sbb:
1. Orang-perseorangan yang berdomisili di Indonesia yang memiliki keahlian
khusus yang dibutuhkan dalam rangka mengurus dan atau membereskan harta pailit
2. Terdaftar pada kementerian yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang
hukum dan peraturan perundang-undangan.
Kurator dapat meminta penyegelan harta pailit kepada pengadilan berdasarkan alasan
pengamanan harta pailit melalui hakim pengawas. Kurator harus membuat pencatatan harta pailit
paling lambat dua hari setelah menerima surat putusan pengangkatannya sebagai kurator.
Pencatatan tsb dapat dilakukan di bawah tangan oleh kurator dengan persetujuan hakim
pengawas.
1. Panitia kreditor yang terdiri atas tiga orang yang dipilih dari kreditor yang telah
mendaftarkan diri untuk diverifikasi dengan maksud memberi nasihat kepada kurator.
Kreditor yang diangkat dapat mewakilkan tugas-tugasnya dalam panitia kepada orang lain dan
dapat mengadakan rapat dengan kurator bila dimintai nasihat. Namun kurator tidak terikat pada
pendapat panitia kreditor sehingga jika kurator tidak menyetujui pendapat panitia kreditor maka
kurator wajib memberitahukan hal tsb kepada panitia kreditor dalam waktu tiga hari.
Dalam rapat kreditor (seperti rapat verifikasi, rapat membicarakan akur, rapat luasr biasa, dan
rapat pemberesan hart pailit), kurator wajib hadir dan hakim pengawas bertindak sebagai ketua.
5. Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Dalam Pasal 222, penundaan kewajiban pembayaran utang diajukan oleh debitor yang memiliki
lebih dari satu kreditor. Penundaan ini diberikan jika debitor tidak dapat membayar utang-
utangnya yang sudah jatuh tempo dan dapat ditagih dengan maksud mengajukan rencana
perdamaian yang meliputi tawaran pembayaran sebagian atau seluruh utang kepada kreditor.
Permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang harus diajukan kepada pengadilan niaga
dengan ditandatangani oleh pemohon dan advokatnya. Permohonan tersebut harus disertai daftar
yang memuat sifat, jumlah piutang, dan utang debitor beserta surat bukti secukupnya.
Pemberian penundaan kewajiban pembayaran utang tetap berikut perpanjangannya ditetapkan
pengadilan berdasarkan:
1. Persetujuan lebih dari 1/2 jumlah kreditor konkruen yang haknya diakui yang hadir
dan mewakili paling sedikit 2/3 bagian dari seluruh tagihan yang diakui atau yang
sementara diakui dari kreditor konkruen atau kuasanya yang hadir dalam sidang tsb
2. Persetujuan lebih dari 1/2 jumlah kreditor tentang hak suara kreditor yang
piutangnya dijamin dengan gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotik, atau hak
agunan atas kebendaan lainnya yang hadir dan mewakili paling sedikit 2/3 bagian dari
seluruh tagihan kreditor atau kuasanya yang hadir dalam sidang tsb.
Selama penundaan kewajiban pembayaran, debitor tanpa persetujuan pengurus tidak dapat
melakukan tindakan kepengurusan atau kepemilikan atas seluruh atau sebagian hartanya. Bila
debitor melanggar ketentuan tsb, pengurus berhak melakukan segala sesuatu yang diperlukan
untuk memastikan bahwa harta debitor tidak dirugikan.
6. Pencocokan (Verifikasi) Piutang
Pencocokan piutang akan menentukan perimbangan dan urutan hak masing-masing kreditor yang
dilakukan paling lambat 14 hari sejak putusan pernyataan pailit yang memiliki kekuatan hukum
tetap.
Dalam hal ini hakim pengawas dapat menetapkan:
1. Batas akhir pengajuan tagihan
2. Batas akhir verifikasi pajak untuk menentukan besar pajak sesuai undang-undang
di bidang perpajakan
3. Hari, tanggal, waktu, dan tempat rapat kreditor untuk mengadakan pencocokan
ulang
Semua kreditor wajib menyerahkan piutangnya masing-masing kepada kurator disertai dengan
perhitungan/keterangan tertulis lainnya yang menunjukkan sifat dan jumlah piutang, disertai
dengan surat bukti atau salinannya dan suatu pernyataan ada atau tidaknya kreditor mempunyai
suatu hak istimewa, hak gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan , hipotik, hak agunan atas
kebendaan lainnya, atau hak untuk menahan benda.
Dengan demikian kurator berkewajiban mencocokkan perhitungan yang dimasukkan dengan
catatan dan keterangan bahwa debitor telah pailit. Setelah itu kurator harus membuat daftar
piutang dengan memilah-milah antara piutang yang disetujui dan yang dibantah. Salinan daftar
piutang tsb harus diletakkan di kantor kurator untuk tujuh hari sebelum rapat pencocokan piutang
agar dapat dilihat oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
7. Perdamaian / Accord
Debitor pailit berhak mengajukan perdamaian kepada kreditornya paling lambat delapan hari
sebelum rapat pencocokan piutang menyediakannya di kepaniteraan pengadilan agar dapat
dilihat oleh pihak yang berkepentingan. Rencana perdamaian tsb wajib dibicarakan dan segera
diambil keputusan setelah pencocokan piutang selesai.
Bila rencana perdamaian telah diajukan kepada panitera, hakim pengawas harus menentukan:
1. Hari terakhir tagihan harus disampaikan kepada pengurus
2. Tanggal dan waktu rencana perdamaian yang diusulkan akan dibicarakan dan
diputuskan dalam rapat kreditor yang dipimpin hakim pengawas
Rencana perdamaian ini diterima bila disetujui dalam rapat kreditor oleh lebih dari 1/2 jumlah
kreditor konkruen yang hadir dalam rapat dan haknya diakui yang mewakili paling
sedikit 2/3jumlah seluruh piutang konkruen yang diakui dari kreditor konkruen atau kkuasanya
yang hadir dalam rapat tsb.
Pengadilan wajib menolak pengesahan perdamaian bila:
1. Harta debitor termasuk benda untuk mana dilaksanakan hak untuk menahan suatu
benda jauh lebih besar dari jumlah yang disetuui dalam perdamaian
2. Pelaksanaan perdamaian tidak cukup terjamin
3. Perdamaian dicapai karena penipuan/persekongkolan dengan satu atau lebih
kreditor atau karena pemakaian upaya lain yang tidak jujur dan tanpa menghiraukan
apakah debitor atau pihak lain bekerja sama untuk mencapai hal ini
Dengan demikian perdamaian yang disahkan berlaku bagi semua kreditor yang tidak berhak
didahulukan dengan tanpa pengecualian, baik yang telah mengajukan diri dalam kepailitan
maupun tidak.
Dalam hal ini pengesahan perdamaian telah mendapat kekuatan hukum tetap. Kepailitan berakhir
dan kurator wajib mengumumkan perdamaian dalam Berita Negara Indonesia dan paling sedikit
dua surat kabar harian yang beredar secara nasaional.
Kreditor dapat menuntut pembatalan suatu perdamaian yang telah disahkan bila debitor lain
memenuhi isi perdamaian tsb. Debitor wajib membuktikan bahwa perdamaian yang telah
dipenuhi. Bila tidak dapat dibuktikan maka dalam putusan pembatalan perdamaian diperintahkan
supaya kepailitan dibuka kembali.
8. Permohonan Peninjauan Kembali
Terhadap putusan hakim yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dapat diajukan
permohonan peninjauan kembali kepada MA bila:
1. Setelah perkara diputus ditemukan bukti baru yang bersifat menentukan yang
pada waktu perkara diperiksa di pengadilan sudah ada, tetapi belum ditemukan
2. Dalam putusan hakim ybs terdapat kekeliruan yang nyata.

Jual beli perusahaan adalah jual beli yang dilakukan oleh para pengusaha atau pedangang,
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan (mendapat keuntungan).

Menurut zeylemaker, jual beli perusahaan adalah suatu perjanjian jual beli sebagai
perbuatan perusahaan, yakni perbuatan pedagang atau pengusaha lainnya yang berdasarkan
perusahaannnya atau jabatannya melakukan perjanjian jual beli.

Kekhususan perjanjian jual beli perusahaan


1. Jual beli perusahan adalah merupakan suatu perbuatan perusahaan. Menurut polak, perbuatan
semacam ini adalah perbuatan yang direncanakan terlebih dahulu tentang untung dan ruginya
serta segala sesuatunya dicatat dalam pembukuan.
2. Pihak dalam perjanjian adalah pengusahan ( orang atau badan hukum yang menjalankan
perusahaan )
3. Barang yang menjadi objek adalah barang dagangan
4. Pengangkutan merupakan sarana utama
5. Selalu diikuti oleh syarat-syarat ( beding )

Peraturan jual beli perusahaaan


1. Warsaw oxford rules 1928-1932 yang mengatur beding cost insurance and freight ( CIF )
2. Inco term 1953-1980
3. UCP ( uniform customs and pratice for documentary credits ) 1962-1974, UCP 500- 1983.
Hubungan jual beli perusahaan dengan expor impor
Perikatan yang timbul dari perjanjian jual beli perusahaan yang telah ditutup, ada 2 unsur yang
mengikutinya :
1. Ekspor impor adalah perbuatan penyerahan oleh penjual kepada pembeli
2. Adanya pembayaran

Terjadinya perjanjian jual beli perusahaan


1. Sifat hukum. Jual beli perusahaan adalah konsensual, tetapi untuk sahnnya harus segera dibuat
akta.
2. Kontrak baku merupakan uu bagi jual beli perusahaan, dasarnya pasal 1338 ayat 1, asal tidak
bertentangan dengan pasal 1335 dan 1337 KUHperdata.

Beralihnya resiko dalam jual beli perusahaan


Tergantung dari syarat-syarat dalam perjanjian, antara lain.
1. Beding free on board ( fob ) pihak penjual bertanggung jawab dari mengurus izin ekspor sampai
memuat barang di kapal yang siap berangkat. Hanya berlaku untuk transportasi air.
2. Beding free alongside ship ( fas) pihak penjual bertanggung jawab sampai barang berada di
pelabuhan keberangkatan dan siap disamping kapal untuk dimuat. Hanya berlaku untuk
transportasi air.
3. Beding cost insurance and freight ( cif ) sama seperti CFR ditambah pihak penjual wajib
membayar asuransi untuk barang yang dikirim. Hanya berlaku untuk transportasi air.
4. Beding cost and freight ( cfr ) pihak penjual menanggung biaya sampai kapal yang memuat
barang merapat di pelabuhan tujuan, namun tanggung jawab hanya sampai saat kapal berangkat
dari pelabuhan keberangkatan. Hanya berlaku untuk transportasi air.
5. Beding netto uitgelevererd gewicht ( nug ) apa yang dibayar, jadi dikurangi pajak dan kontribusi
Upah bersih
6. Beding loko ( gudang penjual ) Penjual berkewajiban menyerahkan barangnya kepada pembeli,
dan pembeli wajib membayar harga barangnya, penjual mengalihkan resiko hilang/rusaknya
barang kepada pembeli, semuanya dilangsungkan pada waktu dan tempat yg sama.
7. Beding franko ( bebas ), dibelakang kata ini selalu ada kata lain, misalnnya nama tempat dan
sebagainya. penjual berkewajiban menyerahkan barang sampai ditempatnya Pembeli (gudang
Pembeli). Penjual menanggung biaya pengangkutannya, serta menanggung resiko kerusakan
barang, sampai di tempat si pembeli.

Dokumen dalam jual beli perusahaan


Dokumen utama :
1. Konosemen : sebuah dokumen yang menentukan syarat-syarat kontrak antara pengirim dan
maskapai pelayaran
2. Cognosemen : dokumen milik, disiapkan dan disediakan awalnya oleh kapten , kemudian
perusahaan pelayaran dan merupakan pernyataan bahwa barang-barang dimuat dijelaskan dalam
bill of lading.
3. Bill of lading : salah satu dokumen yang diperlukan dalam ekspor impor. Dimana dokumen ini
dikeluarkan dan disahkan oleh pihak pelayaran
4. Ceel : memberikan hak untuk diserahkan barang-barang tertentu dari suatu gudang
5. Volgbriefje : perintah dari orang yang berhak untuk suatu persediaan barang kepada
veem/gudang
6. Delivery order : memberikan hak untuk diserahkannya sejumlah muatan yang dimsukkan
dengan suatu kapal
Dokumen penunjang :
1. Faktur/invoice : merupakan suatu bukti surat dagang yang memuat rincian dari barang-barang
yang dikirim kepada pihak tertentu.
2. Polis asuransi : suatu perjanjian asuransi atau pertanggungan bersifat konsensual (adanya
kesepakatan)
3. Certificate of origin : adalah dokumen yang digunakan dalam perdagangan internasiona
4. Packing list : Document yang di keluarkan atau di buat oleh pihak exportir atau importir yang
data - data didalamnya berisi tentang nama barang yang akan di Export atau Import
5. Weight list : dokumen yang menunjukkan jumlah, jenis serta berat dari barang ekspor/impor

Das könnte Ihnen auch gefallen