Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
FARMAKOLOGI II
ANTIKOAGULAN
OLEH :
TIARA SRI SUDARSIH
1301100
I.Tujuan Praktikum
II.Tinjauan Pustaka
Antikoagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah dengan cara mengikat
kalsium atau dengan menghambat pembentukan trombin yang diperlukan untuk
mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam proses pembekuan . Jika tes membutuhkan
darah atau plasma, spesimen harus dikumpulkan dalam sebuah tabung yang berisi
antikoagulan. Spesimen-antikoagulan harus dicampur segera setelah pengambilan spesimen
untuk mencegah pembentukan microclot. Pencampuran yang lembut sangat penting untuk
mencegah hemolisis.
Tromboemboli merupakan salah satu penyebab sakit dan kematian yang banyak terjadi.
Kelainan sering menyertai penyakit lain misalnya gagal jantung, diabetes mellitus, varises
vena dan kerusakan arteri.
Obat yang digunakan untuk mengatasi tromboemboli adalah obat yang mempengaruhi
mekanisme pembekuan darah, yaitu : antikoagulan, antitrombotik, dan trombolitik.
Pembekuan darah
1) Aktivasi tromboplastin
Dalam proses ini diperlukan factor-faktor pembekuan darah dan dikenal ada 12 faktor
pembekuan darah. Aktivasi tromboplastin, yang akan mengubah protrombin (factor II)
menjadi trombin (factor IIa), melalui 2 mekanisme yaitu mekanisme ekstrinsik dan intrinsic
Tromboplastin jaringan (factor III, berasal dari jaringan rusak) akan bereaksi dengan
factor VII yang dengan adanya kalsium (factor IV) akan mengaktifkan factor X.
Semua factor yang diperlukan untuk pembekuan darah berada di dalam darah.
Pembekuan dumulai bila factor Hageman (factor XII) kontak pada suatu permukaan
yang bermuatan negatif, seperti kolagen subendotel pembuluh darah yang rusak.
Kontak tersebut menyebabkan factor Hageman lebih peka terhadap aktivasi oleh
kadar kecil kalikrein. Selanjutnya factor XIIa yang terbentuk akan mengaktivasi
prekalikrein dan factor XI. Aktivasi prekalikrein oleh factor XIIa akan menghasilkan
kalikrein yang selanjutnya akan mengaktifkan factor XII berikutnya. Aktivasi factor XI
akan menghasilkan factor XI aktif, yang dengan adanya ion kalsium akan
mengaktifkan factor IX. Kompleks tromboplastin jaringan (factor III), Ca++ dan factor
VII juga akan mengaktivasi factor IX pada mekanisme instriksik ini.
Faktor IX aktif bersama-sama factor VIII, ion kalsium dan fosfolipid akan
mengaktifkan factor X. Urutan mekanisme pembekuan darah selanjutnya sama
seperti yang terjadi pada mekanisme ekstrinsik.
Suatu alfa-2 globulin plasma, pada kadar normal dan ikatannya dengan bentuk aktif factor-
faktor pembeku darah dapat mempertahankan kecairan darah dan mencegah trombosis.
Defisiensi AT-III dapat terjadi terjadi secara heriditer, setelah operasi, sirosis hepatis,
sindrom nefrotik, trombosis akut, preparat kontrasepsi yang mengandung estrogen.
Antikoagulan oral meningkatkan aktivitas AT-III, maka obat ini merupakan obat terpilih
untuk penderita dengan gangguan heriditer tersebut.
1. Fibrinogen
2. Protrombin
3. Tromboplastin jaringan
4. Ca++
5. Faktor labil, Proakselerin, Ac-globulin
6. Faktor stabil, Prokonvertin, Akselerator konversi protrombin serum (SPCA)
7. Globulin antihemofilik (AHG), factor A antihemofilik
8. Faktor Christmas, Komponen tromboplastin plasma (PTC), factor B antihemofilik
9. Faktor Stuart-Prower
10. Anteseden tromboplastin plasma (PTA), Faktor C antihemofilik
11. Faktor Hageman
12. Faktor penstabil fibrin
Umumnya tersedia dalam bentuk garam sodium (natrium) atau potassium (kalium),
mencegah koagulasi dengan cara mengikat atau mengkhelasi kalsium. EDTA memiliki
keunggulan dibanding dengan antikoagulan yang lain, yaitu tidak mempengaruhi sel-
sel darah, sehingga ideal untuk pengujian hematologi, seperti pemeriksaan
hemoglobin, hematokrit, KED, hitung lekosit, hitung trombosit, retikulosit, apusan
darah, dsb.
Ada tiga macam EDTA, yaitu dinatrium EDTA (Na2EDTA), dipotassium EDTA (K2EDTA)
dan tripotassium EDTA (K3EDTA). Na2EDTA dan K2EDTA biasanya digunakan dalam
bentuk kering, sedangkan K3EDTA biasanya digunakan dalam bentuk cair. Dari ketiga
jenis EDTA tersebut, K2EDTA adalah yang paling baik dan dianjurkan oleh ICSH
(International Council for Standardization in Hematology) dan CLSI (Clinical and
Laboratory Standards Institute).
Tabung EDTA tersedia dalam bentuk tabung hampa udara (vacutainer tube) dengan
tutup lavender (purple) atau pink seperti yang diproduksi oleh Becton Dickinson.
Citrat bekerja dengan mengikat atau mengkhelasi kalsium. Trisodium sitrat dihidrat
3.2% buffered natrium sitrat (109 mmol/L) direkomendasikan untuk pengujian
koagulasi dan agregasi trombosit. Penggunaannya adalah 1 bagian citrate + 9 bagian
darah. Secara komersial, tabung sitrat dapat dijumpai dalam bentuk tabung hampa
udara dengan tutup berwarna biru terang.
Darah sitrat harus segera dicentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 1500 rpm
dan dianalisa maksimal 2 jam setelah sampling.
Heparin banyak digunakan pada analisa kimia darah, enzim, kultur sel, OFT (osmotic
fragility test). Konsentrasi dalam penggunaan adalah : 15IU/mL +/- 2.5IU/mL atau 0.1
0.2 mg/ml darah. Heparin tidak dianjurkan untuk pemeriksaan apusan darah
karena menyebabkan latar belakang biru.
Setelah dimasukkan dalam tabung, spesimen harus segera dihomogenisasi 6 kali dan
dicentrifuge 1300-2000 rpm selama 10 menit kemudian plasma siap dianalisa. Darah
heparin harus dianalisa dalam waktu maksimal 2 jam setelah sampling.
Oksalat
Natrium Oksalat (Na2C2O4). Natrium oksalat bekerja dengan cara mengikat kalsium.
Penggunaannya 1 bagian oksalat + 9 bagian darah. Biasanya digunakan untuk
pembuatan adsorb plasma dalam pemeriksaan hemostasis.
Kalium Oksalat NaF. Kombinasi ini digunakan pada pemeriksaan glukosa. Kalium
oksalat berfungsi sebagai antikoagulan dan NaF berfungsi sebagai antiglikolisis
dengan cara menghambat kerja enzim Phosphoenol pyruvate dan urease sehingga
kadar glukosa darah stabil.
III. Alat dan bahan
Alat :
Timbangan hewan
Stopwatch
Alat suntik
Beaker glass
Gunting
Bahan :
Vitamin K 1 mg/kg
NaCl
Asetosal 100 mg/kg
Heparin 1000 ui/kg
Hewan :
Mencit
BB KG (
( )
)
=
C (mg/
mg/ml)
ml)
0,01911 KG
KG100
= = 0,19 ml
10 mg/
mg/ml
Antikoagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah dengan cara mengikat
kalsium atau dengan menghambat pembentukan trombin yang diperlukan untuk
mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam proses pembekuan . Jika tes membutuhkan
darah atau plasma, spesimen harus dikumpulkan dalam sebuah tabung yang berisi
antikoagulan. Spesimen-antikoagulan harus dicampur segera setelah pengambilan spesimen
untuk mencegah pembentukan microclot. Pencampuran yang lembut sangat penting untuk
mencegah hemolisis.
Pada praktikum kali ini, saya akan membahas hasil dari kelompok 3 yang menggunakan obat
Asetosal sebagai obat Antikoagulan. Asetosal disuntikkan secara oral pada mencit yang
memilikki berat badan 19,11 g sebanyak 0,19 ml. Setelah 15 menit ekor dari mencit tersebut
dipotong disisi paling distal. Kemudian direndamkan dalam air hangat dan membutuhkan
waktu 5 menit untuk berhentinya pendarahan yang terjadi. Pada kelompok 4 yang juga
menggunakan Asetosal sebagai obat anti koagulan dengan dosis yang sama membutuhkan
waktu 2 menit 30 detik untuk menghentikan pendarahan. Dari hasil yang didapat, ini cukup
bagus karena tidak terlalu jauh perselisihan waktu yang dibutuhkan untuk Bleeding timenya.
Kemudian pada kelompok 1 dan 2 yang menggunakan Vitamin K sebagai obat antikoagulan
juga memberikan waktu yang tidak begitu lama untuk pembekuan darah/bleeding time,
sekitar 2 menitan. Pada kelompok 5 dan 6 yang menggunakan heparin sebagai obat
antikoagulan selisih dari bleeding timenya juga tidak begitu jauh. Namun membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk pembekuan darahnya/untuk memberhentikan pendarahan
pada ekor mencit yaitu sekitar 11 menit-13 menit.
Dari percobaan praktikum kali ini dapat kita buktikan bahwa Vitamin K sangat cepat sebagai
obat koagulan/anti pendarahan. Karena waktu yang dibutuhkannya untuk memberhentikan
darah sangat cepat dibanding Asetosal beberapa menit. Sedangkan pada obat Heparin
membutuhkan waktu yang sangat lama untuk membekukan darah. Ini sesuai dengan
mekanisme kerja dari masing-masing obat tersebut. Dan heparin terbukti efektif sebagai
obat anti koagulan.
VII. KESIMPULAN
Antikoagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah dengan cara mengikat
kalsium atau dengan menghambat pembentukan trombin yang diperlukan untuk
mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam proses pembekuan .
Faktor-faktor untuk mencegah antikoagulasi :
- Antikoagulan
- Antitrombolitik
- Antiplatelet
- Antipendarahan
Kaskade koagulasi:
- Intrinsik
- Ekstrinsik
Obat antikoagulan Heparin,Asetosal
Obat koagulansia Vitamin K
Obat Heparin sangat efektif sebagai obat antikoagulan karena membutuhkan waktu
yang sangat lama untuk memberhentikan pendarah atau dalam arti lain sebagai obat
anti pemekuan darah. Dan Vitamin K sangat cepat dan bagus untuk obat koagulan,
karena waktu yang dibutuhkannya untuk memberhentikan pendarahan sangat cepat
dibanding Asetosal.
VIII. JAWABAN PERTANYAAN
Heparin
Efek antikoagulan heparin timbul ikatannya dengan AT-III berfungsi :
- Menghambat protease factor pembekuan termasuk factor
Iia(thrombin), X a dan IX a, dengan cara membentuk komplek yang
stabil dengan protease pembekuan.
- Heparin yang terikat dengan AT-III mempercepat pembekuan
komplek tersebut sampai 100 kali.
- Bila kompleks AT-III protease sudah terbentuk heparin dilepas unutuk
selanjutnya membentuk ikatan baru dengan membentuk antitrombin.
Vitamin K
- Pada penderita defisiensi vitamin K, vitamin ini berguna untuk
meningkatkan biosintesis beberapa faktor pembekuan darah yang
berlangsung di hati.
- Sebagai hemostatik vitamin K memerlukan waktu unutk dapat
menimbulkan efek, sebab vitamin K harus merangsang pembentukan
darah lebih dahulu.
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi toksisitas obat anti koagulan dan
koagulansia? Jelaskan alasannya.
Jawab:
Dosis Obat
Dosis obat akan diberikan sesuai dengan usia. Misalnya pada bayi yang baru
dilahirkan semua enzim di hati belum terbentuk lengkap sehingga reaksi
metabolismenya lebih lambat. Karena itu harus diberikan obat dengan dosis
yang lebih rendah agar menghindari terjadinya over dosis atau kercunan.
Rute pemberian
Misalnya pada pemberian secara oral, toksisitasnya dapat dimodifikasi oleh
penambahan agen dengan bantuan atau perlambatan absorbsi bahan
aktifnya.
Umur
Hal ini disebabkan karena kemampuan setiap individu untuk memetabolisir
atau mensekresikan zat kimia adalah berbeda-beda.
Berat Badan
Perbedaan berat badan sangat menentukan jumlah zat kimia yang akan
diberikan berdasarkan berat badan (misal mg/kg BB)
Keracunan vitamin K
- Sangat jarang terjadi kecuali bagi mereka yang mengonsumsi
suplemen vitamin K secara berlebih.
- Gejala keracuna vitamin K dapat berupa mual,muntah,anemia,diare
dan ruam kulit.