Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Judul : Penatalaksanaan Holistik Ulkus Pedis Sinistra Et Causa Peripheral Arterial Disease
Korespondensi Penulis :
Nama : Asep Setya Rini
Alamat Lengkap : Jalan Pangeran Antasari No 55, Bandar Lampung.
Telepon : 085369808882
E-mail : asepsetyarini@gmail.com
Latar belakang: Penyakit arteri perifer (PAD) Peripheral arterial occlusive disease (PAOD) atau
adalah penyakit vaskular yang ditandai dengan dikenal dengan penyakit arteri perifer
2
Asep Setya Rini | Penatalaksanaan Holistik Ulkus Pedis Sinistra Et Causa Peripheral Arterial Disease
merupakan suatu kondisi adanya lesi yang yang berperan dalam early recognition, medical
menyebabkan aliran darah dalam arteri yang optimation, appropriate referral dan post
mensuplai darah menuju bagian distal operative care.Tujuan utamanya adalah
ekstremitas menjadi terbatas.2 Distribusi klinis mencegah progresivitas dari asimpomatik PAD
PAD pada pasien >50 tahun terdiri atas menjadi critical iskemic limb dan mencegah
asimtomatik sebanyak 20-50%, nyeri tungkai critical ischemic limb berkembang menjadi
atipikal sebanyak 40-50%, klaudikasio klasik 10- sepsis.Oleh sebab itu perlunya keaktifan dari
35% dan critical limb ischemia 1-2%. Salah satu tenaga kesehatan untuk melakukan screening
faktor risiko dari terbentuknya penyakit arteri terhadap penyakit PAD.5
perifer berupa riwayat ABI (ankle brachial index)
yang rendah, merokok, diabetes (terutama pada KASUS
keadaan glukosa tak terkontrol), hipertensi dan
dislipidemia.2,3 Tn. T, 54 tahun, sekitar 6 bulan yang lalu pasien
mengeluhakan rasa kebas pada kaki kirinya. Rasa
Saat ini, diperkirakan lebih dari 202 juta orang di kebas yang muncul bersifat hilang timbul
dunia menderita PAD. Prevalensi PAD di dengan kuantitas ringan. Rasa kebas muncul
Indonesia adalah 9,7%. Data prevalensi PAD pada telapak kaki kiri dan terkadang hingga
lainya didapat dari sebuah penelitian multi punggung kaki.Pasien juga mengeluhkan timbul
negara oleh PAD-SEARCH, dimana Indonesia juga rasa kesemutan yang hilang timbul pada bagian
menjadi salah satu subjek penelitian. Setiap satu kaki kiri yang muncul terutama pada saat
juta orang Indonesia, 13.807 diantaranya bekerja.Pasien juga merasakan nyeri hilang
menderita PAD. 3 timbul pada bagian telunjuk kiri yang muncul
terutama saat beraktivitas. Pada saat bekerja
Pada fase lanjut yaitu pada keadaan critical pasien tertusuk kayu pada bagian jari telunjuk
ischemic limb saat pembuluh darah tersumbat kiri, dikarenakan rasa kebas yang muncul pasien
akan dapat terbentuk gangren pada distal jari tidak sadar bahwa tertusuk kayu dan pasien juga
ekstermitas. Pada beberapa kasus penyakit menggunakan sepatu ketat.Akibatnya pada
vaskular perifer terjadi secara mendadak hal ini bagian yang tertusuk kayu timbul luka yang luas
terjadi saat ada emboli yang menyumbat hingga mencapai tulang pasien.Pasien lalu
pembuluh darah. Pasien akan mengalami nyeri dilakukan amputasi pada jari telunjuk kaki kiri.
yang tajam diikuti hilangnya sensari di area yang Pasien menyatakan bahwa setelah diamputasi
kekurangan suplai darah. Tangan akan menjadi luka post operasi sudah kering.
dingin dan kebas serta terjadi perubahan warna
menjadi kebiruan. Terkadang pasien diawali Pada 2 minggu terakhir pasien mengeluhkan
dengan trauma yang tidak disadari dan timbul luka pada tempat post amputasi yang
berkembang menjadi infeksi lokal. Penurunan semakin melebar sejak 2 minggu terakhir. Pada
vaskularisasi menyebabkan ketidakseimbangan awalnya luka hanya berada pada bagian tempat
antara laju penyembuhan dengan perkembangan post amputasi yaitu pada pangkal jari telunjuk
infeksi. Sehingga terbentuklah ulkus. Bentuk PAD kaki kiri yang lama kelamaan menyebar kebagian
berupa Critical limb ischemia didefinisikan punggung kaki kiri.Luka yang muncul
sebangai nyeri iskemia saat istirahat yang terus menimbulkan rasa nyeri yang cukup berat hingga
menerus, hilang timbul dan membutuhkan membuat pasien tidak dapat tertidur.
analgetik opiat selama paling sedikit 2 minggu,
terdapat ulserasi atau gangren pada kaki atau jari Pasien makan sebanyak tiga kali sehari. Makanan
dan tekanan sistolik ankle kurang dari 50 mmHg yang dimakan cukup bervariasi. Terdiri atas nasi
atau tekanan sistolik jari kurang dari 30 mmHg sebagai makanan pokok diikuti dengan lauk pauk
(atau hilangnya pulsasi a dorsalis pedis pada berupa sayur-sayuran. Pasien jarang
pasien diabetes melitus.3,4 mengonsumsi makanan protein hewani. Aktivitas
fisik pasien, jarang berolahraga. Olahraga
Pada dasarnya primary care di Indonesia dilakukan ketika sebelum pasien sakit.
memiliki peranan penting terhadap
perkembangan penyakit PAD. Dalam hal ini, Pasien merupakan seorang perokok berat sejak
primary care dapat bertindak sebagai wadah usia 18 tahun, frekuensi merokok mencapai 2
3
Asep Setya Rini | Penatalaksanaan Holistik Ulkus Pedis Sinistra Et Causa Peripheral Arterial Disease
bungkus perhari. Pasien juga seorang peminum adalah edukasi dan konseling mengenai
alcohol dengan frekuensi minum setiap 2 penyakitnya, dan pencegahan agar penyakit tidak
minggu.Sampai saat ini pasien masih merokok muncul kembali. Penatalaksanaan farmakologi
dan berhenti minum alcohol sejak 1 tahun yang berup ganti balutan setiap hari, antibiotik topical
lalu.Pasien bekerja sebagai seorang buruh kebun. kloramfenikol cream, dioleskan pada area luka,
Biasa menggunakan sepatu boot ketat yang antibiotik sistemik Metronidazol 500 mg 3x1,
jarang dibersihkan. Tidak menggunakan helm Cefixime 100 mg 3x1, analgetik Natrium
dan masker saat bekerja.Semenjak sakit pasien diklofenak 10 mg 2x1.6,7
tidak dapat beraktivitas seperti biasa kembali.
PEMBAHASAN
Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama
disangkal. Tidak terdapat anggota keluarga yang Dari hasil anamnesis didapatkan poin penting
mengalami hal yang sama. Saudara kandung yang terdiri atas timbul rasa kebas, nyeri hilang
pasien memiliki penyakit diabetes melitus. timbul, riwayat terpapar luka dan riwayat
Riwayat penyakit degeneratif lainnya seperti amputasi. Perihal poin keluhan diatas didapatkan
hipertensi, artritis dan penyakit ginjal disangkal. pasien mengalami kelainan yang dialami oleh
pasien diawali dengan terjadinya neuropati
Penampilan astenikus, kurang terawat. Berat perifer dan klaudikasio intermiten diikuti dengan
badan 54 kg, tinggi badan 175 cm, IMT 17,6 paparan luka dan terbentuk iskemia pada
(underweight). Tampak sakit sedang, kesadaran telunjuk kaki pasien. Neuropati perifer adalah
compos mentis. Tekanan darah 120/80 mmHg, suatu keadaan yang melingkupi spektrum luas
nadi 74 x/menit, frekuensi napas 18x/menit dan penyakit yang ditandai berupa gangguan
suhu tubuh 37,1 o C sensorik dan motorik pada level perifer.
Klaudikasio adalah nyeri hilang timbul yang
Regio pedis sinistra tampak luka dengan luas 9 diakibatkan oleh aliran darah ke esktermitas
cm X 7 cm berbatas ireguler dengan dasar luka terhambat. Berdasarkan keadaan ini dicurigai
jaringan epidermis dan kutis. Pada permukaan pasien memiliki berberapa diagnosis banding
luka tampak pus multiple dengan jaringan terkait dengan underlying disease keadaan
hiperemis dan jaringan nekrotik. Pada area pasien, yaitu peripheral arterial disease, diabetes
terasa nyeri, pulsasi arteri dorsalis pedis, melitus tipe 2.8
maleolus media lebih lemah dibandingkan
dengan kolateral. Range of motion tidak Peripheral arterial disease adalah gangguan
terbatas pada level pedis sinistra. Range of aliran darah menuju ekstermitas yang
motion terbatas pada digiti 3 pedis sinistra. diaikibatkan oleh atherosclerotic oclusive
Tekanan darah 4 ekstermitas: Lengan atas kanan disease. Sedangkan diabetes melitus adalah
120/80 mmHg, lengan atas kiri: 120/80 mmHg, suatu kelompok penyakit metabolik dengan
tungkai bawah kanan: 110/70 mmHg, tungkai karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
bawah kiri : 100/80. Ankle brachial index : 0,83. kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-
duanya.9
Reflek fisiologis normal, refleks patologis (-).
Pemeriksaan motorik dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik ditemukan pada regio
Sensorik pedis sinistra: sensorik halus terganggu, pedis sinistra. Look: tampak luka dengan luas 8
sensorik kasar terganggu, sensorik diskriminasi 2 cm X 5 cm berbatas ireguler dengan dasar luka
titik terganggu, stregteogenesis terganggu, tes jaringan epidermis dan kutis. Pada permukaan
vibrasi terganggu. luka tampak pus multiple dengan jaringan
hiperemis dan jaringan nekrotik. Feel: pada area
Hasil pemeriksaan penunjang pada pasien yaitu terasa nyeri, pulsasi arteri dorsalis pedis,
gula darah sewaktu 125, gula darah puasa 98, maleolus media lebih lemah dibandingkan
gula darah post prandial 100. dengan kolateral. Move: range of motion tidak
terbatas pada level pedis sinistra. Range of
Diagnosis kerja pada pasien ini yaitu Ulkus Pedis motion terbatas pada digiti 3 pedis sinistra.Pada
Sinistra Et Causa Peripheral Arterial Disease. pemeriksaan sensoris didapatkan Reflek fisiologis
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini normal, refleks patologis (-).Pemeriksaan
4
Asep Setya Rini | Penatalaksanaan Holistik Ulkus Pedis Sinistra Et Causa Peripheral Arterial Disease
5
Asep Setya Rini | Penatalaksanaan Holistik Ulkus Pedis Sinistra Et Causa Peripheral Arterial Disease