Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
ABSTRACT
Soil fertility is the potential for soil to provide nutrients in sufficient quantities in a
form that is available and balanced to ensure maximum plant growth. Given the size of
Mount Sebatung function of protected forests and land degradation processes that
continue to occur, then in the framework of this area of land conservation efforts need
to be supported by data information, such as soil fertility status. Accordingly, the level
of soil fertility research in the protected forest areas needs to be done. From the results
of this study is expected to give consideration in land conservation efforts being
undertaken by relevant agencies.
The method used for soil sampling by purposive sampling on 4 observation
sites, namely under forest stands have 2 locations; under the stands of fruit orchards
and shrubs each 1 observation location. Intact soil samples taken using the ring
samples, while for the disturbed soil is done by the composite.
The results showed the level of soil fertility is physically in protected forests of
Mount Sebatung generally relatively high (medium). Slope factor (the hilly topography)
and soil depth is relatively shallow solum limiting factor in plant growth. While the
chemical status of soil fertility, especially under forest stands are relatively higher
compared with soil under stands of fruit orchards and shrubs. The low pH of the soil
becomes a limiting factor for the availability of soil nutrients, although the contribution
of organic material from vegetation above it is quite high.
PENDAHULUAN
Kesuburan tanah adalah potensi fisik dan kimia), karena bisa saja tanah
tanah untuk menyediakan unsur hara itu subur secara fisik tetapi secara
dalam jumlah yang cukup dalam bentuk kimia tidak dan sebaliknya. Jadi tanah
yang tersedia dan seimbang untuk yang benar-benar subur itu adalah
menjamin pertumbuhan tanaman yang apabila didukung oleh faktor-faktor
maksimum. Namun demikian tidak pertumbuhan, salah satu diantaranya
dapat dianggap bahwa tanah yang sifat fisik dan kimia tanahnya juga
subur adalah juga produktif karena dalam kondisi yang baik, karena sifat
status kesuburan tanah tidak fisik dan kimia tanah itu saling
memberikan indikator kecukupan faktor mempengaruhi satu sama lain.
pertumbuhan lainnya (Anna et al, 1985). Banyaknya jenis dan jumlah
Selain dari pada itu untuk menyebutkan tanaman diduga juga dapat
bahwa apakah status tanah itu subur memberikan banyak kontribusi bagi
atau tidak subur, maka haruslah kesuburan tanah, baik secara fisik
dikaitkan dengan keadaan sifat fisik maupun kimia pada tanah dibawahnya.
dan kimia tanahnya (kesuburan secara Meskipun untuk jenis-jenis tanaman
METODOLOGI PENELITIAN
Dari hasil analisa secara teknis di lindung Gunung Sebatung seperti pada
laboratorium dan pengamatan secara Tabel 1 dan 2.
kualitatif di lapangan diperoleh data Berdasar atas perbandingan
sifat fisik dan kima tanah di hutan banyaknya fraksi pasir, debu dan liat
dari hasil analisis sifat fisik tanah
Keterangan :
KB = Sample tanah pada kebun buah
TH = Sample tanah dibawah tegakan hutan
TH = Sample tanah dibawah tegakan hutan
SB = Sample tanah di bawah semak belukar
SC = Sangat Cepat
Keterangan :
KB = Sample tanah pada kebun buah
TH = Sample tanah dibawah tegakan hutan
TH = Sample tanah dibawah tegakan hutan
SB = Sample tanah di bawah semak belukar
R = Rendah; S = Sedang; T = Tinggi;
SR = Sangat Rendah; ST = Sangat Tinggi.
dibuatkan sengkedan atau bangunan Selain itu pada reaksi tanah yang
teras sebagai penahan lajunya erosi. masam, unsur-unsur mikro juga
Selain bahaya erosi yang terjadi, menjadi mudah larut, sehingga
keasaman tanahnya dapat penyerapan unsur mikro yang terlalu
menimbulkan persoalan dalam kegiatan banyak bisa menjadi racun bagi
penanaman (reboisasi) yang akan tanaman. Untuk mengatasinya dapat
dilaksanakan. Tanahnya yang masam dilakukan dengan menambahkan kapur
menyulitkan unsur-unsur hara untuk kedalam tanah, atau dengan
dapat diserap tanaman. Pada penambahan unsur hara yang kurang
umumnya unsur hara mudah diserap seperti unsur nitrogen (N), phosfor (P)
akar tanaman pada Ph tanah netral, dan Magnesium (Mg) dengan
karena pada Ph tersebut kebanyakan pemberian pupuk yang bereaksi basa
unsur hara mudah larut dalam air. terhadap tanah
.
Tabel 4. Status kesuburan tanah dihutan lindung Gunung Sebatung
Lokasi KTK KB P2O5 K2O C Status
Kesuburan
1 16,04 (R) 76,12 (T) 159,94 (T) 501,74 (T) 2,68 (S) Sedang
2 28,25 (T) 85,56 (T) 168,70 (T) 1992,99 (T) 3,13 (T) Tinggi
3 9,41 (R) 85,65 (T) 76,28 (T) 882,57 (T) 3,16 (T) Sedang
4 27,85 (T) 89,33 (T) 16,81 (R) 1366,26 (T) 2,12 (S) Sedang
Keterangan : R = Rendah
S = Sedang
T = Tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Anna et al, 1985. Dasar-dasar Ilmu Reconnaissance Land
Tanah. Badan Kerjasama Resources, CSR FAO Staff.
Perguruan Tinggi Bagian Timur. Bogor.
Ujung Pandang.
Hakim, et al, 1986. Dasar-dasar Ilmu
Buckman,H.O dan Brady,N.C, 1982. Tanah. Universitas Lampung.
Ilmu Tanah (Terjemahan). Jakarta.
Penerbit Bharata Karya
Hardjowigeno, S, 1995. Ilmu Tanah.
Aksara. Jakarta.
Akademika Pressindo. Bogor.
Center for Soil Research (CSR) / Food
Soepraptohardjo, M et al, 1985. Survai
and Agricultural Organization
kapabilitas Tanah. Pusat
(FAO) Staff, 1983.
Penelitian Tanah. Bogor.