Sie sind auf Seite 1von 30

PEDOMAN PENINJAUAN KEMBALI RTRW

D I R E K TO R AT J E N D E R A L TATA R UA N G
K E M E N T E R I A N A G R A R I A D A N TATA R U A N G /
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
OUTLINE
PENDAHULUAN
I. BAB I KETENTUAN UMUM
II. BAB II MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP
III. BAB III KETENTUAN PENINJAUAN KEMBALI RTRW
IV. BAB IV TATA CARA PENINJAUAN KEMBALI RTRW
V. BAB V REKOMENDASI HASIL PENINJAUAN KEMBALI RTRW
VI. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN
LAMPIRAN TATA CARA PENGKAJIAN PELAKSANAAN PK RTRW
LAMPIRAN TATA CARA EVALUASI PELAKSANAAN PK RTRW
LAMPIRAN TATA CARA PENILAIAN PELAKSANAAN PK RTRW
LAMPIRAN TATA CARA PERHITUNGAN BESARNYA PERUBAHAN MATERI REVISI
PENDAHULUAN

PENINJAUAN KEMBALI DALAM UU NO. 26 TAHUN 2007


Rencana tata ruang wilayah kota dapat ditinjau kembali 1 (satu)
kali dalam 5 (lima) tahun.
Peninjauan kembali rencana tata ruang merupakan upaya untuk
melihat kesesuaian antara rencana tata ruang dan kebutuhan
pembangunan yang memperhatikan perkembangan lingkungan
strategis dan dinamika internal serta pelaksanaan pemanfaatan
ruang (penjelasan pasal 26 ayat 5, ).
Hasil peninjauan kembali rencana tata ruang wilayah kota berisi
rekomendasi tindak lanjut sebagai berikut:
a. perlu dilakukan revisi karena adanya perubahan kebijakan
dan strategi nasional dan/atau provinsi yang mempengaruhi
pemanfaatan ruang wilayah kota dan/atau terjadi dinamika
internal kota yang mempengaruhi pemanfaatan ruang kabupaten
secara mendasar; atau
b. tidak perlu dilakukan revisi karena tidak ada perubahan
kebijakan dan strategi nasional dan/atau provinsi dan tidak terjadi
dinamika internal kota yang mempengaruhi pemanfaatan ruang
kabupaten secara mendasar.

Peninjauan kembali dan revisi dalam waktu kurang dari 5 (lima) tahun
dilakukan apabila strategi pemanfaatan ruang dan struktur ruang
wilayah kota yang bersangkutan menuntut adanya suatu perubahan
yang mendasar sebagai akibat dari penjabaran Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional dan/atau rencana tata ruang wilayah provinsi dan
dinamika pembangunan di wilayah kota yang bersangkutan.
Peninjauan kembali dan revisi rencana tata ruang wilayah kota dilakukan
bukan untuk pemutihan penyimpangan pemanfaatan ruang.
I KETENTUAN UMUM

Ps. 1
1. Rencana Tata Ruang
2. Rencana Tata Ruang Wilayah
3. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
4. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
5. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota
6. Peninjauan Kembali RTRW
7. Pemerintah Pusat
8. Pemerintah Daerah
9. Menteri

Peninjauan Kembali RTRW adalah upaya untuk melihat kesesuaian antara


RTRW dan kebutuhan pembangunan yang memperhatikan perkembangan
lingkungan strategis dan dinamika pembangunan, serta pelaksanaan
pemanfaatan ruang. (Ps. 1 angka 6)
II MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP

Ps. 2 ayat (1)


Maksud:
Agar dapat dijadikan pedoman bagi Pemerintah
dan pemerintah daerah serta para pemangku
kepentingan lainnya dalam peninjauan kembali
RTRW.
Ps. 2 ayat (2)

Tujuan:
untuk mewujudkan peninjauan kembali RTRW yang berkualitas
dengan cara memberikan petunjuk pelaksanaan peninjauan
kembali RTRW yang akuntabel dan memperhatikan keserasian,
keselarasan, serta keseimbangan antara muatan dalam RTRW
dengan perkembangan dinamika pembangunan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ps. 3 ayat (1)
Ruang Lingkup:
1. Ketentuan peninjauan kembali RTRW
2. Tata cara peninjauan kembali RTRW
3. Rekomendasi hasil peninjauan kembali RTRW
III KETENTUAN PENINJAUAN KEMBALI RTRW

Ps. 4
PK dilakukan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun

Masa berlaku RTRW berakhir

RTRW
RTRW mulai berlaku RTRW ditinjau kembali diganti
z

t1 t2 t3 t4 t5 t10 t15 t20

PK 1 PK 2 PK 3 PK 4
III KETENTUAN PENINJAUAN KEMBALI RTRW (lanjutan)

Ps. 5
PK dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun

Masa berlaku RTRW berakhir


RTRW mulai berlaku
RTRW
RTRW ditinjau kembali diganti

t1 t2 t3 t4 t5 t8 t13 t18 t20

Terdapat Perubahan
Lingkungan Strategis*

PK 1 PK 2 PK 3 PK 4

*Lingkungan strategis meliputi:


a. bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan;
b. perubahan batas teritorial negara yang ditetapkan dengan Undang-Undang; atau
c. perubahan batas wilayah daerah yang ditetapkan dengan Undang-Undang.
IV TATA CARA PENINJAUAN KEMBALI RTRW

Ps. 7
PENETAPAN PELAKSANAAN PENINJAUAN KEMBALI RTRW

KEPUTUSAN
MENTERI KEPUTUSAN
GUBERNUR KEPUTUSAN
BUPATI/
penetapan

penetapan
WALIKOTA

penetapan
1. Peninjauan
Kembali RTRWN 1. Peninjauan
Kembali RTRWP 1. Peninjauan
Kembali
RTRWKab/Kota
2. Tim Peninjauan
Kembali RTRWN 2. Tim Peninjauan
Kembali RTRWP 2. Tim Peninjauan
Kembali
RTRWKab/Kota
Ps. 9
Tim PK:
Pemerintah Pusat/Daerah
perguruan tinggi ( 2, 1 lokal)
lembaga penelitian ( 2, 1 lokal)
IV TATA CARA PENINJAUAN KEMBALI RTRW (lanjutan)
Ps. 16
PELAKSANAAN PENINJAUAN KEMBALI RTRW
Ps. 17 Ps. 18 Ps. 19
Pengkajian Evaluasi Penilaian

Dilakukan untuk melihat Dilakukan untuk Dilakukan untuk


pelaksanaan tata ruang mengukur kemampuan menentukan tindak lanjut
terhadap kebutuhan RTRW sebagai acuan pelaksanaan PK
pembangunan. dalam pembangunan dapat dilakukan baik
nasional/daerah. melalui metode kuantitatif
Tahapan pengkajian: maupun metode kualitatif.
Pengumpulan data dan Evaluasi dilakukan
infomasi, meliputi: dengan mengukur: Tahapan penilaian
a. Dokumen RTRW; a. Kualitas RTRW; menghasilkan:
b. Dinamika b. Kesesuaian dengan a. Tingkat kualitas RTRW;
pembangunan; dan peraturan perundang- b. Tingkat Kesesuaian
c. Kondisi aktual undangan; dan dengan peraturan
pemanfaatan ruang. c. Pelaksanaan perundang-undangan; dan
Penyusunan matriks pemanfaatan ruang. c. Tingkat kesesuaian
kesesuaian, meliputi: pelaksanaan pemanfaatan
a. matriks dinamika ruang.
pembangunan; dan
b. matriks kondisi aktual
pemanfaatan ruang.
V REKOMENDASI HASIL PENINJAUAN KEMBALI RTRW

Ps. 21
Rekomendasi hasil PK adalah revisi atau tidak revisi
Dalam hal rekomendasinya adalah revisi, terdapat 2 bentuk: Ps. 28
1. perubahan < 20% perubahan peraturan per-uu-an
2. perubahan 20% pencabutan peraturan per-uu-an
Ps. 29 ayat (1)
Jangka waktu hasil perubahan RTRW tidak mengalami perubahan
sesuai dengan jangka waktu RTRW sebelum dilakukan revisi.
Jangka waktu hasil pencabutan RTRW 20 tahun sejak RTRW
baru hasil revisi diundangkan Ps. 29 ayat (2)
VI KETENTUAN LAIN-LAIN

Ps. 30 ayat (1)


Revisi terhadap RTRW dilakukan bukan untuk pemutihan
terhadap penyimpangan pelaksanaan pemanfaatan
ruang.

Ps. 30 ayat (2)

Penyimpangan pelaksanaan pemanfaatan ruang meliputi:


a. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan fungsi
dalam RTRW; dan/atau
b. pemberian izin pemanfaatan ruang untuk kegiatan
yang melebihi dominasi fungsi dalam RTRW.
Tahap Pengumpulan Data dan Informasi
a. Dokumen RTR, termasuk seluruh lampirannya (indikasi program dan peta-peta) beserta seluruh dokumen teknisnya yang meliputi
dokumen materi teknis dan dokumen fakta dan analisa.
b. Dinamika pembangunan, minimal meliputi data dan informasi:
Perubahan kebijakan nasional yang mempengaruhi penataan ruang wilayah nasional atau wilayah provinsi dan perubahan kebijakan
provinsi yang mempengaruhi penataan ruang wilayah kabupaten/kota.
Perubahan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang menjadi acuan dan terkait dengan rencana tata ruang.
Dinamika pembangunan nasional, provinsi, dan kabupaten/kota yang mencakup aspek sosial, ekonomi, dan budaya.
Perubahan arah pembangunan berdasarkan aspirasi masyarakat.
Perkembangan paradigma pemikiran, teknologi, dan penemuan sumber daya alam.
c. Kondisi aktual pemanfaatan ruang, minimal meliputi data dan informasi sejak RTRW ditetapkan sampai dengan saat dilakukannya
peninjauan kembali, yang di antaranya:
Data program dan penganggaran sektor terkait, dalam rangka perwujudan rencana tata ruang.
Peta-peta kondisi aktual pemanfatan ruang di lapangan.
Data-data yang menggambarkan kondisi aktual pemanfaatan ruang, yang antara lain meliputi neraca penatagunaan tanah, hasil audit
tata ruang, serta pelaporan oleh masyarakat.

Sedangkan dalam hal terjadi perubahan lingkungan strategis dimana peninjauan kembali dilakukan lebih dari 1 kali dalam 5 tahun, maka
data dan informasi yang dikumpulkan menambahkan:
a. Bencana alam besar, yang antara lain meliputi data dan informasi terkait:
Cakupan lokasi kawasan/wilayah (peta dan deskripsi) terjadinya bencana alam beserta seluruh kawasan yang terkena dampak.
Data jumlah korban jiwa, kerugian harta benda, serta kerusakan sarana dan prasarana.
Besaran dampak sosial ekonomi yang diakibatkan terjadinya bencana alam.
Alternatif kebutuhan ruang untuk relokasi (jika dibutuhkan).
b. Perubahan batas teritorial negara/batas wilayah daerah yang antara lain meliputi:
Peraturan perundangan/dasar hukum perubahan batas teritorial negara/batas wilayah daerah.
Deskripsi dan peta delineasi/peta perubahan batas.
Selain data tambahan sebagaimana di atas, peninjauan kembali yang dilakukan lebih dari 1 kali dalam 5 tahun juga tetap harus dilengkapi
dengan data dinamika pembangunan dan kondisi aktual pemanfaatan ruang sebagaimana untuk pengkajian kembali yang dilakukan 1 kali
dalam 5 tahun.
Tahap Penyusunan Matriks Kesesuaian
Matriks Dinamika Pembangunan (contoh)
No Kondisi Saat Penyusunan Keterangan Indikasi Dampak Perubahan
Dinamika Pembangunan
RTRW terhadap Muatan RTRW
(1) (2) (3) (4) (5)
Adanya kebutuhan dan
Belum ada pertimbangan Juga tertuang Mempengaruhi perubahan rencana
potensi pembangunan PLTS
1 pembangunan PLTS 50 dalam Perpres struktur ruang, yaitu pada rencana
dengan kapasitas sebesar 50
MW di Kabupaten X RTRW Nasional jaringan prasarana energi
MW di Kabupaten X
2
n

Matriks Kondisi Aktual Pemanfaatan Ruang (contoh)


No Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Keterangan Terkait Realisasi Program
(1) (2) (3) (4)
Perwujudan rencana struktur ruang
Pembangunan jalan arteri primer
Pembangunan jalan arteri primer yang Ruas atau lokasi pembangunan jalan
1 dilaksanakan pada ruas yang
menghubungkan Kabupaten A dan B tidak sesuai dengan rencana tata ruang
menghubungkan Kabupaten B dan C
2 B
n C
Perwujudan rencana pola ruang
1 A
2 B
n C
Perwujudan rencana kawasan strategis
1 A
2 B
n C
Lampiran:
TATA CARA EVALUASI PELAKSANAAN PK RTRW
Kualitas RTRW
Kelengkapan dan kedalaman muatan RTRW (contoh)
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Nasional/Provinsi/Kabupaten Catatan Evaluasi
Ada Tidak Cukup Kurang
(1) (2) (3) (4) (5)
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN
1
RUANG
1.1. Tujuan penataan ruang -
1.2. Kebijakan penataan ruang -
1.3. Strategi penataan ruang
2 RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
2.1. Sistem pusat pelayanan
2.1.1. Sistem perkotaan
a PKN
b PKW
c PKL
d PKSN
Lampiran (lanjutan)
Kualitas RTRW (lanjutan)
Kualitas Data (contoh)
Relevansi dengan Kondisi Saat
Kelengkapan
Ini
No. Jenis Data Catatan Evaluasi
Tidak ada/ Tidak
Ada/ Lengkap Masih Relevan Perlu Updating
Lengkap
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Data wilayah administrasi -
2. Data fisiografis -
Data kependudukan time
series perlu di-update
karena akan sangat
berpengaruh terhadap
analisis trend dan proyeksi
3. Data kependudukan kependudukan sebagai
salah satu dasar
penyusunan rencana
penyediaan sarana dan
parasarana serta
peruntukan ruang
4. Data ekonomi dan keuangan
Data ketersediaan prasarana dan
5.
sarana dasar
6. Data penggunaan lahan
7. Data peruntukan ruang
8. Data daerah rawan bencana
Peta dasar rupa bumi dan peta tematik
yang dibutuhkan termasuk peta
penggunaan lahan, peta peruntukan
ruang, dan peta daerah rawan bencana
9. pada skala peta minimal 1:1.000.000
untuk RTRW nasional; 1:250.000
untuk RTRW provinsi; 1:50.000 untuk
RTRW kabupaten; 1:25.000 untuk
RTRW kota
Lampiran (lanjutan)

Kesesuaian dengan Peraturan Perundang-Undangan

Kesesuaian dengan Peraturan Perundang-Undangan (contoh)

Muatan Pengaturan Kesesuaian


No. Peraturan Perundang-undangan yang terkait dengan Catatan Kesesuaian
Muatan RTRW Sesuai Tidak Sesuai

(1) (2) (3) (4) (5)


UU No. 26 tahun 2007 tentang
1. (Sudah jelas) -
Penataan Ruang

UU No. 27 Tahun 2007 tentang Perlu penyesuaian


Pengelolaan Wilayah Pesisir dan muatan dalam rangka
Pengaturan terkait
Pulau-Pulau Kecil dan UU No. 01 integrasi dan keterkaitan
Rencana Zonasi Wilayah
2. tahun 2014 tentang Perubahan pengaturan ruang
Pesisir dan PulauPulau
atas UU No. 27 Tahun 2007 sebagaimana diatur
Kecil (RZWP3K)
tentang Pengelolaan Wilayah dalam RTRW dan
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil RZWP3K

3. Dst.
Lampiran (lanjutan)

Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang


a. Jenis dan besaran pelaksanaan pemanfaatan ruang
Jenis kesesuaian pemanfaatan ruang dievaluasi dengan tujuan untuk melihat apakah program yang sudah dilakukan
sudah sesuai atau tidak sesuai dengan rencana tata ruang. Pemanfaatan ruang dinyatakan sesuai jika: 1) jenis program
yang dilaksanakan sesuai dengan yang tertuang dalam rencana dan indikasi program; 2) lokasi realisasi program sesuai
dengan yang tertuang dalam rencana dan indikasi program.
Besaran pelaksanaan pemanfaatan ruang perlu dihitung dalam rangka mengetahui seberapa besar kesesuaian
pelaksanaan pemanfaatan ruang. Besaran kesesuaian pemanfaatan ruang hanya dihitung berdasarkan target capaian
program 5 tahunan, bukan sampai dengan akhir tahun perencanaan.

b. Dampak ketidaksesuaian pemanfaatan ruang


Yang dimaksud dampak ketidaksesuaian pemanfaatan ruang di sini adalah efek/akibat/pengaruh yang disesbabkan oleh
terjadinya ketidaksesuain pelaksanaan pemanfaatan ruang yang meliputi dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Dampak-dampak ini terdiri atas dampak yang menguntungkan atau positif (jika ada) dan merugikan, yang selanjutnya
diklasifikasikan ke dalam besaran dampaknya, yaitu:
Berskala lingkungan (desa/kelurahan sampai kecamatan);
Berskala kabupaten/kota;
Berskala regional yaitu provinsi atau lintas kabupaten/kota;
Berskala nasional.
Lampiran (lanjutan)
Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang (lanjutan)
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi Eksisting Dampak
Indikasi (Luas/ dan Aktual di Realisasi Rencana Persentase Ketidaksesua
Keteran
No. Program Lima panjang/ Lapangan dengan Realisasi ian
Rencana gan
Tahunan jumlah/vo Pemanfaata Pemanfaata
lume/ dll) Belum n Ruang n Ruang
Tidak
Sesuai Realisasi Terealisasi/
Sesuai
Selisih
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Rencana struktur ruang
PKL di
1 Kecamatan A 2 2 - 100% -
dan B
Jalan Arteri
Primer yang
(-) berskala
2 menghubungka 18 8 10 44% -
nasional
n Kabupaten A
dan B (km)
n C
Rencana pola ruang
1 A
2 B
n C
Rencana penetapan kawasan strategis
1 A
2 B
n C
Lampiran:
Tata Cara Penilaian Pelaksanaan PK RTRW
Tata Cara dan Contoh Perhitungan dalam Peninjauan Kembali dengan Model Kuantitatif

Tahapan Penilaian dilakukan dengan model kuantitatif

Rekapitulasi Hasil Rekapitulasi Hasil Revisi


Penilaian
Aspek Penilaian per Penilaian
Aspek Keseluruhan Tidak Revisi

ASPEK KUALITAS RTRW Nilai 3 = BAIK, jika kelengkapan ada dan kedalaman cukup
Kelengkapan dan Nilai 1,5 = KURANG BAIK, jika kelengkapan ada namun kedalaman kurang
Kedalaman Muatan RTRW Nilai 0 = BURUK, jika kelengkapan tidak ada (untuk muatan/sub muatan
yang seharusnya ada) dan secara otomatis kedalamannya kurang
Kualitas Data RTRW (tidak ada)

ASPEK KESESUAIAN Nilai 3 = SESUAI, jika tidak ada perbedaan/perubahan peraturan perundang-
undangan yang seharusnya diacu/terkait dengan muatan RTRW
DENGAN PERATURAN Nilai 0 = TIDAK SESUAI, jika muatan RTRW tidak sesuai/tidak mengacu peraturan
PERUNDANG- perundang-undangan baru/yang mengalami perubahan, dimana
peraturan perundang-undangan tersebut seharusnya diacu/terkait
UNDANGAN
dengan muatan RTRW
Tata Cara (lanjutan)

ASPEK PELAKSANAAN Nilai 3 = SESUAI, jika terealisasi sesuai arahan dalam rencana dan indikasi
PEMANFAATAN RUANG program
Jenis dan Besaran Nilai 0 = TIDAK SESUAI, jika jenis program yang direalisasikan di lapangan tidak
sesuai, lokasi tidak sesuai, atau tidak ada pelaksanaan program
Pelaksanaan sebagaimana tercantum dalam rencana dan indikasi program
Pemanfaatan Ruang
Nilai 3 = SANGAT TINGGI/KESESUAIAN SEMPURNA, jika realisasi adalah 75% -
Dampak Pelaksanaan 100%
Pemanfaatan Ruang Nilai 2 = SEDANG, jika realisasi adalah 50% <75%
Nilai 1 = RENDAH, jika realisasi adalah 25% <50%
Nilai 0 = SANGAT RENDAH/TIDAK ADA KESESUAIAN, jika realisasi adalah 0%
<25%

Nilai 3 = Dampak negatif berskala LINGKUNGAN (desa/kelurahan sampai


kecamatan) atau tidak ada indikasi dampak negatif atau menunjukkan
kecenderungan dampak positif
Nilai 2 = Dampak negatif berskala KABUPATEN/KOTA
Nilai 1 = Dampak negatif berskala REGIONAL yaitu provinsi atau lintas
kabupaten/kota
Nilai 0 = Dampak negatif berskala NASIONAL atau lintas provinsi

Rekapitulasi Penilaian Peninjauan Kembali


RTRW dengan Metode Kuantitatif
Aspek Penilaian Nilai Bobot (%) Jika Nilai Akhir 85= RTRW dinyatakan
1. Kualitas RTRW 30 berkualitas BAIK (RTRW TIDAK DIREVISI)
2. Kesesuaian Peraturan Perundang-undangan 30 Jika Nilai Akhir <85= RTRW dinyatakan
3. Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang 40 berkualiatas BURUK (RTRW DIREVISI)
Tata Cara (lanjutan)

Contoh Penilaian REKAP ASPEK


Rekap Aspek Kualitas, Kesahihan dan Simpangan
Nilai Perkalian
No Aspek Bobot
Akhir Bobot
(1) (2) (3) (4) (5= 3x4)
1 Kualitas RTRW 2,2 30 66
2 Kesesuian Terhadap Peraturan Per-UU-an 2 30 60
3 Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang 2,02 40 80,80
Total 6,18 100 206,80

Rata-rata Nilai Penilaian Akhir PK RTRW 2,06 68,93

Nilai akhir penilaian peninjauan kembali RTRW adalah 68,93 sehingga


menghasilkan rekomendasi RTRW DIREVISI.
Tata Cara dan Contoh Perhitungan dalam Peninjauan Kembali dengan Model Kualitatif

Kriteria Penilaian
PENGKAJIAN EVALUASI PENILAIAN

Kualitas RTRW Baik/Kurang Baik/Buruk


Dinamika pembangunan
Kesesuaian dengan perUUan Sahih/Tidak Sahih

Simpangan pemanfaatan ruang Pelaksanaan pemanfaatan ruang Tinggi/Rendah

Kriteria Penilaian Aspek Kualitas RTRW Sub Aspek: Kelengkapan dan Kedalaman Muatan RTRW

Hasil Penilaian Kriteria Minimal Yang Harus Dipenuhi


Baik 1. Muatan RTRW lengkap sebagaimana yang diatur dalam peraturan perundangan dan pedoman penyusunannya
2. Memiliki tingkat kedalaman yang baik, ditunjukkan dengan diikutinya seluruh kriteria dan analisis yang harus
dilakukan sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan dan pedoman penyusunannya
3. Muatan RTRW masih dapat mengakomodir kebutuhan pembangunan yang meliputi perubahan kebijakan dan
dinamika pembangunan
Kurang baik 1. Muatan RTRW lengkap sebagaimana yang diatur dalam peraturan perundangan dan pedoman penyusunannya
2. Memiliki tingkat kedalaman yang kurang baik, ditunjukkan dengan tidak diikutinya seluruh kriteria maupun
kurangnya analisis yang seharusnya dilakukan sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan dan
pedoman penyusunannya
3. Muatan RTRW sudah tidak mampu mengakomodir perubahan kebijakan atau dinamika pembangunan
Buruk 1. Muatan RTRW tidak lengkap, yaitu tidak mencantumkan seluruh muatan yang diamanatkan peraturan perundang-
undangan dan pedoman penyusunannya
2. Memiliki tingkat kedalaman yang buruk, ditunjukkan dengan diikutinya seluruh kriteria dan analisis yang harus
dilakukan sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan dan pedoman penyusunannya
3. Muatan RTRW sudah tidak dapat mengakomodir kebutuhan pembangunan yang meliputi perubahan kebijakan
dan dinamika pembangunan
Tata Cara (lanjutan)

Kriteria Penilaian Aspek Kualitas Sub Aspek: Kualitas Data

Hasil Penilaian Kriteria Minimal Yang Harus Dipenuhi


Baik 1. Data yang digunakan sebagai dasar penyusunan RTRW lengkap
sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan dan
pedoman penyusunannya
2. Seluruh data yang digunakan masih relevan dan tidak perlu dilakukan
pemutakhiran
Kurang baik 1. Data yang digunakan sebagai dasar penyusunan RTRW lengkap
sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan dan
pedoman penyusunannya
2. Sebagian data yang digunakan dalam penyusunan RTRW sudah tidak
relevan dan perlu dilakukan pemutakhiran karena akan mempengaruhi
kualitas analisis dan output yang dihasilkan
Buruk 1. Data yang digunakan sebagai dasar penyusunan RTRW tidak lengkap atau
tidak sesuai sebagaimana yang diamanatkan oleh peraturan perundang-
undangan dan pedoman penyusunannya
2. Sebagian besar atau seluruh data yang digunakan dalam penyusunan
RTRW sudah tidak relevan dan perlu dilakukan pemutakhiran karena akan
berdampak pada buruknya kualitas analisis dan output yang dihasilkan
Tata Cara (lanjutan)

Kriteria Penilaian Aspek Kesesuaian dengan Peraturan Perundang-undangan

Hasil Penilaian Kriteria Minimal yang Harus Dipenuhi


Sesuai 1. Muatan RTRW sudah konsisten dengan seluruh muatan rencana tata ruang yang ada di
atasnya
2. Muatan RTRW sudah sesuai dengan seluruh peraturan perundang-undangan yang
terkait atau berpengaruh terhadap RTRW
3. Muatan RTRW masih sesuai dan sejalan dengan kebijakan pemerintah yang baru yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan
4. Penyusunan dan penetapan RTRW didasarkan pada proses dan prosedur sebagaimana
yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan
Tidak sesuai 1. Muatan RTRW tidak konsisten terhadap muatan rencana tata ruang yang ada di
atasnya, yang diakibatkan adanya revisi terhadap muatan rencana tata ruang yang ada
di atasnya
2. Muatan RTRW tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang terkait atau
berpengaruh, diakibatkan adanya perubahan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
3. Muatan RTRW tidak sesuai dengan kebijakan pemerintah yang baru yang ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan
4. Penyusunan dan penetapan RTRW tidak didasarkan pada proses dan prosedur
sebagaimana yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan
Tata Cara (lanjutan)

Kriteria Penilaian Aspek Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang

Pelaksanaan Hasil
Kriteria Minimal yang Harus Dipenuhi
Pemanfaatan Ruang Penilaian
Jenis dan besaran Tinggi 1. Realisasi kesesuaian pemanfaatan ruang sebagaimana tertuang dalam
kesesuaian indikasi program lima tahunan sama dengan atau lebih dari 50% dari
pemanfaatan ruang rencana yang telah ditetapkan
2. Belum terlaksananya program karena terdapatnya kendala pembiayaan
atau masalah lain yang merupakan penghambat realisasi program
sehingga realisasi program mengalami kemunduran, misalnya
dilaksanakan pada tahap selanjutnya
Rendah 1. Realisasi kesesuaian pemanfaatan ruang sebagaimana tertuang dalam
indikasi program lima tahunan kurang dari 50% dari rencana yang telah
ditetapkan
2. Terdapat program yang dilaksanakan namun tidak sesuai dengan arahan
pemanfaatan ruang baik dari sisi jenis program maupun lokasi
pelaksanaan
Dampak Kecil 1. Adanya dampak lingkungan dan/atau sosial-ekonomi yang berskala kecil,
ketidaksesuaian yaitu dampak kepada individu maupun lingkungan lokal setempat
pelaksanaan 2. Tidak memberikan dampak ikutan negatif terhadap lingkungan yang ada
pemanfaatan ruang di sekitarnya maupun skala yang lebih besar
Besar 1. Adanya dampak lingkungan dan/atau sosial-ekonomi yang berskala
minimal wilayah
2. Memberikan dampak ikutan negatif terhadap wilayah yang ada di
sekitarnya/berbatasan
Tata Cara (lanjutan)

Tipologi Penilaian Peninjauan Kembali RTRW Secara Kualitatif


Kesesuaian dengan Kesesuaian Pelaksanaan
No Kualitas Keterangan
Peraturan Per-UU-an Pemanfaatan Ruang
1 Baik Sesuai Rendah REVISI
2 Baik Sesuai Tinggi TIDAK REVISI
3 Baik Tidak Sesuai Rendah REVISI
4 Baik Tidak Sesuai Tinggi REVISI
5 Kurang Baik Sesuai Rendah REVISI
6 Kurang Baik Sesuai Tinggi TIDAK REVISI
7 Kurang Baik Tidak Sesuai Rendah REVISI
8 Kurang Baik Tidak Sesuai Tinggi REVISI
9 Buruk Sesuai Rendah REVISI
10 Buruk Sesuai Tinggi REVISI
11 Buruk Tidak Sesuai Rendah REVISI
12 Buruk Tidak Sesuai Tinggi REVISI
Tata Cara Perhitungan Perubahan Besarnya Materi Revisi

PROSES REVISI RTRW


Perhitungan besarnya perubahan materi dihitung melalui perkalian antara nilai tingkat
perubahan dangan bobot masing-masing materi dengan nilai tingkat perubahan sebagai
berikut:
Materi berubah total Nilai : 1
Materi berubah sebagian Nilai : 0,5
Materi tidak berubah Nilai : 0

Tabel Ketentuan Bobot Masing-Masing Muatan Materi dalam RTRW


KETERANGAN
NO MUATAN RTRW BOBOT MATERI (bobot materi X nilai
tingkat perubahan)
1. TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG 15,00%
2. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH 40,00%
3. RENCANA POLA RUANG 20,00%
4. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS 5,00%
5. ARAHAN PEMANFAATAN RUANG YANG BERISI INDIKASI PROGRAM 10,00%
UTAMA JANGKA MENENGAH LIMA TAHUNAN
6. ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG 10,00%

1. perubahan 20% perubahan peraturan per-UU-an


2. perubahan > 20% pencabutan peraturan per-UU-an
TERIMA KASIH

Das könnte Ihnen auch gefallen