Sie sind auf Seite 1von 7

ASUHAN KEPERAWATAN

PNEUMOTHORAKS

1. Pengertian
Pneumothoraks adalah keluarnya udara dari paru yang cidera, ke
dalam ruang pleura sering diakibatkan karena robeknya pleura.
(Suzanne C. Smeltzer)

Jadi Pneumothoraks adalah adanya udara dalam rongga pleura.


Pneumothoraks dibagi menjadi 2 berdasarkan cara terjadinya :
a. Pneumothoraks Traumatik yang disebabkan oleh trauma benda
tajam atau tumpul.
b. Pneumothoraks Spontan yang terjad secara spontan pada orang
yang sehat yang sebelumnya tidak dapat tanda tanda penyakit
paru atau saluran pernafasan pada dasarnya.
2. Etiologi
a. Pneumothoraks Traumatik
- Kebanyakan disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas yang
umumnya berupa trauma tumpul dinding toraks yang merobek
dinding pleura.
- Dapat juga disebabkan karena trauma tajam melalui dinding
toraks
b. Pneumothoraks Spontan
Terdapat hubungan kuat antara merokok dengan terjadinya
Pneumothoraks Spontan Primer.
3. Patofisiologi
Saat inspirasi, tekanan intrapleura lebih negatif dari pada tekanan
intrabronkhial, sehingga paru akan berkembang mengikuti dinding
thoraks dan udara dari luar yang tekanannya nol akan masuk ke
bronchus sehingga sampai ke alveoli. Saat ekspirasi, dinding dada
menekan rongga di alveolus ataupunn di bronchus, sehingga udara
di tekan melalui atau keluar melalui bronchus.
Alveoli di sangga oleh kapiler yang lemah dan mudah
robek dan udara masuk ke arah jaringan peribronkhovaskuler.
Apabila alveoli itu melebar, tekanan dalam alveoli akan meningkat.
Apabila gerakan napas kuat, infeksi dan obstruksi
endobronkhial adalah faktor presipitasi yang memudahkan
terjadinya robekan. Selanjutnya udara yang terbebas dari alveoli
dapat menggoyahkan jaringan fibrasis di peribronkovaskular ke
arahhilus, masuk mediastinum dan menyebakan pneumothoraks.
4. Manifestasi Klinik
- Nyeri pada tempat trauma, bertambah pada saat inspirasi
- Pembengkakan lokal dan krepitasi yang sangat palpasi
- Pasien menahan dadanya dan bernapas pendek
- Dyspnea, takipnea
- Takikardi
- Tekanan darah menurun
- Gelisah
- Batuk mengeluarkan sputum bercak arah
- Kemungkinan sianosis

5. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan adalah untuk mengevakuasi udara atau darah
dari ruang pleura. Untuk pneumothoraks, selang dada yang kecil (28F)
dipasang dekat ruang interkostal kedua. Ruang ini digunakan karena
merupakan bagian tertipis dari dinding dada, meminimalkan jaringan perut
lebih sedikit. Sekali selang dada terpasang, dikompresi ruang pleura yang
cepat dan efektif biasanya terjadi jika terdapat jumlah darah yang
berlebihan dalam selang dada dalam waktu yang relatif singkat, mungkin
diperlukan autotransfusi. Teknik ini mencakup mengambil darah pasien
sendiri yang telah dialirkan dari dada, disaring, dan kemudian di
transfusikan kembali ke dalam sistem vaskular pasien (Suzanne C.
Smeltzer, 2001)
6. Pengkajian Fokus
a. Demografi
Biodata pasien yang meliputi:
1. Identitas pasien :
a) Nama
b) Umur
c) Jenis kelamin
d) Agama
e) Status perkawinan
f) Pendidikan
g) Pekerjaan
h) Tanggal masuk
i) No. Medical Record
j) Diagnosa medis
b. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Oenyakit saat ini
Keluhan sesak nafas sering kali datang mendadak dan semakin
lama semain berat. Nyeri dada dirasakan pada sisi yang sakit, rasa
berat, tertekan dan terasa lebih nyeri pada gangguan pernafasan.
Melakukan pengkajian apakah ada riwayat trauma yang mengenai
rongga dada seperti peluru yang menembus dada dan paru.
2. Riwayat penyakit dahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit seperti
TB paru dimana sering terjadi pada pneumothoraks spontan.
3. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita
penyakit penyakit yang mungkin menyebabkan pneumothoraks
seperti kanker paru, asma, TB, dll.
c. Data Fokus Terkait Perubahan Pola Fungsi dan Pemeriksaan Fisik
1. Aktivitas/Istirahat
Gejala : dispnea dengan aktivitas atau istirahat
2. Sirkulasi
Tanda : takikardi
Frekuensi tak teratur / distritmia
Irama jantung gallop (gagal jantung sekunder terhadap efusi)
TD : hipertensi
3. Integritas Ego
Tanda : ketakutan dan gelisah
4. Makanan/Cairan
Tanda : adanya opemasangan IV vena sentral/infus tekanan
5. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : nyeri dada meningkat karena pernafasan buruk
Tanda : berhati hati pada area yang sakit
6. Pernafasan
Gejala : kesulitan bernafas, lapar nafas, batuk, effusi
Tanda : takipnea, peningkatan kerja napas.
7. Keamanan
Gejala : adanya trauma dada, kemoterapi untuk keganasan
8. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : riwayat faktor resiko keluarga, TB, kanker, adanya bedah
biopsi paru

d. Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar X dada : menyatakan akmulasi udara/cairan pada area pleura
dapat menunjukkan penyimpangan struktur mediastinal (jantung)
2. Laboratorium (dada lengkap dan astrup) AD
3. Torasentesis : menyatakan darah/cairan hemotoraks
4. HB : mungkin menurun menunjukkan kehilangan darah
7. Pathways
PNEUMOTHOTAKS

Mengenai rongga toraks sampai rongga Terjadi robekan pembuluh darah


pleura, udara bisa masuk intercostal, pembuluh darah jaringan
(pneumothoraks) paru paru

Karena tekanan negatif intrapleura, Terjadi pendarahan (pendarahan


maka udara luar akan terhisap masuk jaringan intersititum, pendarahan
kerongga pleura intraalveolar diikuti kolaps kapiler kecil
kecil )

Oper Pneumothoraks -Ringan kurang 300 cc (dipunksi)


Close Pneumothoraks -sedang 300 sd 800 cc (pasang drain)
Tension Pneumotoraks -lebih 800 cc (torakotomi)

Mendesak paru-paru pertukaran gas


Tekanan pleura meningkat terus
berkurang

-sesak nafas yang progresif


Sesak nafas yang propresik/sukar -nyeri bernafas/penafasan
bernafas, bising nafas berkurang. Bunti -Nadi cepat/lemah
nafas samar, -anemis/pucat

WSD/ Bullow Drainage

Terdapat luka pada WSD, nyeri pada luka Kerusakan integritas kulit, resiko
terhadap infeksi, perubahan kenyamanan,
bila untuk bergerak. Ketidakefektifan
nyeri gangguan mobilitas fisik
pola pernafasan infektif bersihan jalan
nafas
8. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan pola nafas yang berhubungan dengan menurunnya
ekspansi para sekunder terhadap peningkatan tekanan dalam rongga
pleura.
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan pemasukan
oksigen
c. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
penatalaksanaan medis
d. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan (luka tusuk/kecelakaan)

9. Fokus Intervensi dan Rasional

N Diagnosa Keperawatan NOC NIC


o
1. Dx: Ketidakefektifan pola Setelah diberikan tindakan -manajemen jalan nafas :
1.posisikan pasien untuk
nafas yang berhubungan keperawatan 3x24 jam
memaksimalkan ventilasi
dengan menurunnya diharapkan dengan kriteria
2.lakukan fisioterapi dada
ekspansi para sekunder hasil : 3.buang sekret dengan
terhadap peningkatan 1.Status pernafasan (0416) : memotivasi pasien untuk
tekanan dalam rongga -041501 frekuensi pernafasan batuk
pleura. -041502 irama pernafasan
-041504 suara auskultasi nafas
-041508 saturasi oksigen
-041532 kepatenan jalan nafas
2. Dx : Gangguan pertukaran Setelah diberikan tindakan -manajemen jalan nafas:
1.posisikan pasien untuk
gas berhubungan dengan keperawatan 3x24 jam
memaksimalkan ventilasi
penurunan pemasukan diharapkan dengan kriteria
2.lakukan fisioterapi dada
oksigen hasil : 3.buang sekret dengan
1.status pernafasan pertukaran
memotivasi pasien untuk
gas (0402) :
batuk
-040203 dispnea saat istirahat
-040204 dispnea dengan
aktivitas ringan
-040205 perasaan kurang
istirahat
-040207 mengantuk
-040216 gangguan kesadaran
3. Dx: Nyeri berhubungan Setelah diberikan tindakan -manajemen jalan nyeri:
1.gali pengetahuan dan
dengan trauma jaringan keperawatan 3x24 jam
kepercayaan pasien
(luka tusuk/kecelakaan) diharapkan dengan kriteria
mengenai nyeri
hasil :
2.gali bersama pasien
1.kontrol nyeri :
faktor - faktor yang dapat
-160502 mengenali kapan
menurunkan/memperberat
nyeri terjadi
nyeri
-160503 menggunakan 3.dorong pasien untuk
tindakan pencegahan menanganinya dengan
-160504 menggunakan cepat
tindakan pengurangan (nyeri)
tanpa analgesikn

Das könnte Ihnen auch gefallen