Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
EMBRIOLOGI TUMBUHAN
Oleh:
Dianah Filzan A (12030244011)
Laila Alvi Nurin (12030244028)
Zeinbrilian C E (14030244037)
Rana Febrina (14030244046)
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
ISI
1. Lilium sp.
a. Lilium sp. Ovarium P.L. (P.B. Ovulum)
Lokus
Dinding
ovarium Plasenta
Funikulus Lokulus
Kalaza
1 karpel
Ovarium lili terdiri atas dinding dan ruangan ovarium. Pada ovarium lili di atas,
terlihat bahwa ovarium lili terbagi menjadi 3 ruangan atau 3 karpel. Tiap karpel, terdiri
atas dua bakal biji atau ovary. Sedangkan daerah tempat munculnya bakal biji tersebut
dinamakan plasenta. Berdasarkan letak plasentanya, maka plasenta lili termasuk
plasenta marginal, karena letak plasentanya ada di tepi karpel. Selain itu plasenta lili
juga dapat disebut sebagai plasenta aksilar karena karpelnya terlipat ke dalam.Dinding
ovarium lili terdiri atas dua jaringan. Yaitu jaringan epidermis dan jaringan
parenkim.Ovary atau bakal biji terletak pada daerah yang dinamakan plasenta. Antara
bakal biji dan bakal buah, terdapat tangkai funikulus. Sedangkan bagian-bagian dari
bakal biji adalah integumen luar, integumen dalam, berkas pembuluh, nuselus dan
mikrofil (Rudall, 1983).
Kelenjar
papila
Epidermis
Stilus
Lokus
Tapetum
Epidermis
3. Pinus sp.
a. Pinus sp. serbuk sari masak
Microsporophylls
Mikrosporangium
Axis
Pinus merupakan tumbuhan biji terbuka yang berkembang biak secara vegetatif
dan generatif, melalui peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Sel kelamin
jantan dihasilkan oleh runjung jantan atau strobilus jantan. Sel kelamin betina
dihasilkan oleh strobilus betina. Strobilus jantan dan betina pada pinus tidak tergabung
menjadi satu tetapi terpisah, namun masih berada pada satu pohon yang sama. Strobilus
jantan terdapat di ujung cabang. Pada bunga jantan memiliki panjang 2 cm, terletak
pada pangkal tunas muda, silindris dan sedikit berbangun telur. Strobilus jantan
membawa banyak mikrosporofil yang tersusun spiral, pada tiap mikrosporofil terdapat
sepasang mikrosporangia. Sel-sel di dalam mikrosporangia mengalami pembelahan
meiosis menghasilkan gametofit jantan berupa butir serbuk sari yang haploid (n)
(Wilson, 2003).
4. Riccinus communis
a. Riccinus communis semen (embrio)
5. Zea mays
a. Zea mays tructus embrio
Akar primer
Nodus kotiledon
Apeks pucuk
Daun muda
Koleoptil
Perikaro
Endosperm
Kelenjar epitelum
Zea mays adalah tumbuhan monokotil, stadium awal perkembangan zigot sama
dengan pada dikotil, namun pada stadium jantung Nampak berbeda. Adanya satu
lkeping biji masih dipertentangkan, yakni apakah terjadi karena hilangnya biji yang
lain, atau merupakan penyauan dari dua keeping biji. Keeping biji yang sehelai ini
berukuran besar dan berhadapan dengan endosperm. Keping biji pada Zea mays ini
disebut skutelum. Setelah perkecambahan, skutelum mnjadi sumber enzim pencerna
yang mencerna endosperm. Pada Zea mays, skutelum tetap di tempatnya dan menyerap
endosperm yang terhidrolisis.
Berbagai mkodifikasi terdapat pada biji Zea mays. Keeping biji meleka pasa
embrio di nodus (buku) pertama mesokotyil. Epikotil merupakan ruas pertama pada
epikotil. Diatas m4esokoil terdapat epikotil yang memiliki beberapa helai daun atau
struktur serupa daun. Pada bagian terluar adalah koleoptil yang bberbentuk pelepah.
Koleoptil merupakan daun atau penonjolan dari skutelum. Fungsi koleoptil menembus
tanah hingga mencapaiu perrmukaan tanah dan dengan dermikian merupakan selubung
pelindung yang licin bagi daun berikutnya dan bagi sumbu pucuk. Fungsi ni sama
dengan fungsi dari tudung akar.
Dihadapan skutelum terdapat epiblas, suatu tonjolan jaringan tanpa jaingan
pembuluh. Di bagian bawah sumbu terdapat radikula dan tudung akar. Radikula
berdiferensiasi sesudah koleoriza dan berada di dalamnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Daftar Pustaka
Ningsih, Indah Yulia. 2016. Modul Botani Farmasi: Anatomi dan Morfologi Bunga.
Online. http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/77270. Diakses pada tanggal 22
Mei 2017.
Wilson, Vivienne R. 2003. Histology of sterile male and female cones in Pinus
monticola (western white pine). Issue 15(6): 301-310.