Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN
2
2.2.1 Antikoagulan Pengikat Kalsium
2.3 EDTA
3
Garam litium juga memiliki efek antikoagulan yang efektif, namun daya
larutnya lebih rendah. Kelebihan garam litium ini adalah dapat digunakan untuk
pemeriksaan kimia.6
EDTA merupakan asam poliprotik yang terdiri dari empat gugus asam
karboksilat dan dua gugus amin dengan muatan negatifnya.7 EDTA sebagai
antikoagulan mengikat kalsium dan membentuk garam kalsium yang tidak larut,
dengan ikatan kelasi stoikiometrik. Ikatan ini lebih kuat dan lebih irreversible
dibanding ikatan kalsium dengan sitrat.1
4
juga digunakan dalam pemeriksaan mikrofilaria, BUN, protein plasma,
fibrinogen, glukosa, Coombs test.1,3,4,7
Stabilitas parameter hematologi dalam darah EDTA untuk hitung sel darah
optimal dalam 8 jam setelah pengambilan sampel, 48 jam untuk pemeriksaan
hemoglobin, dan 24 jam untuk parameter SDM yang menggunakan teknologi
impedance.6,7
Retikulosit bertahan hingga 72 jam pada suhu 40C, tapi pada suhu ruang,
hanya bertahan selama 6 jam.6
Leukosit stabil dalam 24 jam pada suhu 40C, demikian juga untuk hitung
jenisnya. Tetapi pada suhu kamar, leukosit (juga trombosit) hanya bertahan
selama 2 jam. Setelah itu, jumlahnya akan turun drastis, terutama untuk limfosit.
6,7
5
3. EDTA mengganggu pemeriksaan sebagai berikut:
a. Menyebabkan peningkatan palsu kadar alkalin fosfatase dengan
mengikat Mg++
b. Menurunkan daya ikat CO2 oleh hemoglobin, sehingga tidak dapat
digunakan untuk pemeriksaan analisa gas darah.
c. Mengganggu reaksi Jaffe pada pemeriksaan kreatinin
d. Karena EDTA tersedia dalam bentuk garam sodium dan potasium,
serta mengikat kalsium dalam plasma, maka konsentrasi Na+ dan K+
dalam plasma seolah-olah meningkat. Sedangkan pada pengukuran
kadar ion kalsium, maka akan sangat rendah karena diikat oleh EDTA.
4. Menyebabkan aglutinasi leukosit (netrofil dan limfosit).
5. Dapat menyebabkan perlekatan trombosit pada netrofil.
6. Pada pengukuran aktivitas monosit (melepaskan faktor jaringan dan faktor
nekrosis tumor), akan lebih rendah dibandingkan pada pengukuran dengan
antikoagulan sitrat dan heparin.
7. Hasil yang lebih rendah pada pengukuran aktivasi netrofil yaitu pengukuran
laktoferin yang pelepasannya diinduksi oleh lipopolisakarida.
8. EDTA tidak cocok untuk pemeriksaan fungsi trombosit dan uji koagulasi.
EDTA dapat mensupresi degranulasi trombosit.
9. Tidak dapat digunakan untuk pemeriksaan ion dalam plasma. EDTA
cenderung mengikat ion-ion positif.
2.4 SITRAT
Tersedia dalam bentuk trisodium sitrat dihidrat 3,2% dan 3,8%. Selain itu,
sitrat juga dapat dicampur dengan dextrose menjadi ACD (acid citrate dextrose)
atau CPD (citrate phosphate dextrose). 4
Bentuk trisodium sitrat 3,2% direkomendasikan oleh ICSH, International
Society for Trombosis and Hemostasis, dan CAP (College of American
Pathologist) untuk pengujian koagulasi dan agregasi trombosit serta morfologi
6
trombosit. Perbandingan yang digunakan adalah 1 bagian sitrat 3,2% dalam 9
bagian darah. 1,4
Trisodium sitrat 3,8% digunakan untuk pemeriksaan LED cara westergren
4,5
dengan perbandingan 1 bagian sitrat dalam 4 bagian darah. larutan ini
digunakan karena nilai referensi sebagai standard pemeriksaan dibuat berdasarkan
darah yang terdilusi.9
4,5
ACD adalah antikoagulan pilihan untuk darah transfusi. Namun kemudian
dikembangkan lagi dalam bentuk CPDA (citrate phosphate dextrose adenine). 5
Mekanisme kerjanya dengan membentuk garam kalsium sitrat yang tidak
larut. 4 Ikatan sitrat dengan kalsium merupakan ikatan ionik yang tidak stabil.1
7
2. Hanya bertahan beberapa jam.
3. Cenderung menyebabkan ukuran sel mengecil.
4. Umumnya tidak digunakan untuk hitung sel, karena darah yang digunakan
sudah diencerkan.
2.5 HEPARIN
8
6. Pada pemeriksaan kimia, hasil-hasil tertentu akan dipengaruhi (sesuai dengan
bentuk garam heparin), yang memberikan hasil tinggi yang palsu.
7. Tidak dapat digunakan untuk pemeriksaan PCR karena heparin menghambat
aktivitas enzim.
9
BAB III
SIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
6. Bain JB, et al. Dacie and Lewis: Practical Haematology. 11th ed. Churchill
Livingstone: Elsevier; 2012.
11. Guder WG, et al. 3rd revised ed. Samples: From the Patient to the
Laboratory. Germany: wiley-VCH verlag gmbh & co; 2003.
11