Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan
Keperawatan pada klien Ny. M dengan Stroke Iskemik di Ruang Dahlia RSUD Tarakan
Jakarta. Makalah ilmiah ini merupakan salah satu syarat dalam memenuhi tugas praktik
Dalam proses penulisan makalah ini berbagai hambatan dan kesulitan yang muncul dapat penulis
atasi berkat adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini
1. H. Idran A Karyan. SH, SMIP, selaku Kepala Yayasan Akademi Kesehatan Swakarsa Jakarta.
2. Ns.Enaliya Pustika, Skep. Selaku Pembimbing Akademik Diploma III Keperawatan Akademi
3. Bapak Mubarokah, SKM. Selaku Wali Tingkat III Program Diploma III Keperawatan Akademi
Kesehatan Swakarsa.
4.
Orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan serta doa kepada penulis dalam
5. Rekan-rekan mahasiswa/i yang banyak memberi semangat dan bantuan dalam menyelesaikan
laporan ini.
Penulis menyadari, makalah ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan makalah ilmiah yang
akan datang. Penulis berharap, makalah ilmiah ini dapat bermanfaat untuk semua orang,
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
BAB I .. PENDAHULUAN
1. Tujuan Umum.......................................................................... 3
2. Tujuan Khusus......................................................................... 3
C. Metode Penulisan........................................................................ 4
D. . Ruang Lingkup............................................................................ 4
A. Defenisi ........................................................................................ 6
B. Anatomi Fisiologi.......................................................................... 7
C. Etiologi ......................................................................................... 7
D. Patofisiologi ................................................................................. 8
E. Komplikasi.................................................................................... 10
F. Manisfestasi Klinik...................................................................... 12
A. Pengkajian Keperawatan............................................................. 31
B. Diagnosa Keperawatan............................................................... 43
BAB IV . PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan............................................................. 60
C. Perencanaan Keperawatan.......................................................... 64
D. Pelaksanaan Keperawatan........................................................... 64
BAB V .. PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 67
B. Saran .......................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut WHO, Stroke adalah terjadinya gangguan fungsional otak fokal maupun global, yang
berlangsung dengan cepat, selama lebih dari 24 jam atau berakhir dengan maut, tanpa
ditemukannya penyebab lain selain gangguan vaskuler. Stroke mengenai semua usia, termasuk
anak-anak. Namun, sebagian besar kasus dijumpai pada orang-orang yang berusia di atas 50
tahun. Makin tua umur, resiko terjangkit stroke makin besar. Penyakit ini juga tidak mengenal
jenis kelamin. Tetapi, stroke lebih banyak menyerang laki-laki dari pada perempuan. Lalu dari
segi warna kulit, orang berkulit berwarna berpeluang terkena stroke lebih besar dari pada orang
berkulit putih.
Menurut taksiran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 20, 5 juta jiwa di dunia sudah
terjangkit stroke pada tahun 2005. Dari jumlah itu 5, 5 juta telah meninggal dunia. Penyakit
tekanan darah tinggi atau hipertensi menyumbangkan 17, 5 juta kasus stroke di dunia.
Di Indonesia tahun 2014 tercatat penyakit stroke iskemik ini menduduki posisi ketiga setelah
jantung dan kanker. Sebanyak 28,5 persen penderita stroke meninggal dunia. Sisanya menderita
paralisis sebagian tubuh atau paralisis total. Hanya 15 persen saja yang dapat sembuh total dari
ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin penting, dengan dua pertiga
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang disebabkan oleh
Berdasarkan catatan rekam medis RSUD Tarakan Jakarta, Khususnya Ruang Dahlia pada bulan
Oktober samapi dengan Desember 2014, Klien dengan masalah Stroke Iskemik berjumlah 9
orang dari 300 Klien (1,39%), selama tiga bulan terakhir ini.
Tingginya angka kejadian Stroke dan akibat lanjut yang dapat dialami oleh penderita, kehilangan
fungsi otak yang disebabkan oleh terhentinya suplai darah kebagian otak. Meninjau berbagai
kegawatan diatas yang berkaitan dengan Stroke, dibutuhkan peran perawat yang dapat
memberikan asuhan keperawatan secara holistik dan komprehensif, tidak hanya dalam preventif
seperti pencegahan terjadinya dengan mengurangi faktor resiko, tetapi juga dalam hal promotif
yakni memberikan pengetahuan kepada klien tentang penyakit Stroke, pencegahan beserta
perawatannya, segi kuratif dengan memberikan penatalaksanaan medis dan keperawatan yang
diberikan di rumah sakit, serta rehabilitatif dengan cara perbaikan kondisi klien pasca serangan
Stroke.
Dengan dampak dan akibatnya dari kasus Stroke ini maka penulis tertarik bagaimana
memberikan asuhan keperawatan pasien dengan Stroke Iskemik dengan pendekatan proses
keperawatan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Penulis memperoleh pengalaman dan gambaran secara nyata dalam memberikan asuhan
pemecahan masalah.
C. Ruang Lingkup
Dalam menyusun makalah ilmiah ini, penulis hanya membahas dan memfokuskan Asuhan
Keperawatan Pada Klien Ny. M Dengan Stroke Iskemik Di Ruang Dahlia RSUD Tarakan
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ilmiah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan
pendekatan studi kasus dimana penulis mengelola satu kasus dengan menggunakan proses
keperawatan, dan menggunakan beberapa tehnik antara lain tehnik observasi yaitu metode
pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung dalam mencari data penunjang
masalah kesehatan klien. Wawancara yaitu tanya jawab langsung dengan klien dan keluarga
untuk mendapatkan data subyektif. Dokumentasi adalah mengumpul data dan catatan yang
berhubungan dengan kondisi klien. Pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi
dan perkusi dalam memperoleh status kesehatan klien saat ini. Studi pustaka digunakan untuk
mempelajari buku buku literatur yang berkaitan dengan kasus, untuk memdapatkan konsep
E. Sistematika Penulisan
Penulisan makalah ini terdapat lima BAB yaitu BAB I yang merupakan pendahuluan, meliputi
latar belakang, tinjauan penulis, ruang lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II tinjauan teori yang meliputi defenisi, anatomi fisiologi, etiologi, patofisiogi,
keperawatan, pelaksananan keperawatan dan evaluasi keperawatan. BAB III tinjauan kasus
tentang perbandingan antara teori dan kasus, analisa faktor faktor pendukung dan penghambat
serta alternative pemecahan masalah dalam memberikan asuhan keperawatan di tiap tahapan di
TINJAUAN TEORI
A. Defenisi
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang disebabkan oleh
terhentinya suplai darah kebagian otak.(Smeltzer, S.C & B.G, 2002 : 2131)
Stroke adalah gangguan fungsi dari susunan saraf pusat yang disebabkan adanya gangguan
Stroke adalah gangguan didalam otak yang ditandai dengan hilangnya fungsi dari bagian tubuh
tertentu (paralisis), yang disebabkan oleh gangguan aliran darah pada bagian otak yang
mengelola bagian tubuh yang kehilangan fungsi tersebut. (J.B. Suharjan B.Cahyono, 2008 : 39)
Stroke atau penyakit serebrovaskuler adalah gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat
pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak.( Sylvia, A.P &
Berdasarkan pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa stroke adalah kehilangan fungsi otak
yang disebabkan oleh adanya gangguan proses aliran darah ke otak yang ditandai dengan
B. Anatomi Fisiologi
C. Etiologi
2. Embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh
lain).
4. Hemoragi serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan pendarahan ke dalam jaringan
a. Non reversible yaitu faktor yang tidak dapat diubah, faktor tersebut adalah:
1) Jenis kelamin
2) Usia
1) Hipertensi
2) Penyakit jantung
3) Kebiasaan merokok
4) Konsumsi Alokohol
5) Obesitas
7) Diabetes melitus
D. Patofisiologi
Stroke diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian yaitu: Trombosit serebral (bekuan darah di
dalam pembuluh darah otak atau leher), embolisme serebral (bekuan darah atau material lain
yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain), iskemi (penurunan aliran darah ke area otak),
hemorragic serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam jaringan
otak atau ruang sekitar otak). Akibatnya penghentian suplai darah ke otak.
Stroke diakibatkan dari salah satu tempat kejadian yaitu trombosis serebral (bekuan darah di
dalam pembuluh darah otak atau leher), embolisme serebral (bekuan darah yang dibawa ke otak
dan bagian tubuh yang lain), iskemia (penurunan aliran darah ke area otak), dan hemorragic
serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam jaringan otak atau
ruang sekitar otak). Akibatnya adalah penghentian suplai darah ke otak yang menyebabkan
kehilangan sementara atau permanen gerakan, berpikir, memori, bicara atau sensasi. Otak
merupakan organ yang sensitif, otak tergantung pada ada tidaknya suplai darah, oksigen, dan
glukosa. Bila otak tidak mendapatkan suplai darah dan kekurangan oksigen seperti halnya yang
terjadi pada serebra vaskuler otak akan segera mengalami perubahan, kematian dan kerusakan
permanen akan terjadi. Hipoksia ini dapat menyebabkan iskemi otak dalam waktu singkat
menyebabkan defisit sementara, sedangkan iskemi dalam waktu selama 15 sampai 20 menit
menyebabkan sel mati permanen dan berakibat terjadi infark otak yang disertai edema otak.
Gejala yang ditimbulkan karena stroke tergantung pada pada daerah otak yang terkena, dengan
hal tersebut dapat menimbulkan komplikasi yang meliputi hipoksia serebral, penurunan aliran
darah serebral dan luasnya area cedera. Dan jika stroke tidak tertangani akan mengakibatkan
kematian.
Menurut Brunner & Suddarth dalam buku Keperawatan Medikal Bedah mengatakan stroke
menyebabkan berbagai defisit neurologis, tergantung pada lokasi lesi (pembuluh mana yang
tersumbat, ukuran area yang perfusinya tidak adekuat dan jumlah darah aliran darah kolesterol)
yaitu: Kehilangan motorik yang menyebabkan kontrol volunter terhadap gerakan hemiparesis
(kelemahan salah satu tubuh), kehilangan komunikasi yang berupa: disantria (kesulitan
dalam pemahaman, lupa, dan kurang motivasi, disfungsi kandung kemih karena
Tergantung pada tekanan darah curah jantung, dan integritas pembuluh darah.
3. Embolisme serebral
Dapat terjadi setelah infrak miokard atau fibrilasi atrium atau dapat berasal dari katup jantung
prostetik.
F. Manifestasi Klinis
c. Kesulitan bicara
d. Gangguan pandangan
e. Pusing
f. Nyeri kepala
G. Penatalaksanaan Medis
1. Perawatan umum
a. Jalan nafas dibebaskan dari lendir dan lidah
a. Diuretik untuk menurunkan edema serebral, yang mencapai tingkat maksimum 3- 5 hari setelah
infrak serebral.
b. Antikoagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya atau memberat trombosis atau
c. Medikasi antitrombosit dapat diresepkan karena trombosit memainkan peran sangat penting
H. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah langkah awal dari tahapan memperhatikan proses keperawatan. Dalam
mengkaji, harus memperhatikan data dasar Klien. Informasi yang didapat dari klien (sumber data
primer), data yang didapat dari orang lain (data sekunder), catatan kesehatan klien, informasi
atau laporan laboratorium, tes diagnostik, keluarga dan orang yang terdekat, atau anggota tim
kesehatan merupakan pengkajian data dasar. Pengumpulan data menggunakan berbagai metode
seperti observasi (data yang dikumpulkan berasal dari pengamatan), wawancara (bertujuan
mendapatkan respons dari klien dengan cara tatap muka), konsultasi, pemeriksaan fisik,
terhadap masalah secara individual dengan melakukan pengkajian sebagai berikut ini :
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur, (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan, alamat,
perkerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor register, diagnosa
medis.
2. Keluhan utama
Biasa didapatkan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan tidak dapat berkomunikasi.
Serangan stroke, sering kali serangannya sangat mendadak pada saat klien sedang melakukan
aktifitas, biasanya terjadi nyeri kepala, pusing, mual, bahkan kejang sampai tidak sadar, gejala
Adanya riwayat hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, anemia, riwayat trauma kepala,
kontraksi oral yang lama, pengunaan obat anti koanggulan, aspirin dan kegemukan.
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi dan diabetes melitus.
kehilangan sensasi atau paralisis (hemiplegia). Merasa mudah lelah, susah untuk beristirahat
(nyeri/kejang otot). Tandanya adalah ganguan tonus otot (flaksid, spastis), paralitik (hemiplegia),
dan terjadi kelemahan umum. Ganguan penglihatan dan gangguan tingkat kesadaran.
7. Sirkulasi : gejalanya adalah riwayat jantung (MI, reumatik/penyakit jantung vaskuler, GJK,
bervariasi (karena ketidakstabilan fungsi jantung/kondisi jantung, obat obatan, efek stroke pada
pusat vasomotor). Disritmia, perubahan EKG, desiran pada karotis, femoralis dan arteri iliaka
8. Integritas Ego: gejalanya adalah peasaan tidak berdaya , putus asa. Tandanya adalah emosi yang
labil dan ketidaksiapan untuk marah, sedih, dan gembira. Kesulitan untuk mengekspresikan diri.
9. Eliminasi : gejalanya adalah perubahan pola berkemih, seperti inkontinensia urine, anuria.
Distensi abdomen (distensi kandung kemih berlebihan), bising usus negatif (ileus paralitik).
10. Makanan/Cairan : gejalanya adalah nafsu makan hilang, mual muntah selama fase akut
(peningkatan TIK) kehilangan sensasi (rasa kecap) pada lidah, pipi, dan tenggorakan, disfagia.
Adanya riwayat diabetes, peningkatan lemak dalam darah. Tandanya adalah kesulitan menelan (
11. Neurosensori : gejalanya adalah pusing/sinkope (sebelum serangan /selama TIA), sakit kepala;
akan sangat berat dengan adanya perdarahan intraserebral atau suarakhnoid, kelemahan
/kesemutan /kebas (biasanya terjadi selama serangan TIA, yang ditemukan dalam berbagai
derajat pada stroke jenis yang lain); sisi yang terkena terlihat seperti mati/lumpuh. Penglihatan
menurun, seperti buta total, kehilangan daya lihat sebagian, (kebutaan monokuler), penglihatan
ganda(diplopia), dan gangguan yang lain. Sentuhan: hilangnya rangsang sensorik kontralateral
(pada sisi tubuh yang berlawanan) pada ekstremitas dan kadang kadang pada ipsilateral (yang
satu sisi) pada wajah. Ganguan rasa pengecapan dan penciuman. Tandanya adalah status mental/
tingkat kesadaran: biasanya terjadi koma pada tahap awal hemoragik : ketidaksadaran biasanya
akan tetap sadar jika penyebabnya adalah trombosis yang bersifat alami. Ekstremitas :
kelemahan/paralisis (kontralateral pada semua jenis stroke), genggaman tidak sama, refleks
tendon melemah secara kontralateral. Afasia: gangguan atau kehilangan fungsi bahasa mungkin
afasia motorik (kesulitan untuk mengungkapkan kata), reseptif (afasia sensorik), yaitu kesulitan
untuk memahami kata kata secara bermakna, atau afasia global yaitu gabungan dari kedua hal
dua hal diatas. Kehilangan kemampuan menggunakan motorik saat pasien ingin menggerakkan
motorik saat pasien ingin menggerakkannya ( apraksia). Kekakuan nukal (biasanya karena
12. Nyeri/Ketidaknyamanan : gejalanya adalah sakit kepala dengan intensitas berbeda beda (
karena arteri karotis terkena). Tandanya adalah tingkah laku yang tidak stabil, gelisah,
menelan/batuk/hambatan jalan nafas. Timbulnya pernafasan sulit dan/atau tak teratur. Suara
14. Keamanan : tandanya adalah motorik/ sensorik : maslah dengan penglihatan. Kesulitan dalam
15. Interaksi Sosial : Tandanya adalah maslah berbicara, ketidakmampuan untuk berkomunikasi.
16. Penyuluhan/Pembelajaran : gejalanya adalah adanya riwayat hipertensi pada keluarga, stroke
ureum kreatinin, waktu pendarahan, waktu pembekuan, astrup, elektrolit, urin rutin.
c. EKG
I. Diagnosa Keperawatan
spesifik pasien serta respons terhadap masalah aktual dan risiko tinggi.
1. Perubahan perfusi jaringan cerebral berhubungan penurunan aliran darah : obstruksi arteri,
2. Resiko tinggi/aktual ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan ganguan kerusakan pusat
4. Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan in
6. Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, perawatan, rehabilitasi, tanda dan gejala,
komplikasi
J. Perencanaan Keparawatan
Perencanaan keperawatan, hal ini dilakukan untuk menanggulangi masalah dengan cara
mencegah, mengurangi, dan menghilangkan masalah. Selain itu, untuk memberikan kesempatan
pada perawat, klien, keluarga, serta orang terdekat dalam merumuskan rencana tindakan.
Perencanaan keperawatan adalah dilaksanakan setelah menentukan tujuan apa yang akan
dilakukan.
1. Perubahan perfusi jaringan cerebral berhubungan penurunan aliran darah : obstruksi arteri,
Kriteria hasil :
a. Kesadaran composmentis
c. Penglihatan normal
Rencana Keperawatan :
a. Kaji dan evaluasi perubahan perfusi jaringan : tingkat kesadaran, tensi, pernafasan.
b. Observasi dan minta klien melaporkan sensasi yang tidak biasa/baru dirasakan berbeda misalnya
kesemutan, kebas, penurunan kemampuan mengerakkan jari, nyeri yang tidak hilang.
c. Observasi dan minta klien melaporkan akibat penurunan perfusi serebral : gangguan mental
(cemas, binggung), pingsan, reaksi pupil terhadap cahaya, penglihatan kabur, nyeri kepala,
45 derajat (leher lurus dengan tulang belakangan), monitor status neurology dan tanda tanda
TIK.
g. Kurangi edema dan efek efek pada fungsi : lepaskan perhiasan dari anggota gerak yang sakit,
anjurkan untuk menggerakan anggota gerak yang sakit 2 4 x/jam, jika tidak ada kontraksi
indikasi.
2. Resiko tinggi/aktual ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan ganguam kerusakan pusat
Kriteria hasil :
a. Pernapasan 16 20 x/mnt
d. Saturasi O2 95%
Rencana keperawatan :
d. Monitor hal yang berhubungan dengan pernafasan seperti : saturasi O2, AGD, pemberian O2.
Kriteria hasil :
Rencana keperawatan :
b. Cegah komplikasi imobilitas: ganti posisi, latih pernafasaan, jaga kebersihan kulit.
c. Ajarkan untuk melakukan latihan rentang gerak aktif/pasif pada anggota yang sehat bila tidak ad
kontra indikasi.
e. Ajarkan klien tindakan kewaspadaan keamanan: lindungi daerah yang mengalami penurunan
sensasi dari panas/dingin yang berlebihan, latih jatuh dan bagaimana bangun dari jatuh,
meletakkan anggota gera dengan tepat, memeriksa alat bantu yang digunakan.
f. Beri dorongan penggunaan anggota gerak yang sakit / lemah jika memungkinkan. Gunakan
4. Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan
Kriteria :
Rencana keperawatan :
a. Tentuakan kebutuah kalori harian yang realistis dan adekuat, k/p konsultasi pada ahli gizi
Kriteria :
Rencana keperawatan
b. Gunakan faktor meningkatkan pendengaran dan pengertian : bicara jelas, terang dan menghadap
ke klien, ulangi kemudian persingkat jika klien tidak mengerti, gunakan sentuhan / gerakan
6. Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, perawatan, rehabilitasi, tanda dan gejala,
komplikasi
Tujuan : klien dan keluarga tahu dan mengerti tentang informasi yang diberikan.
Kriteria :
a. Klien dan keluarga dapat tahu penyebab yang terjadi yang sudah dijelaskan
Rencana keperawatan
c. Beri dan fasilitasi kebutuhan informasi yang cukup umtuk klien dan keluarga
e. Beri pujian dan dorongan untuk tindakan / kegiatan positif yang menyangkut kesehatan yang
K. Penatalaksanaan Keperawatan
Implementasi adalah tahap keempat dari proses keperawatan yang terkait dengan pelaksanaan
perencanaan yang telah dibuat dan mengacu pada rencana keperawatan dengan melibatkan klien
1. Perubahan perfusi jaringan cerebral berhubungan penurunan aliran darah : obstruksi arteri,
a. Mengkaji dan evaluasi perubahan perfusi jaringan : tingkat kesadaran, tensi, pernafasan.
b. Mengobservasi dan minta klien melaporkan sensasi yang tidak biasa/baru dirasakan berbeda
misalnya kesemutan, kebas, penurunan kemampuan mengerakkan jari, nyeri yang tidak hilang.
c. Mengobservasi dan minta klien melaporkan akibat penurunan perfusi serebral : gangguan
mental (cemas, binggung), pingsan, reaksi pupil terhadap cahaya, penglihatan kabur, nyeri
f. Mempertahankan jalan nafas yang adekuat, beri posisi head up 35 45 derajat (leher lurus
dengan tulang belakangan), monitor status neurology dan tanda tanda TIK.
g. Mengurangi edema dan efek efek pada fungsi : lepaskan perhiasan dari anggota gerak yang
sakit, anjurkan untuk menggerakan anggota gerak yang sakit 2 4 x/jam, jika tidak ada kontraksi
indikasi.
2. Resiko tinggi / aktual ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan ganguam kerusakan pusat
d. Memonitor hal yang berhubungan dengan pernafasan seperti : saturasi O2, AGD, pemberian O2.
b. Mencegah komplikasi imobilitas: ganti posisi, latih pernafasaan, jaga kebersihan kulit.
c. Mengajarkan untuk melakukan latihan rentang gerak aktif/pasif pada anggota yang sehat bila
penurunan sensasi dari panas/dingin yang berlebihan, latih jatuh dan bagaimana bangun dari
jatuh, meletakkan anggota gera dengan tepat, memeriksa alat bantu yang digunakan.
f. Memberikan dorongan penggunaan anggota gerak yang sakit / lemah jika memungkinkan.
Gunakan lengan yang tidak sakit untuk melatih lengan yang sakit/lemah
4. Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan
a. Menentuakan kebutuah kalori harian yang realistis dan adekuat, k/p konsultasi pada ahli gizi
Pelaksanaan
b. Menggunakan faktor meningkatkan pendengaran dan pengertian : bicara jelas, terang dan
menghadap ke klien, ulangi kemudian persingkat jika klien tidak mengerti, gunakan sentuhan /
6. Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, perawatan, rehabilitasi, tanda dan gejala,
komplikasi
c. Memberikan dan menfasilitasi kebutuhan informasi yang cukup umtuk klien dan keluarga
d. Memberikan pujian dan dorongan untuk tindakan / kegiatan positif yang menyangkut kesehatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dan diarahkan untuk respons klien
terhadap intervensi keperawatan serta sebatas mana tujuan / kriteria hasil sudah tercapai. Tujuan
perawat melakukan evaluasi adalah menentukan kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang
6. Klien dan keluarga tahu dan mengerti tentang informasi yang diberikan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada BAB ini penulis menguraikan kasus yang dimulai dari pengkajian sampai evaluasi, penulis
mulai pengkajian pada tanggal 22 Desember sampai dengan 24 Desember 2014, dengan kasus
A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Klien
Klien Bernama Ny. M, berumur 62 tahun, jenis kelamin perempuan, status menikah, agama
Islam, suku Betawi. Pendidikan terakhir klien SMA, bahasa yang digunakan klien setiap hari
bahasa Indonesia. Pekerjaan klien ibu rumah tangga, Alamat Kampung Sanggrahan Rt 010/005
Jakarta Barat.
Klien masuk ke RSUD Tarakan Jakarta, tanggal 20 Desember 2014, Pukul 09.30 WIB, Pada
tanggal 21 Desember 2014, Pukul 19.00 WIB, klien pindah keruang Dahlia, No. Register 01-22-
2. Resume
Klien Ny. M, berumur 62 tahun datang ke IGD RSUD Tarakan Jakarta Bersama keluarga, pada
tanggal 20 Desember 2014, pukul 09.30 WIB, dengan keluhan badan terasa lemas tidak mampu
untuk duduk atau berdiri sendiri tangan dan kaki kanan tidak dapat digerakan. Tindakan yang
36,5 0C, infuse Ring Asering/ 12 jam, Diagnosa Medis Stroke Iskemik. Obat- obat yang
didapatkan yaitu Metformin 3 x 500 Mg, Cpg 1 x 75 Mg, Ksr 2 x 1 Mg, Piracetam 3 x 3 gram.
Hasil laboratorium pada tanggal 22 Desember 2014, yaitu Hb 12,5 g/dl, Ht 34,8 vol%, Eritrosit
4,07 Juta/ul, Leokosit 8550 /ul, Trombosit 234000/ul, Ureum 45 mg/dl, Kreatinin 1,16 mg/dl,
GDS 376 mg/ dl. Pada tanggal 21 Desember 2014 pukul 19.00 WIB, klien pindah keruang
Dahlia, saat perawat ruangan melakukan pengkajian didapatkan data TTV : TD : 150 / 90
mentis, kaki kanan dan tangan kanan lemas dan tidak dapat digerakan. Obat- obat yang
didapatkan Metformin 3 x 500 Mg, Cpg 1 x 75 Mg, Ksr 2 x 1 Mg, Piracetam 3 x 3 gram.
3. Riwayat Keperawatan
Klien datang ke RSUD Tarakan dengan Keluhan badan terasa lemas tidak mampu untuk duduk
atau berdiri sendiri tangan dan kaki kanan tidak dapat digerakan. Factor pencetus klien, darah
tinggi yang meningkat akibat emosi yang tidak terkontrol dan Diabetes Melitus, Timbulnya
keluhan pada klien secara bertahap, lama keluhan yang dirasakan 1 minggu sebelum masuk
rumah sakit, upaya untuk mengatasi penyakit yang diderita klien, keluarga klien mengajak klien
Riwayat penyakit sebelumnya klien mempunyai riwayat Hipertensi dan Dm 3 bulan, riwayat
Genogram