Sie sind auf Seite 1von 5

Laporan Kegiatan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)

F2. Kesehatan Lingkungan (Kesling)

EDUKASI ENAM LANGKAH CUCI TANGAN

PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEGALREJO

Disusun oleh:

dr. Bayu Adiputro

PUSKESMAS TEGALREJO

YOGYAKARTA

JULI 2017
A. LATAR BELAKANG
Mencuci tangan merupakan langkah yang cukup penting untuk mencegah
penyebaran penyakit. Tangan merupakan salah satu jalur penularan berbagai
penyakit menular seperti penyakit gangguan usus dan pencernaan (diare, muntah)
dan berbagai penyakit lainnya yang dapat berpotensi membawa kepada arah
kematian.
Tangan merupakan salah satu media penghantar utama masuknya kuman
penyakit ke tubuh manusia. Kontak dengan kuman dapat terjadi di mana saja,
melalui meja, gagang pintu, sendok, dan sebagainya. Penelitian bahkan
menyebutkan bahwa keyboard komputer di perkantoran dan gagang telepon
mengandung lebih banyak kuman dari pada di toilet.
Fakta saat ini menunjukan masih rendahnya kebiasaan cuci tangan pakai
sabun pada saat penting dalam masyarakat yaitu sebelum makan 14,3%, sesudah
buang air besar 11,7%, setelah menceboki bayi 8,9%, sebelum menyuapi anak
7,4% dan sebelum menyiapkan makanan hanya 6%. Hal ini membuktikan masih
belum adanya kesadaran mencuci tangan guna mencegah penyebaran penyakit.
Berdasarkan penelitian Rabie dan Curtis (2005) Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS) dapat menurunkan CTPS menurunkan insiden diare, menurunkan
transmisi ISPA 30% selain itu menurut UNICEF: CTPS menurunkan 50% insiden
Avian. Bersadarkan hal tersebut maka pentingnya perilaku mencuci tangan pakai
sabun dengan baik dan benar.
Kaum lansia merupakan usia yang rentan, termasuk dalam hal penularan
beragam penyakit infeksi. Daya imunitas yang semakin berkurang, aktivitas yang
tak lagi banyak, dan banyak hal lainnya membuat kebugaran fisik mereka
menurun dan mudah terjangkit beragam penyakit infeksi. Penyakit infeksi paling
banyak ditularkan melalui tangan yang tidak higienis. Peningkatan kesadaran
mengenai metode cuci tangan dan kebiasaannya diharapkan menjadi langkah
sederhana namun bermanfaat yang dapat menambah kesadaran akan hygiene diri
dan akhirnya meningkatkan derajat kesehatan kaum lanjut usia.
B. PERMASALAHAN

Banyak orang-orang, terutama lansia yang tidak memahami bahwa


mencuci tangan yang tepat untuk mencegah penularan penyakit adalah dengan
menggunakan sabun, dan masih banyak pula orang yang belum memahami 6
langkah cuci tangan yang tepat sesuai dengan anjuran WHO (World Health
Organisation). Selain itu, kesadaran masyarakat untuk menjadikan cuci tangan
sebagai bagian dari kebiasaan dan gaya hidup masih harus ditingkatkan. Untuk
itulah perlu adanya pemberian edukasi bagi masyarakat untuk memahami 6
langkah cuci tangan yang tepat, serta membiasakan diri untuk melakukannya
dalam hidup sehari-hari.

C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Pemberian edukasi dilakukan secara terencana dan merupakan bagian dari


program Posyandu Lansia yang diadakan secara rutin tiap dua bulan sekali di
kawasan kerja Puskesmas Tegalrejo. Metode yang digunakan adalah penyuluhan
aktif, di mana tenaga kesehatan mendatangi langsung posyandu yang tengah
dilaksanakan, memberikan penyuluhan, membuka sesi tanya-jawab, dan diakhiri
dengan ramah-tamah dengan mereka yang hadir dalam acara ini, termasuk di
antaranya warga sekitar serta kader posyandu lansia.

D. PELAKSANAAN

Penyuluhan dilaksanakan pada setiap Posyandu Lansia yang dilaksanakan


di wilayah kerja Puskesmas Tegalrejo, yang tersebar di empat kelurahan dalam
Kecamatan Tegalrejo, yakni Karangwaru, Kricak, Tegalrejo, dan Bener. Targetnya
adalah kaum lansia yang tinggal di Kecamatan Tegalrejo. Adapun penulis
menghadiri dua di antaranya, yakni di RW 02 Kelurahan Tegalrejo dan RW 11
Kelurahan Kricak.
Para lansia diajak untuk mengikuti prosedur 6 langkah cuci tangan yang
dicontohkan sesuai program yang ada. Sebelum penyuluhan dilaksanakan,
dilakukan pendataan para lansia, pengukuran tekanan darah, berat dan tinggi
badan. Setelah penyuluhan dilaksanakan sesi tanya jawab dan ramah-tamah.

E. MONITORING DAN EVALUASI

Proses penyuluhan berjalan lancar dan diikuti oleh para peserta dengan
sangat antusias. Terbukti dengan saat diminta mengulang gerakan yang telah
dicontohkan, mereka dapat melakukan dengan baik, serta memahami hal-hal apa
saja yang diperlukan untuk membuat kegiatan mencuci tangan dilakukan secara
optimal. Selain itu, mereka dapat saling melengkapi dan memberi contoh pada
momen-momen apa saja mereka harus mencuci tangan dan dapat diaplikasikan
dalam hidup sehari-hari.

Program 6 Langkah Cuci Tangan yang Disosialisasikan


Yogyakarta, 31 Juli 2017

Dokter Internsip Dokter Pendamping

dr. Bayu Adiputro dr. Widyastuti

Das könnte Ihnen auch gefallen