Sie sind auf Seite 1von 1

PENDAHULUAN

Usaha-usaha menurunkan angka kematian maternal dan angka kematian perinatal masih
menjadi prioritas utama program Departemen Kesehatan RI.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), angka kematian
maternal di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Rata-rata
kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 ribu. Angka
tersebut masih cukup jauh dari tekad pemerintah yang menginginkan penurunan angka kematian
maternal menjadi 108 per 100.000 kelahiran hidup untuk tahun 2015 sesuai dengan target
MDGs. Angka kematian maternal ini merupakan yang tertinggi di antara negara-negara ASEAN.
Angka kematian maternal di Singapura dan Malaysia masing-masing 5 dan 70 orang per 100.000
kelahiran hidup.
Langkah utama yang paling penting untuk menurunkan angka kematian ibu adalah
mengetahui penyebab utama kematian. Di Indonesia sampai saat ini ada tiga penyebab utama
kematian ibu yaitu perdarahan dalam kehamilan 40-60%, infeksi 20-30% dan keracunan
kehamilan 20-30%, sisanya sekitar 5% disebabkan penyakit lain yang memburuk saat kehamilan
atau persalinan.
Perdarahan sebelum, sewaktu, dan sesudah bersalin adalah kelainan yang berbahaya dan
mengancam ibu. Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap sebagai kelainan yang
berbahaya. Perdarahan pada kehamilan muda disebut keguguran atau abortus, sedangkan pada
kehamilan tua disebut perdarahan antepartum. Batas teoritis antara keduanya adalah 22 minggu
atau berat janin 500 gram.

Das könnte Ihnen auch gefallen