Sie sind auf Seite 1von 17

PENDAHULUAN

Luka bakar merupakan akibat dari salah satu faktor hazard yakni dari faktor fisik. Dari
laporan American Burn Association 2012 dikatakan bahwa angka morbiditas 96,1% lebih
banyak terjadi pada wanita (69%) dengan insiden teritinggi terjadi pada anak usia > 5 tahun
dan dewasa usia 35-65 tahun. Hal ini sesuai dengan data pasien yang ditemukan yakni
seorang perempuan berusia 43 tahun, yang termasuk dalam epidemiologi tersebut.

Berdasarkan tempat kejadian, 69 % di rumah tangga dan 9% di tempat kerja, 7% di jalan


raya, 5% di rekreasi atau olahraga 10% dan lain-lain. Pada Simposium Indonesia Burn and
Wound Care Meeting yang diselengarakan Universitas Padjadjaran di Bandung menunjukkan
bahwa 60% luka bakar terjadi karena kecelakaan rumah tangga, 20% karena kecelakaan
kerja, dan 20% sisanya karena sebab-sebab lain. Dan angka kematian akibat luka bakar pun
di Indonesia masih tinggi, sekitar 40%, terutama diakibatkan luka bakar berat.

Luka bakar pada kulit bisa disebabkan karena panas, dingin, ataupun zat kimia.Ketika
kulit terkena panas, maka kedalaman luka dipengaruhi oleh derajat panas , durasi kontak
panas pada kulit dan ketebalan kulit
LAPORAN KASUS DAN LANGKAH-LANGKAH
DIAGNOSIS OKUPASINYA

A. ANAMNESIS ( AUTOANAMNESIS)
1) Identitas
- Nama : Tn. S
- Umur : 35 tahun
- Jenis kelamin : Laki-Laki
- Pekerjaan : Tukang bengkel
- Status pernikahan : Sudah menikah
- Kedudukan dalam keluarga : Kepala Keluarga
- Alamat : Jl. Abubakar Lambogo no 129
- Agama : Islam
- Pendidikan Terakhir : SMP

2) Keluhan utama : Bekas luka pada tangan kiri


3) Anamnesis terpimpin
Pasien mendapatkan luka kurang lebih 1 bulan yang lalu pada tangan kiri,
saat itu pasien sedang memasang kaca film pada mobil secara tidak
sengaja pasien menyentuh ujung hot gun, riwayat nyeri ada, nyeri seperti
tertusuk-tusuk. Luka perih jika terkena air. Pasien tidak berobat ke dokter
pasien hanya mengoleskan lukanya dengan pasta gigi.
4) Anamnesis sistemik
- Riwayat penyakit sekarang : Diabetes Melitus (-) Hipertensi (-)
- Riwayat penyakit keluarga : Hipertensi (+), Penyakit Jantung (+)
- Riwayat Sosioekonomi : Riwayat merokok ada 20 tahun, riwayat
konsumsi alcohol dan narkoba disangkal.

Anamnesis Okupasi
1. Jenis Pekerjaan

Riwayat Pekerjaan sekarang


Jenis pekerjaan bahan/ material tempat kerja Masa kerja
yang digunakan (perusahaan) (dalam bulan /
tahun)

Tukang Bengkel Kaca film mobil, Bengkel Sun Variasi 2 Tahun


larutan penghilang
lem, wiper, hot
gun, sabun cair

R
iwayat pekerjaan sebelumnya
Pasien adalah pegawai di Bengkel. Bekerja 7 hari dalam seminggu dari senin-
minggu, bekerja dari jam 10.00-18.00 atau sekitar 8 jam dalam sehari dengan
waktu istirahat sekitar 1 jam.
2. Uraian Tugas

Pasien adalah pegawai di Bengkel. Bekerja 7 hari dalam seminggu dari senin-
minggu, bekerja dari jam 10.00-18.00 atau sekitar 8 jam dalam sehari dengan
waktu istirahat sekitar 1 jam.

Uraian tugas rutin


Jam 05.45 Bangun, Sholat, mandi
Jam 09.20 Berangkat ke tempat kerja
Jam 10.00-18.00 Bekerja di bagian pemasangan kaca film mobil, istirahat

Jam 18.00 Pulang ke rumah

Jam 19.00-22.00 Makan malam berkumpul dengan keluarga

Jam 22.00 Istirahat

Berangkat ke
Bangun jam 05.45 sholat, Jam 09.00 Mulai tempat kerja
mengaji, mandi Menjahit 09.20

Jam 09.40-10.00
Jam 10.00-18.00 persiapkan alat
bekerja dan bahan Jam 09.40 tiba di
tempat kerja
dan Sholat

Makan malam, Tidur


berkumpul dengan Jam 22.00
keluarga
Jam 19.00-22.00
3. Bahaya Potensial (potential hazard) dan risiko kecelakaan kerja pada pekerja

Urutan Bahaya Potensial Gangguan Risiko


kegiatan kesehatan kecelakaan
Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psiko yang kerja
mungkin
Menyiapka Listrik Debu - Tangan bagian monotoni, Pterigium, tersengat
n ruangan ulna dan radial dermatitis, listrik
perlengkap deviasi, stress kerja,
an pergelangan
kerja memutar, lengan
terangkat >45o ,
leher fleksi>30o
,membungkuk
>20o, lutut
menyentuh lantai

Melepas - Debu - Bekerja dengan monotoni, ,LBP, HNP, -


Kaca Film gerakan repetitive, stress kerja,
Mobil posisi berdiri
lama,pinggang
twisted, side
bending,
Pergelangan
tangan dan jari-
jari fleksi >45o
dan ekstensi >45o ,
leher fleksi>30o
Urutan Bahaya Potensial Gangguan Risiko
kegiatan kesehatan kecelakaan
Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psiko yang kerja
mungkin
Membersih - Larutan - Posisi berdiri monotoni dermatitis, LBP, -
kan kaca Penghilan lama, pergelangan HNP, stress
mobil dari g Lem tangan fleksi, kerja,
bekas lem
bagian ulna dan
radial deviasi,
pergelangan
memutar, dan ful
extended, lengan
terangkat >45o,
pinggang twisted,
side bending ,
bahu
terangkat,kepala
ekstensi >20o,

Memasang Listrik Sabun - Posisi berdiri Kejar dermatitis, LBP, tersengat


Kaca Film cair lama, pergelangan target jika HNP, stress listrik
Suhu tangan fleksi, banyak kerja, Luka Bakar
Ekstrim bagian ulna dan kerjaan .
Panas radial deviasi,
pergelangan
memutar, dan ful
extended, lengan
terangkat >45o ,
pinggang twisted,
side bending, leher
fleksi>30o , bahu
terangkat,kepala
ekstensi >20o,

4. Hubungan pekerjaan dengan penyakit yang dialami (gejala / keluhan yang ada)

Pasien mengeluh perih pada tangan kiri, keluhan ini terjadi akibat terkena ujung hot
gun saat memasang kaca film.
Body Discomfort Map

Keterangan :

1. Tanyakan kepada pekerja atau pekerja dapat mengisi sendiri

2. Isilah : keluhan yang sering dirasakan oleh pekerja dengan memberti tanda/mengarsir

bagian- bagian sesuai dengan gangguan muskulo skeletal yang dirasakan pekerja

Tanda pada gambar area yang dirasakan :

Kesemutan = x x x Pegal-pegal = / / / / /

Baal = vvv Nyeri = ////////


Ket:
- untuk tangan dan pergelangan tangan kanan dan kiri resiko sedang ( brief survey 2 )
- untuk lengan kanan dan kiri, bahu resiko tinggi ( brief survey 3)
- untuk leher resiko sedang ( brief survey 2 )
- untuk punggung resiko sedang ( brief survey 2 )
- untuk kaki resiko sedang ( brief survey 2 )
B. PEMERIKSAAN FISIS
1) Keadaan umum : Sakit ringan / kesadaran compos mentis
2) Tanda vital dan antropometri
- Tekanan darah : 110/70 mmHg - Pernapasan : 18x/mnt
- Nadi : 72x/mnt - Suhu : 36,5o C
3) Status Gizi
Tinggi Badan : 165 cm Berat Badan: 60 Kg IMT = 22,0 kg/m2 ( Normoweight)

KEPALA LEHER
Anemis : (-) MT : (-)
Ikterus : (-) Pembesaran
Sianosis : (-) Tiroid : (-)
Edema : (-) KGB : (-)
DVS : R+ 0 MmH20
THORAX JANTUNG
Simetris : (D) = (S) I : IC tidak tampak
Massa Tumor : (-) P : IC tidak teraba
Nyeri Tekan : (-) P : Batas Jantung : dalam batas normal

Perkusi : Sonor A : BJ : I/II nurni regular

Auskultasi Bising : (-)

BP : Vesikuler
Rh : - / - ; Wh : - / -
ABDOMEN EKSTREMITAS, dll
Datar Edema : (-)
Peristaltik (+) Kesan normal Deformitas : (-)
MT : (-) NT (-) Effloresensi kulit : sama dengan
Hepar : Tidak teraba warna kulit sekitar
Lien : Tidak teraba Nyeri tekan gastrocnemius : (-)
Perkusi : Timpani
Tulang Belakang

Inspeksi : deformitas (-), edema (-),


skoliosis (-)
Palpasi : nyeri tekan (+) pada paravertebral
lumbalis.

C. P Pemeriksaan Khusus
E
M
E
R
I
KESAN PENUNJANG

Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

D. RESUME KELAINAN YANG DIDAPAT:


Seorang laki-laki 35 tahun, bekerja sebagai pegawai bengkel datang dengan
keluhan Bekas luka pada tangan kiri, Pasien mendapatkan luka kurang lebih 1 bulan
yang lalu pada tangan kiri, saat itu pasien sedang memasang kaca film pada mobil
secara tidak sengaja pasien menyentuh ujung hot gun, riwayat nyeri ada, nyeri seperti
tertusuk-tusuk. Luka perih jika terkena air. Pasien tidak berobat ke dokter pasien
hanya mengoleskan lukanya dengan pasta gigi.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 N: 88, RR 20 x/menit, S: 36,6 C.
Pada pemeriksaan fisis ditemukan regio dorsum manus sinistra: : tampak scar( bekas)
luka bakar ukuran 0,5 cm x 3 cm, warna putih keabu-abuan, tepi regular, hiperemis
tidak ada, edema tidak ada, nyeri tekan tidak ada. Pemeriksaan lain dalam batas
normal..
E. DIAGNOSIS KLINIS
Dorsum Manus Scar ec Burn injury due to hot gun

F. DIAGNOSIS DIFFERENSIAL

Keloid
G. DIAGNOSIS OKUPASI

Langkah Diagnosis

1. Diagnosis Klinis Dorsum Manus Scar ec Burn injury due to hot gun

Dasar diagnosis (anamnesis, Seorang laki-laki 35 tahun, bekerja sebagai pegawai bengkel
pemeriksaan fisik, datang dengan keluhan Bekas luka pada tangan kiri, Pasien
pemeriksaan penunjang,
mendapatkan luka kurang lebih 1 bulan yang lalu pada tangan kiri, saat
body map, brief survey)
itu pasien sedang memasang kaca film pada mobil secara tidak sengaja
pasien menyentuh ujung hot gun, riwayat nyeri ada, nyeri seperti
tertusuk-tusuk. Luka perih jika terkena air. Pasien tidak berobat ke
dokter pasien hanya mengoleskan lukanya dengan pasta gigi.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 N: 88, RR 20


x/menit, S: 36,6 C. Pada pemeriksaan fisis ditemukan regio dorsum
manus sinistra: : tampak scar( bekas) luka bakar ukuran 0,5 cm x 3 cm,
warna putih keabu-abuan, tepi regular, hiperemis tidak ada, edema tidak
ada, nyeri tekan tidak ada. Pemeriksaan lain dalam batas normal.

2. Pajanan di tempat kerja

Fisik Listrik, Suhu extreme Panas

Kimia Debu Ruangan, Larutan Penghilang Lem, Sabun Cair

Biologi -

Ergonomi Bekerja dengan gerakan repetitive, berdiri lama, jongkok, pergelangan


tangan fleksi, bagian ulna dan radial deviasi, pergelangan memutar, dan
full extended, jari- jari fleksi >45o dan lengan terangkat >45o, leher
fleksi>30o , bahu terangkat, kepala ekstensi >20o
Psikososial Kerja target jika pemasangan banyak

3 . Evidence Based Epidemiologi. Dari laporan American Burn Association 2012 dikatakan
bahwa angka morbiditas 96,1% lebih banyak terjadi pada wanita (69%).
Berdasarkan tempat kejadian, 69 % di rumah tangga dan 9% di tempat
kerja, 7% di jalan raya, 5% di rekreasi atau olahraga 10% dan lain-lain.

Pada Simposium Indonesia Burn and Wound Care Meeting yang


diselengarakan Universitas Padjadjaran di Bandung dilaporkan data
terakhir yang dikeluarkan unit luka bakar RSCM Januari 1998 - Mei
2001 menunjukkan bahwa 60% karena kecelakaan rumah tangga, 20%
karena kecelakaan kerja, dan 20% sisanya karena sebab-sebab lain. Dan
angka kematian akibat luka bakar pun di Indonesia masih tinggi, sekitar
40%, terutama diakibatkan luka bakar berat.

Etiologi. Luka bakar disebabkan oleh berbagai sumber eksternal yang


dapat digolongkan berdasarkan faktor panas, kimia, listrik dan radiasi.
Di Amerika Serikat, penyebab paling umum dari luka bakar adalah :
kebakaran atau api (44%), benda/bahan panas (42%), listrik (4%) dan
zat kimia (3%). Sebagian besar (69%) cedera luka bakar terjadi di
rumah, akibat kecelakaan di tempat kerja (27%), sementara 2%
disebabkan oleh orang lain, dan 1-2% disebabkan oleh percobaan bunuh
diri. Sumber-sumber ini bisa menyebabkan cedera inhalasi di saluran
napas dan/atau paru-paru, dengan tingkat kejadian sekitar 6%. Di
Amerika Serikat, api dan cairan panas adalah penyebab luka bakar yang
palin umum. Dari semua kasus kebakaran rumah yang mengakibatkan
kematian, 25% disebabkan oleh rokok dan 22% disebabkan oleh
pemanas. Gejala klinis, seperti bulla disebabkan oleh cairan panas atau
gas.

Hubungan suhu panas tehadap terjadinya luka bakar. Pada suhu lebih
tinggi dari 44oC (111oF) protein mulai kehilangan bentuk tiga
dimensinya dan mulai terurai. Keadaan ini menyebabkan kerusakan
pada sel dan jaringan. Gangguan pada membran sel menyebabkan sel
kehilangan kalium yang keluar dari sel dan mengisi ruang di luar sel
sehingga sel tersebut mengikat air dan natrium dan terjadilah Bulla.

4. Apakah pajanan Ya
cukup
Masa kerja 2 tahun

Jumlah jam terpajan/ hari 8 jam

Pemakaian APD Tidak ada

Konsentrasi pajanan Sulit dinilai


Lainnnya........... -

Kesimpulan jumlah pajanan -


dan dasar perhitungannya

5. Faktor individu yang -


berpengaruh terhadap
timbulnya diagnosis klinis

6 . Pajanan bahaya -
potensial yang sama di
luar tempat kerja

7 . Diagnosis Okupasi Dorsum Manus Scar ec Burn injury due to hot gun

PENYAKIT AKIBAT KERJA

H. PROGNOSIS

1. Klinik : ad vitam dubia ad bonam


ad sanasionam dubia ad bonam
ad fungsionam dubia ad bonam
2. Okupasi : dubia ad bonam
I. PENATALAKSANAAN

Jenis Rencana Tindakan (materi & metoda); Tatalaksana Hasil yang


No permasalahan medikamentosa; non medika mentosa(nutrisi, diharapkan
Medis & non olahraga, konseling dan OKUPASI)
medis dll)
1. Burn Injury Okupasi: Keluhan
- Eliminasi : sulit dilakukan berkurang
- Subsitusi : sulit dilakukan
- Isolasi : sulit dilakukan
- Engineering Control : sulit dilakukan
- Administrative control : sulit dilakukan
- APD : sarung tangan

Terapi Medikamentosa:
- Oral : Asam mefenamat 3 x 1 (Jika nyeri)
- Topikal : Bioplacenton zalf (4-6 kali dioles tiap
hari)

Terapi nonmedikamentosa

Jaga kebersihan luka agar tidak terjadi infeksi


DASAR TEORI

HUBUNGAN PEKERJA BENGKEL DENGAN RISIKO TERJADINYA LUKA


BAKAR

Luka bakar merupakan akibat dari salah satu faktor hazard yakni dari faktor fisik. Dari
laporan American Burn Association 2012 dikatakan bahwa angka morbiditas 96,1% lebih
banyak terjadi pada wanita (69%) dengan insiden teritinggi terjadi pada anak usia > 5 tahun
dan dewasa usia 35-65 tahun. Hal ini sesuai dengan data pasien yang ditemukan yakni
seorang perempuan berusia 43 tahun, yang termasuk dalam epidemiologi tersebut.

Berdasarkan tempat kejadian, 69 % di rumah tangga dan 9% di tempat kerja, 7% di jalan


raya, 5% di rekreasi atau olahraga 10% dan lain-lain. Pada Simposium Indonesia Burn and
Wound Care Meeting yang diselengarakan Universitas Padjadjaran di Bandung menunjukkan
bahwa 60% luka bakar terjadi karena kecelakaan rumah tangga, 20% karena kecelakaan
kerja, dan 20% sisanya karena sebab-sebab lain. Dan angka kematian akibat luka bakar pun
di Indonesia masih tinggi, sekitar 40%, terutama diakibatkan luka bakar berat.

Luka bakar pada kulit bisa disebabkan karena panas, dingin, ataupun zat kimia.Ketika
kulit terkena panas, maka kedalaman luka dipengaruhi oleh derajat panas , durasi kontak
panas pada kulit dan ketebalan kulit..(1,4,7,10)

1. Luka Bakar Termal (Thermal Burns)

Luka bakar termal disebabkan oleh air panas(scald), jilitan api ke tubuh (flash), koboran
api ke tubuh (flame) dan akibat terpapar atau kontak dengan objek-objek panas lainnya
(misalnya plastik logam panas dan lain-lain).

2. Luka Bakar Zat Kimia( Chemical Burns)

Luka bakar kimia biasanya disebabaka oleh asam kuat atau alkali yang biasa digunakan
bidang industri, militer, ataupun bahan pembersih yang sering digunakan untuk keperluan
rumah tangga.

1. Luka Bakar Listrik (Electrical Burns)


Listrik menyebabkan kerusakan yang dibedakan karena arus, api, dan ledakan. Aliran
listrik menjalar disepanjang bagian tubuh yang memiliki resistensi paling rendah; dalam hal
ini cairan. Kerusakan terutama pada pembuluh darah, khususnya tunika intima, sehingga
menyebabkan gangguan sirkulasi ke distal. Seringkali kerusakan berada jauh dari lokasi
kontak, baik kontak dengan sumber arus maupun ground.

4. Luka Bakar Radiasi (Radiation Exposure)

Luka bakar radiasi disebabkan karena terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe luka
bakar ini sering disebabkan oleh penggunaaan radioaktif untuk keperluan terapeutik dalam
kedokteran dan industri. Akibat terpapar sinar matahari yang terlalu lama juga dapat
menyebabkan luka bakar radiasi

Kesehatan kerja mengacu pada Komisi Gabungan ILO/WHO dalam kesehatan kerja pada
tahun 1950 yang disempurnakan pada tahun 1995 adalah upaya mempertahankan dan
meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan kesejahteraan sosial semua pekerja yang
setinggi-tingginya. Mencegah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan,
melindungi pekerja dari faktor risiko pekerjaan yang merugikan kesehatan, penempatan dan
pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja disesuaikan dengan kapabilitas fisiologi
dan psikologinya, dan disimpulkan sebagai adaptasi pekerjaan kepada manusia dan setiap
manusia kepada pekerjaannya.

Kecelakaan menurut Fank E. Bird yaitu suatu kejadian yang tidak diinginkan yang
menimbulkan kerugian pada manusia (menyebabkan orang cedera), kerusakan properti,
lingkungan ataupun kegiatan proses kerja, sebagai akibat dari kontak dengan sumber energi
seperti mekanis, kimia, kinetik dan fisik yang melebihi batas kemampuan tubuh, alat atau
struktur.

Bahaya atau hazard adalah keadaan atau situasi yang potensial dapat menyebabkan
kerugian seperti luka, sakit, kerusakan harta benda, kerusakan lingkungan kerja, atau
kombinasi seluruhnya

Bahaya atau hazard kesehatan adalah hazard yang berpotensi menimbulkan gangguan
kesehatan. Dari sudut pandang kesehatan kerja, sistem kerja, mencakup empat komponen
kerja, yaitu pekerja, lingkungan kerja, pekerjaan, pengorganisasian pekerjaan dan budaya
kerja.Setiap komponen kerja dapat menjadi sumber atau situasi yang berpotensi
menimbulkan kerugian bagi kesehatan pekerja.Kerugian kesehatan dapat berupa cedera atau
gangguan kesehatan baik fisik maupun mental. Sumber atau situasi yang potensial tersebut
dikenal sebagai hazard atau faktor risiko kesehatan.Pada kondisi tertentu hazard kesehatan
dapat menjadi nyata dan menimbulkan cedera atau gangguan kesehatan. Peluang hazard
kesehatan untuk menimbulkan gangguan kesehatan disebut sebagai risiko kesehatan .2

Menurut Kurniawidjaja, 2010, Bahaya atau hazard dapat digolongkan berdasarkan


jenisnya yaitu:

Hazard tubuh pekerja

Hazard tubuh pekerja (somatic hazard), merupakan hazard yang berasal dari dalam tubuh
pekerja yaitu kapasitas kerja dan status kesehatan pekerja, contohnya seorang pekerja yang
buta warna bila mengerjakan alat elektronik yang penuh dengan kabel listrik yang warna-
warni, hazard somatiknya dapat membahayakan dirinya maupun orang lain orang lain
disekelilingnya bila ia salah menyambung warna kabel tertentu ,tindakan ini berpotensi
menimbulkan kebakaran atau ledakan.

Hazard Perilaku Kesehatan

Hazard perilaku kesehatan (behavioral hazard), yaitu hazard yang terkait dengan perilaku
pekerja. Contohnya antara lain model rambut panjang diruang mesin berputar telah
mengakibatkan seorang pekerja di tambang batubara tertarik dalam mesin dan tubuhnya
hancur akibat tergiling mesin penggiling bongkahan batu (crusher).

Hazard Lingkungan Kerja

Hazard lingkungan kerja (environmental hazard) dapat berupa faktor fisik, kimia, dan
biologik.Faktor fisik, kimia dan biologik yang berada ditempat kerja berpotensi menimbulkan
gangguan kesehatan bila kadarnya atau intensitas pajanannya tinggi melampaui toleransi
kemampuan tubuh pekerja.

Oleh karena itu semakin sering orang tersebut terpapar oleh faktor risiko maka
peluang untuk terjadinya suatu penyakit juga lebih besar hal ini tergantung dari konsentrasi
pajanan hingga dapat menimbulkan gejala.
PEMBAHASAN KASUS

Seorang laki-laki 35 tahun, bekerja sebagai pegawai bengkel datang dengan keluhan
Bekas luka pada tangan kiri, Pasien mendapatkan luka kurang lebih 1 bulan yang lalu pada
tangan kiri, saat itu pasien sedang memasang kaca film pada mobil secara tidak sengaja
pasien menyentuh ujung hot gun, riwayat nyeri ada, nyeri seperti tertusuk-tusuk. Luka perih
jika terkena air. Pasien tidak berobat ke dokter pasien hanya mengoleskan lukanya dengan
pasta gigi.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 N: 88, RR 20 x/menit, S: 36,6 C.


Pada pemeriksaan fisis ditemukan regio dorsum manus sinistra: : tampak scar( bekas) luka
bakar ukuran 0,5 cm x 3 cm, warna putih keabu-abuan, tepi regular, hiperemis tidak ada,
edema tidak ada, nyeri tekan tidak ada. Pemeriksaan lain dalam batas normal.

Pasien bertugas sebagai tukang pasang kaca film di Bengkel Sun Variasi sudah
bekerja selama 2 tahun. Pasien mengatakan dia bekerja 8 jam sehari selama 7 hari dalam
seminggu. Pasien tidak memiliki pekerjaan di tempat lain.

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada pasien, maka
ditetapkan diagnose sebagai Dorsum Manus Scar ec Burn injury due to hot gun et causa
bahan panas yang merupakan Penyajit Akibat Kerja, dimana yang menjadi penyebab dari
adanya keluhan ini ialah factor suhu extrim, hal ini berasal dari kecerobohan saat memasang
kaca film mobil dan terkena ujung hot gun. Saat bekerja pasien tidak menggunakan sarung
tangan sehingga rentan terkena hot gun.

Upaya pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan Alat


Pelindung diri saat bekerja dalam hal ini menggunakan sarung tangan agar tidak terkena
ujung hot gun saat pemasangan lkaca film.

Prognosis dari segi klinik dan okupasi terhadap pasien ini ialah dubia ad bonam,
pasien dapat sembuh dengan pengobatan yang adekuat, dengan komplikasi minimal, sehingga
dapat segera kembali kerja.

Das könnte Ihnen auch gefallen