Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Luka bakar merupakan akibat dari salah satu faktor hazard yakni dari faktor fisik. Dari
laporan American Burn Association 2012 dikatakan bahwa angka morbiditas 96,1% lebih
banyak terjadi pada wanita (69%) dengan insiden teritinggi terjadi pada anak usia > 5 tahun
dan dewasa usia 35-65 tahun. Hal ini sesuai dengan data pasien yang ditemukan yakni
seorang perempuan berusia 43 tahun, yang termasuk dalam epidemiologi tersebut.
Luka bakar pada kulit bisa disebabkan karena panas, dingin, ataupun zat kimia.Ketika
kulit terkena panas, maka kedalaman luka dipengaruhi oleh derajat panas , durasi kontak
panas pada kulit dan ketebalan kulit
LAPORAN KASUS DAN LANGKAH-LANGKAH
DIAGNOSIS OKUPASINYA
A. ANAMNESIS ( AUTOANAMNESIS)
1) Identitas
- Nama : Tn. S
- Umur : 35 tahun
- Jenis kelamin : Laki-Laki
- Pekerjaan : Tukang bengkel
- Status pernikahan : Sudah menikah
- Kedudukan dalam keluarga : Kepala Keluarga
- Alamat : Jl. Abubakar Lambogo no 129
- Agama : Islam
- Pendidikan Terakhir : SMP
Anamnesis Okupasi
1. Jenis Pekerjaan
R
iwayat pekerjaan sebelumnya
Pasien adalah pegawai di Bengkel. Bekerja 7 hari dalam seminggu dari senin-
minggu, bekerja dari jam 10.00-18.00 atau sekitar 8 jam dalam sehari dengan
waktu istirahat sekitar 1 jam.
2. Uraian Tugas
Pasien adalah pegawai di Bengkel. Bekerja 7 hari dalam seminggu dari senin-
minggu, bekerja dari jam 10.00-18.00 atau sekitar 8 jam dalam sehari dengan
waktu istirahat sekitar 1 jam.
Berangkat ke
Bangun jam 05.45 sholat, Jam 09.00 Mulai tempat kerja
mengaji, mandi Menjahit 09.20
Jam 09.40-10.00
Jam 10.00-18.00 persiapkan alat
bekerja dan bahan Jam 09.40 tiba di
tempat kerja
dan Sholat
4. Hubungan pekerjaan dengan penyakit yang dialami (gejala / keluhan yang ada)
Pasien mengeluh perih pada tangan kiri, keluhan ini terjadi akibat terkena ujung hot
gun saat memasang kaca film.
Body Discomfort Map
Keterangan :
2. Isilah : keluhan yang sering dirasakan oleh pekerja dengan memberti tanda/mengarsir
bagian- bagian sesuai dengan gangguan muskulo skeletal yang dirasakan pekerja
Kesemutan = x x x Pegal-pegal = / / / / /
KEPALA LEHER
Anemis : (-) MT : (-)
Ikterus : (-) Pembesaran
Sianosis : (-) Tiroid : (-)
Edema : (-) KGB : (-)
DVS : R+ 0 MmH20
THORAX JANTUNG
Simetris : (D) = (S) I : IC tidak tampak
Massa Tumor : (-) P : IC tidak teraba
Nyeri Tekan : (-) P : Batas Jantung : dalam batas normal
BP : Vesikuler
Rh : - / - ; Wh : - / -
ABDOMEN EKSTREMITAS, dll
Datar Edema : (-)
Peristaltik (+) Kesan normal Deformitas : (-)
MT : (-) NT (-) Effloresensi kulit : sama dengan
Hepar : Tidak teraba warna kulit sekitar
Lien : Tidak teraba Nyeri tekan gastrocnemius : (-)
Perkusi : Timpani
Tulang Belakang
C. P Pemeriksaan Khusus
E
M
E
R
I
KESAN PENUNJANG
F. DIAGNOSIS DIFFERENSIAL
Keloid
G. DIAGNOSIS OKUPASI
Langkah Diagnosis
1. Diagnosis Klinis Dorsum Manus Scar ec Burn injury due to hot gun
Dasar diagnosis (anamnesis, Seorang laki-laki 35 tahun, bekerja sebagai pegawai bengkel
pemeriksaan fisik, datang dengan keluhan Bekas luka pada tangan kiri, Pasien
pemeriksaan penunjang,
mendapatkan luka kurang lebih 1 bulan yang lalu pada tangan kiri, saat
body map, brief survey)
itu pasien sedang memasang kaca film pada mobil secara tidak sengaja
pasien menyentuh ujung hot gun, riwayat nyeri ada, nyeri seperti
tertusuk-tusuk. Luka perih jika terkena air. Pasien tidak berobat ke
dokter pasien hanya mengoleskan lukanya dengan pasta gigi.
Biologi -
3 . Evidence Based Epidemiologi. Dari laporan American Burn Association 2012 dikatakan
bahwa angka morbiditas 96,1% lebih banyak terjadi pada wanita (69%).
Berdasarkan tempat kejadian, 69 % di rumah tangga dan 9% di tempat
kerja, 7% di jalan raya, 5% di rekreasi atau olahraga 10% dan lain-lain.
Hubungan suhu panas tehadap terjadinya luka bakar. Pada suhu lebih
tinggi dari 44oC (111oF) protein mulai kehilangan bentuk tiga
dimensinya dan mulai terurai. Keadaan ini menyebabkan kerusakan
pada sel dan jaringan. Gangguan pada membran sel menyebabkan sel
kehilangan kalium yang keluar dari sel dan mengisi ruang di luar sel
sehingga sel tersebut mengikat air dan natrium dan terjadilah Bulla.
4. Apakah pajanan Ya
cukup
Masa kerja 2 tahun
6 . Pajanan bahaya -
potensial yang sama di
luar tempat kerja
7 . Diagnosis Okupasi Dorsum Manus Scar ec Burn injury due to hot gun
H. PROGNOSIS
Terapi Medikamentosa:
- Oral : Asam mefenamat 3 x 1 (Jika nyeri)
- Topikal : Bioplacenton zalf (4-6 kali dioles tiap
hari)
Terapi nonmedikamentosa
Luka bakar merupakan akibat dari salah satu faktor hazard yakni dari faktor fisik. Dari
laporan American Burn Association 2012 dikatakan bahwa angka morbiditas 96,1% lebih
banyak terjadi pada wanita (69%) dengan insiden teritinggi terjadi pada anak usia > 5 tahun
dan dewasa usia 35-65 tahun. Hal ini sesuai dengan data pasien yang ditemukan yakni
seorang perempuan berusia 43 tahun, yang termasuk dalam epidemiologi tersebut.
Luka bakar pada kulit bisa disebabkan karena panas, dingin, ataupun zat kimia.Ketika
kulit terkena panas, maka kedalaman luka dipengaruhi oleh derajat panas , durasi kontak
panas pada kulit dan ketebalan kulit..(1,4,7,10)
Luka bakar termal disebabkan oleh air panas(scald), jilitan api ke tubuh (flash), koboran
api ke tubuh (flame) dan akibat terpapar atau kontak dengan objek-objek panas lainnya
(misalnya plastik logam panas dan lain-lain).
Luka bakar kimia biasanya disebabaka oleh asam kuat atau alkali yang biasa digunakan
bidang industri, militer, ataupun bahan pembersih yang sering digunakan untuk keperluan
rumah tangga.
Luka bakar radiasi disebabkan karena terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe luka
bakar ini sering disebabkan oleh penggunaaan radioaktif untuk keperluan terapeutik dalam
kedokteran dan industri. Akibat terpapar sinar matahari yang terlalu lama juga dapat
menyebabkan luka bakar radiasi
Kesehatan kerja mengacu pada Komisi Gabungan ILO/WHO dalam kesehatan kerja pada
tahun 1950 yang disempurnakan pada tahun 1995 adalah upaya mempertahankan dan
meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan kesejahteraan sosial semua pekerja yang
setinggi-tingginya. Mencegah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan,
melindungi pekerja dari faktor risiko pekerjaan yang merugikan kesehatan, penempatan dan
pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja disesuaikan dengan kapabilitas fisiologi
dan psikologinya, dan disimpulkan sebagai adaptasi pekerjaan kepada manusia dan setiap
manusia kepada pekerjaannya.
Kecelakaan menurut Fank E. Bird yaitu suatu kejadian yang tidak diinginkan yang
menimbulkan kerugian pada manusia (menyebabkan orang cedera), kerusakan properti,
lingkungan ataupun kegiatan proses kerja, sebagai akibat dari kontak dengan sumber energi
seperti mekanis, kimia, kinetik dan fisik yang melebihi batas kemampuan tubuh, alat atau
struktur.
Bahaya atau hazard adalah keadaan atau situasi yang potensial dapat menyebabkan
kerugian seperti luka, sakit, kerusakan harta benda, kerusakan lingkungan kerja, atau
kombinasi seluruhnya
Bahaya atau hazard kesehatan adalah hazard yang berpotensi menimbulkan gangguan
kesehatan. Dari sudut pandang kesehatan kerja, sistem kerja, mencakup empat komponen
kerja, yaitu pekerja, lingkungan kerja, pekerjaan, pengorganisasian pekerjaan dan budaya
kerja.Setiap komponen kerja dapat menjadi sumber atau situasi yang berpotensi
menimbulkan kerugian bagi kesehatan pekerja.Kerugian kesehatan dapat berupa cedera atau
gangguan kesehatan baik fisik maupun mental. Sumber atau situasi yang potensial tersebut
dikenal sebagai hazard atau faktor risiko kesehatan.Pada kondisi tertentu hazard kesehatan
dapat menjadi nyata dan menimbulkan cedera atau gangguan kesehatan. Peluang hazard
kesehatan untuk menimbulkan gangguan kesehatan disebut sebagai risiko kesehatan .2
Hazard tubuh pekerja (somatic hazard), merupakan hazard yang berasal dari dalam tubuh
pekerja yaitu kapasitas kerja dan status kesehatan pekerja, contohnya seorang pekerja yang
buta warna bila mengerjakan alat elektronik yang penuh dengan kabel listrik yang warna-
warni, hazard somatiknya dapat membahayakan dirinya maupun orang lain orang lain
disekelilingnya bila ia salah menyambung warna kabel tertentu ,tindakan ini berpotensi
menimbulkan kebakaran atau ledakan.
Hazard perilaku kesehatan (behavioral hazard), yaitu hazard yang terkait dengan perilaku
pekerja. Contohnya antara lain model rambut panjang diruang mesin berputar telah
mengakibatkan seorang pekerja di tambang batubara tertarik dalam mesin dan tubuhnya
hancur akibat tergiling mesin penggiling bongkahan batu (crusher).
Hazard lingkungan kerja (environmental hazard) dapat berupa faktor fisik, kimia, dan
biologik.Faktor fisik, kimia dan biologik yang berada ditempat kerja berpotensi menimbulkan
gangguan kesehatan bila kadarnya atau intensitas pajanannya tinggi melampaui toleransi
kemampuan tubuh pekerja.
Oleh karena itu semakin sering orang tersebut terpapar oleh faktor risiko maka
peluang untuk terjadinya suatu penyakit juga lebih besar hal ini tergantung dari konsentrasi
pajanan hingga dapat menimbulkan gejala.
PEMBAHASAN KASUS
Seorang laki-laki 35 tahun, bekerja sebagai pegawai bengkel datang dengan keluhan
Bekas luka pada tangan kiri, Pasien mendapatkan luka kurang lebih 1 bulan yang lalu pada
tangan kiri, saat itu pasien sedang memasang kaca film pada mobil secara tidak sengaja
pasien menyentuh ujung hot gun, riwayat nyeri ada, nyeri seperti tertusuk-tusuk. Luka perih
jika terkena air. Pasien tidak berobat ke dokter pasien hanya mengoleskan lukanya dengan
pasta gigi.
Pasien bertugas sebagai tukang pasang kaca film di Bengkel Sun Variasi sudah
bekerja selama 2 tahun. Pasien mengatakan dia bekerja 8 jam sehari selama 7 hari dalam
seminggu. Pasien tidak memiliki pekerjaan di tempat lain.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada pasien, maka
ditetapkan diagnose sebagai Dorsum Manus Scar ec Burn injury due to hot gun et causa
bahan panas yang merupakan Penyajit Akibat Kerja, dimana yang menjadi penyebab dari
adanya keluhan ini ialah factor suhu extrim, hal ini berasal dari kecerobohan saat memasang
kaca film mobil dan terkena ujung hot gun. Saat bekerja pasien tidak menggunakan sarung
tangan sehingga rentan terkena hot gun.
Prognosis dari segi klinik dan okupasi terhadap pasien ini ialah dubia ad bonam,
pasien dapat sembuh dengan pengobatan yang adekuat, dengan komplikasi minimal, sehingga
dapat segera kembali kerja.