Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
1
demokratis tidak diturunkan dengan sendirinya melainkan harus dipelajari melalui
proses pendidikan.
Pentingnya pengetahuan sejarah bagi suatu bangsa tidak diragukan lagi.
Namun ada hal lain yang lebih penting untuk kepentingan proses pembelajaran,
pengetahuan dan penerapan, yakni proses pembentukan peserta didik agar
menjadi warga negara yang mengetahui sejarah bangsanya dan mau bersikap yang
menunjukkan rasa semangat kebangsaan yang besar dan belajar dari sejarah
pelaksanaan proses pembelajaran ini merupakan tugas kita.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Sebaliknya, satunya kehidupan dalam satu negara pun jangan sampai
menghilangkan eksistensi keaneragaman budaya dari berbagai suku bangsa yang
ada, segala perbedaan diantara kita harus dipandang sebagai kekayaan bangsa,
bukan sebagai beban yang harus dipertentangkan.
4
perjuangannya belumlah bersifat nasional dan kebangsaan untuk membantu suatu
Negara bangsa. Perjuangan dilakukan oleh sejumlah kerajaan untuk mengusir
penjajah dari daerah atau kerajaan tertentu secara local sehingga sering disebut
perjuangan kedaerahan atau local.
Apa dan mengapa terjadi perjuanagan kebangsaan? Bangsa, seperti yang
dikemukakan oleh Ernest Renan adalah sekelompok masyarakat yang bersatu atau
dipersatukan oleh adanya persamaan nasib dan pengalaman di masa lampau dan
mempunyai cita-cita serta tujuan yang sama untuk kehidupan dimasa depan.
Definisi ini sangan tepat apabila diterapkan untuk kondisi bangsa Indonesia
sehinggga adanya perjuangan dari seluruh rakyat Indonesia untuk membentuk
suatu bangsa (Indonesia), pada hakikatnya karena ada persamaan nasib, yakni
sebagai orang-orang yang terjajah oleh bangsa barat (Eropa).
Hampir semua orang yang ada di wilayah nusantara ini pernah merasakan
bagaimana rasa sakit dan penderitaan selama dalam alam penjajahan. Misalnya,
pengalaman penderitaan selama diterapkanya peraturan Tanam Paksa (Cultur
Stelsel) oleh Van Den Bosch tahun 1828, seseorang Gubernur Jenderal
kepercayaan Ratu Wilhelm I dalam pemerintahan Hindia Belanda. Sistem tanam
paksa mewajibkan rakyat menanami sebagian dari sawah dan atau ladangnya
dengan tanaman yang ditentukan oleh pemerintah dan hasilnya diserahkan kepada
pemerintah. Adapun pokok-pokok peraturan Tanam Paksa itu sebagai berikut.
1. Petani diwajibkan mewajibkan menyedia 1/5 dari tanahnya yang akan
ditanami oleh tanaman wajib, yang akan diperdagangkan oleh pemerintah.
Tanaman wajib itu berupa trauma (nila), tebu, tembakau,kopi.
2. Hasil tanaman wajib diserahkan kepada pemerintah dengan harga yang
telah ditetapkan oleh Pemerintah.
3. Tanah yang dikenakan tanamanwajib dibebaskan dari pajak tanah.
4. Tenaga yang diperuntukkan bagi pemeliharaan tanaman wajib, tidak boleh
melebihi tenaga kerja demi penggarapan tanah (sawah).
5. Mereka yang tidak memiliki tanah, dikenakan wajib kerja di perkebunan
selama 65 hari setahunnya.
6. Kerusak tanaman wajib di luar kesalahan petani ditanggung oleh
pemerintah.
5
Apabila dipertahankan maka peraturan di atas nampaknya tidak terlalu
memberatkan bagi para petani di nusantara ini. Namun dalam praktiknya ternyata
banyak penyimpangan atau penyelewengan yang sangat memberatkan rakyat.
Rakyat diperas bukan hanya tenaga melainkan juga kekayaan sehingga
mengakibatkan banyak sekali rakyat yang jauh miskin. Apalagi ketika
diperlakukannya system premi, banyak pelaksanaan tanam paksa yang berlomba-
lomba untuk mencari keuntungan pribadi. Di pihak lain, Pemerintah Belanda
mendapatkan kekayaan yang berlimpah untuk membangun Negara yang
mengantarkan menjadi Negara industri di Eropa.
6
hendaknya dilaksanakan semata-mata hanya untuk membantu rakyat
Indonesia. Namun, kenyataannya jauh dari harapan rakyat nusantara.
Efek sampai dari upaya Belanda dalam menerapkan Politik Balas Budi ini
bagi bangsa Indonesia tidak dapat diingkari. Dampak ini merupakan pengaruh
positif bagi bangsa Indonesia. Terbukti setelah adanya politik balas budi, ada
rakyat Indonesia yang mulai sadar atas nasibnya, dimana banyak kepincangan
sosial, kebodohan dan kemiskinan yang merajalela. Mereka yang mengenyam
pendidikan dan sadar akan nasib bangsanya inilah yang selanjutnya menjadi
tokoh-tokoh pergerakan dan kebangkitan nasional.
Lima dimensi pergerakan pada masa penjajahan Belanda ini dibagi lagi
menurut kurun waktu sebagai berikut.
I. Masa 1908-1920
II. Masa 1920-1930
III. Masa 1930-1942
Ada 3 jenis pergerakan politik pada masa 1908-1920 ialah berikut ini.
7
1. Organisasi-organisasi Indonesia yang terdiri atas Budi Utomo, Sarekat
Islam, perkumpulan-perkumpulan berdasarkan kedaerahan.
2. Perkumpulan campuran, yakni bangsa Indonesia bukan bangsa Indonesia,
seperti Insulinde, National Indische Partij, De Indische Partij-Douwes
Dekker, Indicche Sociaal Democratische Vereeningning-Sneevliet,
Indische Sociaal Democratische Partij.
3. Perkumpulan campuran yang bertujuan Indonesia tetap dalam ikatan
dengan negeri Belanda.
8
Pada kongres pertama Budi Utomo, 5 Oktober 1908 di Yogyakarta,
kongres berhasil menetapkan tujuan perkumpulan, yaitu berikut ini.
Kemajuan yang selaras (harmonis) buat negeri dan bangsa, terutama dengan
memajukan pengajaran, pertanian, peternakan dan dagang, teknik dan industry,
kebudayaan (kesenian dan ilmu).
9
b. Semakin meningkatnya penyebaran agama Kristen di tanah air dan
adanya ucapan penghinaan parlemen Belanda tentang tipisnya
kepercayaan beragama orang Indonesia.
c. Cara adat istiadat lama yang terus dipakai di daerah-daerah kerajaan
yang makin lama makin dirasakan sebagai penghinaan.
10
Sementara itu Nasional Indische Partij (NIP) dan ISDV (Indische
Social Democraty Varemegig ) yang berdasarkan sosialisme kiri yang tidak
banyak mendapat anggota mulai melihat keberhasilan Sarekat Islam sebagai
organisai rakyat dan berusaha mendapatkan pengaruh dalam Sarekat Islam
(SI). Namun NIP tidak berhasil masuk dalam SI karena keanggotaan NIP
meliputi pula peranakan Belanda da Tionghoa. Sedangkan ISDV memiliki
kesamaan dalam arah organisasi dan aksi, antara lain menentang adat-adat
kuno dan hak istimewa golongan Tionghoa.
11
organisasi yang bukan hanya untuk orang kelompok atas melainkan juga
untuk kelompok rakyat kecil
4. Perkumpulan Sumatra , didirikan pada tahun 1918 oleh orang-orang
Sumatra yang ada di Jakarta menjelang pendirian Volksraad. Sasaran
program kerja serikat Sumatra adalah politik dengan tujuan (1)
meningkatkan pengaruh nangsa Indonesia dalam perintahan negeri
sehingga pada gilirannya dapat tercapai pemerintahan sendiri. (2)
memperjuangkan hak pemerintah daerah (otonomi) seluas-luasnya dengan
prinsip demokrasi , dan (3) mencegah terjadinya pertentangan
antarkelompok, perkumpulan ini ingin juga memajukan perekonomian
orang Sumatra.
5. Perkumpulan Orang Ambon. Ada beberapa perkumpulan orang Ambon,
seperti Wilhelmina , didirikan tahun 1908 dimagelang oleh kaum Militer
yang berusaha saling hidup rukun, mengeratkan hubungan dengan negeri
Belanda serta memajukan pengajaran. Perkumpulan Ambonsch Studien
fonds oleh Dr. Tehupeiopry tahun 1909 yang berusaha memberi
penerangan tentang hal dan kesempatan belajar dan memberi sokongan
uang kepada pelajar-pelajar yang cakap. Selain itu, ada beberapa
perkumpulan orang Ambon, seperti Ambons Bond didirikan tahun 1911
oleh pegawai negeri di Amboina yang berusaha memajukan pengajaran
dan penghidupan rakyat Ambon ; Mena Ambon didirikan tahun 1913 di
semarang yang bertujuan mencapai kemajuan dan kemerdekaan golongan
Ambon ; dan Sou Maluku Ambon yang didirikan beberapa tahun
kemudian untuk memajukan perekonomian penduduk.
12
1. Bidang politik, memajukan penghidupan yang merdeka, memperkuat rasa
kebangsaan umumnya dan rasa kesadaran atas persatuan bangsa Indonesia,
khususnya dan memperkokoh pertumbuhan bangsa-bangsa Asia.
2. Bidang ekonomi, memajukan penghidupan yang merdeka, memajukan
perdagangan kebangsaan, kerajinan, bank-bank dan koperasi.
3. Bidang sosial, memajukan pengajaran yang bersifat kebangsaan ,
memperbaiki kedudukan wanita, memerangi pengangguran , usaha-usaha
transmigrasi, menyongsong serikat-serikat sekerja, memajukan kesehatan
rakyat dan membasmi pemadat dan peminum.
Sebagai pendiri dan sekaligus ketua PNI, Ir. Sukarno yang dalam
perjuangannya dibantu oleh Mr. Sujadi, Mr. Ishak, Dr. Syamsi, Mr. Budiardjo,
dan Mr. Sastroamidjojo berkeyakinan bahwa sebelum meletus perang Lautan
Teduh, rakyat Indonesia harus bersatu dalam suatu organisasi yang kokoh.
Pernyataan ini terrealisasi dengan berdirinya Pemufakatan Perhimpunan Politik
Kebangsaan Indonesia (PPPKI) pada bulan Desember 1927 yang beranggotakan
PNI, PSI, BU, BI, Peguyuban Pasundan, Sarekat Sumatra, Kaum Betawi.
Pada tahun 1920-an ini, ada lagi peristiwa penting yang terjadi dalam
sejarah perjuangan bangsa Indonesia menuju suatu negara kesatuan adalah
munculnya berbagai organisasi pemuda dari berbagai wilayah di nusantara yang
menyatakan keinginan untuk bersatu sebagai suatu bangsa. Gerakan kepemudaan
ini diawali dengan berdirinya Jong Java yang disebut juga Tri Koro Dharmo
(Tiga Tujuan Mulia). Perkumpulan pemuda ini merupakan perkumpulan kaum
laki-laki pertama yang didirikan di Jakarta tahun 1915. Selanjutnya, disusul pula
oleh Jong Sumatranen Bond yang didirikan tahun 1917. Tujuannya adalah
memperkokoh hubungan ikatan antara murid-murid asal dari Sumatra dan
menanam keinsyafanbahwa mereka kelak akan menjadi pemimpin. Jong
Islamieten Bond (JIB), ialah perkumpulan baru yang didirikan oleh orang-orang
yang keluar dari Jong Java yang merasa gagal memajukan Islam dalam wadah
Jong Java. JIB yang diketuai oleh R.Sam dan Haji Agus Salim sebagai penasehat
bertujuan memajukan pengethuan tentang Islam, hidup secara Islam, dan
13
persatuan Islam. Perkumpulan pemuda lainnya yang berdasarkan kedaerahan
meliputi Jong Minahasa, Jong Ambon dan Jong Celebes.
Upaya kelompok pemuda yang dirintis sejak lama itu mencetuskan cita-
citanya dalam suatu Kongres Pemuda II di Jakarta pada tanggal 26-28 Oktober
1928. Isi persyaratan para pemuda yang berasal dari seluruh organisasi
kepemudaan ini menanamkan suatu cita-cita Indonesia Bersatu.
14
3. Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo). Didirikan di Jakarta tahun 1937
oleh mantan anggota Partindo sehingga tujuannya sama dengan Partindo.
Perbedannya, Gerindo menjunjung tinggi asas koperasi, ialah mau bekerja
sama dengan pihak Pemerintah Hindia Belanda. Gerindo berusaha
mencapai bentuk pemerintahan negara berdasarkan kemerdekaan di
lapangan politik, ekonomi, dan sosial.
4. Partai Persatuan Indonesia (Parpindo). Partai ini berusaha mencapai
kemajuan ke arah suatu masyarakat dan bentuk negara yang tersusun
menurut keinginan rakyat. Didirikan oleh orang-orang mantan anggota
Gerindo termasuk Moh. Yamin dalam organisasi ini sangat besar. Dasar
partai adalah (1) Sosial-nasionalisme (nasional bersendi atas persatuan
Indonesia dan kedaulatan rakyat) dan (2) Sosial-demokrasi.
5. Budi Utomo (BU). Sejalan dengan hasil kongres tahun 1931, BU terbuka
untuk semua golongan bangsa Indonsia. Tujuan BU mengalami
perkembangan, ialah berusaha mencapai kemerdekaan Indonesia. Asas
yang dipakai bersifat fleksibel, suatu saat bersikap kooperatif, namun
dapat pula bersikap non-kooperatif.
15
kewajibannya, kedudukannya, dan keanggotaannya dalam masyarakat (Mawarti,
DP, 1993, hal. 242-243).
16
mencapai keberhasilan. Semua Siswa berusaha sampai semua anggota kelompok
berhasil memahami dan melengkapinya. Model pembelajaran kooperatif
dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran yaitu
Hasil belajar akademik, penerimaan terhadap perbedaan individu, dan
pengembangan keterampilan sosial.
Langkah-langkah pembelajaran cooperative learning dapat dituliskan
dalam table sebagai berikut:
Langkah Indikator Tingkah Laku Guru
Langkah 1 Menyampaikan tujuan dan Guru menyampaikan tujuan
memotivasi siswa. pembelajaran dan
mengkomunikasikan kompetensi
dasar yang akan dicapai serta
memotivasi siswa.
Langkah 2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada
siswa
Langkah 3 Mengorganisasikan siswa ke Guru menginformasikan
dalam kelompok-kelompok pengelompokan siswa
belajar
Langkah 4 Membimbing kelompok Guru memotivasi serta memfasilitasi
belajar kerja siswa dalam
kelompokkelompok belajar
Langkah 5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi pembelajaran yang
telah dilaksanakan
Langkah 6 Memberikan penghargaan Guru memberi penghargaan
hasil belajar individual dan kelompok.
17
Metode ceramah aktif merupakan cara menyajikan pelajaran melalui
penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa dengan
disertai tanya jawab. Sedangkan metode card sort merupakan kegiatan kolabiratif
yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta,
tentang objek atau mereview informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam
strategi ini dapat membantu mendinamiskan kelas yang jenuh atau bosan.
Langkah-langkah pembelajaran materi sejarah perjuangan bangsa dan
organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan politik dalam upaya perlawanan
terhadap penjajah adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Guru menyiapkan materi sejarah perjuangan bangsa dan organisasi-
organisasi pergerakan kebangsaan politik dalam upaya perlawanan
terhadap penjajah.
b. Guru menyiapkan alat bantu berupa potongan kertas yang terdiri dari
kartu induk (topik utama) dan kartu rincian yang berisi informasi tentang
materi sejarah perjuangan bangsa dan organisasi-organisasi pergerakan
kebangsaan politik dalam upaya perlawanan terhadap penjajah.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Kegiatan awal
1) Guru membuka pelajaran dengan salam.
2) Guru mengabsen atau memeriksa kehadiran siswa siap belajar,
serta menyiapkan media dan sumber belajar.
3) Guru menanyakan siswa sebelum berangkat sekolah.
4) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan yang akan
dicapai dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan.
5) Guru memberikan penjelasan tentang langkah-langkah dan
kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran
b. Kegiatan inti
1) Guru menyampaikan materi sejarah perjuangan bangsa dan
organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan politik dalam upaya
perlawanan terhadap penjajah dan disertai dengan tanya jawab.
18
2) Guru membagikan kartu yang sudah disiapkan, yaitu berupa kartu
induk dan kartu rincian yang berisi materi sejarah perjuangan
bangsa dan organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan politik
dalam upaya perlawanan terhadap penjajah. Perkirakan jumlah
kartu sama dengan jumlah murid di kelas.
3) Seluruh kartu diacak atau dikocok agar campur.
4) Guru membagikan kartu kepada siswa dan pastikan masing-
masing siswa memperoleh satu (boleh dua).
5) Guru menyuruh siswa untuk bergerak mencari kartu induknya
dengan mencocokkan kepada teman sekelasnya.
6) Setelah kartu induk beserta seluruh kartu rinciannya ketemu, guru
memerintahkan msing-masing siswa membentuk kelompok dan
menempelkan hasilnya dipapan secara urut.
7) Guru melakukan koreksi bersama setelah semua kelompok
menempelkan hasilnya.
8) Salah satu penanggung jawab kelompok untuk menjelaskan hasil
sortir kartunya kemudian mintalah komentar dari kelompok
lainnya.
9) Guru memberikan apresiasi setiap hasil kerja siswa.
c. Kegiatan akhir
1) Siswa bertanya Jawab dengan guru tentang materi pelajaran yang
belum dipahami.
2) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.
3) Siswa mengerjakan evaluasi secara tertulis.
4) Guru menyampaikan salam penutup.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Perjuangan merupakan suatu usaha untuk meraih sesuatu yang diharapkan
demi kemuliaan dan kebaikan. Perjuangan mempunyai arti luas, sehingga
apa yang dilaksanakan oleh pahlawan-pahlawan di Nusantara merupakan
peristiwa-peristiwa dalam perjuangan nasional Indonesia
2. Konsep kebangsaan Indonesia tercermin pada semboyan Bhineka Tunggal
Ika, walaupun terdiri atas berbagai suku-bangsa dan golongan yang
tersebar di beribu-ribu pulau, namun kita tetap berbangsa satu bangsa
Indonesia.
3. Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia dan Semangat Kebangsaan terjadi
secara bersamaan dan tidak dapat dipisahkan. Perlu adanya batasan, yaitu
sejak kapan dimulainya perjuangan bangsa Indonesia dan munculnya
semangat kebangsaan itu.
3.2 Saran
Sejarah perjuangan bangsa Indonesia harus kita pertahankan, sebagai
generasi muda Indonesia selayaknya kita mempertahankan hasil perjuangan ini
melalui cara yang sesuai dengan bidang yang kita geluti.
20