Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di antara Negara maju seperti di Amerika Serikat pertambahan usia lanjut 1000
orang perhari dan perkiraan pada tahun 1985 50% dari penduduk berusia lebih dari 50 tahun.
Baby Boom pada masa lalu diganti dengan ledakan penduduk lanjut usia.
Di Indonesia menurut sensus pada tahun 1980, jumlah penduduk adalah 147,3 juta
orang. Pada angka tersebut terdapat 16,3 orang (11%) yan gberumur 50 tahun ke atas, dan
6,3 juta orang (4,3%) orang yang berumur 60 tahun ke atas. Dari 6,3 juta orang terdapat
822.831 (12,06%) orang tergolong jompo, yaitu para lanjut usia yang memerlukan bantuan
khusus sesuai Undang-undang, bahwa mereka harus dipelihara oleh Negara.
Pada tahun 2000 diperkirakan meningkat menjadi 9,99% dari seluruh penduduk
(22.2277.700 jiwa) dengan umur harapan hidup 65-70 tahun. Secara individu proses menjadi
tua menimbulkan berbagai masalah baik secara fisik, biologis, mental dan sosialnya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menambah pengetahuan penulis terutama tentang lanjut usia dengan hipertensi,
sebagai pembelajaran tentang asuhan keperawatan gerontik.
2. Tujuan Khusus
C. Metode Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan studi pustaka dan studi kasus di lapangan.
D. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
BAB V Penutup
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Gerontik adalah ilmu yang mempelajari, membahas, meneliti segala bidang masalah
Lanjut Usia, bukan saja mengenai kesehatan namun juga menyangkut sosial kesejahteraan,
pemukiman, lingkungan hidup, pendidikan, perundang-undangan(Josaputra, 1987).
Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses
kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap individu. Pada tahap ini
individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental, khususnya
kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya. Perubahan
penampilan fisik sebagian dari proses penuaan normal, seperti rambut yang mulai memutih,
kerut-kerut ketuaan di wajah, berkurangnya ketajaman panca indera, serta kemunduran daya
tahan tubuh, merupakan acaman bagi integritas orang usia lanjut. Belum lagi mereka harus
berhadapan dengan kehilangan-kehilangan peran diri, kedudukan sosial, serta perpisahan
dengan orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut kemampuan beradaptasi
yang cukup besar untuk dapat menyikapi secara bijak (Soejono, 2000). Penuaan merupakan
proses normal perubahan yang berhubungan dengan waktu, sudah dimulai sejak lahir dan
berlanjut sepanjang hidup. Usia tua adalah fase akhir dari rentang kehidupan.
Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik,
yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui,
ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan
anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan
memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa
orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba
menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004).
Pengertian lansia (lanjut usia) menurut UU No. 4 Tahun 1965 adalah seseorang yang
mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya
sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain (Wahyudi, 2000) sedangkan menurut UU
No. 12 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang telah
mencapai usia diatas 60 tahun (Depsos, 1999). Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima
sebagai suatu kenyataan dan fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses
penuaan yang berakhir dengan kematian (Hutapea, 2005).
Menurut Hurlock (Hurlock, 1980: 380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut
usia,yaitu:
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis.
Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang penting
dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila memiliki
motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu
akan lama terjadi.
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak
menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang
jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise itu seperti: lansia lebih senang
mempertahankan pendapatnya dari pada mendengarkan pendapat orang lain.
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam
segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri
bukan atas dasar tekanan dari lingkungan
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung mengembangkan
konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Karena
perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk
2. Menurut Prof. DR. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad, Perkembangan manusia dibagi sebagai
berikut:
Menyatakan bahwa seseorang dapat dikatakan Lanjut Usia setelah mencapai umur 55
tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya
sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain.
1. Teori-teori Biologis
a. Secara keturunan dan atau mutasi, setiap sel pada saatnya akan mengalami
mutasi.Contohnya, mutasi daripada sel-sel kelamin.
b. Pemakaian dan merusak, kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah.
c. Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh, yang disebut teori Akumlasi dari produk
sisa
f. Reaksi dari kekebalan sendiri. Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi
suatu zat khusus, ada jaringan tubuh tertentu tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga
jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
2. Teori-teori Kejiwaan Sosial
b) Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari Lanjut Usia.
b. Kepribadian berlanjut
a) Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada Lanjut Usia.
c. Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran individu dengan
individu lainnya.
Lanjut Usia dapat santai menikmati hasil kerja dan jerih payahnya di masa muda dan
dewasanya, badai dan berbagai goncangan kehidupan seakan-akan sudah berhasil dilewati.
Kenyataannya:
a. Sering ditemui stress karena kemiskinan dan berbagai keluhan serta penderitaan karena
penyakit.
b. Depresi.
c. Kekhawatiran.
d. Paranoid.
e. Masalah psikotik
a. Konservatif
b. Tidak kreatif
c. Menolak inovasi
g. Susah berubah
h. Keras kepala
i. Cerewet
Kenyataannya:
3. Mitos Berpenyakitan
Lansia dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai dengan berbagai
penderitaan akibat bermacam penyakit yang menyertai proses menua (Lansia merupakan
masa berpenyakitan dan kemunduran).
Kenyataannya:
a. Memang proses penuaan disertai menurunnya daya tahan tubuh dan metabolisme sehingga
rawan terhadap penyakit.
4. Mitos Senilitas
Lansia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh kerusakkan tertentu dari
otak.
Kenyataannya:
Tidak semua Lansia dalam proses penuaannya diiringi dengan kerusakan bagian otak
(banyak yang masih sehat dan segar)
5. Mitos Seksualitas
Menunjukkan bahwa kehidupan seks pada lansia normal saja. Memang frekuensi
hubungan seksual menurun sejalan meningkatnya usia, tetapi masih tetap tinggi.
6. Mitos Ketidakproduktifan
Kenyataannya:
1. Sistem Persyarafan
b. Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stress.
2. Sistem Pendengaran
a. Presbiakusis (gangguan pada pendengaran): Hilangnya kemampuan atau daya pendengaran
pada telinga dalam terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang
tidak jelas, sulit mengerti kata-kata.
3. Sistem Penglihatan
d. Meningkatnya ambang penangkap sinar: Daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat
susah melihat dalam cahaya gelap.
4. Sistem Kardiovaskuler
d. Tekanan darah meninggi, diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah
perifer.
5. Sistem Respirasi
a. Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
g. Paru-paru kehilangan elastisitas: Kapasitas residu meningkat, menarik napas lebih berat,
kapasitas pernapasan maksimum menurun dan kedalaman bernapas menurun.
6. Sistem Gastrointestinal
a. Kehilangan gigi.
c. Oesophagus melebar.
d. Lambung; rasa lapar menurun, asam lambung menurun, waktu mengosongkan menurun.
g. Liver (hati): Makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran
darah.
a. Ginjal: Mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menjadi menurun sampai
50%, penyaringan di glomerulo menurun sampai 50%, fungsi tubulus berkurang akibatnya
kurangnya kemampuan mengonsentrasi urin, berat jenis urin menurun, nilai ambang ginjal
terhadap glukosa meningkat.
b. Vesika Urinaria: Otot-otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau
menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada
pria Lanjut Usia, sehingga menyababkan retensi urine.
c. Pembesaran prostat.
d. Atrofi vulva.
e. Vagina: Selaput lendir menjadi kering, elastisitas jaringan menurun, permukaannya menjadi
halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya lebih alkali, terjadi perubahan-perubahan
warna.
f. Daya Seksual: Frekuensi sexual intercourse cenderung menurun secara bertahap tiap tahun
tetapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus sampai tua.
8. Sistem Endokrin
c. Pituitari: Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya di dalam pembuluh darah,
berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan LH.
d. Menurunnya aktifitas tiroid: Menurunnya BMR (Basal Metabolik Rate), menurunnya daya
pertukaran zat.
9. Sistem Kulit
b. Kifosis.
f. Atrofi seranut otot, sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot-otot menjadi kram dan
menjadi tremor.
F. Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.Pada manula hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari
90 mmHg.(Brunner and Suddarth, 2002).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah pada orang dewasa, dan dikatakan
hipertensi bila tekanan darah sistoliknya lebih dari atau sama dengan 140 mmHg atau tekanan
darah diastoliknya lebih dari atau sama dengan 90 mmHg. (Sharon Mantik Lewis, 2000).
2. Etiologi
Berdasarkan etiologi dibagi menjadi dua:
90% tidak diketahui penyebabnya, tetapi ada faktor pendukung:Stress psikososial Obesitas,
Kurang olah raga dan Merokok
b. Hipertensi primer
Yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain, yaitu: Penyakit ginjal, kehamilan, obat-
obatan (kontrasepsi).
a. Usia
b. Riwayat keluarga
3. Anatomi Fisiologi
a. Arteri
Adalah tuba tempat darah dialirkan ke jaringan dan organ.Arteri terdiri atas suatu selaput
terdalam (intima), lapisan tengah dari jaringan elastis atau otot.Aorta dan percabangannya
yang merupakan mengalirkan darah ke organ-organ arteri yang lebih kecil mempunyai
lapisan tengah otot (yang dapat mengatur suplai darah ke organ) perubahan dari satu tipe
jaringan ke tipe yang lainnya adalah bertahap, lapisan luar yang merupakan jaringan
penunjang.
b. Arteriole
Merupakan pembuluh darah dengan dindingnya yang relatif tebal terbentuk dari otot
polos.Otot dari pembuluh arteriole dapat berkontraksi atau relaksasi.Normalnya dinding
tersebut dalam keadaan kontraksi parsial kontraksi menyebabkan konstriksi dari diameter
pembuluh darah. Bila terjadi konstriksi secara umum, maka tekanan darah akan meningkat.
Tingkat atau kekuatan, kontraksi dari arteriole, dikendalikan oleh impuls saraf, substansi
kimia yang terkandung dalam darah.
Atrium menerima darah dari saluran tubuh melalui vena cava superior/inferior. Dari
atrium darah diteruskan ke ventrikel kanan dan bermuara arteri pulmonal dan pada muara ini
akan melalui katup trikuspidalis dan dari ventrikel kanan, darah dialirkan ke paru-paru untuk
dioksigenisasi.
Darah masuk dari atrium kiri melalui vena pulmonalis. Dari atrium kiri darah
diteruskan ke ventrikel kiri bermuara ke aorta yang bercabang-cabang menjadi arteri yang
akan memperdarahi seluruh bagian tubuh dan pada muara tersebut terdapat katup aorta yang
hanya bisa membuka ke arah terdapat zat-zat nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan oleh setiap
sel tubuh. Darah akan dipompa ke seluruh tubuh melalui sirkulasi pulmonal dan sirkulasi
sistemik.
Fase pemompaan darah jantung, otot jantung berkontraksi, sehingga jantung mengempis,
darah dipompa dari ventrikel kiri aorta kemudian ke seluruh tubuh melalui sistem arteri.
Rangkaian fase diastolik jantung mengembang lagi dan terjadi pengikisan jantung rangkaian
satu fase sistolik dan diastolik disebut cardiac output cycle.Fungsi dari jantung dipengaruhi
oleh darah.Faktor ini berhubungan erat sekali dalam menentukan isi sekuncup dan curah
jantung, cardiac output ditentukan oleh isi sekuncup dan frekuensi jantung.
g. Frekuensi Jantung
Cardiac output yang merupakan faktor utama yang perlu dalam sirkulasi karena cardiac
output yang bertanggung jawab untuk sirkulasi karena cardiac output yang bertanggung
jawab untuk memberikan kandungan nutrisi. Sistem kontrol yang berperan dalam
mempertahankan tekanan darah arteri:
a. Sistem baroreseptor
Baroreseptor pada sinus carotis dan arkus aorta yang akan menyampaikan impuls ke pusat
syaraf simpatitis di medula. Impuls tersebut akan menghambat stimulasi sistem syaraf
simpatetis. Bila tekanan arteri meningkat, maka ujung-ujung baroreseptor akan teregang.
Sehingga bangkit dan menghambat pusat simpatis. Hal ini akan menurunkan tegangan pusat
simpatis, akibatnya frekuensi jantung akan menurun, arterial mengalami dilatasi dan tekanan
arteri kembali ke level awal. Hal yang sebaliknya terjadi bila ada penurunan tekanan
arteri.Baroreseptor mengontrol perubahan sementara dalam tekanan darah.
Renin yang diproduksi oleh ginjal akibat aliran darah ke ginjal, menurun akibatnya
terbentuknya angiotensin I, yang akan berubah menjadi angiotensin II, angiotensin II
meningkatkan tekanan darah dengan mengakibatkan kontraksi arterioral.
Secara tidak langsung merangsang pelepasan aldosteron yang menyebabkan retensi natrium
dan air meningkat dalam ginjal.respon tersebut meningkatkan volume cairan ekstra seluler,
yang pada gilirannya meningkatkan aliran darah yang kembali ke jantung, sehingga
meningkatkan isi sekuncup dan curah jantung.
d. Autoregulasi vaskuler
Mekanisme lain yang mungkin pada hipertensi autoregulasi vaskuler adalah proses yang
memelihara perfusi jaringan tubuh konstan. Bila aliran berubah, proses regulasi mengurangi
tekanan perifer vaskuler sebagai peningkatan aliran. Autoregulasi merupakan mekanisme
penting yang menyebabkan hipertensi akibat kelebihan air dan garam
4. Patofisiologi
Pada mulanya hipertensi esensial atau primer yang belum diketahui secara pasti
penyebabnya.Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
pada pusat vasomotor, pada medula otak.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem syaraf simpatis ke ganglia simpatis.
Neuron preganglia melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut syaraf pasca
ganglia ke pembuluh darah. Kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsangan konstriksi.Pada saat bersamaan dimana, sistem syaraf
simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang mengakibatkan aktivitas vasokonstriksi.Medula adrenal mensekresi epinefrin
yang menyebabkan vasokonstriksi korteks adrenal.Mensekresi kortisol dan steroid lainnya
yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah vasokonstriktor, kuat yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal dan menyebabkan peningkatan
volume intravaskuler.
Sistolik Diastolik
Normal < 120 mmHg dan < 80 mmHg
b. Tachikardia
d. Palpitasi
g. Sukar tidur
7. Pathway
(terlampir)
Jantung dan pembuluh darah memebrikan oksigen dan nutrien setiap sel hidup
diperlukan untuk bertahan hidup. Penurunan fungsi kardiovaskular telah memiliki dampak
pada sistem yang lainnya. Dengan meningkatnya usia jantung dan pembuluh darah
mengalami perubahan baik struktural dan fungsional.
1. Perubahan Struktur
Ukuran jantung seseorang tetap dengan berat badan, adanya suatu hipertrofi atau
atrofi yang terlihat jelas menandakan adanya ketidak normalan. Ukuran ruang-ruang jantung
tidakberubah dengan penuaan. Ketebalan dinding ventrikel kiri cenderung meningkat karena
adanya peningkatan densitas kolagen dan hilangnya fungsi serat-serat elastis.oleh karena itu,
penuaan pada jantung menjadi kurang mampu untuk distensi, dengan kekuatan kontraktil
yang kurang efektif.
Terjadi kekakuan pada sbagian besar pangkal aorta sehingga menyebabkan obstruksi parsial
terhadap aliran darah selama denyut sistole, tidak sempurnanya pengosongan ventrikel dapat
terjadi selama waktu peningkatan denyut jantung ( misalnya demam, stres dan olahraga). Dan
gangguan pada arteri koroner dan sirkulasi sistemik.
Pada usia lanjut sistem aorta dan arteri perifer menjadi kaku dan tidak lurus.
Perunagan ini terjadi karena peningkatan kolagen dan hilangnya serat elastis dalam lapisan
medial atrteri. Sebagai suatu mekanisme kompensasi, aorta dan arteri lain secara progresif
mengalami dilatasi untuk menerima lebih banyak volume darah. Vena menjadi meregang dan
mengalami dilatasi dalam cara yang hampir sama. Katub vena menjadi tidak kompeten atau
gagal untuk menutup secara sempurna.
2. Perunbahan Fungsi
Biodata Klien
1. Nama :Ny. H
2. Umur : 63 tahun
3. Agama : Katolik
4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan :-
1. Nama : Tn. K
2. Pekerjaan : Swasta
Subjektif
Klien mengatakan merasa biasa saja dan baik-baik saja hanya saja tekanan darah klien tinggi
dan klien mengatakan kepala klien pusing serta sering merasa kaku pada leher bagian
belakang.
Tidak,karena Klien sering memeriksakan diri klien ke poli, dan klien tidak mengetahui
pantangan diit darah tinggi yang dideritanya.
Klien mengatakan dipanti klien mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh panti, misalnya
kegiatan kesenian, doa, tetapi klien agak malas berolah raga karena sering merasa capek.
Klien mengatakan saat sakit klien akan memeriksakan diri klien ke Poli, dan rutin minum
obat hipertensi yang diberikan di poli.
Klien mengatakan menyerahkan semua kepada Tuhan atas segala yang terjadi pada dirinya.
ya, klien tidak mengetahui pantangan pada penyakit yang dideritanya (hipertensi).
Ya, karena di Panti terdapat poli dan dapat digunakan klien untuk memeriksakan diri.
9. Apakah lansia mempunyai pengetahuan yang cukup untuk mengambil keputusan tentang
pemeliharaan kesehatan?
Ya, klien berinisiatif pergi ke poli dan meminta obat atas penyakit yang dialaminya.
10. Apakah lansia pernah mengalami kecelakaan atau injuri pada masa lalu?
12. Apakah ada reaksi alergi terhadap obat/makanan/barang-barang tertentu dan lain-lain?
Tidak ada, Klien mengatakan tidak ada alergi terhadap obat-obatan, makanan maupun
barang-barang tertentu.
13. Apakah lansia mempunyai keinginan untuk menjaga atau memelihara kesehatannya?
Klien mengatakan ingin selalu menjaga kesehatannya, klien selalu menjaga kebersihan diri
dan lingkungan, tetapi klien malas berolahraga dan tidak mengatahui diit untuk penderita
hipertensi.
14. Seberapa sering lansia berkunjung ke dokter umum, dokter gigi, atau tenaga kesehatan yang
lain?
15. Apakah lansia mempunyai pengetahuan yang cukup untuk mengambil keputusan tentang
pemeliharaan kesehatannya?
Ya, karena setiap klien merasa sakit klien pasti selalu memeriksakan diri ke poli.
Objektif
1. Bagaimana kebersihan diri lansia (rambut, kulit, mulut dan gigi geligi, gigi palsu, genetalia,
anus)Rambut klien berwarna putih (beruban), pendek, rapi dan bersih klien berwarna putih,
kulit klien tampak elastis. Mulut klien bersih, gigi klien sudah ada yang tanggal, klien tampak
menggunakan gigi palsu.
B. Pola Nutrisi-Metabolik
Subjektif
1. Apa jenis, jumlah dan frekuensi makanan yang dikonsumsi lansia dalam sehari?
2. Apakah ada makanan suplemen, vitamin atau obat-obatan yang terkait dengan nutrisi?
5. Apakah ada kesulitan makan (Nyeri menelan, mual, kembung, sulit menelan, dan lain-lain)?
Tidak, klien mengakan tidak ada kesulitan dalam menelan, klien tidak merasa mual.
Klien mengatakan makan dan minum klien cukup, klien minum 1500ml, klien mengatakan
tidak ada masalah dalam mengeluarkan cairan.
Ya, klien mengatakan merasa berat badan klien naik dari bulan lalu.
Objektif
1. Bagaimana kondisi : rambut, kulit, konjungtiva, palpebra, sclera, gigi geligi, rongga mulut,
gusi, lidah, kelenjar getah bening, status hidrasi?
Kondisi rambut klien baik, sudah berwarna putih, konjungtiva klien normal berwarna pink,
palpebra klien normal tidak ada pembesaran/bengkak, sclera lansia normalberwarna putuh,
gigi geligi klien sudah tidak lengkap dan terlihat menggunakan gigi palsu dan terdapat karang
gigi, rongga mulut bersih dan terlihat lembab, gusi dan lidah klien bersih, tidak ada
pembesaran getah bening, klien tidak mengalami dehidrasi.
Tidak ada acites, peristaltic usus 5 kali permenit, tidak ada nyeri tekan.
3. Kemampuan mengunyah keras?
5. Hasil pemeriksaan Laboraturium dan diagnostic yang terkait dengan kecukupan nutrisi
lansia?
7. Adanya edema?
Ya, klien dapat bergerak bebas tanpa ada hambatan, Integritas kulit?Intgritas kulit klien
elastic.
C. Pola Eliminasi
Subjektif
1. Bagaiman pola BAB: Frekuensi, kontinen/inkontinen, konsistensi, warna, apakah ada nyeri?
Klien mengatakan BAB 2x/hari dengan konsistensi lembek dengan warna kuning, klien juga
mengatakan tidak ada nyeri pada saat BAB.
3. Apakah menggunakan obat-obatan yang terkait dengan BAB (laksantia, supositoria dll) ?
Klien mengatakan tidak menggunakan obat apapun untuk mempelancar BAB klien.
4. Bagaimana pola BAK: frekuensi, kontinen/inkontinen. Warna, oliguri, anoria, jumlah dan
apakah ada nyeri?
Klien mengatakan BAK 5-6x dengan warna kuning dan tidak ada nyeri, namun belakangan
klien sering bangun malam untuk BAK.
5. Apakah mengeluarkan urin atau BAB saat batuk, bersin, atau tertawa?
Klien mengatakan tidak mengeluarkan urin saat tertawa, batuk, ataupun bersin.
Objektif
1. Bagaimana kondisi abdomen, anus, mulut uretra, dan adanya nyeri ketuk ginjal?
Abdomen klien normal tidak terdapat acites, saat ketuk ginjal tidak ada nyeri, anus dan mulut
uretra tidak dikaji.
Tidak ada gangguan pada eliminasi klien, dan tidak ada hasil pemeriksaan laboratorium.
4. Bising usus?
Tidak terkaji.
D. Pola aktivitas-Latihan
Subjektif
1. Bagaiman pola aktivitas/ latihan lansia : jenis aktivitas, frekuensi, lamanya?
4. Apakah ada hambatan fisik dalam melakukan aktivitas dan berupa apa hambtaan tersebut?
5. Alat bantu apa yang diperlukan lansia pada saat beraktivitas, apakah lansia merasa nyaman
dengan alat tersebut?
Tidak, Klien masih terlihat tegap dan seimbang pada saat berjalan.
7. Adakah keluhan sesak, lelah, lemah? Tidak ada keluhan sesak, kelelahan, dan kelemahan
saat beraktivitas.
8. Seberapa jauh dapat melalui aktivitas? Klien mengatakan dapat melakukan aktivitas klien
sampai selesai, dalam melakukan aktivitas apapun, kecuali pada saat berolahraga pagi, klien
sering merasa lelah.
Klien mengatakan tidak mengalami nyeri dada, dan tidak mengalami batuk.
Objektif
1. Apakah lansia memerlukan bantuan orang lain atau alat bantu untuk beraktivitas?
Tidak ada, klien tampak mampu beraktivitas sendiri tanpa bantuan orang lain.
2. Indeks KATZ?
Klien dapatat melakukan semua aktivitas seperti bathing, dressing, toileting, transferring,
continence, dan feeding secara mandiri.
Lingkungan klien cukup aman bagi lansia untuk beraktivitas, karena disetiap lingkunga sudah
terdapat pegangan atau pengamannya, dan pasien tidak mengalami disabilitas apapun.
Kekuatan otot pasien baik yaitu 55555(untuk ekstremitas atas bagian kiri dan kanan) dan
55555(untuk ekstremitas bawah kiri dan kanan)
Ya, klien masih mampu berjalan dan mencuci pakaian klien sendiri, untuk melakukan makan
serta minum juga masih bisa dilakukan secara mandiri oleh pasien.
10. Bagaimana pemeriksaan thoraks dan jantung, serta lengan dan tungkai?
Dari pemeriksaan didapatkan hasil bahwa suara napas klien vesikuler, suara jantung klien
terdengar normal, s1 dan s2, serta tidak terdapat oedema pada ekstremitas klien.
11. Hasil observasi: P, N, TD, JVP, CR, edema perifer. Laboratorium, EKG, dan pemeriksaan
diagnostic lainnya.
Dari hasil observasi didapatkan hasil tekanan nadi klien regular, kuat, N: 80x/menit,
TD:150/90mmhg(hipertensi grad 1), CR 2 detik, tidak terlihat adanya edema perifer. Tidak
ada hasil pemeriksaan apapun.
Dari hasil tes keseimbangan, klien mampu berjalan lurus sejauh 5m pada porslin yang telah
ditunjuk.
15. ROM?
ROM klien aktif baik ekstremitas atas bagian kanan dan kiri, maupun ekstremitas bawah
kanan dan kiri.
Klien terlihat dapat berpindah tempat secara mandiri tanpa bantuan apapun.
Klien mengatakan tidur 7-9 jam perhari dengan jumlah tidur siang 1-2 jam dari pukul 14.00-
16.00 WIB. Dan tidur malam dari jam 22.00-05.00 Wib.
4. Apakah ada laporan dari lansia: pernapasan abnormal, mendengkur terlalu keras, gerakan-
gerakan abnormal pada waktu tidur?
Tidak ada laporan mengenai pernapasan abnormal, mendengkur terlalu keras, gerakan-
gerakan abnormal pada waktu tidur.
5. Apa yang dilakukan lansia sebagai ritual tidur atau upaya untuk meningkatkan kualitas
tidurnya?
Klien mengatakan tidak mengalami gangguan tidur selain sering terbangun untuk BAK.
Objektif
Klien tidak menunjukkan adanya tanda dan gejala akibat kurang tidur.
F. Pola Kognitif-Perseptual
Subjektif
Ya, klien menggunakan kaca mata -2. Digunakan pada saat klien akan membaca.
Klien mengatakan tidak mengalami perubahan dalam memori, baik jangka panjang maupun
jangka pendek.Klien dapat menyebutkan kronologi hidupnya dari masa lalu sampai saat ini.
Klien tidak mengalami disorientasi tempat, waktu, maupun orang. Klien mampu
menyebutkan bahwa klien tinggal dip anti, mampu mengingat nama teman sewisma, dan
mampu menyebutkan bahwa hari ini adalah hari selasa tanggal 16 juli 2013.
Tidak ada perubahan perilaku dari klien baik hiperaktif maupun hipoaktif.
7. Apakah ada perubahan dalam konsentrasi?
Tidak ada perubahan pada konsentrasimklien, klien bisa fokus pada saat berkomunikasi.
8. Apakah gelisah, tidak kooperatif, marah, menarik diri, depresi, halusinasi, delusi?
Klien kooperatif, klien tidak menarik diri, klien tidak mengalami depresi, klien tidak
mengalami halusinasi, dan tidak mengalami delusi. Klien sering marah terhadap anggota
wisma lain yang malas dan tidak memperhatikan kebersihan.
Objektif
Tidak ada perubahan dosis ataupun jenis obat pada klien.Klien mengkonsumsi obat hipertensi
nifedipin, klien mengkinsumsi obat cetrizin, dan obat Piroxicam.
Dari hasil MMSE didapatkan nilai 30 yang artinya status mental pasien normal. Dari hasil
pemeriksaan medic diperoleh hasi TD: 150/90mmHg, dan tidak dilakukan pemeriksaan
laboratorium pada klien.
Lansia tidak tampak bingung pdan tidak ada gangguan konsentrasi pada saat berbicara. Klien
fokus pada apa yang dibicarakan, dan dapat mengikuti semua alur pembicaraan dengan baik.
Tidak ada gangguan pada syaraf cranial klien, klien dapat berbicara dengan jelas (tidak
pelao), klien bisa membedakan
6. Hasil SPMSQ?
Dari hasil pemeriksaan SPMSQ diperoleh hasil 10 yang menunjukkan status mental pasien
utuh.
Subjektif
Ya, klien mengatakan menyerahkan semua kejadian dalam hidupnya kepada Tuhan.
Tidak, klien mengatakan semua kejadian dalam hidupnya sudah menjadi takdir yang harus
diterimanya.
4. Apakah lansia kehilangan sesuatu yang berarti/berpindah tempat/berpisah dengan orang yang
dicintai?
Ya, lansia pernah bercerai dengan suaminya, dan 2 tahun yang lalu anaknya menunggal
sehingga dia harus tinggal dip anti.
Penampilan umum lansia baik, lansia tidak menolak kontak mata dengan perawat.
7. Apakah klien tidak mau melihat pada bagian tubuh yang rusak?
Tidak, lansia menyadari bahwa dalam hidup pasti ada kematian, dan lansia menyadari bahwa
suatu saat dia pasti akan kembali ke Sang Pencipta.
Objektif
Ya, TD:150/90 mmHg. Tetapi tidak ada peningkatan denyut nadi dan pernapasan.
Subjektif
Interaksi antara lansia dan lingkungan kurang baik, lansia sering marah terhadap teman
sewisma karena malas dan tidak menjaga kebersiha.
Ya, sebelum masuk panti, klien mempunyai salon dan usaha travel, sekarang klien tidak
mempunyai peran apapun.
Klien mengatakan pada saat kehilangan orang yang disayang pernah merasa frustasi, namun
seiring berjalannya waktu, klien merasa bahwa apapun yang terjadi merupakan kehendak
yang maha kuasa.
Tidak, klien tidak mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, klien bisa berbicara
menggunakan bahasa Indonesia dengan sangat jelas.
Ya, lansia mengatakan sering memarahi temannya yang malas dan mempunyai pola hidup
yang kotor.
Objektif
1. Dari observasi interaksi antar anggota dilingkungan panti didapatkan bahwa klien terlihat
sering memarahi temannya yang malas dan tidak mau bersih-bersih, namun dengan anggota
yang lainnya klien bersikap biasa saja.
I. Pola Seksual-Reproduksi
1. Adakah perubahan fisiologis yang berdampak pada seksualitas lansia? Tidak terkaji
3. Apa yang dilakukan untuk mengatasi masalah untuk mengatasi masalah akibat menopause?
Tidak ada kerena tidak ada keluhan.
4. Masih adakah minat untuk melakukan hubungan intim dengan pasangan? Tidak terkaji
Subjektif
Klien mengatakan status emosinya baik, tetapi klien akan marah apabila ada hal-hal yang dia
tidak suka msalnya ada anggota wisma yang malas, dan tidak menjaga kebersihan maka klien
akan marah.
Klien mengatakan tidak ada hal-hal yang membuatnya stress akhir-akhir ini.
Klien mengatakan stressor yang terjadi merupakan takdir yang telah ditetapkan Tuhan dalam
hidupnya.
5. Apakah lansia dapat menerima status kesehatannya?
Klien mengatakan menerima apapun yang terjadi dalam hidupnya dan menyerahkan
semuanya kepada Tuhan.
Klien mengatakan tidak pernah mengalami traumatic secara fisik, namun klien pernah
mengalami trauma secara psikis karena pernah cerai dengan suami, dan pernah kehilangan
anaknya sekitar 2 tahun yang lalu.
Objektif
1. Perilaku atau manifestasi psikologis dari mood, afek, kecemasan, dan stress:
Mood klien baik, afek klien sesuai, pada saat senang klien akan tertawa, pada saat berbicara
tentang hal-hal yang sedih klien terlihat murung, klien bersikap tenang tidak menunjukkan
adanya kecemasan terhadap suatu hal, klien tidak tampak stress.
K. Pola Nilai-Kepercayaan
Subjektif
1. Sistem nilai, tujuan, dan keyakinan apa yang dianut oleh lansia?
Klien beragama Katholik, dan mengikuti budaya manado. Klien mengatakan agama yang
dianut, dan kebudayaan tidak mempengaruhi kesehatannya.
Klien mengatakan ke gereja setiap hari minggu, dan selalu mengikuti ibadah di Panti setiap
hari kamis.
5. Apakah sistem tersebut mempengaruhi semua aspek, baik kesehatan, atau koping terhadap
stress?
Ya, klien mengatakan dengan banyak berdoa pikiran menjadi tenang dan merasa lebih dekat
dengan Tuhan.
6. Apakah lansia marah kepada Tuhan ketika mengalami sakit atau gangguan?
Tidak, namun klien lebih mendekatkan diri kepada Tuhan agar diberi kekuatan dalam
menjalankan semua rintangan yang dihadapi.
Tidak, klien mengatakan tidak megalami halangan apapun dalam melakukan kegiatan ibadah.
Objektif
1. Observasi adanya alat-alat untuk ibadah: klien tampak memiliki Kitabsuci untuk berdoa dan
membaca firman.
ANALISA DATA
PRIORITAS DIAGNOSA
1. Kurang pengetahuan b.d Kurangnya keinginan untuk mencari informasi , kurang informasi
2. Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d Intake yang berlebih terhadap
kebutuhan metabolism tubuh
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI I
12.20
12.25
12.30
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI II
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan membahas permasalahan yang ditemukan pada pasien.
Asuhan keperawatan pada Ny.H (lansia dengan hipertensi)di wisma Wukiratawu PSTW unit
Abiyoso.Didalam melakukan pengkajian, masalah yang ditemukan pada pasien ada sedikit
perbedaan antara teori dan praktek. Adapun lingkup pembahasan kasus ini sesuai dengan
proses keperawatan yaitu : Pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi
dan evaluasi.
A. PENGKAJIAN
Dari hasil pengkajian pasien penulis mendapatkan data bahwa pasien kurang
mengetahui diit yang tepat untuk hipertensi yang dideritanya.Selain itu, penulis juga
menemukan data mengenai BB klien, dimana dari data yang didapat, klien memiliki BB yang
lebih dari normal.
Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa apa yang dialami lansia hamper sama
dengan yang dialami orang lain pada umumnya yaitu memiliki pengetahuan yang kurang dan
memiliki BB yang berlebih. Pada Ny. H tidak ditemukan adanya tanda dan gejala yang
dialami oleh para lansia lainnya dimana menurut teori, lansia pada umumnya memiliki
penurunan berbagai fungsi organ seperti kognitif, gastrointestinal dan lain-lain, namun tidak
pada Ny. H.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan pengumpulan analisis data, penulis mendapatkan dua diagnose pada Ny.
H yaitu kurang pengetahuan, dan BB lebih dari kebutuhan tubuh. Dari diagnose yang muncul
tidak ada hubungan dengan proses degenerative, hal ini menunjukkan bahwa pada Ny. H
belum terjadi proses degenerative walaupun sudah tergolong dalam lansia. Hal ini sudah
sangat jelas tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pada lansia terdapat
degenerative pada fungsi organ.
C. PERENCANAAN
Perencanaan yang dilakukan adalah untuk mencapai tujuan dan sasaran untuk Ny.H
dengan dua masalah penulis menyusun rencana sebagai berikut :
DP 1: Kurang pengetahuan b.d Kurangnya keinginan untuk mencari informasi , kurang informasi
2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan
fisiologi, dengan cara yang tepat.
3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat.
DP2: Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d Intake yang berlebih terhadap
kebutuhan metabolism tubuh
1. Diskusikan bersama pasien mengenai hubungan antara intake makanan, latihan, dan
penurunan BB
2. Diskusikan bersama pasien mengenai kebiasaan, gaya hidup dan factor herediter yang dapat
mempengaruhi BB.
3. Diskusikan bersama pasien mengenai risiko yang berhubungan dengan BB berlebih dan
penurunan BB.Perkirakan BB badan ideal pasienBeri pujian/reward saat pasien
beraktivitas/olahraga untuk menurunkan BB
D. IMPLEMENTASI
E. EVALUASI
Setelah penulis melakukan tindakan keperawatan selama 1 hari kepada Ny. H untuk
mengatasi masalah tingkat pengetahuan klien, penulis menyimpulkan tingkat pengetahuan
klien bertambah, sedangkan untuk mengatasi masalah nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
belum tampak kemajuan yang berarti.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan pada mahasiswa dan pembaca adalah:
2. Proses penuaan yang dialami dapat menimbulkan berbagai masalah fisik, psikis dan sosial
bagi pasien dan keluarga. Oleh karena itu perawat sebaiknya meningkatkan pendekatan-
pendekatan melalui komunikasi terapeutik, sehingga akan tercipta lingkungan yang nyaman
dan kerja sama yang baik dalam memberikan asuhan keperawatan gerontik.
3. Perawat sebagai anggota tim kesehatan yang paling banyak berhubungan dengan pasien
dituntut meningkatkan secara terus menerus dalam hal pemberian informasi dan pendidikan
kesehatan sesuai dengan latar belakang pasien dan keluarga.
4. Dalam penulisan makalah ini penujlis menyadari banyak sekali kekurangan, oleh karena itu,
koreksi dari berbagai pihak sangat dibutuhkan.