Sie sind auf Seite 1von 6

Yunani Setyandriana, Vitrektomi pada Pasien ...

Vitrektomi pada Pasien dengan Retinopati Diabetik

Vitrectomy in Patients with Diabetic Retinopathy

Yunani Setyandriana
Bagian Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Email: dr_nanaspm@yahoo.co.id

Abstract

Retinopathy is a primary morbidity occurring in retinopathy diabetic patients and may


cause blindness. The failure of laser treatment to stop the new neovascularization may result in
severe vision damage. Vitrectomy is indicated in severe vision patients to improve their vision.
The aims of the study were to discuss vitrectomy in diabetic retinopathy patients, refresh the
knowledge on how and when Vitrectomy should be performed, and to understand the side effect
in order to obtain optimal vision improvement. The method is literature study. Progressive
fibrovascular proliferation in diabetic retinopathy patients may lead to retinal detachment. The
detachment of posterior retinal without involvement of fovea can be observed. However, if
fovea is involved, vitrectomy is indicated. If adequate Laser fails due to media opacity, cataract
surgery may be performed. Laser photocoagulation can be conducted a few days postsurgery.
Alternatively, both vitrectomy and endolaser may be recommended along with lensectomy and
intraocular lens implantation. Diabetic Retinopathy Vitrectomy Study(DRVS) concluded:1) in
severe vitreous bleeding eyes, early vitrectomy may result in improved vision despite the high
risk of vision loss which needs to be considered.2)In the IDDM patients, especially those
with severe vitreous bleeding, early vitrectomy is more beneficial and may have a good result.
Postoperative complications may occur including retinal detachment, vitreous bleeding,
rubeosis iridis, and other types of complications, which require further considerations for
optimal result.The prognosis after vitrectomy depends on the macular function. Surgery for
vitreous bleeding without macula detachment generally brings a good result.

Key words: Diabetes Mellitus, Diabetic Retinopathy, DRVS, IDDM, vitrectomy, rubeosis iridis.

Abstrak

Retinopati merupakan penyebab morbiditas utama pada pasien diabetes dengan akibat
akhir yang paling ditakuti adalah kebutaan. Kegagalan terapi laser untuk menghentikan
proliferasi pembuluh darah baru dapat menyebabkan kerusakan penglihatan yang parah. Pada
pasien dengan kerusakan penglihatan yang berat, vitrektomi merupakan terapi yang dapat
diharapkan untuk memperbaikinya. Kajian ini membahas tentang vitrektomi pada retinopati
DM, menyegarkan pengetahuan kita tentang bagaimana dan kapan vitrektomi dilaksanakan serta
mengerti efek yang terjadi supaya didapatkan perbaikan penglihatan yang seoptimal mungkin.
Proliferasi fibrovaskular yang progresif pada diabetes dapat mengakibatkan lepasnya retina.
Lepasnya bagian posterior tanpa melibatkan fovea dapat tetap stabil dan harus diobservasi,
namun begitu fovea terlibat, vitrektomi merupakan indikasi. Jika fotokoagulasi panretinal yang
adekuat tidak dapat dilakukan karena opasitas media, pembedahan katarak dapat dilakukan, dan
fotokoagulasi laser dapat dilakukan setelah beberapa hari pasca pembedahan. Sebagai alternative,
vitrektomi dan endolaser dapat dilakukan bersama dengan lensektomi dengan pemasangan lensa

80
Mutiara Medika
Vol. 10 No. 1:80-85, Januari 2010

intraocular. Penelitian DRVS menyimpulkan: 1) untuk mata dengan perdarahan vitreus berat,
vitrektomi awal menghasilkan tajam penglihatan yang lebih baik, meskipun risiko lebih banyak
kehilangan visus sampai tidak didapatkan persepsi cahaya harus dipikirkan. 2) pasien dengan
IDDM, khususnya dengan perdarahan vitreus berat, vitrektomi awal lebih menguntungkan dan
menghasilkan pemulihan tajam penglihatan yang baik. Komplikasi post operasi dapat terjadi,
diantaranya yaitu pelepasan retina, perdarahan vitreus, rubeosis iridis, dan komplikasi lain
harus pula dipikirkan lebih lanjut supaya didapatkan hasil yang optimal. Disimpulkan bahwa
prognosis penglihatan setelah vitrektomi tergantung pada fungsi macula. Pembedahan untuk
perdarahan vitreus tanpa pelepasan macula biasanya menghasilkan ketajaman penglihatan yang
baik.

Kata kunci: Diabetes Melitus , Retinopati Diabetik, DRVS, IDDM, vitrektomi, rubeosis iridis.

Pendahuluan Retinopati Diabetik Proliferative (RDP).


Sangatlah penting untuk mendapatkan
Diabetes mellitus adalah sekelompok diagnosis yang akurat mengenai tingkat
kelainan metabolik dengan satu manifestasi retinopati diabetik pasien, supaya dapat
umum, yaitu hiperglikemia. Hiperglikemia menentukan terapi yang tepat pada pasien.8
yang kronis dapat menyebabkan kerusakan Penanganan pada pasien dengan
pada mata, ginjal, saraf, jantung, dan retinopati diabetika diantaranya adalah
pembuluh darah.1 dilakukannya Fotokoagulasi Laser, yang
Retinopati diabetes merupakan merupakan terapi primer untuk retinopati
respon target organ terhadap penyakit lanjut. Laser ini dilakukan dalam keadaan
sistemik dan hanya merupakan salah satu pasien sadar dan nyaman, membutuhkan
dari berbagai komplikasi makrovaskular waktu sekitar 30 menit dan pasien dapat
dan mikrovaskular dari diabetes mellitus.2 segera pulang.9 Efikasinya telah dibuktikan
Retinopati diabetes disebabkan oleh dalam penelitian Retinopati diabetik dimana
mikroangiopati yang berefek pada arteriol 1758 pasien diabetes yang mengalami
prekapiler, kapiler, dan venula pada retina. retinopati lanjut secara acak dilakukan
Kerusakan disebabkan oleh kebocoran fotokoagulasi panretinal pada satu mata.
mikrovaskular karena rusaknya barier dalam Risiko kumulatif hilangnya penglihatan yang
darah-retina dan sumbatan mikrovaskular.3 parah dalam 6 tahun berkurang lebih dari
Retinopati merupakan penyebab 50% pada mata yang diterapi.6
utama morbiditas pasien dengan diabetes. Beberapa pasien dengan retinopati
Dalam 20 tahun, retinopati terjadi pada proliferative yang parah dapat mengalami
hampir semua pasien dengan diabetes tipe perdarahan yang luas atau lepasnya
I dan 50-80% pada pasien diabetes tipe retina yang dapat menyebabkan kebutaan.
2.4 Pasien dengan retinopati diabetik akan Pembedahaan vitrektomi dapat dilakukan
dapat mengalami gejala penglihatan kabur untuk memulihkan penglihatan dengan
sampai kebutaan.5 Insidensi kebutaan mengambil perdarahan dan jaringan yang
karena diabetes telah dilaporkan 64 per mengalami perdarahan.9 Pengambilan
100.000 populasi diabetik/tahun.6 cairan vitreus yang opak diikuti fotokoagulasi
Faktor risiko bagi perkembangan dan retina dapat memulihkan beberapa fungsi
progresivitas retinopati diabetik adalah: penglihatan, namun waktu yang tepat
1) Durasi diabetes, 2) kontrol gula darah, untuk intervensi ini sangatlah kritis. Untuk
3) keterlibatan ginjal, 4) proteinuria, 5) melakukan pembedahan sebaiknya
mikroalbuminuria, 6) hipertensi sistemik, dan tidak menunggu traksi dari macula dan
7) kehamilan.7 Retinopati diabetik secara berkembangnya perdarahan vitreus yang
umum diklasifikasikan sebagai Retinopati merupakan indikasi vitrektomi yang paling
Diabetik Non Proliferative (RDNP) dan banyak. Pada pasien dengan kerusakan

81
Yunani Setyandriana, Vitrektomi pada Pasien ...

panglihatan yang berat, vitrektomi pemulihan penglihatan secara cepat,


merupakan terapi yang dapat diharapkan yang sangat penting pada pasien yang
untuk memperbaikinya.6 tidak memiliki penglihatan baik pada mata
Tujuan dari penulisan makalah ini lainnya.8
adalah untuk membahas tentang vitrektomi Proliferasi fibrovaskular yang progresif
pada retinopati diabetic, menyegarkan pada pasien diabetes dapat mengakibatkan
pengetahuan kita tentang bagaimana lepasnya retina. Jika lepasnya bagian
dan kapan vitrektomi dilaksanakan posterior tanpa melibatkan fovea, dapat
serta mengerti efek yang terjadi supaya kita lakukan observasi. Namun begitu
didapatkan perbaikan penglihatan yang fovea terlibat, vitrektomi harus dilakukan
seoptimal mungkin. secepatnya, karena perubahan degenerasi
yang terjadi pada retina yang lepas dapat
Diskusi menghalangi pulihnya penglihatan setelah
terapi. Tarikan vitreus dan kontraksi
Vitrektomi diperkenalkan pertama kali membran dapat mengakibatkan lubang pada
oleh Machemer pada tahun 1970an sebagai retina dan lepasnya retina kombinasi traksi
metode untuk mengambil perdarahan dan rhegmatogen. Pada kondisi seperti ini
vitreus.8 Pada saat itu indikasi utama perlu dilakukan tindakan vitrektomi pars
dilakukan vitrektomi adalah mata dengan plana.8
perdarahan vitreus yang parah yang tidak Beberapa pasien bisa mengalami
dapat hilang spontan setelah 1 tahun dan katarak dan penyakit proliferative. Jika
lepasnya retina pada macula sentral. fotokoagulasi panretinal yang adekuat
Namun dengan berkembangnya teknik tidak dapat dilakukan karena opasitas
dan instrument, indikasi vitrektomi menjadi media, maka pembedahan katarak dapat
semakin luas.10 dilakukan, dan fotokoagulasi laser dapat
Tujuan utama pembedahan dilakukan dalam beberapa hari setelah
vitrektomi secara khusus pada retrinopati pembedahan katarak. Harus diingat bahwa
diabetik adalah mendapatkan ketajaman proliferasi justru bisa berkembang cepat
penglihatan yang berguna. Tujuan penting setelah pembedahan katarak. Sebagai
lainnya adalah mencegah perkembangan alternative dapat dilakukan vitrektomi pars
lebih lanjut proses neovaskular diabetik plana dengan endolaser bersama dengan
sehingga mendapat keberhasilan secara lensektomi (melalui pars plana atau limbus)
fungsional maupun anatomikal dalam dengan pemasangan lensa intraocular.8
jangka panjang.10,11 Seiring dengan berkembangnya
Diabetic Vitrectomy Study Group teknik vitrektomi dan berkurangnya
mempelajari waktu vitrektomi dan efeknya frekuensi kejadian komplikasi yang serius,
pada penglihatan serta komplikasinya. ada beberapa indikasi yang ditambahkan.
Dalam penelitian ini dimasukkan pasien Indikasi yang disarankan tersebut meliputi
dengan perdarahan vitreus yang parah (visus traksi diskus, peripapilari retina, atau
<5/200) dan membandingkan vitrektomi dini macula yang mengubah struktur ini
(setelah 1 bulan) dengan vitrektomi lambat sehingga menyebabkan pengurangan
(setelah 1 tahun). Pada pasien DM tipe 1, tajam penglihatan yang substansial,
vitrektomi dini menawarkan kesempatan proliferasi fibrous opak di depan makula,
pemulihan penglihatan yang lebih baik. Pada dan perdarahan preretinal yang luas.10
pasien DM tipe 2 dan tipe campuran, hasil Dua teknik utama dalam melakukan
penglihatan sama saja antara vitrektomi dini vitrektomi adalah :1)teknik segmentasi, dan
dan lambat. Penelitian ini dilakukan tanpa 2) teknik delaminasi dan reseksi en bloc.
standarisasi manajemen fotokoagulasi Pada kedua teknik ini vitreus diambil untuk
endolaser sehingga validitas kesimpulannya visualisasi dan untuk menciptakan ruang
masih dipertanyakan. Meskipun demikian, berisi cairan di posterior lensa. Harus diingat
vitrektomi dini memberikan kesempatan bahwa masing-masing teknik mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Teknik

82
Mutiara Medika
Vol. 10 No. 1:80-85, Januari 2010

segmentasi tidak disukai karena tidak dapat retina yang mengkerut. Komplikasi yang
mengambil jaringan proliferative dari retina dapat terjadi adalah NVG, perdarahan
secara lengkap sehingga memungkinkan ekspulsive, oklusi arteri retina, dan migrasi
terjadinya perdarahan rekuren atau PFC subretina. Namun demikian injeksi
proliferasi membran. Sedangkan teknik yang dilakukan dengan hati-hati dapat
diseksi horizontal (delaminasi) tidak disulkai mencegah komplikasi tersebut.14
karena sering terjadinya perubahan retina Keberhasilan vitrektomi pada RDP
dan peningkatan perdarahan intraocular.8 telah mengalami peningkatan dalam 2
Diatermi dapat digunakan untuk dekade terakhir. Hasil pembedahan pada
mempertahankan homeostatis, dan pasien dengan perdarahan vitreus saja
perdarahan yang banyak dapat dikontrol menunjukkan bahwa 71-78% pasien
dengan memasukkan cairan. Cairan ataupun mengalami perbaikan penglihatan dalam 6
gas dapat didrainase pada subretinal, bulan setelah vitrektomi, dan 76% pasien
digunakan pada kasus ablasio retina memiliki ketajaman penglihatan 5/200 atau
dengan robekan di posterior. Panretinal lebih. Untuk pasien dengan pelepasan
endofotokoagulasi dilakukan bila terdapat retina traksi yang melibatkan fovea, 57-75%
pasien mengalami perbaikan visus, dengan
neovaskularisasi aktif atau neovaskularisasi
20/200 atau lebih dalam 6 bulan pada 40-
iris preoperative atau jika panretinal
54% pasien.8
fotokoagulasi tidak dilakukan sebelum
Sebuah percobaan pada 370 mata
pembedahan, dan dapat pula dilakukan
yang mengalami perubahan retina lanjut
untuk menterapi ablasi retina iatrogenic. menunjukkan bahwa jika vitrektomi ditunda
Kriopexi transcleral masih tetap merupakan sampai pelepasan retina sentral terjadi,
alat yang bermanfaat bila terdapat ablasio maka hanya 28% mata memiliki tajam
retina ekstensiva atau jika penglihatan penglihatan 10/20 atau lebih baik dalam
fundus hilang. Tampon intraocular dengan 4 tahun. Angka keberhasilan meningkat
udara, gas, atau minyak silikon digunakan sampai 44% jika vitrektomi dilakukan pada
pada kasus-kasus ablasio retina.8 stadium awal.4
Minyak silikon pertama kali digunakan Penelitian pertama yang dilakukan
pada vitrektomi diabetik primer pada era oleh Diabetic Retinopathy Vitrectomy Study
1979-84 sebelum endolaser diperkenalkan. (DRVS), meneliti tentang tajam penglihatan
Minyak silikon sebagai tamponade pada RDP berat dengan terapi konfensional
intraocular memudahkan retina selama 2 tahun, dilakukan pada 744 mata.
menempel kembali. Minyak silikon Penurunan tajam penglihatan lebih sering
mengkompartementalisasi mata dialami pada tahun pertama follow up
dan berperan dalam menghambat dibanding tahun kedua. Setelah 2 tahun,
neovaskularisasi progresif pada segmen visus kurang dari 5/200 didapatkan pada
anterior dengan mencegah difusi substansi 45% mata dengan pembuluh darah baru
angiogenik, serta mencegah hipotoni dan lebih dari 4 disc area dan hanya 14%
ptisis bulbi subsekuent. Oleh karena itu visus 10/30-10/50 dengan ablasio retina
pemakaian minyak silikon dianjurkan pada traksional tanpa melibatkan macula dan
ablasio retina yang kompleks dan RDP tidak didapatkan pembuluh darah baru
berat.8,12,13 yang aktif. Vitrektomi dilakukan hanya jika
terdapat ablasio retina yang melibatkan
Selain minyak silikon, pemakaian
macula sentral atau jika perdarahan vitreus
cairan perfluorokarbon (PFC) mulai
berat gagal diserap dalam waktu 1 tahun,
diperkenalkan pada tahun 1987oleh Chang
yang dialami oleh 25% mata setelah 2 tahun
untuk terapi Giant retinal Tears, RD dengan follow up.15
Proliferative Vitreo Retinopathy (PVR), Suatu penelitian dilakukan pada 223
dan ablasio retina traumatik. Imamura dkk. pasien (153 pasien perdarahan vitreus,
melaporkan tentang penggunaan PFC pada 58 pasien ablasio retina traksional, dan
operasi vitrektomi pada RDP, disimpulkan 12 dengan macula traksional) dilakukan
bahwa PFC berguna selama vitrektomi pada kombinasi fakoemulsifikasi dengan
RDP berat, khususnya untuk meratakan pars plana vitrektomi pada pasien RDP,

83
Yunani Setyandriana, Vitrektomi pada Pasien ...

dilakukan follow up selama 10 bulan. Tajam Mata dengan perdarahan vitreus berat,
penglihatan dan komplikasi dilaporkan. vitrektomi awal menghasilkan perbaikan
Didapatkan kesimpulan bahwa operasi tajam penglihatan. Pasien dengan IDDM,
kombinasi tersebut dapat meningkatkan khususnya dengan perdarahan vitreus berat,
tajam penglihatan dan dapat mencegah vitrektomi awal lebih menguntungkan, yang
operasi ulangan untuk katarak post menghasilkan pemulihan tajam penglihatan
vitrektomi.16 yang baik.
Vitrektomi pada retinopati diabetik Operasi kombinasi fakoemulsifikasi
dilakukan pada 9 pasien (6,9%) dari 129 dengan insersi PCIOL dan pars plana
pasien di RS mata DR YAP. Ablasio retina vitrektomi dapat dilakukan untuk pasien
terjadi pada 2 pasien dan laser dilakukan dengan PDR dan dapat mencegah operasi
pada 7 pasien. Setelah dilakukan operasi, ulangan untuk katarak postvitrektomi,
2 pasien dilakukan ekstraksi katarak dan 2 disamping dengan meningkatkan/
pasien dilakukan facoemulsifikasi. Visus post memperbaiki tajam penglihatan awal .
operasi meningkat pada 4 pasien (44,4%), Komplikasi utama vitrektomi yang bisa
tidak berubah pada 2 pasien (22,2%), dan terjadi yaitu perdarahan vitreus, pelepasan
3 pasien (33,3%)mengalami penurunan retina, katarak, dan rubeosis iridis, dan
visus. Pada penelitian case series ini komplikasi lain harus pula dipikirkan untuk
dinyatakan bahwa separuh pasien yang mendapatkan hasil akhir yang memuaskan.
menjalani operasi vitrektomi menunjukkan
peningkatan tajam penglihatan.17 Daftar Pustaka
Komplikasi operasi vitrektomi dapat
terjadi dini (dalam minggu pertama) atau 1. Mayfield J. 1998. Diagnosis and
lambat (beberapa minggu atau bulan Classification of Diabetes Mellitus: New
kemudian). Komplikasi mayor yang Criteria, American Familly Physician.
dihadapi setelah vitrektomi diabetic adalah 2. Aillo L., Cahill M.M.J. 2001. Systemic
perdarahan vitreus, lepasnya retina, katarak, Consideration in the Management of
dan rubeosis iridis. Reoperasi dibutuhkan Diabetic retinophathy; American Journal
pada 10-30% kasus. Indikasi reoperasi of Ophthalmology. 132:760-776
yang terpenting adalah perdarahan vitreus, 3. Watkins, Peter J. 2003. ABC of Diabetes
yang biasanya nampak pada hari-hari awal Retinophathy: Clinical Review, British
setelah operasi pertama.18,19,20 Madical Journal. 326:924-926
Komplikasi lain yang jarang namun 4. McCulloch, David K. 2004. Up To Date,
dapat terjadi yaitu peningkatan tekanan Screening for and treatment of diabetic
intraocular, katarak,hifema, defek retinopathy. 12;1.
kornea,lepasnya retina total, dan kebocoran 5. Waspadji, S. 1996. Buku Ajar Ilmu
minyak silicon di bawah retina. Infeksi seperti Penyakit Dalam, edisi 3, Jakarta,
Endoftalmitis dan oftalmia simpatika dapat Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
pula terjadi dan harus segera terdiagnosis Universitas Indonesia.
dan ditangani secara darurat.18 6. Guzey, Mustafa, Muftuoglu, Gulipek.
2001. Pars Plana Vitrectomy for High
Kesimpulan Risk Severe Proliferative Diabetic
Retinopathy: Anatomical and Functional
Retinopati merupakan penyebab Outcomes, Turkish Journal of
morbiditas utama pada pasien diabetes Endocrinology and Metabolism, 1:31-38
dengan akibat akhir yang paling ditakuti 7. Prasad, S. 2004. Screening for Diabetic
adalah kebutaan. Pembedahan vitrektomi Retinopathy: An Overview.
secara khusus pada retinopati diabetik 8. Alberd, Daniel M. 1988. Jakobiec,
bertujuan mendapatkan ketajaman Frederick A, Robinso. 2004. Principles
penglihatan yang berguna. and Practice of ophthalmology. W.B.

84
Mutiara Medika
Vol. 10 No. 1:80-85, Januari 2010

Saunders Company; vol.2. Repord Number 1, Ophthalmology


9. Anonim. 2004. What You Should Know Journal 92:494-502.
About Diabetic Retinopathy. http:// 16. Laney J.M., Francis R.R., Kearney J.J.
www.nei.nih.gov. 2003. Combining Phacoemulsification
10. Anonym. 2004. Eye procedures http:// with pars plana Vitrectomy in patiens
www.nlm.nih.gov/medicineplus. with Proliferative Diabetic Retinopathy:a
11. Meredith T.A.1994. Current Indications series of 223 cases. Ophthalmology
for Diabetic Vitrectomy in medical and 110(7):1335-9.
Surgical Retina, St. Louis, Mosby, 290- 17. Afifudin M., Saraswati D.D., Agni A.N.
303 2005. The Outcome of Vitrectomy in
12. Castelarin, Grigorian, Bhagat, Zarbin. Patients with Diabetic Retinopathy.
2003. Vitrectomy with Silicon Oil Infusion Proceeding of the 31st Annual
in severe diabetic Retinopathy, British meeting Indonesian Ophthalmologist
Journal of Ophthammology. 87:318-321 Association. Jakarta.
13. Mc Leod. 2003. Silicon oil in Diabetic 18. Bouchard O., Zech J.C., Trepsad C.
Vitrectomy. British Journal of 1997. Vitrectomy and proliferative
Ophthalmology. 87:1300-07 Diabetic Retinopathy, J FR Ophthalmol.
14. Imamura, Minami, Ueki, Satoh, Ikeda. 20:263-270.
2003. Use of Perfluorocarbon liquid 19. West J.F., Gregor Z.J. 2002. Fibrovascular
during Vitrectomy for severe Proliferative Ingrowth and Recurrent Hemorrhage
Diabetic Retinopat:563-66 Following Diabetic Vitrectomy, British
15. The Diabetic Retinopathy Vitrectomy Journal of Ophthalmology. 84:822-825
Study Research Group: Two years 20. Helbig, H., Kellner, U., Bornfeld,
course of visual acuity in Severe N., Foester, M.H. 1998. Rubeosis
Prliferative Diaabetic Retinopathy with Iridis After Vitrectomy for Diabetic
conventional management. 1985. retinopathy, GrafeArch clin Exp
Diabetic Retinopathy Vitrectomy Study Ophthalmol.236:730-33

85

Das könnte Ihnen auch gefallen